Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi
Allah hanyalah Islam. (Ali ‘Imran:19)
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam,
maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di
akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Ali’Imran:85)
Barang siapa berkata(berikrar):”Aku rela
Allah sebagai Tuhanku, Islam agamaku dan Muhammad saw adalah Rasulku, maka
wajib baginya surga” (HR MUSLIM dan Abu Dawud)
Di Indonesia banyak agama dan
kepercayaan yang dianut oleh masyarakat, diantaranya agama Hindu, Budha,
Kristen Katolik dan Protestan, Islam dan aliran kepercayaan. Semua agama dan kepercayaan tersebut
berkembang dengan baik, meskipun beda agama masyarakatnya rukun, tetap
mempunyai toleran yang tinggi, misalnya sama-sama siap membangun bangsa yang
lebih baik dan harmonis dengan mengadakan pertemuan-pertemuan. untuk
bermusyawarah, bahkan kadang-kadang berdiskusi tentang ummat yang sejahtera.
Setiap agama mengajarkan kebaikan dan melarang kejahatan, tapi kadang-kadang
juga pengikutnya yang menodai agamanya dengan pelanggaran-pelanggaran seperti
merusak dan membuat keributan. Agama apapun pasti pemeluknya pernah
melanggarnya, sehingga kesan agama tersebut menjadi tidak bagus.
Semua agama baik, kendatipun ada pemeluknya
yang melanggar misalnya mencuri merampok, koropsi, mengurangi takaran dan
timbangan, menipu dan masih banyak legi perbuatan yang menodai keyakinannya
sendiri. Setiap agama melarang perbuatan yang tercela, misalnya dusta, khianat,
sering berbuat kerusakan lingkungan dan lain sebagainya. Apakah mereka belum
tahu atau pura tidak tahu ? Mengapa mereka melakukan perbuatan amoral ?
Siapakah yangpatut disalahkan ?
Memang kita menyadari bahwa orang yang
beragama karena factor keturunan dengan pencarian jati diri itu berbeda dalam
perkembangan budi pekertinya. Biasanya orang yang beragama karena keturunan itu
lebih cenderung fanatic dan mudah goncang imannya dibanding dengan orang yang
beragama karena factor pendidikan. Kadang-kadang juga beragama karena keturunan
itu lebih rendah kwalitas keimanannya, mungkin kedua orang tuanya juga minim
pengetahuan agamanya. Tetapi bagi orang yang mempunyai latar belakang
pendidikan agama yang bagus maka keturunannyapun kebanyakan bagus pula. Oleh
karena itu tugas orang tualah yang dominant untuk memberi pemahaman yang baik
terhadap putera-puterinya tentang agama baik secara lisan maupun perbuatan.
Pemimpin rumah tangga adalah seorang bapak
sebagai persidennya sedangkan ibu adalah wakilnya dalam menata dan mengatur
penghuninya sesuaidengan kesepakatan berdua guna menuju rumah tangga yang
sakinah, mawaddah wa rahmah penuh kasih sayang diantara keluarga dalam naungan
ridha ilahi. Baik dan buruknya tergantung pemimpin dan wakilnya.Bilamana
pemimpin bijak aturannya maka baik pula anggautanya, tetapi jika dhalim maka
jelek pula akibatnya. Seorang pemimpin harus jadi panutan bawahannya,
ibadahnya, amal salehnya, prilakunya dan juga akhlaknya. Jika memberikan contoh
yang baik maka anggauta rumah tangga tersebut baik pula akibatnya.
Islam adalah agama yang mengatur pemeluknya
untuk menggapai kehidupan yang baik di dunia maupun di akhirat, bagaimana rumah
tangga yang sakinah, masalah ekonomi, perkara politik secara garis besar sudah
tersirat dam al-Qur’an dan al-Hadis. Misalnya tugas seorang pemimpin rumah
tangga atau lainnya sebagaimana firman Allah SWT yang artinya :”Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka…”(at-Tahrim: 6) Ayat ini menyuruh seseorang untuk menyelamat
diri dari perkara-perkara yang bisa menjadi sebab masuk neraka alias berbuat
maksiat atau kemungkaran juga menjaga keluarga dengan selalu amal ma’rur nahi
mungkar.
Setiap orang akan dimintak tanggung jawab
atas perbuatan dan kepemimpinannya, apakah dia pemimpin suatu organisasi,
sebagai Gubernur atau lainnya, adilkah, dhalimkah, bijaksanakah atau
sebaliknya? Minimal memimpin diri dan keluarganya. Rasulullah saw pernah
bersabda yang artinya:”Kamu semua adalah pemimpin dan kamu juga
akan dimintak tanggung jawab tentang kepemimpinannya…”(al-Hadis)
Islam membagi tugas kepada
pengikutnya sesuai dengan kapasitasnya masing-masing, para umara’ (orang-orang
pemerintah) wajib amal ma’;ruf nahi mungkar, artinya hentikan kemungkaran,
kemaksiatan misalnya penjarakan para koroptor dengan jabatan yang diamanatkan ! Memberikan contoh hidup sederhana dan suka
membantu bawahannya. Lain dengan para ulama’ hendaknya menyampaikan kebenaran
yang sebenarnya, misalnya halal dikatakan halal atau sebaliknya, jangan haram
dikatakan halal ! Rakyatnya tidak suka dengan kemungkaran dan do’akan agar
orang-orang yang berbuat salah mau bertaubat ! Rasulullah saw bersabda yang
artinya:”Barangsiapa melihat kemungkaran, maka hentikan dengan tangan, jika
tidak mampu dengan lisan dan jika tidak bisa dengan hati, itulah
selemah-lemahnya iman”(al-Hadis)
Islam datang membawa kasih-sayang
terhadap pengikut-pengikutnya, laki-laki maupun perempuan, kaya atau miskin,
penguasa atau rakyat biasa sama-sama punya kesemtan meraih kemuliaan di sisi
Tuhan, siapakah
diatara mereka yang paling bertaqwa ? Surga dan neraka sudah disiapkan untuk
orang-orang yang patuh atau ingkar kepada Tuhan dan para nabi-rasul-Nya
mengajak ummat manusia menuju jalan ke surga dan melarang jalan ke neraka.
Semuga kita tergolong ummat yang patuh beragama,amin
JAKARTA 17/11/2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar