2 GOLONGAN ADA YANG Bahagia dan Ada
Yang Celaka
اَلْقَارِعَةُ {1} مَاالْقَارِعَةُ {2} وَمَاأَدْرَاكَ مَاالْقَارِعَةُ
{3} يَوْمَ يَكُوْنُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوْثِ {4} وَتَكُوْنُ
الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوْشِ {5} فَأَمَّامَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهُ
{6} فَهُوَ فِي عِيْشَتٍ رَّاضِيَةٍ {7} وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهُ {8}
فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ {9} وَمَاأَدْرَاكَ مَاهِيَهْ {10} نَارٌ حَامِيَةُ {11}.
“1. hari kiamat, 2. Apakah hari kiamat itu? 3.
tahukah kamu Apakah hari kiamat itu? 4. pada hari itu manusia adalah seperti
anai-anai yang bertebaran, 5. dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang
dihambur-hamburkan. 6. dan Adapun orang-orang yang berat timbangan
(kebaikan)nya, 7. Maka Dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. 8. dan Adapun
orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, 9. Maka tempat kembalinya
adalah neraka Hawiyah. 10. tahukah kamu Apakah neraka Hawiyah itu? 11. (yaitu)
api yang sangat panas.” (Al-Qaari’ah: 1-11)
Muqaddimah
Al-Qaari’ah adalah salah satu nama hari kiamat,
seperti nama lainnya; al-Haaqqah, ath-Thaammah, ash-ShaakhkhaH, al-Ghaasyiyah,
dan lain-lain. Kemudian dengan mengagungkan urusan hari kiamat ini serta
membesarkan keadaanya, Allah Ta’ala berfirman: wa maa adraaka mal qaari’ah
(“Tahukah kamu apakah hari kiamat itu?”) lebih lanjut, Dia menafsirkan melalui
firman-Nya: yauma yakuunun naasu kalfaraasyil mabtsuuts (“Pada hari itu manusia
seperti anai-anai yang bertebaran.”) yakni dalam hal ketersebaran, perpecahan,
kepergian dan kedatangan mereka karena perasaan bingung atas apa yang
mereka alami, seakan-akan mereka itu seperti kapas yang dihamburkan,
sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala dalam ayat yang lain: ka-annaHum jaraadum
muntasyir (“Seakan-akan mereka itu belalang yang bertebaran.”) (al-Qamar:
7).
Al-Qaari’ah yang mengguncang manusia karena dahsyatnya
serta memekakkan telinga mereka dengan suaranya yang menggelegar adalah hari
Kiamat. Hari di mana ketakutan besar terjadi dan benda-benda yang di atas
bercampur dengan benda-benda di bawah. Musuh-musuh Allah dibuat takut oleh
siksaan Allah dan kehinaan. Itulah Al-Qaari’ah Al-Kubra. Tahukah kamu
apa itu Al-Qaari’ah? Pertanyaan ini untuk mendramatisir kondisi. Tahukah
kamu? Apa itu Al-Qaari’ah? Ya, siapa memberitahumu tentangnya dan
diberitahu hakikatnya? Tidak ada yang dapat memberitahumu selain yang
menciptakannya, Dialah Allah. Anda tidak akan tahu selain apa yang diceritakan
kepadamu oleh Tuhannya.
Tafsir
Ayat
Al-Qari’ah
adalah salah satu nama hari Kiamat, dan ia adalah waktu yang mengagetkan dan
mengejutkan manusia dengan huru-haranya.
1. Oleh
karena itu, Allah membesarkan dan mengagungkan kejadian itu dengan firman-Nya
bernada pertanyaan apakah hari yang mengejutkan itu.?
2.
Kemudian ditambah lagi dengan berfirman, Apakah yang kamu ketahui dengan
kejadian yang mengejutkan itu.?
3.
Kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala menjelaskan keadaan manusia pada hari itu.
Dia berfirman, yaitu hari di mana manusia karena sangat terkejutnya menjadi
seperti anai-anai yang bertebaran. Mereka datang, pergi dan berpencar karena
kebingungan yang mencapai puncaknya. Kata Farasy dalam surat ini adalah
anai-anai yang keluar pada malam hari, bercampur aduk tidak tahu mau ke mana
dan ketika ada api dinyalakan langsung berhamburan kepadanya karena
pengetahuannya yang lemah. Itulah keadaan manusia, makhluk yang memiliki akal.
5.
Sedangkan gunung, makhluk bisu dan keras itu, maka ia seperti bulu yang
dihambur-hamburkan, yang wujudnya lemah sekali, bisa diterbangkan oleh hembusan
angin yang lemah, dan setelah itu, menjadi debu yang beterbangan, kemudian
mengecil dan hilang tidak kelihatan.
6-7.
Pada saat itulah, timbangan dipasang dan manusia terbagi menjadi dua golongan:
orang-orang yang bahagia dan orang-orang yang celaka. Orang yang lebih berat
timbangan kebaikannya itulah yang berada di dalam kehidupan yang enak bahagia,
mereka rela dan puas dengan balasan yang mereka dapatkan di surga.
8-9.
Sedangkan golongan kedua, yaitu orang yang timbangan keburukannya lebih berat,
maka tempat tinggalnya adalah neraka, yang salah satu namanya adalah Hawiyah,
di atas kepalanya dia akan terjun ke dalamnya dan neraka itu baginya bagaikan
ibu yang selalu bersamanya.
10-11.
Kemudian Allah Subhanahu wa ta’ala bertanya tentang Hawiyah itu untuk menunjukkan
kedahsyatan hakekatnya. Dia berfirman, tahukah kamu apakah hawiyah itu.? Dan
dijawab oleh Allah Subhanahu wa ta’ala sendiri, ia adalah api yang amat sangat
panas, melebihi panas api di dunia tujuh kali lipat. Kita berlindung kepada
Allah Subhanahu wa ta’ala daripadanya.
Neraka
Hawiyah ?
Adapun
firman Allah ta’ala: Fa ummuHuu Haawiyah (“Maka tempat kembalinya adalah
neraka hawiyah”) ada yang mengatakan: “Artinya, maka dia akan jatuh ke neraka
jahanam dengan kepala di bawah. Dia mengungkapkan dengan menggunakan kata
“ummuhu” yang berarti “otaknya”. Hal senada diriwayatkan dari Ibnu
‘Abbas, ‘Ikrimah, Abu Shalih, dan Qatadah. Ada juga yang berpendapat: “Artinya
tempat yang menjadi rujukan dan kembalinya pada hari kebangkitan kelak adalah
Neraka Hawiyah.” Hawiyah ini adalah salah satu nama neraka. Ibnu Jarir
mengatakan: “Hawiyah disebut dengan sebutan ummuhu [induknya], karena tidak ada
tempat kembali baginya kecuali neraka tersebut. Oleh karena itu, Allah Ta’ala
berfirman seraya menafsirkan kata Hawiyah, firman-Nya: Wa maa adraaka maa HiyaH
naarun haamiyaH (“Dan tahukah kamu apakah neraka hawiyah itu? yaitu api yang
sangat panas.”) firman-Nya: naarun haamiyaH karena api itu benar-benar sangat
panas dan mempunyai kobaran dan sengatan yang sangat kuat. Abu Mush’ab
meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. Pernah bersabda: “Api anak
cucu Adam yang biasa kalian nyalakan itu hanya satu bagian dari
tujuh puluh bagian neraka jahanam.”)
Para
shahabat bertanya: “Wahai Rasulallah, satu bagian saja sudah sangat cukup?”
Beliau menjawab: “Sesungguhnya satu bagian api itu masih ditambah lagi
dengan enampuluh Sembilan bagian.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan
Muslim.
Faedah
1. Penetapan
akidah tentang kebangkitan dan balasan dengan menyebutkan sebagian gambarannya.
2. Peringatan
dari kejadian mengerikan pada hari kiamat dan adzab Allah yang ada padannya.
3. Penetapan
akidah tentang penimbangan amal shaleh dan keburukan serta balasannya.
4. Penetapan
bahwa manusia pada hari kiamat terbagi menjadi dua kelompok di neraka sesuai
dengan perbuatan mereka. satu kelompok di Surga dan satu kelompok di neraka
(dikutip dari
bukuAd Durusil Muhimmah Li Ammati Ummah, Cahaya Tauhide press)
Rujukan:1.Tafsir
Ibnu Katsir .2..Tafsir Yasir
JAKARTA
18/4/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar