“Ketahuilah, sesungguhnya pada setiap jasad ada sekerat daging, apabila dia baik maka baik seluruh anggota jasad, apabila dia jelek maka jelek semua anggota jasad, ketahuilah dialah hati.” (HR. Bukhori)
Muqaddimah
Setiap manusia tentu
memiliki hati. Hati inilah yang mempengaruhi tabiat dan sifat seseorang.
Apabila hati ini baik, maka manusia tersebut akan memiliki sifat yang terpuji.
Namun jika hati yang dimiliki seorang manusia telah penuh dengan niat jahat,
dapat dipastikan bahwa tingkah laku orang tersebut tidak akan jauh dari
tindakan yang merugikan orang lain.
Islam adalah agama yang sempurna hal ini telah
dinyatakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam
firman-Nya: “….Pada hari ini telah aku sempurnakan bagimu agamamu, dan aku
cukupkan nikmat-Ku padamu, dan Aku Ridho Islam sebagai agamamu.” Maka dari itu
semua perkara yang berhubungan dengan manusia dan umat islam telah sempurna
terbahas. Termasuk masalah kesehatan, upaya menjaga kesehatan, upaya mencegah
terjadinya penyakit, upaya mengobati dan upaya mencegah penyakit menjadi
semakin parah telah dibahas pokok-pokoknya di dalam Al-Qur’an maupun Hadits.
Berdasarkan Al-Qur’an dan hadist, menurut
bahasan para Ulama’ seperti Ibnul Qayyim al-Jauziyah, Penyakit dibagi menjadi 2
macam:
1. Penyakit hati
Penyakit hati terdiri dari penyakit Syubhat dan
Penyakit Syahwat. Obatnya adalah ilmu (iman) dan Kesabaran.
2. Penyakit Jasmani
Sakit yang menimpa jasmani seseorang. maka
obatnya ada yang telah disebutkan di dalam al-Quran dan al-Hadits, dan ada pula
yang diketahui obatnya oleh para peneliti obat.
Sifat Dan Perubahan
Hati
Perubahan sifat yang ada dalam hati ini terjadi dengan sangat cepat. Semua itu terjadi semata karena kekuasaan yang dimilii Allah SWT. Dia-lah yang membolak-balikkan hati manusia sesuai dengan kehendak-Nya. Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut:
“Dinamakan hati (al-qolbu) karena cepatnya berubah.”(HR. Ahmad)
“Perumpamaan hati adalah seperti sebuah bulu di tanah lapang yang diubah oleh hembusan angin dalam keadaan terbalik.” (HR. Ibnu Abi Ashim)
“Sesungguhnya hati-hati anak Adam berada di antara dua jari-jari Alloh layaknya satu hati, Dia mengubah menurut kehendak-Nya.” (HR. Muslim)
“Ya Alloh, Dzat yang membolak-balikkan hati, condongkanlah hati kami untuk selalu taat kepada-Mu.” (HR. Muslim)
Perubahan sifat yang ada dalam hati ini terjadi dengan sangat cepat. Semua itu terjadi semata karena kekuasaan yang dimilii Allah SWT. Dia-lah yang membolak-balikkan hati manusia sesuai dengan kehendak-Nya. Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut:
“Dinamakan hati (al-qolbu) karena cepatnya berubah.”(HR. Ahmad)
“Perumpamaan hati adalah seperti sebuah bulu di tanah lapang yang diubah oleh hembusan angin dalam keadaan terbalik.” (HR. Ibnu Abi Ashim)
“Sesungguhnya hati-hati anak Adam berada di antara dua jari-jari Alloh layaknya satu hati, Dia mengubah menurut kehendak-Nya.” (HR. Muslim)
“Ya Alloh, Dzat yang membolak-balikkan hati, condongkanlah hati kami untuk selalu taat kepada-Mu.” (HR. Muslim)
MacamnyaPenyakit
Hati
فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ
فَزَادَهُمُ اللّهُ مَرَضاً وَلَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu
ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka
berdusta. Al-Baqarah : 10
Sesungguhnya penyakit hati itu
adalah sifat – sifat yang buruk yang ada didalam hatinya, dan sekalian
keburukan itu adalah kendali dirinya sehingga ia terombang ambing di derunya
gelombang pasang samudera kehidupan dunia yang fana ini.
Dan berikut adalah penyakit hati
manusia :
1. Iri
وَلاَ تَتَمَنَّوْاْ
مَا فَضَّلَ اللّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُواْ
وَلِلنِّسَاء نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُواْ اللّهَ مِن فَضْلِهِ إِنَّ
اللّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً ﴿٣٢
Dan janganlah kamu iri hati terhadap
apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian
yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian daripada apa yang mereka
usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka
usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. An-Nisaa:32
2. Dengki
وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ
أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّاراً حَسَداً
مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُواْ وَاصْفَحُواْ
حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿١٠٩
Sebahagian besar Ahli Kitab
menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu
beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata
bagi mereka kebenaran. Maka ma`afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah
mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Al-Baqarah:109.
كَانَ النَّاسُ أُمَّةً
وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ وَأَنزَلَ مَعَهُمُ
الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُواْ فِيهِ وَمَا
اخْتَلَفَ فِيهِ إِلاَّ الَّذِينَ أُوتُوهُ مِن بَعْدِ مَا جَاءتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ
بَغْياً بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ لِمَا اخْتَلَفُواْ فِيهِ مِنَ
الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللّهُ يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
﴿٢١٣
Manusia itu adalah umat yang satu.
(Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai pemberi
kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab
dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang
mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang
yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka
keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka
Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang
mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk
orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. Al-Baqarah: 213
3. Fitnah
وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ
Dan berbuat fitnah lebih besar
(dosanya) daripada membunuh. Al-Baqarah : 217
4. Khianat
يَعْلَمُ خَائِنَةَ
الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ
Dia mengetahui (pandangan) mata yang
khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati. Ghafir : 019.
5. Mengeluh
إِنَّ الْإِنسَانَ
خُلِقَ هَلُوعاً
Sesungguhnya manusia diciptakan
bersifat keluh kesah lagi kikir. Al – Ma’aarij : 19
6. Pendusta
فَمَنِ افْتَرَىَ
عَلَى اللّهِ الْكَذِبَ مِن بَعْدِ ذَلِكَ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Maka barangsiapa mengada-adakan
dusta terhadap Allah sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zalim. Ali –
Imraan : 094.
7. Cinta Dunia
seorang manusia yang mencintai
dunia, niscaya ia akan melupakan akhirat
sedang hatinya berharap-harap jauh dari kematian lagi takut tibanya masa dimana
malaikat merenggut nyawanya.
Firman ALLAH Ta’ala :
أُولَـئِكَ الَّذِينَ
اشْتَرَوُاْ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالآَخِرَةِ فَلاَ يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ
وَلاَ هُمْ يُنصَرُونَ
Itulah orang-orang yang membeli
kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa
mereka dan mereka tidak akan ditolong. Al-Baqarah : 86.
8. Ego
Inilah penyakit hati yang kerap
menggerogoti hati manusia yang lebih mementingkan dirinya sendiri dari sekalian
perkara manusia yang lain dalam urusan duniawinya.
Dari Abu Hurairah r.a. katanya:
“Bersabda Rasulullah SAW: “ Tiga macam orang bukan saja tidak akan mendapat
layanan dan ampunan pada hari kiamat kelak, bahkan akan mendapat siksa yang
pedih, yaitu seorang yang mempunyai kelebihan air di tengah padang pasir,
sedangkan ia tidak mau memberikannya kepada orang yang kehausan, seorang yang
menjajakan barang dagangannya sesudah lewat waktu Asar sambil bersumpah dusta
bahawa pokoknya sekian-sekian dan dipercayai oleh si pembeli dan seorang lagi
yang membai’at pemimpin hanya untuk maksud manfaat keduniaan; apabila kelak
maksudnya tercapai, ia patuh dan jika tidak, ia mungkir (berpaling tadah).”(Muslim)
9. Lalai
وَاذْكُر رَّبَّكَ
فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعاً وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ
وَالآصَالِ وَلاَ تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam
hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan
suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang
lalai. Al-A’raaf : 205
10. Was-was
(tergesa-gesa)
إِنَّ الَّذِينَ
اتَّقَواْ إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِّنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُواْ فَإِذَا هُم مُّبْصِرُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang
bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah,
maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. Al-A’raaf : 201.
11. Khilaf
وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ
فِيمَا أَخْطَأْتُم بِهِ وَلَكِن مَّا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً
رَّحِيماً
Dan tidak ada dosa atasmu terhadap
apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh
hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al – Ahzaab :
005.
12. Jahil
(Tidak berilmu)
وَإِذَا سَمِعُوا
اللَّغْوَ أَعْرَضُوا عَنْهُ وَقَالُوا لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ
سَلَامٌ عَلَيْكُمْ لَا نَبْتَغِي الْجَاهِلِينَ
Dan apabila mereka mendengar
perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka
berkata: “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas
dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil”. Al-Qashas : 055.
13. Berburuk
Sangka
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah
dosa. Al – Hujuraat : 12.
14. Bakhil
(Pelit)
وَأَمَّا مَن بَخِلَ
وَاسْتَغْنَى
Dan adapun orang-orang yang bakhil
dan merasa dirinya cukup. Al-Lail : 008.
15. Berputus
Asa
قَالَ وَمَن يَقْنَطُ
مِن رَّحْمَةِ رَبِّهِ إِلاَّ الضَّآلُّونَ
Ibrahim berkata: “Tidak ada orang
yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat“.
Al-Hijr : 056.
16. Pemarah
وَذَا النُّونِ إِذ
ذَّهَبَ مُغَاضِباً فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ
أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun
(Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami
tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang
sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha
Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.
Al-Anbiyaa’ : 087.
17. Dendam
وَنَزَعْنَا مَا
فِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ إِخْوَاناً عَلَى سُرُرٍ مُّتَقَابِلِينَ
Dan Kami lenyapkan segala rasa
dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk
berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Al
– Hijr : 47.
18.Sombong
Dan Inilah perkara penyakit yang
terlebih tinggi derajat keburukannya bagi manusia yaitu sifat SOMBONG, Sombong
adalah sifat makhluk ALLAH yang pertama kali ALLAH jadikan yaitu Iblis yang
menyebabkan ia dikeluarkan dari syurga serta dilaknati ALLAH karena
kesombongannya hingga hari kiamat. Dan inilah perkara sifat maupun penyakit
hati yang kemudharatannya jauh melebihi kemaslahatannya untuk merajut sifat
sombong tersebut, seumpama sebatang pohon, yang mana sombong adalah pohonnya
sedang akar-akarnya adalah sebagai berikut :
1. ‘Ujub
(Membanggakan Diri)
Ujub adalah suatu perkara sifat yang
membinasakan karena merasa diri memiliki kelebihan yang menjadikan ia bangga
terhadap dirinya sendiri.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam Bersabda :
ثَلاَثٌ مُهْلِكَاتٌ:
شُحٌّ مُطَاعٌ وَهُوَيَ مُتَبَعٌ وَإِعْجَابٌ اْلمَرْءِ بِنَفْسِهِ
“Tiga perkara yang membinasakan:
sifat sukh (rakus dan bakhil) yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan ‘ujub
seseorang terhadap dirinya.” [Silsilah Shahihah, no. 1802]
2. Merendahkan
Orang Lain.
adalah ia merupakan sifat yang teramat
buruk karena tiadalah baginya menghargai apa-apa yang didapati maupun dimiliki
orang lain, sekalian manusia disekitarnya adalah rendah karena ketinggian
hatinya.
3. Terlena
Dengan Hawa Nafsu
Tiadalah ia pernah merasa puas dalam
mengejar dunianya, dan ia senantiasa berharap lagi berupaya agar beroleh lebih
dan lebih atas sekalian barang kehendaknya di muka bumi.
ALLAH Tabaraka wa Ta’ala Berfirman :
وَلَا تَتَّبِعِ
الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ اللَّهِ
dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Shaad : 26
4. Riya
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ
رِئَاء النَّاسِ وَلاَ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ
صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْداً لاَّ يَقْدِرُونَ
عَلَى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُواْ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Hai orang-orang beriman, janganlah
kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya
kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian
batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah).
Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. Al-Baqarah : 264.
Cara
Penyembuhan
“Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah dia mengubah dengan tangannya, jika dia tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian adalah selemah-lemah iman.” (HR. Bukhari)
1.Membaca dan menyimak Al Qur’an
Allah SWT telah memastikan bahwa al-Qur’an adalah penawar dari penyakit, penerang dan cahaya bagi hamba Allah yang dikehendaki-Nya. Firman Allah SWT :
“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman….” (QS. al-Isra’ : 82)
2.Merasakan keagungan Allah SWT
Banyak dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah yang mengungkap tentang keagungan Alloh. Jika seorang muslim memperhatikan nash-nash tersebut, niscaya akan bergetar hatinya dan jiwanya akan tunduk kepada Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui sebagaimana firman Allah :
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. al-An’am: 59)
3.Banyak berdzikir
Dengan berdzikir kepada Allah SWT keimanan bertambah, rohmat Allah datang, hati tenteram, para malaikat datang mengelilingi mereka, dosa-dosa terampuni. Rosulullah saw bersabda:
“Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, andaikata kamu tetap seperti keadaanmu di sisiku dan di dalam berdzikir, tentu para malaikat akan menyalami kamu di atas tempat tidurmu dan tatkala dalam perjalanan.” (HR. Muslim)
4.Banyak
mengingat mati
Rosulullah saw bersabda:
“Perbanyaklah mengingat penebas segala kelezatan, yakni kematian.” (HR. Tirmidzi)
JAKARTA 11/4/2013
Rosulullah saw bersabda:
“Perbanyaklah mengingat penebas segala kelezatan, yakni kematian.” (HR. Tirmidzi)
JAKARTA 11/4/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar