“(1) Karena kebiasaan kaum Quraisy; (2) (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas; (3) maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka’bah); (4) Yang telah member makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.”Al-Quraisy
Muqaddimah
Surat
ini terdiri atas 4 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah dan diturunkan
sesudah surat At Tiin.
Nama
Quraisy diambil dari kata Quraisy yang terdapat pada ayat pertama, artinya kaum
Quraisy. Kaum Quraisy adalah kaum yang mendapat kehormatan untuk memelihara
Ka’bah.
Ada
beberapa riwayat yang mengatakan bahwa di antara Surat Al-Fiil (Surat 105)
dengan Surat Quraisy 106 ini pada hakikatnya adalah satu. Mereka mengatakan
bahwa pasukan gajah itu dibinasakan oleh Allah sampai hancur berantakan adalah
karena Allah tidak hanya hendak melindungi kaum Quraisy belaka, namun sebagai
miliknya, Allah memelihara Ka’bah-Nya.
Makna
secara global
Banyak
Ahli tafsir mengatakan sesungguhnya jar-majrur di awal surat Al Quraisy adalah
muta’aliq ( berhubungan) dengan surat sebelumnya. Artinya : “ kami telah
melaksanakan apa yang Kami lakukan terhadap tentara bergajah untuk Quraisy,
agar mereka mendapatkan : keamanan, kebutuhan, dan kestabilan perjalanan mereka
ke Yaman pada musim dingin dan ke Syam pada musim panas untuk berdagang
dan mencari mata pencaharian.”
Lalu
Allah membinasakan orang-orang yang hendak berbuat keburukan terhadap mereka
dan mengagungkan tanah Al Haram serta penduduknya di hati bangsa Arab, sehingga
bangsa Arab menghormati mereka dan tidak menghalanginya dalam perjalanan kemanapun
yang mereka inginkan.
Oleh
sebab itu Allah memerintahkan mereka untuk bersyukur dia berfirman :
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ
(
maka hendaklah mereka menyembah Rabb pemilik Rumah ini ( Ka’bah ) artinya
hendaknya mereka mengesakan Nya dan mengikhlaskan ibadah untukNya :
الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ
(
yang telah memberikan makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan
mengamankan mereka dari ketakutan )
Rezeki
yang lapang dan keamanan adalah nikmat dunia terbesar yang mengharuskan untuk
bersyukur kepada Allah Subhanahuwata’ala. Ya Allah bagiMulah segala pujian dan
rasa syukur atas segala nikmatMu baik yang lahir maupun yang bathin.
Allah
menghubungkan secara khusus ketuhanannYa dengan “ Rumah itu ( Ka’bah )”, dengan
sebab keutamaan dan kemuliaanya walau sebenarnya dia adalah Rabb segala
sesuatu.
وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ
“
dan mengamankan meraka dari ketakutan “
Artinya
mengaruniakan meraka keamanan dan kestabilan, maka seharusnya mereka
mentauhidkan Allah Ta’ala dalam beribadah tanpa mempersekutukanNya dan tidak
menyembah selainNya.
Berkata
Imam Ibnu Katshir : “ oleh sebab itu barang siapa yang merespon urusan ini,
maka Allah akan mengumpulkan keamanan dunia dan akherat baginya. Sedang siapa
yang bermaksiat kepadaNya maka Dia akan mencabut kedua hal itu darinya. Sebagai
mana firman Allah Ta’ala :
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً
مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ
بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا
كَانُوا يَصْنَعُونَ
وَلَقَدْ جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِّنْهُمْ فَكَذَّبُوهُ
فَأَخَذَهُمُ الْعَذَابُ وَهُمْ ظَالِمُونَ
“ dan Allah membuat perumpamaan dengan
sebuah kampung yang dulunya aman dan tentram, didatanginya ileh rezkinya secara
lapang dari segala tempat. Lalu mereka kufur dengan karunia Allah, maka Allah
membuat mereka sebagian lapar dan takut sebab apa yang telah mereka perbuat.
Sungguh telah datang kepada mereka seorang Rasul dari mereka sendiri, lalu
mereka mendustakannya maka Allah memberikan meraka azab sedang mereka dalam
keadaan zholim”
( Al Nahl : 112-113)
Tafsir
ayat
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ
"Karena
kebiasaan orang-orang Quraisy”
Ibnu Jarir mengatakan: "Yang benar bahwa huruf lam tersebut adalah lam
ta'ajjub (keheranan), seakan-akan mereka dibuat heran oleh kebiasaan kaum
Quraisy dan juga nikmat Allah yang Dia berikan kepada mereka dalam hal
tersebut."
Lebih lanjut, Ibnu Jarir mengatakan: "Yang demikian itu karena adanya
ijma' kaum muslimin yang menyatakan bahwa keduanya merupakan surat yang
terpisah dan masing-masing berdiri sendiri.
إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاء وَالصَّيْفِ
"(Yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.”
Ayat ini hadir sebagai pengganti ayat pertama dan sekaligus sebagai penafsir
baginya; bahwa kebiasaan suku Quraisy adalah melakukan rihlah (bepergian) untuk
berdagang pada musim dingin dan musim panas.
Kaum Quraisy pada umumnya adalah kaum saudagar perantara, yang negerinya
(Makkah) terletak di tengah, di antara Utara yaitu Syam dan Selatan, yaitu
Yaman.
Sejak lama sebelum Islam mereka telah menghubungkan kedua negeri itu. Syam di
Utara adalah pintu perniagaan yang akan melanjut sampai ke Laut Tengah dan ke
negeri-negeri sebelah Barat. Yaman yang ibu kotanya sejak dahulu biasanya di
Shan’aa di Selatan membuka pula jalan ke Timur sampai ke India, bahkan lebih
jauh lagi sampai ke Tiongkok.
Ibnu Zaid mengatakan bahwa orang Quraisy itu melakukan dua angkatan perjalanan
atau kafilah (caravan). Di musim panas mereka pergi ke Syam dan musim dingin
mereka pergi ke Yaman, keduanya untuk berniaga.
فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ
"Maka hendaklah mereka beribadah kepada Rabb Pemilik rumah."
Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan orang-orang Quraisy agar mereka
menyembah Allah Pemilik Ka’bah yang telah menyelamatkan mereka dari serangan
orang Ethiopia yang bergabung dalam tentara gajah, maka seyogianya mereka hanya
menyembah-Nya dan mengagungkan-Nya.
Allah Ta'ala membimbing mereka untuk mensyukuri nikmat yang agung ini.
Maksudnya, hendaklah mereka mentauhidkan-Nya dengan beribadah sebagaimana Dia
telah menjadikan bagi mereka tanah suci yang aman sekaligus rumah yang suci,
sebagaimana Allah berfirman:
(إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَذِهِ الْبَلْدَةِ
الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ)
"Aku hanya diperintahkan untuk beribadah kepada Rabb negeri ini (Makkah)
yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku
diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (QS.
An-Naml: 91).
Ibadah: Pengabdian Kepada Allah SWT
Secara bahasa ibadah adalah merendah, tunduk dan patuh
Secara Istilah ibadah adalah mentaati perintah Allah SWT dengan menjalankan
perintah-Nya yang diwahyukan kepada para utusan-Nya, dan menjauhi larangan-Nya.
Ada yang berkata: Ibadah adalah segala perbuatan yang dicintai dan diridhai
Allah baik ucapan atau perbuatan yang zhahir (terang-terangan) atau batin (sembunyi).
Urgensi
ibadah
1.
Ibadah merupakan tujuan yang dicintai dan diridhai Allah dan sebagai tujuan
penciptaan Jin dan Manusia / Makhluk-Nya (51:56)
2.
Allah mengutus para Rasul dengan Risalah Ibadah (7:59, 16:36)
3.
Allah mencela orang-orang yang enggan melakukan ibadah (40:60)
Dasar-dasar
ibadah
1.
Cinta, maksudnya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya yang mengandung makna
mendahulukan kehendak Allah dan Rasul-Nya atas yang lainnya. Adapun
tanda-tandanya :
-
Mengikuti sunnah Rasulullah SAW
-
Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang
dicintai Allah ).
2.
Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan
jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT (3:175)
3.
Harap, maksudnya seorang hamba dituntut untuk selalu berharap kepada Allah
dengan harapan yang sempurna tanpa pernah merasa putus asa.
Tujuan
ibadah
1.
Tawajjuh (menghadap) kepada Yang Maha Esa
2.
Mencari anugerah dan kebaikan.
3.
Perbaikan jiwa (takhalli dan tahalli)
Jadikan
seluruh waktu adalah ibadah
Muhammad
Quthb berkata:
"Perasaan
seorang muslim dalam perjalanan mencari rizki, mencari ilmu, mengupayakan
kemakmuran bumi dan setiap aktivitas fisik, akal dan jiwanya adalah ibadah.
Ibadah yang dilaksanakan dengan keikhlasan yang sama dengan keikhlasan untuk
melaksanakan shalat." Dan ternyata menuntut ilmu, mendidik &
membesarkan anak, bekerja keras mencari nafkah untuk keluarga, bahkan
menyingkirkan duri dari jalanan pun bisa mempunyai nilai ibadah.
الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ
"Yang
telah memberi makan kepada mereka untuk menghilangkan lapar"
Dalam
ayat ini Allah menjelaskan sifat Allah Pemilik Ka’bah yang diperintah untuk
disembah, yaitu Allah yang membuka pintu rezeki yang luas bagi mereka dan
memudahkan jalan untuk mencari rezeki itu.
وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ
"Dan
mengamankan mereka dari ketakutan"
Maksudnya, Allah menganugerahkan kepada mereka rasa aman dan juga keringanan.
Intisari
dari surat Quraisy
1.
Allah telah mengatur segalanya di dunia ini
2.
Allah menjelaskan tentang keutamaan orang Quraisy
3.
Wajibnya kita beribadah kepada Allah dan meninggalkan peribadatan selain kepada
Allah.
4.
Wajibnya bersyukur terhadap nikmat yang diberikan kepada Allah SWT.
5.
Penekanan bahwa yang memberi makan manusia dan menjamin dari rasa ketakutan
hanyalah Allah SWT.
6.
Allah telah mengatur segalanya di dunia ini
7.
Allah menjelaskan tentang keutamaan orang Quraisy
8.
Wajibnya kita beribadah kepada Allah dan meninggalkan peribadatan selain kepada
Allah.
9.
Wajibnya bersyukur terhadap nikmat yang diberikan kepada Allah SWT.
10.
Penekanan bahwa yang memberi makan manusia dan menjamin dari rasa ketakutan
hanyalah Allah SWT
Keutamaan
surat ini
Al
Hakim mengeluarkan sebuah hadist dan Al Baihaqy mengeluarkannya dari Al Hakim
pada kitab Khilafiyyat dari Ummu Hani binti Abu Thalib, ia berkata :
Rasul shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“
Allah Subhanahuwata’ala mengutamakan Quraisy dengan tujuh hal : saya berasal
dari mereka, kenabian ada pada mereka, mahkamah ( pemberi keputusan ) dan
pemberi minum ( bagi jama’ah haji ) adalah dari mereka, Allah Ta’ala
menolong mereka atas pasukan gajah, meraka menyembah Allah Subhanahuwata’ala
sepuluh tahun ( saat mana ) tidak ada yang menyembah Allah selain mereka, Allah
menurunkan sebuah surat dalam Al Qur’an tentang mereka. Lalu Rasulullah shollallaahu
‘alaihi wasallam membaca “ Li iilaafi Qurasiyin….dan seterusnya.”
Imam
Ibnu Katsir menyatakan hadist ini gharib ( hanya diriwayatkan oleh satu perawi
dengan lafazh seperti ini )
Faedah
dalam surat ini
1.
memperlihatkan pengaturan, hikmah dan rahmat Allah ,Maha Suci Rabb Yang Maha
Bijaksana dan Maha Penyayang.
2.
Penjelasan tentang keutamaan yang Allah berikan kepada kaum Quraisy dan
nikmatNya pada mereka dengan membinasakan tentara gajah dan menghalanginya
masuk ke Mekkah serta keamanan dan keluasan rezki bagi kaum Quraisy. Semua
nikmat itu menuntun mereka untuk bersyukur kepada Sang Pemberi nikmat, yaitu
Allah.
3.
Kewajiban beribadah kepada Allah saja dan meninggalkan ibadah kepada selain-NYa
4.
Kewajiban mensyukuri nikmat dengan cara memuji Allah dan membelanjakan di jalan
yang dia Ridhai.
5.
Pemberian Allah berupa makanan untuk mengilangkan lapar dan keamanan dari
ketakutan, yang keduanya adalah poros kehidupan.
WALLAH
A’LAMA BISHAWAB
JAKARTA 16/4/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar