BONUS SEDEKAH DI
RAMADHAN
Rasulullah saw
bersabda: "Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang
lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikit pun
mengurangi pahalanya." (HR. At Tirmidzi no 807).
Muqaddimah
Kedatangan bulan
Ramadhan setiap tahunnya tak henti menjadi penghibur hati orang mukmin.
Bagaimana tidak, beribu keutamaan ditawarkan di bulan ini. Pahala diobral,
ampunan Allah bertebaran memenuhi setiap ruang dan waktu. Seorang yang
menyadari kurangnya bekal yang dimiliki untuk menghadapi hari penghitungan
kelak, tak ada rasa kecuali sumringah menyambut Ramadhan. Insan yang menyadari
betapa dosa melumuri dirinya, tidak ada rasa kecuali bahagia akan kedatangan
bulan Ramadhan.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
والصدقة
تطفىء الخطيئة
كما تطفىء
الماء النار
“Sedekah dapat
menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam
Shahih At Tirmidzi, 614)
Diampuninya dosa
dengan sebab sedekah di sini tentu saja harus disertai taubat atas dosa yang
dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian orang yang sengaja
bermaksiat, seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat curang, mengambil
harta anak yatim, dan sebelum melakukan hal-hal ini ia sudah merencanakan untuk
bersedekah setelahnya agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang demikian ini tidak
dibenarkan karena termasuk dalam merasa aman dari makar Allah, yang merupakan
dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:
أَفَأَمِنُوا
مَكْرَ اللَّهِ
فَلَا يَأْمَنُ
مَكْرَ اللَّهِ
إِلَّا الْقَوْمُ
الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah
mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa aman dan azab Allah
kecuali orang-orang yang merugi.”
(QS. Al A’raf: 99)
Keutamaan Sedekah
Rasulullah saw
memberi teladan untuk lebih bersemangat dalam bersedekah di bulan Ramadan,
disebabkan bersedekah di bulan ini lebih dahsyat dibanding sedekah di bulan
lainnya. Di antara keutamaan sedekah di bulan Ramadan adalah:
1) Jaminan surga
bagi orang yang bersedekah.
Rasulullah saw
bersabda: "Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian
luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar.
Allah menganugerahkannya kepada orang yang berkata baik, bersedekah makanan,
berpuasa, dan salat di kala kebanyakan manusia tidur." (HR. At
Tirmidzi no.1984, Ibnu Hibban di Al Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu
Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/47, dihasankan Al Albani di Shahih
At Targhib, 946).
2) Mendapatkan
tambahan pahala puasa dari orang lain.
Rasulullah saw
bersabda: "Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang
lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikit pun
mengurangi pahalanya." (HR. At Tirmidzi no 807).
3) Allah
melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.
Allah Ta'ala
berfirman: "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah [166] adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha mengetahui." (QS. Al Baqarah [2]: 261).
4) Sedekah dapat
menghapus dosa.
Rasulullah saw
bersabda:"Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan
api." (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi,
614).
5) Sedekah dapat
membebaskan dari siksa kubur.
Rasulullah saw
bersabda:"Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur."
(HR. Thabrani, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 873).
6) Orang yang
bersedekah merasakan dada yang lapang dan hati yang bahagia.
Rasulullah saw
memberikan permisalan tentang orang yang dermawan dengan orang yang pelit: "Perumpamaan
orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki
baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang
bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di
kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak
meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan
pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia
berusaha melonggarkannya namun tidak bisa." (HR. Bukhari no. 1443).
Sungguh dengan
bersedekah kekayaan akan bertambah dan berlipat. Ibarat orang mendapat mangga,
maka yang dimakan cukup dagingnya sedangkan bijinya harus disisihkan, ditanam
hingga kelak akan menjadi pohon yang berlipat-lipat buahnya.
Kedermawanan
Rasulullah di Bulan Ramadhan
Rasul kita shallallahu
‘alaihi wa sallam, teladan terbaik bagi kita, beliau adalah orang yang
paling dermawan, dan kedermawanan beliau lebih dahsyat lagi di bulan
Ramadhan. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:
كان
رسول الله
صلى الله
عليه وسلم
أجود الناس
، وكان
أجود ما
يكون في
رمضان حين
يلقاه جبريل
، وكان
يلقاه في
كل ليلة
من رمضان
فيُدارسه القرآن
، فالرسول
الله صلى
الله عليه
وسلم أجودُ
بالخير من
الريح المرسَلة
“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau
lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril
menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)
Dari hadits di
atas diketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada
dasarnya adalah seorang yang sangat dermawan. Ini juga ditegaskan oleh Anas bin
Malik radhiallahu’anhu:
كان
النبي صلى
الله عليه
وسلم أشجع
الناس وأجود
الناس
“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling berani dan paling
dermawan.” (HR. Bukhari
no.1033, Muslim no. 2307)
Namun bulan
Ramadhan merupakan momen yang spesial sehingga beliau lebih dermawan lagi.
Bahkan dalam hadits, kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dikatakan melebihi angin yang berhembus. Diibaratkan demikian karena Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat ringan dan cepat dalam memberi,
tanpa banyak berpikir, sebagaimana angin yang berhembus cepat. Dalam hadits
juga angin diberi sifat ‘mursalah’ (berhembus), mengisyaratkan kedermawanan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki nilai manfaat
yang besar, bukan asal memberi, serta terus-menerus sebagaimana angin yang baik
dan bermanfaat adalah angin yang berhembus terus-menerus. Penjelasan ini
disampaikan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari.
Oleh karena itu,
kita yang mengaku meneladani beliau sudah selayaknya memiliki semangat yang sama.
Yaitu semangat untuk bersedekah lebih sering, lebih banyak dan lebih bermanfaat
di bulan Ramadhan, melebihi bulan-bulan lainnya.
JAKARTA 29/6/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar