MENGINTAI MALAM Penuh Berkah
"Bulan Ramadan,
bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara
yang hak dan yang batil)." (QS. Al-Baqarah: 185)
Muqaddimah
Keberadaan Lailatul Qadar dirahasiakan oleh Allah Subhanahu
wa Ta'ala dengan hikmah yang dikehendaki-Nya. Yaitu (boleh jadi) agar para
hamba bersungguh-sungguh beribadah di setiap malam, dengan harapan agar
mendapatkan Lailatul Qadar. Bagi siapa yang meyakini bahwa Lailatul Qadar ada
pada malam tertentu, maka ia akan menghidupkan malam tersebut dengan ibadah.
Dan bagi siapa yang ingin memastikan dirinya mendapatkan malam tersebut,
hendaknya ia mencurahkan semua waktunya untuk beribadah kepada-Nya sepanjang
bulan Ramadhan sebagai bentuk syukur kepada-Nya dan membenarkan janji-Nya.
Insya Allah, inilah hikmah utama dirahasiakannya Lailatul Qadar. Dan inilah
yang disyaratkan dalam sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
خَرَجْتُ
لِأُخْبِرَكُمْ فَتَلَاحَى فُلَانٌ وَفُلَانٌ وَإِنَّهَا
رُفِعَتْ وَعَسَى أَنْ يَكُونَ
خَيْرًا لَكُمْ فَالْتَمِسُوهَا فِي
التَّاسِعَةِ وَالسَّابِعَةِ وَالْخَامِسَةِ
"Sesungguhnya
aku telah keluar untuk memberitahu kepada kalian (kapan Lailatul Qadar itu).
Tetapi (di tengah jalan) aku bertemu dengan fulan dan fulan yang sedang
bertengkar, sehingga aku terlupa kapan malam itu. Semoga ini lebih baik bagi
kalian. Oleh karena itu, carilah malam tersebut pada (malam) kesembilan,
ketujuh, dan kelima (dari sepuluh hari terakhir)." (HR. al-Bukhari)
Lailatul Qadar
Semua umat
muslim yang beriman akan berlomba-lomba untuk meraihnya. Setiap malam-malam
ganjil, masjid-masjid dan surau penuh dengan orang-orang muslim yang ingin
beri’tikaf. Mereka bersama-sama melaksanakan shalat Lail berjamaah, berdzikir,
dan tadarus Al-Qur’an. Dengan harapan mendapatkan berkah ridlo Allah Swt agar
semua hajat dan doa-doanya dikabulkan.
Adapun
tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar sebagai berikut:
1. Udara dan
angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullahshallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan,
cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari
bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi.Haytsami
mengatakan periwayatnya adalah tsiqoh/terpercaya)
2. Malaikat turun
dengan membawa ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebutdan
merasakan kelezatan dalam beribadah yang tidak didapatkan pada hari-hariyang
lain.
3. Manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.
3. Manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.
4. Matahari
akan terbit pada pagi harinya dalamkeadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Abi
bin Ka’ab bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shubuh hari
dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana
hingga matahari itu naik.” (HR. Muslim no. 117)
Lailatul Qadar Dirahasiakan
Menurut Imam Al Ghazali
Cara Untuk mengetahui Lailatul
Qadar bisa dilihat dari permulaan/hari pertama bulan Ramadhan :
1. Jika hari pertama jatuh pada hari ahad atau hari rabu
maka Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 29 Ramadhan
2. Jika hari pertama jatuh pada hari Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 21
Ramadhan
3.Jika hari pertama jatuh pada hari Kamis maka Lailatul
Qadar jatuh pada tanggal 25 Ramadhan
4.Jika hari pertama jatuh pada hari Sabtu maka Lailatul
Qadar jatuh pada tanggal 23 Ramadhan
5.Jika hari pertama jatuh pada Selasa atau Jumat maka Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 27
Ramadhan ( Sulaiman Al Kurdi juz hal 188 )
Tanda Malam
Lailatulqadar
Para alim
ulamak r.h. menyebutkan beberapa tanda atau alamat berhubung dengan malam
Lailatulqadar:
- Ada yang berkata orang yang menemui malam Lailatulqadar ia melihat nur yang terang benderang di segenap tempat hingga di segala cerok yang gelap gelita
- Ada pula yang berkata ia mendengar ucapan salam dan kata-kata yang lain dari Malaikat
- Ada juga yang berkata ia melihat segala benda termasuk pohon-pohon kayu rebah sujud
- Ada pula yang berkata doa permohonannya makbul
Pendapat Ulama
– Malam LailatulQadar
Kata sesetengah
ulama, Lailatulqadar berlaku pada satu malam tertentu seperti malam 21 dan 23
Ramadan. Ini menurut Imam Syafie r.a dan sesetengah ulama kerana ada hadis
Bukhari dan Muslim yang menceritakan Lailatulqadar berlaku pada malam tersebut
sehingga Rasulullah saw sujud dan dahinya yang mulia masih berlumuran tanah
pada malam itu
Ada sesetengah
ulama, tidak menentukannya secara pasti dan ada juga ulama terutama dari
kalangan para zuhad dan sebagainya mengira dengan hari permulaan puasa
Menurut mereka
sekiranya permulaan puasa jatuh pada hari :
- Ahad atau Rabu = Lailatulqadar ialah pada hari yang ke-29
- Jumaat atau Selasa Lailatulqadar ialah pada hari yang ke-27
- Khamis = Lailatulqadar ialah pada hari yang ke-25 Ramadan
- Sabtu = Lailatulqadar ialah pada hari yang ke-23
- Isnin = Lailatulqadar ialah pada hari yang ke-21
Al-Hafidh Ibnul Hajar
rahimahullah mengatakan tentang penentuan malamnya, "Para ulama berselisih
pendapat dalam menentukan Lailatul Qadar dengan perbedaan yang sangat banyak.
Setelah kami himpun, ternyata pendapat mereka mencapai lebih dari empat puluh
pendapat." Kemudian beliau rahimahullah satu persatu dari pendapat
tersebut beserta dalil-dalilnya. (Lihat Fathul Baari: IV/309)
Mayoritas ulama
berpendapat, Lailatul Qadar terdapat pada sepuluh malam terakhir dari bulan
Ramadhan, berdasarkan hadits 'Asiyah Radhiyallahu 'Anha, Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda:
تَحَرَّوْا
لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ
مِنْ رَمَضَانَ
"Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir dari
Ramadhan." (Muttafaq 'alaih)
Dari sepuluh hari terakhir itu, mayoritas ulama
mengerucutkan pendapatnya pada malam-malam ganjilnya. Hal ini berdasarkan sabda
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
تَحَرَّوْا
لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ
الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
"Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil di sepuluh
hari terakhir dari Ramadhan." (HR. Al-Bukhari)
Demikian juga banyak dari mereka berpendapat, Lailatul Qadar
jatuh pada malam ke 27 Ramadhan. Ini adalah pendapat sebagian sahabat, seperti
Ubay bin Ka'ab yang beliau sampai berani memastikan dan bersumpah bahwa
Lailatul Qadar ada pada malam ke 27, ia berkata:
وَاللَّهِ
إِنِّي لَأَعْلَمُهَا وَأَكْثَرُ عِلْمِي هِيَ اللَّيْلَةُ
الَّتِي أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ سَبْعٍ
وَعِشْرِينَ
"Demi Allah, sunguh aku mengetahuinya dan kebanyakan
pengetahuanku bahwa dia adalah malam yang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam perintahkan kami untuk bangun (shalat) padanya, yaitu malam ke
27." (HR. Muslim, no. 762)
Dan dalam hadits Mu'awiyah bin Abi Sufyan, dari Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wasallam, bersabda tentang Lailatul Qadar,
لَيْلَةُ
الْقَدْرِ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
"Lailatul Qadar adalah malam ke dua puluh tujuh."
(HR. Abu Dawud)
Syaikh Abu Malik
Kamal dalam Shahih Fiqih Sunnah memberikan catatan terhadap
pendapat-pendapat tentang Lailatul Qadar di atas, "Yang jelas, menurutku,
Lailatul Qadar terdapat pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir dan
berpindah-pindah di malam-malam tersebut. Ia tidak khusus hanya pada malam ke
27 saja. Adapun yang disebutkan oleh Ubay, Lailatul Qadar jatuh pada malam ke
27, ini terjadi dalam suatu tahun dan bukan berarti terjadi pada semua tahun.
Buktinya, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah mendapatinya pada malam ke
21, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abu Sa'id Radhiyallahu 'Anhu, Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wasallam berkhutbah kepada mereka seraya mengatakan:
إِنِّي
أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ وَإِنِّي نَسِيتُهَا أَوْ أُنْسِيتُهَا فَالْتَمِسُوهَا
فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ كُلِّ وِتْرٍ
وَإِنِّي أُرِيتُ أَنِّي أَسْجُدُ
فِي مَاءٍ وَطِين
"Sungguh aku telah diperlihatkan Lailatul Qadar,
kemudian terlupakan olehku. Oleh sebab itu, carilah Lailatul Qadar pada sepuluh
hari terakhir pada setiap malam ganjilnya. Pada saat itu aku merasa bersujud di
air dan lumpur."
Abu Sa'id berkata: "Hujan turun pada malam ke 21,
hingga air mengalir menerpa tempat shalat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam. Seusai shalat aku melihat wajah beliau basah terkena lumpur. (HR. Al-
Bukhari dan Muslim)
Demikian kumpulan hadits yang menyinggung tentang masalah
Lailatul Qadar. Wallahu A'lam." (Selesai ulasan dari Shahih Fiqih Sunnah:
III/202-203)
syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam Ithaf al-Kiram
(Ta'liq atas Bulughul Maram) hal 197, mengatakan, "Pendapat yang paling
rajih dan paling kuat dalilnya adalah ia berada pada malam ganjil di sepuluh
hari terakhir. Ia bisa berpindah-pindah, terkadang di malam ke 21, terkadang pada
malam ke 23, terkadang pada malam ke 25, terkadang pada malam ke 27, dan
terkadang pada malam ke 29. Adapun penetapan terhadap beberapa malam secara
pasti, sebagaimana yang terdapat dalam hadits ini (hadits Mu'awiyah bin Abi
Sufyan), ia di malam ke 27, dan sebagaimana dalam beberapa hadits lain, ia
berada di malam 21 dan 23, maka itu pada tahun tertentu, tidak pada setiap
tahun. Tetapi perkiraan orang yang meyakininya itu berlaku selamanya, maka itu
pendapat mereka sesuai dengan perkiraan mereka. Dan terjadi perbedaan pendapat
yang banyak dalam penetapannya."
Do’a Mendapatkan
Lailatul Qadar
Dianjurkan untuk membanyak doa pada malam yang agung ini,
Lailatul Qadar. Doa apa saja yang mengandung kebaikan dunia dan akhirat,
dianjurkan untuk dimunajatkan kepada Allah di malam itu, karena ia termasuk
waktu mustajab. Dan di antara doa khusus yang disyariatkan untuk dibaca di
dalamnya adalah apa yang diriwayatkan dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha, ia
berkata: "Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu jika aku mendapatkan
Lailatul Qadar, apa yang harus aku baca?" Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam
menjawab, "Ucapkanlah:
اللَّهُمَّ
إنَّك عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ
فَاعْفُ عَنِّي
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Mahapemaaf dan senang
memaafkan, maka maafkanlah kesalahanku." (HR. al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan
Ahmad. Imam al-Tirmidzi dan al-Hakim menshahihkannya)
JAKARTA 28/6/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar