Jumat, 07 Juni 2013

BUTA HATI


AWAS BUTA HATI  !!!
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam kadaan buta. Berkatalah ia :”Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam kadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat ? Allah berfirman:”Demikianlah, telah dating kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan” (Thaha: 124,125,126)
BUTA DI AKHIRAT

Kehidupan dunia sangat memperdaya manusia-manusia yang tidak beriman, ilmunya tidak digunakan untuk kemaslahatan atau kedamian ummat, tetapi justru merusak peradaban dan keindahan alam semesta seperti terjadinya peperangan-peperangan yang pernah terjadi, antara Negara dengan Negara lainnya, gedung-gedung dihancurkan, anak-anak yang tidak bersalahpun ikut menjadi korban dan kebiadapan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dengan senjata  bom dan nuklirnya.Bukankah peperangan itu merusak alam dan meninggalkan rasa dendam sampai tujuh turunan ? Orang-orang yang sangat mencintai dunia ini, pola hidupnya yang menjadi target adalah kesenangan dunia alias sementara, bukan ? Pagi sampai malam rela banting tulang untuk memenuhi hajat hidupnya, halal atau haram tidak dipersoalkan, yang penting dapat saja. Kesenagan jasmani yang menjadi tujuan, sehingga lupa daratan dengan mengkesampingkan ajaran-ajaran agama yang dianutnya dan pada akhirnya hidupnya secara lahir berkecukupan tetapi secara batin, dia miskin ?

Miskin hati jangan, pelit dan medit beribadah, ilmu ada tetapi tidak dimanfa’atkan untuk diri dan orang lain, buat apa ? harta ada tetapi tidak digunakan untuk keselamatan dan kesejahteraan diri dan orang lain, mengapa ? jabatan tidak dijadikan ladang berjihad di jalan Allah SWT, bagaimana ? Beruntunglah orang yang hatinya kaya, siap mema’afkan kesalahan orang lain, rendah hati, lapang dada, siap menolong kesulitan saudara-saudaranya dan orang lain meskipun tidak banyak harta, apalagi yang punya harta dan jabatan. Hati adalah sentral baik dan buruknya prilaku seseorang. Oleh karena itu, hati jangan dikotori dengan urusan makhluk, seperti dendam, hasud, sombong, buruk sangka dan satu-satunya jalan untuk membersihkannya hanya dengan dzikir hati dan pemahaman yang benar alias istiqomah belajar agama.

Tidak mudah membersihkan hati yang kotor, kesombongan misalnya, karena hati itulah tempat perebutan alam ghaib, bisa iblis dk menempatinya atau para malaikat ? Merugilah orang-orang yang hatinya dikuasai oleh iblis dk sehingga hidupnya dunia dan dunia yang menjadi tujuannya. Lain dengan hati yang bersih dari penyakit-penyakit hati, maka nur ilahi alias cahaya hidayah Tuhan menerangi hatinya sehingga seluruh anggauta tubuh mudah diajak sujud di hadapan Tuhan dengan berbagai macam ibadah dan amal saleh. Pada dasarnya hati seseorang itu berpotensi buruk dan baik tergantung yang mana yang akan dikembangkan keburukan atau kebajikan ? Allah berfirman dalam al-Qur’an yang artinya :”maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengkotorinya “ (asy-Syam: 8,9,10). Orang yang mensucikan jiwa dan hatinya dengan banyak berdzikir dan tafakkur maka otomatis seluruh anggauta tubuhnya mau diajak beribadah dan beramal saleh atas ridho-Nya, rajin salat malam, puasa sunnah dan membantu orang yang membutuhkan pertolongannya, baik harta maupun jabatan dan ilmunya.

Di dunia ini banyak orang yang mepunyai mata dibanding yang buta mata. Dengan mata semestinya untuk menikmati keindahan alam dan mensyukurinya  dengan lebih rajin ibadah dan beramal saleh, namun tak sedikit orang yang punya mata justru malas ibadah dan berbuat dosa, baik kepada Tuhan maupun sesama. Ada pula orang yang buta mata tetapi rajin ibadah dan beramal saleh atas pertolongan Allah SWT. Buta mata tidak menghalangi seseorang untuk tidak bisa beribadah dan berbuat baik asal mau belajar dan beriman kepada Allah yang Maha Adil lagi Bijaksana, tetapi jika seseorang buta hati, hatinya kotor dan gelap akibat perbuatannya dan enggan berdzikir maka harta, jabatan dan ilmu yang dimilikinya sia-sia alias kehidupannya sempit dan tidak berguna untuk orang lain. Punya mata, tetapi hidupnya tidak memberikan sedikitpun kemaslahatan atau kesejahteraan keluarga dan ummat karena buta hatinya.

Buta hati bisa diakibatkan karena banyaknya berbuat dosa dan dosa, missalnya Islam agamanya tetapi sering meninggalkan salat wajib atau suka mengadu domba sesama muslim lainnya. Berbahaya kehidupan seseorang bila dalam hatinya ada tuhan-tuhan selain Allah, bermusuhan dengan sesamanya seperti dendam kesumat, hasud sehingga menimbulkan fitnah sana-sini. Maka hiasilah hati dan bersihkan dengan dzikrullah yang terus menerus dalam kadaan apapun dan dimanapun berada. Jadikan setiap aktifitas kita bernialai ibadah dengan berlindung, membaca basmalah dan niat yang benar alias ikhlas dan serahkan hasilnya kepada-Nya. Dengan demikian, di dunia tidak buta mata dengan beriman, berilmu, beramal dan berdzikir kepada-Nya maka di akhiratpun tidak buta mata alias mendapat ampunan dan kemuliaan di sisi-Nya. Semoga hati kita tidak buta, amin.

JAKARTA  6/11/2007


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman