AWAS BUTA HATI !!!
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
kadaan buta. Berkatalah
ia :”Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam kadaan buta, padahal
aku dahulunya adalah seorang yang melihat ? Allah berfirman:”Demikianlah, telah
dating kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada
hari ini kamupun dilupakan” (Thaha: 124,125,126)
Kehidupan dunia sangat memperdaya manusia-manusia yang tidak beriman,
ilmunya tidak digunakan untuk kemaslahatan atau kedamian ummat, tetapi justru
merusak peradaban dan keindahan alam semesta seperti terjadinya
peperangan-peperangan yang pernah terjadi, antara Negara dengan Negara lainnya,
gedung-gedung dihancurkan, anak-anak yang tidak bersalahpun ikut menjadi korban
dan kebiadapan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya
dengan senjata bom dan nuklirnya.Bukankah
peperangan itu merusak alam dan meninggalkan rasa dendam sampai tujuh turunan ?
Orang-orang yang sangat mencintai
dunia ini, pola hidupnya yang menjadi target adalah kesenangan dunia alias
sementara, bukan ? Pagi sampai malam rela banting tulang untuk memenuhi hajat
hidupnya, halal atau haram tidak dipersoalkan, yang penting dapat saja.
Kesenagan jasmani yang menjadi tujuan, sehingga lupa daratan dengan
mengkesampingkan ajaran-ajaran agama yang dianutnya dan pada akhirnya hidupnya
secara lahir berkecukupan tetapi secara batin, dia miskin ?
Miskin hati jangan, pelit dan medit
beribadah, ilmu ada tetapi tidak dimanfa’atkan untuk diri dan orang lain, buat
apa ? harta ada tetapi tidak digunakan untuk keselamatan dan kesejahteraan diri
dan orang lain, mengapa ? jabatan tidak dijadikan ladang berjihad di jalan
Allah SWT, bagaimana ? Beruntunglah orang yang hatinya kaya, siap mema’afkan
kesalahan orang lain, rendah hati, lapang dada, siap menolong kesulitan
saudara-saudaranya dan orang lain meskipun tidak banyak harta, apalagi yang
punya harta dan jabatan. Hati adalah sentral baik dan buruknya prilaku
seseorang. Oleh karena itu, hati jangan dikotori dengan urusan makhluk, seperti
dendam, hasud, sombong, buruk sangka dan satu-satunya jalan untuk membersihkannya
hanya dengan dzikir hati dan pemahaman yang benar alias istiqomah belajar
agama.
Tidak mudah membersihkan hati yang kotor,
kesombongan misalnya, karena hati itulah tempat perebutan alam ghaib, bisa
iblis dk menempatinya atau para malaikat ? Merugilah orang-orang yang hatinya
dikuasai oleh iblis dk sehingga hidupnya dunia dan dunia yang menjadi
tujuannya. Lain dengan hati yang bersih dari penyakit-penyakit hati, maka nur
ilahi alias cahaya hidayah Tuhan menerangi hatinya sehingga seluruh anggauta
tubuh mudah diajak sujud di hadapan Tuhan dengan berbagai macam ibadah dan amal
saleh. Pada dasarnya hati seseorang itu berpotensi buruk dan baik tergantung
yang mana yang akan dikembangkan keburukan atau kebajikan ? Allah berfirman
dalam al-Qur’an yang artinya :”maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketaqwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengkotorinya “
(asy-Syam: 8,9,10). Orang yang mensucikan jiwa dan hatinya dengan
banyak berdzikir dan tafakkur maka otomatis seluruh anggauta tubuhnya mau
diajak beribadah dan beramal saleh atas ridho-Nya, rajin salat malam, puasa
sunnah dan membantu orang yang membutuhkan pertolongannya, baik harta maupun
jabatan dan ilmunya.
Di dunia ini banyak orang yang mepunyai mata
dibanding yang buta mata. Dengan mata semestinya untuk menikmati keindahan alam
dan mensyukurinya dengan lebih rajin
ibadah dan beramal saleh, namun tak sedikit orang yang punya mata justru malas
ibadah dan berbuat dosa, baik kepada Tuhan maupun sesama. Ada pula orang yang buta mata tetapi rajin
ibadah dan beramal saleh atas pertolongan Allah SWT. Buta mata tidak
menghalangi seseorang untuk tidak bisa beribadah dan berbuat baik asal mau
belajar dan beriman kepada Allah yang Maha Adil lagi Bijaksana, tetapi jika
seseorang buta hati, hatinya kotor dan gelap akibat perbuatannya dan enggan
berdzikir maka harta, jabatan dan ilmu yang dimilikinya sia-sia alias
kehidupannya sempit dan tidak berguna untuk orang lain. Punya mata, tetapi
hidupnya tidak memberikan sedikitpun kemaslahatan atau kesejahteraan keluarga
dan ummat karena buta hatinya.
Buta hati bisa diakibatkan karena banyaknya
berbuat dosa dan dosa, missalnya Islam agamanya tetapi sering meninggalkan
salat wajib atau suka mengadu domba sesama muslim lainnya. Berbahaya kehidupan
seseorang bila dalam hatinya ada tuhan-tuhan selain Allah, bermusuhan dengan
sesamanya seperti dendam kesumat, hasud sehingga menimbulkan fitnah sana-sini.
Maka hiasilah hati dan bersihkan dengan dzikrullah yang terus menerus dalam kadaan
apapun dan dimanapun berada. Jadikan setiap aktifitas kita bernialai ibadah
dengan berlindung, membaca basmalah dan niat yang benar alias ikhlas dan
serahkan hasilnya kepada-Nya. Dengan demikian, di dunia tidak buta mata dengan
beriman, berilmu, beramal dan berdzikir kepada-Nya maka di akhiratpun tidak
buta mata alias mendapat ampunan dan kemuliaan di sisi-Nya. Semoga hati kita
tidak buta, amin.
JAKARTA 6/11/2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar