Jumat, 07 Juni 2013

BERTEMAN DENGAN SETAN




BERKAWAN DENGAN SETAN ???

Dan jangan kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah kadaannya itu melewati batas. (al-Kahfi: 28)
Barangsiapa yang mengambil setan itu menjadi temannya, maka setan itu adalah teman yang seburuk-buruknya. (an-Nisa’: 38)
Barangsiapa berpaling dari pengajaran(mengingat) Tuhan Yang Maha Pemurah (al-Qur’an), Kami adakan baginya setan(yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (az-Zuhruf: 36)


MENYESATKAN
Berdzikir kepada Allah, mengingat atau menyebut-nyebut nama-nama-Nya yang indah (asma’ul husna) merupakan benteng iman bagi orang-orang yang mendambahkan kehidupan yang bahagia lahir-batin dunia akhirat, sebab nama-nama Tuhan yang dikenal 99 bahkan lebih itu mengandung ajaran tauhid, akhlak dan hukum. Ayat pertama dalam surat al-Fatihah yang artinya “ dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang “, ada tiga nama Tuhan yaitu Allah, ar-Rahman dan ar-Rahim. Lafadz Allah lain dengan kata ilah (tuhan) menurut bahasa, kata ilah yang berarti Tuhan yang benar atau yang batil, sedangkan kata Allah artinya benar-benar sebagai Tuhan yang berhak disembah. Sudah sepantasnyalah orang yang beriman memulai aktifitasnya dengan basmalah, artinya disamping baca basmalah juga menyadari bahwa pekerjaan yang akan dilaksanakan tidak mendapatkan keberkahan dari-Nya jika tidak berlindung dulu dan berdo’a kepada-Nya. Bahkan dalam suatu riwayat yang artinya:”setiap sesuatu perbuatan yang tidak diawali dengan basmalah maka pekerjaan tersebut tidak berkah” (al-Hadis). Jangan lupa baca basamalah memulai bekerja !

Kata ar-Rahman yang artinya Allah Maha Pengasih, maksudnya siapapun makhluknya, binatang atau manusia yang mukmin atau yang kafir semua mendapat rezki-Nya Allah tanpa pilih kasih, yang patuh diberi karunia-Nya dan yang ingkar juga diberi anugerah-Nya. Kasih Tuhan untuk semua makhluk yang hidup di dunia ini. Lain dengan kata ar-Rahim yang artinya Allah Maha Penyayang, maksudnya sayang Tuhan khusus diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang patuh dan tunduk kepada-Nya di dunia , kehidupan yang baik dan di akhirat dengan surga-Nya.

Mukmin adalah orang yang beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari akhir dan taqdir yang baik dan yang buruk, dan berserah diri kepada ketentuan syari’at yang dibawa nabi Muhammad saw dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam hati ada nama-nama Tuhannya, pola kehidupannya menteladani perjuangan Rasulullah saw, ikhlas beribadah, sabar menjalani kehidupan dunia dan berguna ilmunya, hartanya, jabatannya untuk diri, keluarga dan bangsanya. Kita umat Islam hukumnya wajib mengasihi sesama ummat, muslim maupun non muslim sesuai dengan kemampuan kita masing-masing, saling tolong menolong dalam kebajikan bukan dalam dosa, membantu fakir-miskin tanpa pandang agamanya atas dasar kasih-Nya Tuhan (ar-Rahman). Kita juga harus dan wajib menyayangi sesama muslim dunia akhirat, dengan saling menghormat meskipun berbeda pendapat, saling menasihati tentang  kebenaran dan kesabaran, menyuruh yang baik dan melarang yang jahat dengan hikmah, bukan dengan kekerasan.

Hati yang dilalaikan oleh Tuhan dari ajaran-ajaran-Nya, tidak mensyukuri nikmat-nikmat-Nya, tidak patuh dan tunduk atas aturan-Nya, bahkan menjadikan sekutu kepada-Nya dengan makhluk-Nya seperti orang-orang yang beragama selain agama Islam. Hati yang tidak ada nama-nama Tuhan, tidak mau berdzikir dan berdo’a dengan nama-nama-Nya seperti do’anya siti A’isyah yang artinya:”Ya Haiyyu Ya Qoiyyum (wahai Tuhan yang Maha Hidup lagi Maha Mandiri) birahmatika (dengan rahmat-Mu) astaghitsu (saya mohon pertolongan) “ dan basih banyak lagi contoh-contoh do’a atau dzikir dengan menggunakan asma’ul husna.

Banyak orang yang pandai membaca al-Qur’an atau mengerti tentang sunnah Rasul, tapi perbuatannya menyimpang dari pesan bacaan dan pengetahuan yang diketahuinya, mengapa? Boleh jadi karena tidak mau menerima hidayah al-Qur’an atau Hadis, atau ada penyakit hati berupa kesombongan atau hatinya kotor alias angker karena hatinya mati, tidak diajarin berdzikir dengan nama-nama-Nya? Dalam suatu riwayat nabi Muhammad saw pernah bersabda yang artinya:”Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dengan orang yang tidak berdzikir bagaikan orang yang hidup dengan orang yang mati” (al-Hadis). Hati yang mati alias tidak berdzikir maka setanlah yang menjajah dan menguasahi hawa nafsunya dalam berprilaku kesehariannya, angkuh, mudah marah, dendam, buruk sangka, hasud, sering berbuat dosa sesama keluarga, tetangga, masyarakat bahkan bangsa. Apapun jabatannya, siapapun orangnya bila hatinya tidak sering mengadakan komonikasi atau berdzikir kepada-Nya maka pola kehidupannya tidak berkah, tidak baik merugikan diri dan orang lain. Oleh karena itu, ajarilah hati kita berdzikir kepada-Nya, agar kita selamat dari berkawan dengan setan! Semoga kita tidak berbuat dosa seperti setan, amin.

JAKARTA  6/11/2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman