JIN
DAPAT MELIHAT MANUSIA
إِنَّهُ
يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat
kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al A’raf:
27).
Muqaddimah
"Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat kering (yg berasal)
dari lumpur hitam yg diberi bentuk. Dan Kami (Allah) telah menciptakan jin,
sebelum itu, dari api yg sangat panas." (QS. Al-hijr : 26).
"Dan
sesungguhnya di antara kami terdapat jin-jin yang taat. Barang siapa yg taat,
maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus. Adapun jin-jin yg
menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu bakar bagi neraka
Jahannam." (QS. al-Jinn : 14-15).
Jin juga
dikenai kewajiban untuk taat kepada Allah swt, seperti dalam firman-Nya
: "Wahai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepada kalian
rasul-rasul dari golongan kalian sendiri, yg menyampaikan kepada kalian
ayat-ayat-Ku, dn mengingatkan kalian akan pertemuan hari ini? Mereka
berkata,"Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri."
Kehidupan dunia
telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri bahwa
mereka adalah orang-orang yg kafir. Yang demikian itu, karena Tuhan-mu
tdklah membinasakan negeri-negeri secara aniaya, melainkan penduduknya telah
lalai. Dan masing-masing orang akan memperoleh derajat seimbang dengan apa yg
dikerjakannya. Dan Tuhan-mu tdk lalai atas apa yg mereka
kerjakan." (QS. Al-An'am : 130-132).
Jin Diciptakan dari Api
Jin diciptakan dari api sebagaimana disebutkan dalam tiga dalil berikut
ini,
وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ
“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat
panas.” (QS. Al Hijr: 27).
Begitu pula disebutkan dalam surat Ar Rahman,
وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ
“Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar Rahman: 15).
Dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim, dari ‘Aisyah, ia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ
نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ
“Malaikat diciptakan dari cahaya. Jin diciptakan dari nyala api. Adam
diciptakan dari apa yang telah ada pada kalian.” (HR. Muslim no. 2996).
Bentuk Fisik Jin
Kita tidaklah bisa memastikan bentuk fisik jin kecuali berdasarkan dalil.
Di antara dalil menyebutkan bahwa jin memiliki qolbun (jantung, hati).
Sebagaimana disebutkan dalam ayat,
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ
قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ
آَذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ
أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan
dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al A’raf: 179). Di dalam ayat
ini disebutkan pula bahwa jin di samping memiliki hati (jantung), juga memiliki
mata dan telinga. Bahkan setan memiliki suara sebagaimana disebutkan dalam
ayat,
وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ
“Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan suaramu
(ajakanmu)” (QS. Al Isra’: 64). Ayat di atas membicarakan tentang setan
(iblis).
Bahkan dalam berbagai hadits juga disebutkan bahwa setan memiliki lisan, jin itu
makan, minum, dan tertawa, juga disebutkan berbagai sifat lainnya.
Berbagai Sebutan untuk Jin
Ada berbagai macam penyebutan jin dalam bahasa Arab:
- Untuk jin murni, maka disebut jinni
- Untuk yang tinggal bersama manusia disebut ‘aamir, bentuk pluralnya adalah ‘ammaar
- Jin yang mengganggu anak kecil disebut arwah
- Yang jahat dan sering mengganggu adalah syaithon (setan)
- Yang lebih jahat lagi adalah maarid
- Yang paling jahat dan begitu garang adalah ifriit, bentuk pluralnya adalah ‘afaarit.
Disebutkan dalam hadits riwayat Ath Thobroni dan Al Hakim dengan sanad
shahih, jin itu ada tiga kelompok:
- Jin yang terbang di udara
- Jin yang berbentuk ular dan anjing
- Jin yang lepas dan berjalan
Alam Jin Menurut Al-Qur’an Dan Sunnah
1.Jin dikenakan kewajiban seperti halnya manusia. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembah-Ku” (Adz Dzaariyaat : 56)
2.Jin ada yang mukmin dan ada juga yang kafir. “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang orang
yang shalih dan diantara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah
kami menempuh jalan yang berbeda beda.” (Al Jin : 11)
3.Jin itu diciptakan lebih dahulu daripada manusia. “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
(Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat
panas”. (Al Hijr : 26-27)
4.Jin adalah satu bangsa yang besar dan terbagi bagi, sehingga Iblis termasuk salah satu bangsa jin. “Dan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada
Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka
ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan keturunan
keturunannya sebagai pemimpin selain daripada Ku, sedang mereka adalah musuhmu?
Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang orang yang
zalim.” (Al Kahfi : 50)
5.Manusia lebih mulia daripada jin. “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah
kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur
dan adalah ia termasuk golongan orang orang yang kafir.” (Al Baqarah : 34).
Oleh karena itu apabila ada manusia yang memohon pertolongan kepada jin, maka
ia membuat jin semakin sombong, takabur, dan besar kepala.
6.Jin, termasuk Iblis beserta kaumnya tidak bisa dilihat oleh mata
kepala kita, manusia tidak bisa melihat jin (dalam rupa aslinya). “Hai anak
Adam, janganlah sekali kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah
mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya
pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan
pengikut pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa
melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan setan itu pemimpin
pemimpin bagi orang orang yang tidak beriman.” (Al A’raaf : 27)
7.Manusia itu dapat dirasuki oleh jin, dengan kata lain kesurupan. “Orang orang yang makan (mengambil) riba
tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan
lantaran (tekanan) penyakit gila.” (Al Baqarah : 275)
8.Bahwa jin atau setan itu ada yang laki dan ada yang perempuan dan
mereka sama dengan kita, kawin dan bercampur antara laki laki dan perempuan.
“Dan bahwasannya ada beberapa orang laki laki diantara manusia meminta perlindungan
kepada beberapa laki laki diantara jin, maka jin jin itu menambah bagi mereka
dosa dan kesalahan.” (Al Jin : 6). Juga hadits yang merupakan do’a yang kita
baca ketika masuk WC (yang artinya) : “Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari
jin yang laki laki dan yang perempuan”.
9.Bangsa jin itu juga makan seperti kita, hanya saja makanannya tidak sama dengan makanan kita dan adakalanya dia
mencuri makanan kita sebagaimana setan mencuri makanan zakat dari Abu Hurairah
yang diperintah oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjaganya.
Makanan jin diantaranya adalah tulang dan kotoran, makanan manusia yang tidak
menyebut nama Allah, dan minuman yang terlarang.
10.Hadits
riwayat Ibnu 'Abbas ra dalam tafsirnya, dng redaksi sbb :"Jin terbagi tiga
kelompok; Kelompok pertama yg ada di udara; kelompok kedua adalah jin yg bisa
naik turun sekehendak hati mereka ; sedangkan kelompok ketiga adalah jin yg
berbentuk ular dan anjing." Setan juga bisa mempengaruhi jasad
manusia dengan perbuatannya : Di-takhrij oleh Imam Bukhari dan Muslim dari
Ibnu 'Abbas bahwasanya Rasulullah saw bersabda :"Sekiranya salah seorang
di antara kamu bermaksud mencampuri istrinya, maka hendaknya dia
mengatakan,"Bismillahi, allahumma jannibnasy-syaithana wa jannibisy-syaithana
maa razaqtanaa." (dengan nama Allah, ya Allah, jauhkanlah kami dari
setan, dan jahkanlah setan dari apa yg Engkau anugerahkan kepada kami."
Sebab kalau Allah menakdirkan lahirnya seorang anak dari hubungan itu, maka dia
tdk akan diganggu setan untuk selama-lamanya."
11.Diriwayatkan
dari Sayyidah Shafiyyah...ra binti Huyay bahwa Rasulullah saw
bersabda,"Sesungguhnya setan itu berjalan dalam tubuh anak Adam
sebagaimana darah yg mengalir dalam tubuhnya." (HR. Muslim).
Setan dpt
berjalan dlm tubuh manusia sebagaimana arus listrik yg berjalan pd kabel. Yang
bisa menguasai manusia, yg dpt menimbulkan pertengkaran, hilang ingatan (gila),
kemauan dn kesadaran.
12.Dalam Shahih Muslim, dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ
فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ
بِشِمَالِهِ
“Jika salah seorang di antara kalian makan, makanlah dengan tangan
kanannya. Ketika minum, minumlah dengan tangan kanan. Karena setan itu makan
dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim no. 2020).
Dalil lainnya juga menunjukkan setan itu makan dan minum yaitu dari hadits Jabir bin
‘Abdillah, ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ
طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ لاَ مَبِيتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ. وَإِذَا دَخَلَ
فَلَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ أَدْرَكْتُمُ
الْمَبِيتَ. وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ أَدْرَكْتُمُ
الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ
“Jika salah seorang di antara kalian memasuki rumahnya, lalu ia berdzikir
pada Allah ketika memasukinya dan ketika hendak makan, maka setan pun berkata
(pada teman-temannya), “Sungguh kalian tidak mendapat tempat bermalam dan tidak
mendapat makan malam.” Namun ketika seseorang memasuki rumah dan tidak
berdzikir pada Allah, setan pun berkata (pada teman-temannya), “Akhirnya,
kalian mendapatkan tempat bermalam.” Jika ia tidak menyebut nama Allah ketika
makan, setan pun berucap (pada teman-temannya), “Kalian akhirnya mendapat
tempat bermalam dan makan malam.” (HR. Muslim no. 2018).
Mintak Bantuan Jin ?
Bagi segolongan umat ini, meminta bantuan jin apalagi setan, itu jelas
kemusyrikan. Dan orangnya disebut musyrik. Karena dia telah minta tolong kepada
selain Allah swt, apalagi kepada makhluk gaib.
Saudaraku, Memang banyak orang membaca Kitabullah (al-Qur'an), tapi sedikit
yang paham. Nah, yang membahayakan sedikit paham, lalu menyampaikan kepada
orang lain. Inilah yang disinyalir Rasulullah,"..Lalu mereka menjadikan
orang2 bodoh itu tempat bertanya. Dan akhirnya mereka telah sesat dan
menyesatkan." (Al-Hadits).
Saudaraku, Al qur'an dengan jelas mengisahkan saat Nabi Sulaiman as meminta
kepada salah seorang pengikutnya untuk memindahkan istana Ratu Saba'. Dan
jangan salah salah seorang pengikutnya ini rupanya bernama "Ifrit"
(dari golongan jin). Allah swt berfirman : "Berkata Sulaiman :"Hai
pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yg sanggup mebawa
singgasananya (singgasana Ratu Saba'_pen) kepasaku sebelum mereka datang
kepadaku sebagai orang-orang yg berserah diri?" Berkata Ifrit (dr golongan
jin) :"Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari
tempat dudukmu. Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya dan dapat
dipercaya." (QS. 27 : 39)
Bahkan seorang pengikut lain Nabi Sulaiman as menjamin beliau as
menghadirkan singgasana dlm waktu sekerdipan mata. Allah berfirman
:"Berkatalah seorang yg mempunyai ilmu dari al-Kitab :"Aku akan
membawa singgasana itu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman
melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata :"Ini
termasuk karunia Tuhan-ku." (QS 27 : 40).
Saudaraku, Di ayat itu jin itu berarti adalah pengikut yg setia melayani
Nabi Sulaiman as, Ada yg membantah :"Krn yg melakukan adalah seorang nabi,
maka tdk dianggap syirik. Tapi kalau yg meminta orang muslim biasa maka
disitulah "kesyirikannya". Hakekat syirik, itu tdk akan berubah
dengan beda derajat orang di sisi Allah. Seandainya Sulaiman memerintah
rakyatnya menyembah jin, krn yg memerintahkan seorang nabi, maka tidak syirik.
Ini adalah bantahan yg tdk berdasar dan pemahaman orang bodoh. Kalau pada
dasarnya dalil menyembah selain Allah swt, syirik. Maka siapapun yg memerintah,
ya tetap syirik hukumnya.
Baiklah, Saudaraku.. Allah swt berfirman :"Dan dihimpunkan untuk
Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu mereka itu diatur dengan
tertib." (QS 27 : 17).
"Dan di antara sebagian dari jin ada yg bekerja di bawah kekuasaannya
dgn izin Tuhan-nya. Dn siapa yg menyimpang di antara mereka dari perintah Kami,
Kami rasakan kepadanya azab neraka yg apinya menyala-nyala. Para jin itu
membuat untuk Sulaiman apa yg dikehendakinya." (QS 34 : 12_13).
"Tidak seorangpun dari para Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan
seizin Allah." (QS 40 : 78).
Dulu saat penulis di pondok pesantren, pernah diajari sama pak kyai tentang
tafsir Yaasiin, karangan Syeikh Hamamy Zadah, hal. 12 ; penulis nukilkan sebuah
riwayat hadits dari 'Aisyah ra ; "Dan di alam gaib, ada bangsa yang
jumlahnya banyak, dan seorangpun tidak mengetahui kecuali Allah ta'aala
(kepastian hitungan banyaknya-pen), dn dalam tafsir Sang Syeikh, bahwasanya di
alam gaib ada langit, ada bumi dan gunung-...gunung, serta lautan ; singgasana
dan tahta kerajaan. Matahari, bulan dan bintang-bintang, dan alam (dunia) ini
dibanding dengan alam gaib seperti setetes air di lautan. Seperti telah
diriwayatkan sesungguhnya ada seseorang meninggal dunia dan Rasulullah saw
menyolati atas jenazahnya, pergi mengiringi jenazahnya ke kuburnya,
menguburkannya lalu pulang ke rumah kembali, lalu 'Aisyah ra berdiri dan
menyentuh sorban Nabi saw dengan tangannya dan berkata,"Alangkah
menakjubkan, sorban dan baju tuan telah basah kena air hujan! Padahal di hari
itu tak ada hujan turun. Maka tahulah Nabi saw bahwa 'Aisyah ra telah melihat
hujan alam gaib, lalu Nabi saw bersabda :"Di hari saat aku menyelamkan
kepalamu," lalu 'Aisyah berkata :"Tuan selamkan kepalaku di balik
mantel tuan?" lalu Nabi saw bersabda :"Wahai 'Aisyah, jubah itu
sungguh telah menyingkapkan hijab pandangan (batin)mu, maka engkau dpt melihat
hujan alam gaib."
Dan Nabi saw bersabda :"Wahai 'Aisyah, dan di alam gaib ada hujan,
awan mendung, matahari dan bulan; dan tidak melihatnya kecuali PARA WALI ALLAH
DAN ORANG-ORANG SHALEH, dan firman-Nya (Allah) ta'aala :"..dan dari apa
yang mereka tidak mengetahuinya.." adalah isyarat terhadap semua yang
telah disebutkan di atas."
Manusia Melihat Jin ?
Al-Baihaqi
meriwayatkan dlm manaqib as-Syafi'i, dengan sanad ar-Rabi', katanya,"Saya
mendengar as-Syafi'i berkata :"Barang siapa mengklaim dirinya melihat jin,
maka kami menganggap syahadatnya telah batal, kecuali jika dia seorang
nabi."
Komentar Ibnu
Hajar :"(Ini, yg dikatakan Imam Syafi'i) sangat mungkin bagi orang yg
mengaku sebagai melihat jin dlm bentuk mereka sebagaimana mereka diciptakan.
Sedangkan orang2 yg mengatakan telah melihat mereka (jin) sesudah mereka
mengalami perubahan dlm bentuk hewan, misalnya maka itu tidak mengapa. Sebab,
berbagai riwayat telah megatakan tentang perubahan-perbahan bentuk
mereka." (Fathul Bari, juz 6 : hal. 396 oleh Ibnu Hajar al-Asqalani).
Sedangkan
pendapat As-Syaukani : "Sebagian ulama menggunakan ayat ini
(..Sesungguhnya mereka dan pengikutnya melihat kamu dari arah yg kamu tdk bisa
melihat mereka) sebagai dalil bahwa melihat setan itu tidak mungkin. Padahal
dlm ayat tersebut tdk ada isyarat yg menyatakan demikian. Pengertian ayat tersebut
adalah bahwa Iblis melihat kita dari tempat yg kita tdk melihatnya, dan bukan
berarti bahwa kita tdk bisa melihatnya untuk selamaya. Tak terlihatnya mereka
oleh pandangan kita saat mereka melihat kita, sama sekali tdk mengharuskan
ketidak-mungkinan setan atau jin untuk dilihat." (Tafsir Fath-al-Qadir,
al-Babi al-Halabi : juz 2 : hal. 197).
Imam Muslim
meriwayatkan bahwa Rasulullah saw berkata,"Di Madinah ada sekelompok jin,
dan mereka telah menyatakan diri masuk Islam. Kalau salah seorang di antara kalian
melihat sesuatu (yg mencurigakan), maka mintalah ia pergi. Tetapi kalau ia
tetap membandel maka bunuhlah ia. Sebab dia adalah setan."
By Abi Faid
Jakarta 2/10/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar