BONUS Bagi Dermawan
Yang Ikhlas
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah
baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang
baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi
mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)
Muqaddimah
Allah berfirman: Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang-mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surqa untuk mereka. Mereka berperanq pada ialan Alah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, lnjil dan Al Qur’an. Dan siapakah vanq lebih menepati janjinya (selain) daripada Alltah? Maka bergembiralah dengan jualbeli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangah yang besar.(QS 9:111).
Allah berfirman: Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang-mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surqa untuk mereka. Mereka berperanq pada ialan Alah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, lnjil dan Al Qur’an. Dan siapakah vanq lebih menepati janjinya (selain) daripada Alltah? Maka bergembiralah dengan jualbeli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangah yang besar.(QS 9:111).
Sebagaimana sabda Nabi kepada orang yang mengeluhkan kekerasaan hatinya kepada beliau:”Jika kamu hendak melembutkan hatimu, maka berilah makan orang miskin dan usaplah kepala anak yatim.”(HR Ahmad).
Rasulullah Saw juga pernah bersabda bahwa sedekah dari seorang Muslim meningkatkan
(hartanya) dimasa kehidupannya, meringankan kepedihan saat mautnya, dan Allah hilangkan
perasaan sombong dan egois dari dirinya. (Fiqhus-Sunnah vol. 3, hal 97).
Keutamaan Bersedekah
1. Sedekah
dapat menghapus dosa.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار
“Sedekah dapat
menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At
Tirmidzi, 614)
Adapun dalam
hal diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja harus disertai
taubat atas dosa yang dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian
orang yang sengaja bermaksiat, seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat
curang, mengambil harta anak yatim,
dan sebelum melakukan hal-hal ini ia sudah merencanakan untuk bersedekah
setelahnya agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang demikian ini tidak dibenarkan
karena termasuk dalam merasa aman dari makar Allah, yang merupakan dosa besar.
Allah Ta’ala berfirman:
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah
mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa aman dan azab Allah
kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99)
2. Orang yang
bersedekah akan mendapatkan naungan di hari akhir.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7 jenis manusia yang mendapat
naungan di suatu, hari yang ketika itu tidak ada naungan lain selain dari
Allah, yaitu hari akhir. Salah satu jenis manusia yang mendapatkannya adalah:
رجل تصدق بصدقة فأخفاها، حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه
“Seorang yang
bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai
tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)
3. Memberi
keberkahan pada harta.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
ما نقصت صدقة من مال وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا
“Harta tidak
akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah
tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)
Apa yang
dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Shahih Muslim, An
Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud disini mencakup
2 hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya. Maka
pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak. Ini bisa
dirasakan oleh indera dan kebiasaan. Kedua, jika secara dzatnya harta tersebut
berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan
pahala ini dilipatgandakan sampai berlipat-lipat banyaknya.”
4. Allah
melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.
Allah Ta’ala
berfirman:
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya
orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan
kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya)
kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)
5. Terdapat
pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah.
من أنفق زوجين في سبيل الله، نودي في الجنة يا عبد الله، هذا خير: فمن كان من أهل الصلاة دُعي من باب الصلاة، ومن كان من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة
“Orang
memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh
salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju
kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan
shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan
mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan
yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)
6. Menjadi
bukti keimanan seseorang.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
والصدقة برهان
“Sedekah adalah
bukti.” (HR. Muslim
no.223)
An Nawawi
menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu shadaqah dinamakan
demikian karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi (kebenaran imannya)”
7. Membebaskan
dari siksa kubur.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الصدقة لتطفىء عن أهلها حر القبور
“Sedekah akan
memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 873)
8. Sedekah
dapat mencegah pedagang melakukan maksiat dalam jual-beli
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
يا معشر التجار ! إن الشيطان والإثم يحضران البيع . فشوبوا بيعكم بالصدقة
“Wahai para
pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam jual-beli. Maka
hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi no. 1208, ia berkata: “Hasan shahih”)
9. Orang yang
bersedekah merasakan dada yang lapang dan hati yang bahagia.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang bagus tentang orang yang
dermawan dengan orang yang pelit:
مثل البخيل والمنفق ، كمثل رجلين ، عليهما جبتان من حديد ، من ثديهما إلى تراقيهما ، فأما المنفق : فلا ينفق إلا سبغت ، أو وفرت على جلده ، حتى تخفي بنانه ، وتعفو أثره . وأما البخيل : فلا يريد أن ينفق شيئا إلا لزقت كل حلقة مكانها ، فهو يوسعها ولا تتسع
“Perumpamaan
orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki
baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah,
dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya.
Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan
bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia
merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha
melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari no. 1443)
Beberapa Hikmah
Bersedekah
1. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala menundukkan malaikat dan hujan untuk orang-orang yang bersedekah dan menunaikan hak fakir miskin dari harta mereka.
2. Bersedekah kepada fakir miskin menyebabkan rezeki bertambah. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Bila kalian bersyukur tentu akan Aku tambah untuk kalian.” (Ibrahim: 7)
Rasulullah n bersabda:
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تِجَاهَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ
“Jagalah Allah, tentu Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, tentu akan dapati Dia di hadapanmu. Kenalilah Allah ketika dalam keadaan lapang, tentu Dia akan mengenalimu ketika engkau dalam keadaan sulit.”
3. Seorang mukmin yang memiliki akidah tentu akan menjaga hak fakir miskin, keluarga, dan hartanya.
4. Adanya karamah para wali Allah Subhaanahu Wa Ta’ala, karena Allah Subhaanahu Wa Ta’ala mengirimkan awan untuk memberi minum kebunnya. Hal itu karena kebaikan pemilik kebun dan nafkah yang dikeluarkannya di jalan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.
5. Allah l mengganti nafkah yang dikeluarkan di jalan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala serta tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik di dunia dan di akhirat. Sebab itulah, AllahSubhaanahu Wa Ta’ala memberi minum kebun petani itu tanpa dia harus bersusah-payah menggali sumur untuk mendapatkan air. Semua itu karena AllahSubhaanahu Wa Ta’ala hendak memuliakan hamba-Nya tersebut.
6. Menurut syariat, mungkin saja seseorang dapat mendengar suara malaikat seperti dalam kisah ini dan kisah seseorang yang hendak mengunjungi saudaranya di daerah lain, karena Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Juga seperti ‘Imran bin Hushain z yang mendengar salam malaikat kepadanya.
7. Pentingnya pengelolaan harta benda secara cermat. Petani ini membagi hartanya (hasil panen) menjadi tiga bagian, sepertiga untuk infak di jalan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala, sepertiga untuk dia dan keluarganya, serta sepertiga untuk modal menanam. Inilah di antara hikmah larangan AllahSubhaanahu Wa Ta’ala:
ﯔ ﯕ ﯖ ﯗ
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta mereka yang ada dalam kekuasaanmu.” (An-Nisa’: 5)
Orang-orang yang belum sempurna akalnya (sufaha’) tidak mampu mengelola hartanya dengan baik. Sebab itu pula, harta mereka diserahkan pengelolaannya kepada wali mereka menurut ketetapan syariat.
8. Hendaknya seseorang menyembunyikan amalan salehnya dan jangan menjadikannya sebagai sasaran riya’ dan sum’ah.
1. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala menundukkan malaikat dan hujan untuk orang-orang yang bersedekah dan menunaikan hak fakir miskin dari harta mereka.
2. Bersedekah kepada fakir miskin menyebabkan rezeki bertambah. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Bila kalian bersyukur tentu akan Aku tambah untuk kalian.” (Ibrahim: 7)
Rasulullah n bersabda:
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تِجَاهَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ
“Jagalah Allah, tentu Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, tentu akan dapati Dia di hadapanmu. Kenalilah Allah ketika dalam keadaan lapang, tentu Dia akan mengenalimu ketika engkau dalam keadaan sulit.”
3. Seorang mukmin yang memiliki akidah tentu akan menjaga hak fakir miskin, keluarga, dan hartanya.
4. Adanya karamah para wali Allah Subhaanahu Wa Ta’ala, karena Allah Subhaanahu Wa Ta’ala mengirimkan awan untuk memberi minum kebunnya. Hal itu karena kebaikan pemilik kebun dan nafkah yang dikeluarkannya di jalan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.
5. Allah l mengganti nafkah yang dikeluarkan di jalan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala serta tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik di dunia dan di akhirat. Sebab itulah, AllahSubhaanahu Wa Ta’ala memberi minum kebun petani itu tanpa dia harus bersusah-payah menggali sumur untuk mendapatkan air. Semua itu karena AllahSubhaanahu Wa Ta’ala hendak memuliakan hamba-Nya tersebut.
6. Menurut syariat, mungkin saja seseorang dapat mendengar suara malaikat seperti dalam kisah ini dan kisah seseorang yang hendak mengunjungi saudaranya di daerah lain, karena Allah Subhaanahu Wa Ta’ala. Juga seperti ‘Imran bin Hushain z yang mendengar salam malaikat kepadanya.
7. Pentingnya pengelolaan harta benda secara cermat. Petani ini membagi hartanya (hasil panen) menjadi tiga bagian, sepertiga untuk infak di jalan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala, sepertiga untuk dia dan keluarganya, serta sepertiga untuk modal menanam. Inilah di antara hikmah larangan AllahSubhaanahu Wa Ta’ala:
ﯔ ﯕ ﯖ ﯗ
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta mereka yang ada dalam kekuasaanmu.” (An-Nisa’: 5)
Orang-orang yang belum sempurna akalnya (sufaha’) tidak mampu mengelola hartanya dengan baik. Sebab itu pula, harta mereka diserahkan pengelolaannya kepada wali mereka menurut ketetapan syariat.
8. Hendaknya seseorang menyembunyikan amalan salehnya dan jangan menjadikannya sebagai sasaran riya’ dan sum’ah.
Rasulullah Saw bersabda ” Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah.” (HR Al-Baihaqi). Dalam salah satu hadits Qudsi, Allah berfirman: ” Hai anak Adam, infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku memberikan n afkah kepadamu. “(HR Muslim).
JAKARTA 20/6/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar