Kamis, 30 Juni 2016

JUMLAH HURUF AL-QUR'AN




JUMLAH SURAT/JUZ/AYAT/HURUF AL-QUR’AN

Surah (Arab:سورة) adalah pembagian yang terdapat di dalam Al-Qur'an. Al-Qur'an dibagi menjadi 114 bab yang disebut "surah". "Surah" itu diatur berdasar panjangnya, dari yang terpanjang sampai yang terpendek, kecuali yang pertama (Surah Al-Fatihah), yang disebut "Pembukaan".
Al-Qur'an terdiri atas 114 surah, 30 juz dan 6236 ayat menurut riwayat Hafsh,[1] 6262 ayat menurut riwayat ad-Dur, atau 6214 ayat menurut riwayat Warsy.[2] Surah-surah dalam Al-Qur'an terbagi atas surah-surah makkiyah dan madaniyah tergantung pada tempat dan waktu penurunan surah tersebut (Mekkah atau Madinah, sebelum atau sesudah hijrah)
Ulama berbeda pendapat tentang jumlah ayat al-Quran. Ibnu Katsir menyebutkan beberapa pendapat, dan beliau tegaskan bahwa jumlah ayat al-Quran tidak kurang dari 6000 ayat. Sementara lebihnya, diperselisihkan.
Tentang jumlah ayat al-Quran ada 6000 ayat. Kemudian ulama berbeda pendapat yang lebih dari angka itu. Diantara mereka berpendapat, tidak lebih dari 6 ribu ayat. Ada yang mengatakan, 6204 ayat. Ada yang mengatakan, 6014 ayat. Ada juga yang mengatakan, 6219 ayat. Ada yang mengatakan, 6225 atau 6226 ayat. Dan ada yang mengatakan, 6236 ayat. Pendapat terakhir ini disampaikan oleh Abu Amr ad-Dani dalam kitab al-Bayan. (Tafsir Ibn Katsir, 1/98).
“Mengenai jumlah kata dalam al-Quran, Fadhl bin Syadan meriwayatkan dari Atha’ bin Yasar, yang mengatakan, Jumlah huruf ada 77439 kata. Sedangkan jumlah hurufnya, diriwayatkan oleh Abdullah bin Katsir, dari Mujahid, beliau mengatakan, “Berikut yang kami hitung dari al-Quran, jumlah hurufnya ada 321.180 huruf.” (Tafsir Ibn Katsir, 1/98).
Para ulama sepakat mengatakan bahwa jumlah ayat Al-Quran lebih dari 6.200 ayat. Namun berapa ayat lebihnya, mereka masih berselisih pendapat.
Menurut Nafi’ yang merupakan ulama Madinah, jumlah tepatnya adalah 6.217 ayat. Sedangkan Syaibah yang juga ulama Madinah, jumlah tepatnya 6214 ayat. Lain lagi dengan pendapat Abu Ja’far, meski juga merupakan ulama Madinah, beliau mengatakan bahwa jumlah tepatnya6.210 ayat.
Menurut Ibnu Katsir, ulama Makkah mengatakan jumlahnya 6.220 ayat. Lalu ‘Ashim yang merupakan ulamaBashrah mengatakan bahwa jumlahnya
jumlah ayat al-Quran ialah., 205 ayat.
Hamzah yangmerupakan ulama Kufah sebagaimana yang diriwayatkan mengatakan bahwa jumlahnya 6.236 ayat.
Dan pendapat ulama Syria sebagaimana yang diriwayatkan oleh Yahya Ibn al-Harits mengatakan bahwajumlahnya 6.226 ayat.
Menurut atsar (kata-kata sahabat r.a) yang dinisbahkan kepada Ibnu Abbas r.a ialah : 6600 ayat – menurut atsar lain yang juga disandarkan kepadanya r.a , ialah sebanyak : 6666 ayat.
Pendapat ke-3 : 6204 ayat.Pendapat ke-4 : 6014 ayat.
Pendapat ke-5 : 6019 ayat.Pendapat ke-6 : 6025 ayat.Pendapat ke-7 : 6036 ayat.
Menurut Ibnu Abbas r.a : 323, 671 huruf.
Sejarah Lengkap Al-Quran diterjemahkan dari: Tarikh Al-quran karya Muhammad Hadi Ma’rifat. Didalamnya jelas tertulis, Dinukil dari Ibnu Abbas bahwa semua ayat Al-Quran berjumlah 6600 ayat. Semua hurufnya berjumlah 320.671. Ada yang berpendapat bahwa kalimat alquran berjumlah 77.277, sebagian lain berpendapat 77.934, pendapat lain lagi adalah 77.434 kalimat. Menurut Kufiyyin, riwayat yang paling sahih dan pasti tentang jumlah ayat Al-Quran adalah 6236 ayat. Riwayat ini dinukil dari Ali bin Abi Thalib.

An Nasafi dalam kitab Majmu al Ulum wa Mathli'u an Nujum dan dikutip oleh Imam Ibn 'Arabi dalam mukaddimah al-Futuhuat al Ilahiyah menyatakan jumlah huruf-huruf dalam Al Qur'an diurut sesuai dengan banyaknya:

Alif: 48740 huruf, Lam: 33922 huruf, Mim: 28922 huruf, Ha ': 26925 huruf,
Ya ': 25717 huruf, Waw: 25506 huruf, Nun: 17000 huruf, Lam alif: 14707 huruf,
Ba ': 11420 huruf, Tsa ': 10480 huruf, Fa ': 9813 huruf, 'Ain: 9470 huruf,
Qaf: 8099 huruf, Kaf: 8022 huruf, Dal: 5998 huruf, Sin: 5799 huruf,
Dzal: 4934 huruf, Ha: 4138 huruf, Jim: 3322 huruf, Shad: 2780 huruf,
Ra ': 2206 huruf, Syin: 2115 huruf, Dhadl: 1822 huruf,
Zai: 1680 huruf, Kha ': 1503 huruf, Ta ': 1404 huruf, Ghain: 1229 huruf,
Tha ': 1204 huruf Dza ': 842 huruf.

Jumlah total semua huruf dalam al-Qur'an sebanyak 1,027,000 (satu juta dua puluh tujuh ribu). Jumlah total ini sudah termasuk jumlah huruf ayat yang di-nasakh.

Al-Quran memiliki 604 halaman. Ini berarti setiap halaman hurufnya berjumlah sekitar 1700 huruf. Jika Allah memberi pahala untuk satu huruf berarti setiap pembaca al-Qur'an yang menbaca 1 juz sehari (1700 X 20 ms) sebanyak 34000 X 10 = 340,000 pahala.
Jakarta 30/6/2016
READ MORE - JUMLAH HURUF AL-QUR'AN

Rabu, 29 Juni 2016

MUKJIZAT AL-QUR'AN




Mukjizat angka dalam Al Quran

Allah swt berfirman dalam surat al Baqarah, ayat 23: “ Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Alqur’an yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah paling tidak satu surat (saja) yang semisal Alqur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”. Dan pada ayat berikutnya Allah swt berfirman:” Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir”.
Pada dasarnya bahasa qur`an sedemikian fasih dan indah sehingga setiap orang yang walaupun sedikit memahami bahasa arab, dengan membaca ataupun mendengar lantunan ayat, dengan sendirinya akan memahami bahwa tidak ada satu orator pun yang dapat berbicara dengan bahasa yang sedemikian rupa fasihnya. Bahasa dan ucapan fasih tersebut tidak mungkin berasal dari manusia. Mukjizat Alquran tidak terbatas pada pengetahuan-pengetahuan mendalam berupa ilmu logika, sosial, keindahan serta kefasihan bahasa dan ilmu tentang rahasia alam gaib yang sangat menakjubkan. Setiap hari terungkap bidang-bidang baru dari keajaiban-keajaiban Alqur’an. Sebagai contoh hingga kini terdapat 20 hal tentang mukjizat angka dalam Alqur’an yang di jelaskan melalui program computer. 20 hal tersebut sebagai berikut:
1. Kata ( Imam) dengan arti pemimpin Ilahi baik kata tersebut berbentuk “plural” maupun “singular”, diulang 12 kali dalam Alqur’an, hal ini relevan dengan riwayat yang berbunyi”( Jumlah para imam setelah Rasulullah saww adalah 12 orang”) yang di nukil dari Rasulullah saw oleh kalangan syiah dan sunni. Surat Yaasiin ayat 12 :” Dan segala sesuatu kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh mahfuzh)”,merupakan contoh dari ayat-ayat yang terdapat kata imam didalamnya.
Nama 12 imam sebagai para pengganti Rasulullah adalah sebagai berikut:
1.Imam Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib as
2.Imam Hasan Al Mujtaba as
3.Imam Husain as (Imam Hasan as dan Imam Husain as adalah dua bersaudara dari putra imam Ali bin Abi Thalib as, sementara hubungan para imam yang lainnya merupakan hubungan ayah dan anak bukan persaudaraan )
4.Imam Ali Zaenal Abidin As Sajjad as
5.Imam Muhammad Bagir as
6.Imam Ja`far As Sadiq as
7.Imam Musa Al Kadzim as
8.Imam Ali Ar Ridha as
9.Imam Muhammad Al jawad as
10.Imam Ali Al Hadi as
11.Imam Hasan Al Askari as
12.Imam Muhammad Al Mahdi as, yang mana menurut keyakinan kaum muslimin bahwa beliau masih hidup dan berada di semua tempat namun tak dapat dilihat. Pada suatu saat, beliau bersama Nabi Isa as akan memegang kekuatan dunia. Untuk mengetahui lebih banyak, merujuklah kepada kitab “ Rahasia-rahasia keluarga Muhamad saww “ yang di tulis oleh Sulaim bin Qeis al Hilali sang pejuang sejati sekaligus murid imam Ali bin Abi Thalib as.
2. Kata “ syahr” yang berarti bulan, diulang 12 kali dalam alqur’an sesuai dengan jumlah bulan-bulan dalam tahun.
3. Kata “Yaum” yang berarti hari, diulang 365 kali dalam alqur’an sesuai dengan jumlah hari dalam setahun dalam hitungan miladi.
4. Kata “ Sajada “ yang berarti telah bersujud, baik kata tersebut berbentuk kata kerja lampau ataupun kata kerja yang sedang atau akan di lakukan, diulang 34 kali di dalam al quran. Jumlah tersebut sama dengan jumlah sujud-sujud shalat wajib sebab dalam setiap hari ada 17 rakaat shalat wajib dan terdapat dua sujud dalam setiap rakaatnya.
5. Kata” Rajul” yang berarti lelaki sama seperti kata “Imraah” yang berarti perempuan, masing-masing 24 kali digunakan dalam al quran
6. Kata “ Malaaikah” bermakna malaikat dan kata “Syaitan” bermakna setan atau jin, masing-masing disebutkan 88 kali dalam alqur’an.
7. kata “istiadzah” yang artinya berlindung dan kata iblis yang berarti setan 11 kali digunakan dalam alqur’an.
8. kata “akhirah” yang berarti akhirat dan kata “dunya” yang berarti dunia masing-masing 115 kali disebutkan dalam alqur’an.
9. kata “Alhasanaat” yang berarti kebaikan-kebaikan dan “Assaiyiaat” yang berarti kejelekan masing-masing disebutkan 180 kali dalam alqur’an
10. kata “Alhayaah” yang berarti kehidupan dan “Almaut” yang berarti kematian masing-masing 145 kali disebutkan dalam alqur’an.
11. Kata” Arsala” bermakna telah mengutus, diulang 513 kali dalam al quran dan nama 28 nabi yang disebutkan dalam al quran juga diulang 513 kali secara keseluruhan.
12. Kata “Ar Rusul” bermakna para nabi dan kata “An Naas” bermakna orang-orang, masing-masing diulang 368 kali dalam al quran.
13. Kata “Ar Raqbah” bermakna keinginan dan kata “ Ar Rahbah” bermakna ketakutan masing-masing 8 kali diulang dalam al quran.
14. Nama mulia Rasulullah ( Muhammad dan Ahmad ) 5 kali diulang secara keseluruhan dalam al quran ( 4 kali nama Muhammad dan 1 kali nama Ahmad ) dan kata “shalawat” yang bermakna ucapan shalawat yang banyak ditujukan kepada Rasulullah saww dan keluarganya juga diulang 5 kali dalam alqur’an.
15. Kata “Itsar” yang berarti berkorban untuk orang lain dan kata syah yang berarti pelit masing-masing 5 kali diuang dalam aqur’an
16. Kata “suruur yang berarti kebahagiaan dan kata huzn yang berarti kesedihan masing-masing 4 kali disebutkan daam alqur’an.
17. kata “Al har” yang berarti panas dan kata al bard yang berarti dingin masing-masing 4 kali diulang dalam al-qur’an.
18. Istilah “Hizbullah” yang berarti penolong Allah dan istilah “Hizbussyaitan” yang bermakna pengikut setan, masing-masing diulang 3 kali dalam al quran.
19. Dalam al quran secara langsung diisyaratkan bahwa 300 tahun syamsiah sama persis dengan 309 tahun qamariah. Hal ini juga diisyaratkan dalam kisah Imam Ali as yang ditanya oleh salah seorang ulama yahudi bahwa kenapa masa tidurnya Ashabul Kahfi disebutkan 309 tahun didalam aquran sementara dalam penjelasan kitab taurat disebutkan 300 tahun saja? Beliau as berkata: Tahun anda adalah tahun symasiah sedangkan tahun kita adalah tahun qamariah. Menariknya, salah satu dosen matematika melakukan penghitungan atas hal ini dan kesimpulan yang dapat difahami sebagai berikut:
Tahun syamsiah memiliki 365 hari, untuk itu 300 tahun syamsiah adalah 300 x 365 = 109500 hari. Sementara tahun qamariah memiliki 354 hari, 8 jam dan 48 menit, untuk itu 309 tahun qamariah sama dengan 309 x 354 hari & 8 jam & 48 menit = 109500 hari pula. Dengan demikian jelas bahwa 300 syamsiah sama dengan 309 qamariah, tidak kurang atau lebih walaup satu hari. Hal ini berjalan beratus-ratus tahun setelah turunnya alquran hingga kini masih tetap bahwa sehari semalam adalah 24 jam dan setiap jam terdapat 60 menit, padahal saat itu belum ditemukan jam. Oleh karenanya setiap kata-kata yang terdapat dalam alquran pada tempat dan jumlah tertentu mengandung pesan dan pemahaman spesifik. Sesungguhnya hal ini merupakan bentuk dari mukjizat, sebab kumpulan dari ayat-ayat quran yang turun untuk Rasulullah, pada rentang waktu yang relatif panjang 23 tahun dan dalam situasi serta kondisi yang beraneka ragam seperti, terkadang dalam perang, dalam perdamaian, dalam mekkah, dalam madinah, dalam pengepungan” Sya`bi Abi Thalib”, dalam perjalanan, dalam waktu siang dan malam. Tidak demikian hal nya bahwa Rasulullah menulis kitab layaknya para pengarang berbagai kitab yang menulis kitab dengan merujuk kepada referensi-referensi yang beragam di sela waktu kosong didalam perpustakaan. Bentuk lain dari kemukjizatan Al quran tampak pada firman Allah swt dalam surat Ash Shaff, ayat 6 yang berbunyi:” Dan (Ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang bernama Ahmad (Muhammad)”. Dan dalam surat Al A`raaf, ayat 157 Allah swt berfiman:” (yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka”. Jika saat turunnya alquran, nama Muhammad saww tidak terdapat dalam kitab Taurat maupun kitab Injil, maka ulama yahudi yang senantiasa mengawasi Islam dari dekat akan segera menunjukkannya kepada kaum muslimin untuk membuktikan ketidak autentikan Alqur`an. Upaya mereka untuk membuktikan ketidak autentikan Al qur`an sampai pada kebuntuan karena nama suci Muhammad saww tercantum dalam kitab-kitab suci yahudi dan Kristen tatkala turunnya ayat tersebut. Sementara mereka sangat mengenal nama Rasulullah, yang dalam surat Al An`am, ayat 20 disebutkan:” Orang-orang yang Telah kami berikan Kitab kepadanya, mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri”.
JAKARTA 30/6/2016
READ MORE - MUKJIZAT AL-QUR'AN

KEUNGGULAN AL-QUR'AN




KEISTIMEWAAN- KEISTIMEWAAN AL-QUR’AN [1]
Oleh
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Rasul kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dimulai dengan surat al-Fatihan dan ditutup dengan surat an-Nas, bernilai ibadah bagi siapa yang membacanya, berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan الــم ialah satu huruf, akan tetapi ا satu huruf, ل satu huruf dan م satu huruf. [HR. Bukhari].
Banyak hadits shahih yang menjelaskan tentang keutamaan membaca surat-surat dari al-Qur’an.
Berikut ini kami paparkan sebagian keistimewaan-keistimewaan al-Qur’an al-Karim: [2]
1. Tidak sah shalat seseorang kecuali dengan membaca sebagian ayat al-Qur’an (yaitu surat Al-Fatihah-Red) berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca surat al-Fatihah”. [HR. Bukhari-Muslim]
2. Al-Qur’an terpelihara dari tahrif (perubahan) dan tabdil (penggantian) sesuai dengan firman Allah Azza wa Jalla :
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. [al-Hijr:9]
Adapun kitab-kitab samawi lainnya seperti Taurat dan Injil telah banyak dirubah oleh pemeluknya.
3. Al-Qur’an terjaga dari pertentangan/kontrakdiksi (apa yang ada di dalamnya) sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْءَانَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلاَفاً كَثِيرًا
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran? Kalau kiranya Alquran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya”. [an-Nisa’: 82]
4. Al-Qur’an mudah untuk dihafal berdasarkan firman Allah:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran”. [al-Qamar: 32]
5. Al-Qur’an merupakan mu’jizat dan tidak seorangpun mampu untuk mendatangkan yang semisalnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menantang orang Arab (kafir Quraisy) untuk mendatangkan semisalnya, maka mereka menyerah (tidak mampu). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِّثْلِهِ
“Atau (patutkah) mereka mengatakan: “Muhammad membuat-buatnya”. Katakanlah: “(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya … “. [Yunus: 38]
6. Al-Qur’an mendatangkan ketenangan dan rahmat bagi siapa saja yang membacanya, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam suatu majlis kecuali turun pada mereka ketenangan dan diliputi oleh rahmat dan dikerumuni oleh malaikat dan Allah akan menyebutkan mereka di hadapan para malaikatnya”. [HR. Muslim].
7. Al-Qur’an hanya untuk orang yang hidup bukan orang yang mati berdasarkan firman Allah:
لِّيُنذِرَ مَن كَانَ حَيًّا
“Supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya)”. [Yaasiin: 70]
Dan firman Allah:
وَأَن لَّيْسَ لِلإِنسَانِ إِلاَّ مَا سَعَى
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”. [an-Najm:39]
Imam Syafi’i mengeluarkan pendapat dari ayat ini bahwa pahala bacaan al-Qur’an tidak akan sampai kepada orang-orang yang mati. Karena bacaan tersebut bukan amalan si mayit. Adapun bacaan seorang anak untuk kedua orang tuanya, maka pahalanya bisa sampai kepadanya, karena seorang anak merupakan hasil usaha orang tua, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah n .
8. Al-Qur’an sebagai penawar (obat) hati dari penyakit syirik, nifak dan yang lainnya. Di dalam al-Qur’an ada sebagian ayat-ayat dan surat-surat (yang berfungsi) untuk mengobati badan seperti surat al-Fatihah, an-Naas dan al-Falaq serta yang lainnya tersebut di dalam sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
يَآأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”. [Yunus :57]
Begitu pula dalam firmanNya:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (ِAl-Israa:82)
9. Al-Qur’an akan memintakan syafa’at (kepada Allah) bagi orang yang membacanya, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memohonkan syafa’at bagi orang yang membacanya (di dunia)”. [HR. Muslim].
10. Al-Qur’an sebagai hakim atas kitab-kitab sebelumnya, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :
وَأَنزَلْنَآإِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu”. [al-Maidah: 48]
Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata sesudah menyebutkan beberapa pendapat tentang tafsir (مُهَيْمِنًا ): “Pendapat-pendapat ini mempunyai arti yang berdekatan (sama), karena istilah (مُهَيْمِنًا ) mencakup semuanya, yaitu sebagai penjaga, sebagai saksi, dan hakim terhadap kitab-kitab sebelumnya. Al-Qur’an adalah kitab yang paling mencakup dan sempurna, yang diturunkan sebagai penutup kitab-kitab sebelumnya, yang mencakup seluruh kebaikan (pada kitab-kitab) sebelumnya. Dan ditambah dengan kesempurnaan-kesempurnaan yang tidak (ada dalam kitab) yang lainnya. Oleh karena inilah Allah k menjadikannya sebagai saksi kebenaran serta hakim untuk semua kitab sebelumnya, dan Allah menjamin untuk menjaganya. [Tafsir Ibnu Katsir juz 2 hal. 65]
11. Berita Al-Qur’an pasti benar dan hukumnya adil. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلاً لاَ مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ
“Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (al-Qur’an), sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah-robah kalimat-kalimat-Nya” [al-An-‘aam: 115].
Qatadah rahimahullah berkata: “Setiap yang dikatakan al-Qur’an adalah benar dan setiap apa yang dihukumi al-Qur’an adalah adil, (yaitu) benar dalam pengkhabaran dan adil dalam perintahnya, maka setiap apa yang dikabarkan al-Qur’an adalah benar yang tidak ada kebohongan dan keraguan di dalamnya, dan setiap yang diperintahkan al-Qur’an adalah adil yang tidak ada keadilan sesudahnya, dan setiap apa yang dilarang al-Qur’an adalah bathil, karena al-Qur’an tidak melarang (suatu perbuatan) kecuali di dalamnya terdapat kerusakan. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :
يَأْمُرُهُم بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ
“Dia menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk” [al-A’raaf: 157] [Lihat tafsir Ibnu Katsir jilid 2 hal. 167]
12. Di dalam al-Qur’an terdapat kisah-kisah yang nyata, dan tidak (bersifat) khayalan, maka kisah-kisah Nabi Musa bersama Fir’aun adalah merupakan kisah nyata. Firman Allah:
نَتْلُوا عَلَيْكَ مِن نَّبَإِ مُوسَى وَفِرْعَوْنَ بِالْحَقِّ
“Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar”. [al-Qashash: 3]
Begitu pula kisah As-Haabul Kahfi merupakan kisah nyata. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِالْحَقِّ
“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya”. [Al-Kahfi: 13].
Dan semua apa yang dikisahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam al-Qur’an adalah haq (benar). Allah berfirman:
إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْقَصَصُ الْحَقُّ
“Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar”. [ali-Imran: 62]
13. Al-Qur’an mengumpulkan antara kebutuhan dunia dan akhirat. Allah berfirman:
وَابْتَغِ فِيمَآءَاتَاكَ اللهُ الدَّارَ اْلأَخِرَةَ ولاَتَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَآأَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu”. [al-Qashash: 77]
14. Al-Qur’an memenuhi semua kebutuhan (hidup) manusia baik berupa aqidah, ibadah, hukum, mu’amalah, akhlaq, politik, ekonomi dan. permasalahan-permasalahan kehidupan lainnya, yang dibutuhkan oleh masyarakat. Allah berfirman:
مَّافَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِن شَىْءٍ
“Tiadalah Kami lupakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab”. [al-An’aam: 38]
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَىْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri”. [an-Nahl: 89]
Al-Qurthubi berkata dalam menafsirkan firman Allah (مَّافَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِن شَىْءٍ ) Tiadalah Kami lupakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab (Al-An’aam: 38)
: “Yakni di dalam al-Lauh al-Mahfud. Karena sesungguhnya Allah l sudah menetapkan apa yang akan terjadi, atau yang dimaksud yakni di dalam al-Qur’an yaitu Kami tidak meninggalkan sesuatupun dari perkara-perkara agama kecuali Kami menunjukkannya di dalam al-Qur’an, baik penjelasan yang sudah gamblang atau global yang penjelasannya bisa didapatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , atau dengan ijma’ ataupun qias berdasarkan nash al-Qur’an”. [Juz 6 hal. 420].
Kemudian Al-Quthubi juga berkata: “Maka benarlah berita Allah, bahwa Dia tidak meninggalkan perkara sedikitpun dalam al-Qur’an baik secara rinci ataupun berupa kaedah.
Ath-Thabari berkata dalam menafsirkan ayat (وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَىْءٍ) “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu. (An-Nahl: 89): “Al-Qur’an ini telah turun kepadamu wahai Muhammad sebagai penjelasan apa yang dibutuhkan manusia, seperti mengetahui halal dan haram dan pahala dan siksa. Dan sebagai petunjuk dari kesesatan dan rahmat bagi yang membenarkannya dan mengamalkan apa yang ada di dalamnya, berupa hukum Allah, perintahNya dan laranganNya, menghalalkan yang halal mengharamkan yang haram. …Dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri …… beliau berkata : “dan sebagai gambar gembira bagi siapa saja yang ta’at kepada Allah dan tunduk kepadaNya dengan bertauhid dan patuh dengan keta’atan, maka Allah akan berikan kabar gembira kepadanya berupa besarnya pahala di akhirat dan keutamaan yang besar. [Juz 14 hal. 161].
15. Al-Qur’an mempunyai pengaruh yang kuat terhadap jiwa manusia dan jin.
Adapun (pengaruh yang kuat terhadap) manusia maka banyak kaum musyrikin pada permulaan Islam yang terpengaruh dengan al-Qur’an dan merekapun masuk Islam. Sedangkan di zaman sekarang, saya pernah bertemu dengan pemuda Nasrani yang telah masuk Islam dan dia menyebutkan kepadaku bahwa dia terpengaruh dengan al-Qur’an ketika ia mendengarkan dari kaset. Adapun (pengaruh yang kuat terhadap) jin, maka sekelompok jin telah berkata:
قُلْ أُوحِىَ إِلَىَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْءَانًا عَجَبًا {1} يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَئَامَنَّا بِهِ وَلَن نُّشْرِكَ بِرَبِّنَآ أَحَدًا
“Katakanlah (hai Muhammad0 :” Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya : sekumpulan jin telah mendengarkan (al-Qur’an) , lalu mereka berkata : Sesungguhnya kami telah mendengarkan al-Qur’an yang menakjubkan (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseoranpun dengan Rabb kami”. [al-Jin : 1-2]
Adapun orang-orang musyrik, banyak diantara mereka yang terpengaruh dengan al-Qur’an ketika mendengarnya. Sehingga Walid bin Mughirah berkata: “Demi Allah, ini bukanlah syair dan bukan sihir serta bukan pula igauan orang gila, dan sesungguhnya ia adalah Kalamullah yang memiliki kemanisan dan keindahan. Dan sesungguhya ia (al-Qur’an) sangat tinggi (agung) dan tidak yang melebihinya. [Lihat Ibnu Katsir juz 4 hal 443].
16. Orang yang belajar al-Qur’an dan mengajarkan adalah orang yang paling baik. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya.” [HR. Bukhari]
17.
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang mahir dengan al-Qur’an bersama malaikat yang mulia, sedang orang yang membaca al-Qur’an dengan tertatih-tatih dan ia bersemangat (bersungguh-sungguh maka baginya dua pahala” [HR. Bukhari-Muslim].
Arti As-Safarah = para malaikat.
18. Allah menjadikan al-Qur’an sebagai pemberi petunjuk dan pemberi kabar gembira. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ هَذَا الْقُرْءَانَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
“Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. [al-Isra: 9]
19. Al-Qur’an menenangkan hati dan memantapkan keyakinan. Orang-orang yang beriman mengetahui bahwa al-Qur’an adalah tanda (mujizat) yang paling besar yang menenangkan hati mereka dengan keyakinan yang mantap. Allah berfirman:
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram”. [ar-Rad: 28].
Maka apabila seorang mukmin ditimpa kesedihan, gundah gulana, atau penyakit, maka hendaklah ia mendengarkan al-Qur’an dari seorang Qari’ yang bagus suaranya, seperti al-Mansyawi dan yang lainnya. Karena Rasulullah Shalalllahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
حَسِّنُوْا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ فَإِنَّ الصَّوْتَ الْحَسَنَ يَزِيْدُ الْقُرْآنَ حَسَنًا
“Baguskan (bacaan) al-Qur’an dengan suaramu maka sesungguhnya suara yang bagus akan menambah keindahan suara al-Qur’an”. [Hadits Shahih, lihat Shahihul Jami’ karya Al-Albani rahimahullah].
20. Kebanyakan surat-surat dalam al-Qur’an mengajak kepada tauhid, terutama tauhid uluhiyah dalam beribadah, berdo’a, minta pertolongan.
Maka pertama kali dalam al-Qur’an yaitu surat al-Fatihah, engkau dapati firman Allah (
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ) “Kami tidak menyembah kecuali kepadaMu dan kami tidak minta pertolongan kecuali kepadaMu”. Dan diakhir dari al-Qur’an yaitu surat al-Ikhlas, al-Falaq, an-Naas, engkau jumpai tauhid nampak sekali dalam firmanNya:
(قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ).
“Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa “. [al-Ikhlash:], dan:
(قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ)
“Katakanlah “Aku berlindung kepada Rabb Yang Menguasai subuh”. [al-Falaq:1] dan:
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
“Katakanlah, “Aku berlindung kepada Rabb manusia”. [an-Naas:1].
Dan masih banyak ayat tauhid di dalam surat-surat al-Qur’an yang lain. Di dalam surat Jin engkau baca firman Allah Azza wa Jalla :
قُلْ إِنَّمَآ أَدْعُوا رَبِّي وَلآ أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا
“Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya menyembah Rabbmu dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya”. [al-Jin: 20].
Juga di dalam surat yang sama Allah berfirman:
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلاَ تَدْعُوا مَعَ اللهِ أَحَدًا
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah”. [al-Jin: 18].
21. Al-Qur’an merupakan sumber syari’at Islam yang pertama yang Allah turunkan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kufur, syirik dan kebodohan menuju cahaya keimanan, tauhid dan ilmu. Allah berfirman:
كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
“Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Rabb mereka, (yaitu) menuju jalan Rabb Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”. [Ibrahim: 14].
22. Al-Qur’an memberitakan perkara-perkara ghaib yang akan terjadi, tidak bisa diketahui kecuali dengan wahyu. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ
“Golongan itu (yakni kafirin Quraisy) pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang”. [al-Qamar: 45].
Dan sungguh orang-orang musyrik telah kalah dalam perang Badar, mereka lari dari medan peperangan. Al-Qur’an (juga) banyak memberitakan tentang perkara-perkara yang ghaib, kemudian terjadi setelah itu.
[Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, dosen di Darul Hadits Al-Khairiyah di Makkah Al-Mukarramah]
jakarta 302016
READ MORE - KEUNGGULAN AL-QUR'AN
 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman