Setelah
melakukan Isra’ dari Makkah al Mukarromah sampai ke Masjid al Aqsha, Baitul
Maqdis, kemudian beliau disertai malaikat Jibril AS siap untuk melakukan Mi’raj
yakni naik menembus berlapisnya langit ciptaan Allah yang Maha Perkasa sampai
akhirnya beliau SAW berjumpa dengan Allah dan berbicara dengan Nya, yang
intinya adalah beliau dan umat ini mendapat perintah sholat lima waktu. Sungguh
merupakan nikmat dan anugerah yang luar biasa bagi umat ini, di mana
Allah SWT memanggil Nabi-Nya secara langsung untuk memberikan dan menentukan
perintah ibadah yang sangat mulya ini. Cukup kiranya hal ini sebagai kemulyaan
ibadah sholat. Sebab ibadah lainnya diperintah hanya dengan turunnya wahyu
kepada beliau, namun tidak dengan ibadah sholat, Allah memanggil Hamba yang
paling dicintainya yakni Nabi Muhammad SAW ke hadirat Nya untuk menerima perintah
ini.
Ketika
beliau dan Jibril sampai di depan pintu langit dunia (langit pertama), ternyata
disana berdiri malaikat, yang malaikat ini tidak pernah naik ke langit atasnya
dan tidak pernah pula turun ke bumi kecuali disaat meninggalnya Rasulullah SAW,
dia memimpin 70 ribu tentara dari malaikat, yang masing-masing malaikat ini
membawahi 70 ribu malaikat pula.
Jibril
meminta izin agar pintu langit pertama dibuka, maka malaikat yang menjaga
bertanya:
“Siapakah
ini?”
Jibril
menjawab: “Aku Jibril.”
Malaikat
itu bertanya lagi: “Siapakah yang bersamamu?”
Jibril
menjawab: “Muhammad saw.”
Malaikat
bertanya lagi: “Apakah beliau telah diutus (diperintah)?”
Jibril
menjawab: “Benar”.
Setelah
mengetahui kedatangan Rasulullah malaikat yang bermukim disana menyambut dan
memuji beliau dengan berkata:
“Selamat
datang, semoga keselamatan menyertai anda wahai saudara dan pemimpin, andalah
sebaik-baik saudara dan pemimpin serta paling utamanya makhluk yang datang”.
Maka
dibukalah pintu langit dunia ini”.
Setelah
memasukinya beliau bertemu Nabi Adam dengan bentuk dan postur sebagaimana
pertama kali Allah menciptakannya. Nabi saw bersalam kepadanya, Nabi Adam
menjawab salam beliau seraya berkata:
“Selamat
datang wahai anakku yang sholeh dan nabi yang sholeh”.
Di
kedua sisi Nabi Adam terdapat dua kelompok, jika melihat ke arah kanannya,
beliau tersenyum dan berseri-seri, tapi jika memandang kelompok di sebelah
kirinya, beliau menangis dan bersedih. Kemudian Jibril AS menjelaskan kepada
Rasulullah, bahwa kelompok disebelah kanan Nabi Adam adalah anak cucunya yang
bakal menjadi penghuni surga sedang yang di kirinya adalah calon penghuni
neraka.
Kemudian
Rasulullah melanjutkan perjalanannya di langit pertama ini, tiba-tiba pandangan
beliau tertuju pada kelompok manusia yang dihidangkan daging panggang dan lezat
di hadapannya, tapi mereka lebih memilih untuk menyantap bangkai disekitarnya.
Ternyata mereka adalah manusia yang suka berzina, meninggalkan yang halal untuk
mereka dan mendatangi yang haram.
Kemudian
beliau berjalan sejenak, dan tampak di hadapan beliau suatu kaum dengan perut
membesar seperti rumah yang penuh dengan ular-ular, dan isi perut mereka ini
dapat dilihat dari luar, sehingga mereka sendiri tidak mampu membawa perutnya
yang besar itu. Mereka adalah manusia yang suka memakan riba.Disana beliau juga
menemui suatu kaum, daging mereka dipotong-potong lalu dipaksa agar memakannya,
lalu dikatakan kepada mereka:
“makanlah
daging ini sebagaimana kamu memakan daging saudaramu di dunia, yakni
menggunjing atau berghibah”.
Kemudian beliau naik ke langit kedua, seperti sebelumnya malaikat penjaga bertanya seperti pertanyaan di langit pertama. Akhirnya disambut kedatangan beliau SAW dan Jibril AS seperti sambutan sebelumnya. Di langit ini beliau berjumpa Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakariya, keduanya hampir serupa baju dan gaya rambutnya. Masing-masing duduk bersama umatnya.
Kemudian beliau naik ke langit kedua, seperti sebelumnya malaikat penjaga bertanya seperti pertanyaan di langit pertama. Akhirnya disambut kedatangan beliau SAW dan Jibril AS seperti sambutan sebelumnya. Di langit ini beliau berjumpa Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakariya, keduanya hampir serupa baju dan gaya rambutnya. Masing-masing duduk bersama umatnya.
Nabi
saw menyifati Nabi Isa bahwa dia berpostur sedang, putih kemerah-merahan
warna kulitnya, rambutnya lepas terurai seakan-akan baru keluar dari hammam, karena
kebersihan tubuhnya. Nabi menyerupakannya dengan sahabat beliau ‘Urwah bin
Mas’ud ats Tsaqafi.
Nabi
bersalam kepada keduanya, dan dijawab salam beliau disertai sambutan: “Selamat
datang wahai saudaraku yang sholeh dan nabi yang sholeh”.
Kemudian
tiba saatnya beliau melanjutkan ke langit ketiga, setelah disambut baik oleh
para malaikat, beliau berjumpa dengan Nabi Yusuf bin Ya’kub. Beliau bersalam
kepadanya dan dibalas dengan salam yang sama seperti salamnya Nabi Isa.
Nabi
berkomentar: “Sungguh dia telah diberikan separuh ketampanan”. Dalam riwayat
lain, beliau bersabda: “Dialah paling indahnya manusia yang diciptakan Allah,
dia telah mengungguli ketampanan manusia lain ibarat cahaya bulan purnama
mengalahkan cahaya seluruh bintang”.
Ketika
tiba di langit keempat, beliau berjumpa Nabi Idris AS. Kembali beliau mendapat
jawaban salam dan doa yang sama seperti Nabi-Nabi sebelumnya.
Di
langit kelima, beliau berjumpa Nabi Harun bin ‘Imran AS, separuh janggutnya
hitam dan seperuhnya lagi putih (karena uban), lebat dan panjang. Di sekitar
Nabi Harun tampak umatnya sedang khusyu’ mendengarkan petuahnya.
Setelah
sampai di langit keenam, beliau berjumpa beberapa nabi dengan umat mereka
masing-masing, ada seorang nabi dengan umat tidak lebih dari 10 orang, ada lagi
dengan umat di atas itu, bahkan ada lagi seorang nabi yang tidak ada
pengikutnya.
Kemudian
beliau melewati sekelompok umat yang sangat banyak menutupi ufuk, ternyata
mereka adalah Nabi Musa dan kaumnya. Kemudian beliau diperintah agar mengangkat
kepala beliau yang mulya, tiba-tiba beliau tertegun dan kagum karena pandangan
beliau tertuju pada sekelompok umat yang sangat banyak, menutupi seluruh ufuk
dari segala sisi, lalu ada suara: “Itulah umatmu, dan selain mereka terdapat 70
ribu orang yang masuk surga tanpa hisab “.
Pada
tahapan langit keenam inilah beliau berjumpa dengan Nabi Musa AS, seorang nabi
dengan postur tubuh tinggi, putih kemerah-merahan kulit beliau. Nabi saw
bersalam kepadanya dan dijawab oleh beliau disertai dengan doa. Setelah itu
Nabi Musa berkata: “Manusia mengaku bahwa aku adalah paling mulyanya manusia di
sisi Allah, padahal dia (Rasulullah saw) lebih mulya di sisi Allah daripada
aku”.
Setelah
Rasulullah melewati Nabi Musa, beliau menangis. Kemudian ditanya akan hal
tersebut. Beliau menjawab: “Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus jauh
setelah aku, tapi umatnya lebih banyak masuk surga daripada umatku”.
Kemudian
Rasulullah saw memasuki langit ketujuh, di sana beliau berjumpa Nabi Ibrahim AS
sedang duduk di atas kursi dari emas di sisi pintu surga sambil menyandarkan
punggungnya pada Baitul Makmur, di sekitarnya berkumpul umatnya.
Setelah
Rasulullah bersalam dan dijawab dengan salam dan doa serta sambutan yang baik,
Nabi Ibrahim berpesan: “Perintahkanlah umatmu untuk banyak menanam tanaman
surga, sungguh tanah surga sangat baik dan sangat luas”. Rasulullah bertanya: “Apakah
tanaman surga itu?”, Nabi Ibrahim menjawab: “(Dzikir) Laa haula wa laa quwwata
illa billahil ‘aliyyil ‘adziim“.
Dalam
riwayat lain beliau berkata:
“Sampaikan
salamku kepada umatmu, beritakanlah kepada mereka bahwa surga sungguh sangat
indah tanahnya, tawar airnya dan tanaman surgawi adalah Subhanallah wal hamdu lillah
wa laa ilaaha illallah wallahu akbar”.
Kemudian
Rasulullah diangkat sampai ke Sidratul Muntaha, sebuah pohon amat besar
sehingga seorang penunggang kuda yang cepat tidak akan mampu untuk mengelilingi
bayangan di bawahnya sekalipun memakan waktu 70 tahun. Dari bawahnya memancar
sungai air yang tidak berubah bau, rasa dan warnanya, sungai susu yang putih
bersih serta sungai madu yang jernih. Penuh dengan hiasan permata zamrud dan
sebagainya sehingga tidak seorang pun mampu melukiskan keindahannya.
Kemudian
beliau saw diangkat sampai akhirnya berada di hadapan telaga Al Kautsar, telaga
khusus milik beliau saw. Setelah itu beliau memasuki surga dan melihat disana
berbagai macam kenikmatan yang belum pernah dipandang mata, didengar telinga
dan terlintas dalam hati setiap insan.
Begitu
pula ditampakkan kepada beliau neraka yang dijaga oleh malaikat Malik, malaikat
yang tidak pernah tersenyum sedikitpun dan tampak kemurkaan di wajahnya.
Dalam
satu riwayat, setelah beliau melihat surga dan neraka, maka untuk kedua kalinya
beliau diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu beliau diliputi oleh awan dengan
beraneka warna, pada saat inilah Jibril mundur dan membiarkan Rasulullah
berjalan seorang diri, karena Jibril tahu hanya beliaulah yang mampu untuk
melakukan hal ini, berjumpa dengan Allah SWT.
Setelah
berada di tempat yang ditentukan oleh Allah, tempat yang tidak seorang
makhlukpun diizinkan berdiri disana, tempat yang tidak seorangpun makhluk mampu
mencapainya, beliau melihatNya dengan mata beliau yang mulya. Saat itu langsung
beliau bersujud di hadapan Allah SWT.
Allah
berfirman: “Wahai Muhammad.”
“Labbaik
wahai Rabbku”, sabda beliau.
“Mintalah
sesuka hatimu”, firman Nya.
Nabi
bersabda: “Ya Allah, Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai Khalil (kawan
dekat), Engkau mengajak bicara Musa, Engkau berikan Dawud kerajaan dan
kekuasaan yang besar, Engkau berikan Sulaiman kerajaan agung lalu ditundukkan
kepadanya jin, manusia dan syaitan serta angin, Engkau ajarkan Isa at Taurat
dan Injil dan Engkau jadikan dia dapat mengobati orang yang buta dan belang
serta menghidupkan orang mati”.
Kemudian
Allah berfirman: “Sungguh Aku telah menjadikanmu sebagai kekasihKu”.
Dalam
Shohih Imam Muslim diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik, bahwa rasulullah
bersabda:
”
… kemudian Allah mewajibkan kepadaku (dan umat) 50 sholat sehari semalam, lalu
aku turun kepada Musa (di langit ke enam), lalu dia bertanya:
“Apa
yang telah Allah wajibkan kepada umat anda?”
Aku
menjawab: “50 sholat”,
Musa
berkata: “kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan sebab umatmu tidak
akan mampu untuk melakukannya”,
Maka
aku kembali kepada Allah agar diringankan untuk umatku, lalu diringankan 5
sholat (jadi 45 sholat), lalu aku turun kembali kepada Musa, tapi Musa berkata:
“Sungguh
umatmu tidak akan mampu melakukannya, maka mintalah sekali lagi keringanan
kepada Allah”.
Maka
aku kembali lagi kepada Allah, dan demikianlah terus aku kembali kepada Musa
dan kepada Allah sampai akhirnya Allah berfirman:
“Wahai
Muhammad, itu adalah kewajiban 5 sholat sehari semalam, setiap satu sholat
seperti dilipatgandakan menjadi 10, maka jadilah 50 sholat”.
Maka
aku beritahukan hal ini kepada Musa, namun tetap dia berkata:
“Kembalilah
kepada Rabbmu agar minta keringanan”,
Maka
aku katakan kepadanya: “Aku telah berkali-kali kembali kepadaNya sampai aku
malu kepadaNYa”.
Setelah
beliau menerima perintah ini, maka beliau turun sampai akhirnya menaiki buraq
kembali ke kota Makkah al Mukarromah, sedang saat itu masih belum tiba fajar.
Pagi
harinya beliau memberitahukan mukjizat yang agung ini kepada umatnya, maka
sebagian besar diantara mereka mendustakan bahkan mengatakan nabi telah gila
dan tukang sihir, saat itu pertama umat yang membenarkan dan mempercayai beliau
adalah Sayyiduna Abu Bakar, maka pantaslah beliau bergelar As Shiddiq, bahkan
tidak sedikit diantara mereka yang tadinya beriman, kembali murtad keluar dari
syariat.
Sungguh
keimanan itu intinya adalah membenarkan dan percaya serta pasrah terhadap semua
yang dibawa dan diberitakan Nabi Muhammad SAW, sebab beliau tidak mungkin
berbohong apalagi berkhianat dalam Risalah dan Dakwah beliau. Beliaulah Nabi
yang mendapat gelar Al Amiin (dipercaya), Ash Shoodiq (selalu jujur) dan Al
Mashduuq (yang dibenarkan segala ucapannya). Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wa
sallam.(Sarkub.com)
JAKARTA 4/6/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar