25 Tutur Kata Luqman Kepada Anak
Luqman Al-Hakim mengajar anaknya ilmu yang datang dari sisi Allah
Yang Maha Mengetahui. Beliau pernah berpesan dan menasihati anaknya:.
1.“Wahai anakku! Selalulah berharap kepada Allah SWT tentang
sesuatu yang menyebabkan untuk tidak menderhakai Allah SWT. Takutlah
kepada Allah SWT dengan sebenar-benar takut (takwa), tentulah
engkau akan terlepas dari sifat berputus asa dari rahmat Allah SWT.”
2.“Wahai anakku, Bersyukurlah kepada
Tuhanmu kerana kurniaan-Nya. Orang yang mulia tidak mengingkari Penciptanya
kecuali orang yang kufur.”
3.“Wahai anakku! Bukanlah satu kebaikan namanya bilamana engkau
selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah
mengamalkannya. Hal itu tidak ubah seperti orang yang mencari kayu api, maka
setelah banyak ia tidak mampu memikulnya, padahal ia masih mahu menambahkannya.”
4.“Wahai anakku! Ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan
lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Jika engkau ingin
selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama TAKWA, isinya
ialah IMAN dan Layarnya adalah TAWAKKAL kepada
Allah SWT.”
5.“Wahai anakku! Orang-orang yang sentiasa menyediakan dirinya
untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat
penjagaan dari Allah SWT. Orang yang insaf dan sedar setelah menerima nasihat
orang lain, maka dia akan sentiasa menerima kemulian dari Allah SWT juga.”
6.“Wahai anakku! Jadikanlah dirimu dalam segala tingkahlaku
sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau mengharap sanjungan orang
lain kerana itu adalah sifat riya’ yang akan
mendatangkan cela pada dirimu.”
7. “Wahai anakku! Selalulah baik tutur kata dan halus budi
bahasamu serta manis wajahmu, dengan demikian engkau akan disukai orang
melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yang pernah memberikan barang
yang berharga.”
8.“Wahai anakku! Bilamana engkau mahu mencari kawan sejati, maka
ujilah dia terlebih dahulu dengan berpura-pura membuat dia marah. Bilamana
dalam kemarahan itu dia masih berusaha menginsafkan kamu, maka bolehlah engkau
mengambil dia sebagai kawan. Bila tidak demikian, maka berhati-hatilah.”
9.“Wahai anakku! Sesesiapa yang penyayang tentu akan
disayangi, sesiapa yang pendiam akan selamat daripada berkata yang mengandungi
racun dan sesiapa yang tidak dapat menahan lidahnya dari berkata kotor tentu
akan menyesal.”
10.“Wahai anakku! Bergaul rapatlah dengan orang yang alim lagi
berilmu. Perhatikanlah kata nasihatnya kerana sesungguhnya sejuklah hati
ini mendengarkan nasihatnya, hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari
mutiara kata-katanya bagaikan tanah yang subur lalu disirami air hujan.”
11.“Wahai anakku! Sekiranya kamu di dalam solat, jagalah hatimu, sekiranya
kamu makan, jagalah kerongkongmu, sekiranya
kamu berada di rumah orang lain, jagalah kedua matamu dan
sekiranya kamu berada di kalangan manusia, jagalah lidahmu.”
12.“Wahai anakku! Berdiam diri itu adalah hikmah (perbuatan
yang bijak) sedangkan amat sedikit orang yang melakukannya.”
13“Wahai anakku! Janganlah engkau bertemankan dengan orang yang
bersifat talam dua muka, kelak akan membinasakan
dirimu.”
14.“Wahai anakku! Sesiapa yang berbohong hilanglah
air mukanya dan sesiapa yang buruk akhlaknya banyaklah dukacitanya.”
15“Wahai anakku! Apabila engkau mempunyai dua pilihan di antara
takziah orang mati atau hadir majlis perkahwinan, pilihlah untuk menziarahi
orang mati, sebab ianya akan mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedangkan
menghadiri pesta perkahwinan hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan
duniawi sahaja.”
16.“Wahai anakku! Janganlah engkau makan sampai kenyang yang
berlebihan, kerana sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu adalah
lebih baiknya bila makanan itu diberikan kepada anjing sahaja.”
17.“Wahai anakku! Aku pernah makan makanan yang baik dan memeluk
yang terbaik tetapi aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih lazat daripada kesihatan.”
18.“Wahai anakku! Makanlah makananmu bersama sama dengan orang
orang yang takwa dan musyawarahlah urusanmu
dengan para alim ulamak dengan cara meminta nasihat dari mereka.”
19“Wahai anakku! Jangan engkau berlaku derhaka terhadap
ibu dan ayahmu dengan apa jua sekalipun, melainkan apabila mereka menyuruhmu
derhaka kepada Yang Maha Berkuasa.”
20.“Wahai anakku! Seandainya ibubapamu marah
kepadamu kerana kesilapan yang kamu lakukan, maka marahnya ibubapamu adalah
bagaikan baja bagi tanam-tanaman.”
21.“Wahai anakku! Engkau telah merasakan betapa beratnya
mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih lagi daripada
semua itu adalah bilamana engkau mempunyai jiran yang
jahat.”
22.“Wahai anakku! Jauhkan dirimu dari berhutang, kerana
sesungguhnya berhutang itu boleh menjadikan dirimu hina di waktu siang dan
gelisah di waktu malam.”
23.“Wahai anakku! Ambillah harta dunia sekadar
keperluanmu sahaja dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekalan akhiratmu.”
24“Wahai anakku! Tidak ada kebaikan bagimu untuk mempelajari apa yang
belum kamu tahu sedangkan kamu belum beramal dengan apa
yang kamu tahu.”
25“Wahai anakku! Kehinaan dalam melakukan ketaatan
kepada Allah SWTlebih mendekatkan diri daripada mulia dengan maksiat (perkara
menyebabkan dosa) kepada-Nya. Janganlah anakku undurkan melakukan taubat, sebab
kematian datangnya tiba-tiba, sedang malaikat maut tidak memberitahukannya
terlebih dulu.”
Kesimpulan yang didapat dari Kisah
Luqman:
1. Penetapan (wajibnya) tauhid dan ancaman (bahaya) syirik.
2. Penjelasan hikmah, yaitu bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan taat dan selalu ingat kepada-Nya. Karena tidaklah bersyukur melainkan orang yang berakal dan pandai.
3. Disyariatkan nasihat dan bimbingan, baik untuk orang tua, anak kecil, orang asing maupun kerabat.
4. Dahsyatnya (keburukan) syirik, dan penjelasan bahwa syirik merupakan kezhaliman yang sangat besar.
5. Penjelasan jangka waktu menyusui, yaitu selama dua tahun, tidak lebih.
6. Wajibnya berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua.
7. Penetapan kaidah "tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Pencipta (Allah Subhanahu wa Ta’ala)". Yaitu dengan tidak mentaati (perintah) orang tua dalam hal-hal yang tidak baik (menurut syariat).
8. Wajib mengikuti jalan orang-orang yang beriman dari kalangan Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah, dan haram mengikuti jalan para pelaku bid'ah dan kesesatan.
9. Wajib merasakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa mengawasi dan mengetahui gerak-gerik (setiap manusia), dan tidak boleh menganggap remeh terhadap kebaikan atau keburukan yang dilakukan, betapa pun kecilnya.
10. Wajib menegakkan shalat, amar ma'ruf dan nahi munkar, dan sabar terhadap apa-apa yang akan menimpa si pelaku amar ma'ruf dan nahi munkar tersebut.
11. Haram berlaku angkuh dan sombong dalam berjalan, serta wajibnya sederhana, tenang dalam berjalan dan berbicara. Yakni tidak terlalu cepat dalam berjalan, dan tidak terlalu mengeraskan suara dalam berbicara, kecuali jika dibutuhkan.
1. Penetapan (wajibnya) tauhid dan ancaman (bahaya) syirik.
2. Penjelasan hikmah, yaitu bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan taat dan selalu ingat kepada-Nya. Karena tidaklah bersyukur melainkan orang yang berakal dan pandai.
3. Disyariatkan nasihat dan bimbingan, baik untuk orang tua, anak kecil, orang asing maupun kerabat.
4. Dahsyatnya (keburukan) syirik, dan penjelasan bahwa syirik merupakan kezhaliman yang sangat besar.
5. Penjelasan jangka waktu menyusui, yaitu selama dua tahun, tidak lebih.
6. Wajibnya berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua.
7. Penetapan kaidah "tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Pencipta (Allah Subhanahu wa Ta’ala)". Yaitu dengan tidak mentaati (perintah) orang tua dalam hal-hal yang tidak baik (menurut syariat).
8. Wajib mengikuti jalan orang-orang yang beriman dari kalangan Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah, dan haram mengikuti jalan para pelaku bid'ah dan kesesatan.
9. Wajib merasakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa mengawasi dan mengetahui gerak-gerik (setiap manusia), dan tidak boleh menganggap remeh terhadap kebaikan atau keburukan yang dilakukan, betapa pun kecilnya.
10. Wajib menegakkan shalat, amar ma'ruf dan nahi munkar, dan sabar terhadap apa-apa yang akan menimpa si pelaku amar ma'ruf dan nahi munkar tersebut.
11. Haram berlaku angkuh dan sombong dalam berjalan, serta wajibnya sederhana, tenang dalam berjalan dan berbicara. Yakni tidak terlalu cepat dalam berjalan, dan tidak terlalu mengeraskan suara dalam berbicara, kecuali jika dibutuhkan.
74. Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan
kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa.AL-FURQAN. Amin Ya Rabbal Aalamin
Jakarta 19/2/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar