IKHLAS BERPUASA
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - مَنْ
صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah
SAW bersabda, "Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap
perhitungan (pahala), maka diampuni dosanya yang telah lalu"
Muqaddimah
Ikhlas berasal dari bahasa Arab yang berarti bening, bersih tidak becampur dengan sesuatu dan bila bercampur dengan sesuatu maka disebut "Syirik". Imam al-Qurthubi menafsirkan ayat: "ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih". Artinya tidak ada dicampuri dengan yang lain. Dengan kata lain bahwa antara ikhlas dan syirik tidak ada jarak antara keduanya. Bila seseorang tidak ikhlas berarti terjerumus kepada syirik berarti ia telah mencapai ikhlas, sehingga tidak ada setengah ikhlas atau sebagian dilaksanakan karena Allah, dan sebagian karena manusia, bila itu terjadi maka Allah menyerahkan semuanya kepada siapa dia diduakan atau disekutukan. Agaknya itulah yang dimaksud oleh Allah Swt di dalam Hadits Qudsi, Aku paling tidak membutuhkan sekutu (HR. Muslim). Persoalannya bagaiman ibadah puasa dapat menumbuhkan keikhlasan beramal dan membangun, serta mengokohkannya di dalam hati, sehingga dapat dikatakan bahwa ibadah puasa dapat dijadikan proses internalisasi keikhlasan.
Puasa
Dengan Ikhlas dan Sabar
Dan beruntunglah orang-orang yang
hidup segenerasi dengan Rasulullah Saw. bila ada kesalahan-kesalahan seperti
suka dipuji dan disanjung lalu ditegur oleh Allah Swt dengan menurunkan
firman-Nya: Lalu bagaimana halnya dengan generasi sekarang ini, bila berbuat,
baik untuk agama maupun yang lainnya selalu mengharapkan sanjungan dan
berbuat sesuatu penuh mengharapkan sanjungan dan berbuat sesuatu penuh dengan
tendensius. Seolah-olah keikhlasan itu tanggal dari hati kita, lalu siapa
yang menegur hati kita? Siapa pula yang membangun keikhlasan yang telah roboh
itu? Agaknya datangnya Ramadhan setiap tahun sebagai jawaban dari semua
itu, karena puasa Ramadhan tidak terlalu rentan dengan ria (pamer). Oleh
sebab itu Allah Swt berfirman di dalam Hadits Qudsi: Puasa itu untuk ku dan
aku yang membalasnya.
Bulan
puasa adalah bulan yang penuh keberkahan banyak manfaat yang bisa diambil
untuk merubah perilaku kita agar lebih baik lagi dalam menghadapi persoalan
kehidupan. Banyak manfaat yang bisa diambil kalau kita berpuasa seperti :
pengendalian diri, berlaku jujur, bersabar, iklas menghadapi cobaan. Manfaat
ini akan kita rasakan bilamana dilaksanakan dengan hati yang sabar.
Pengendalian
diri. Sehari penuh dari pagi hingga
malam kita tidak makan maupun minum, pastinya rasa haus dan lapar bergelayut
di perut. Hikmah dari ini menguji kita untuk mengendalikan hawa nafsu kita
agar bisa mengerem keinginan yang selalu menggebu untuk di batasi.
Banyak orang dalam hidupnya hanya mengumbar nafsu dan birahi dalam menjalani
hidup ini justru dalam puasa ini di ajarkan untuk pengendalian diri.
Berlaku
Jujur. Sepertinya perilaku seperti ini
sangat langka di bumi pertiwi, tapi tidak ada salahnya jika mau mengambil
hikmah dari berpuasa untuk kejujuran. Kejujuran sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari, dengan kejujuran hati ini bisa tenang baik dunia
maupun akhirat. Dan yang penting, jujur atau tidak hanya diri kita sendiri
yang tahu.
Bersabar. Kesabaran merupakan kunci sukses menghadapi setiap
persoalan. Kebiasaan suka marah harus dikendalikan, karena berpuasa di
ajarkan untuk membangun kepribadian yang matang. Jauh dari amarah maupun
cacian yang membuat orang lain jadi tersinggung.
Ikhlas
menghadapi cobaan. Mengerjakan perbuatan yang satu
ini sangatlah berat dan banyak orang yang belum berhasil. Keiklasan
membutuhkan energi yang kuat dari dalam diri sendiri karena datangnya bukan
dari luar. Bilamana kita sudah mampu mencapai keiklasan bisa dijamin kehidupan
ini tidak akan menyengsarakan.
JAKARTA 29/6/2013
|
Sabtu, 29 Juni 2013
PUASA LILLAHI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar