Bismillah….
Sebelum membaca artikel ini, mari
luruskan dahulu yaqin kita kepada Allah….
Bahwa Makhluq ini tidak kuasa, tapi Allah yang maha kuasa!
Belajar (menuntut ilmu) diwajibkan untuk semua muslimin dan muslimat (hadits).
Tapi Hakikatnya ilmu dtang dari Allah bukan dari Belajar. Begitu pula rezeki datang bukan dari kerja kita.!
Kita Belajar karena perintah Allah dan Sunnah Nabi.
Jika Allah kehendaki, dengan belajar – Allah berikan ilmu
Jika Allah kehendaki, dengan belajar – tapi Allah tidak berikan ilmu
Jika Allah kehendaki, tanpa belajar pun – Allah berikan ilmu
Laailaha illallah
Belajar itu makhluq, Allah yang kuasa
Kata laduni dipetik dari ayat Allah yang berbunyi:
Bahwa Makhluq ini tidak kuasa, tapi Allah yang maha kuasa!
Belajar (menuntut ilmu) diwajibkan untuk semua muslimin dan muslimat (hadits).
Tapi Hakikatnya ilmu dtang dari Allah bukan dari Belajar. Begitu pula rezeki datang bukan dari kerja kita.!
Kita Belajar karena perintah Allah dan Sunnah Nabi.
Jika Allah kehendaki, dengan belajar – Allah berikan ilmu
Jika Allah kehendaki, dengan belajar – tapi Allah tidak berikan ilmu
Jika Allah kehendaki, tanpa belajar pun – Allah berikan ilmu
Laailaha illallah
Belajar itu makhluq, Allah yang kuasa
Kata laduni dipetik dari ayat Allah yang berbunyi:
“Dan kami telah ajarkan kepadanya
(Nabi khidhir) dari sisi Kami suatu ilmu”. (Al Kahfi: 65)
ilmu laduni /ilmu mauhub merupakan
salah satu ilmu yang harus dimilki oleh orang yang ingin menjadi ahli tafsir
alqur’an. Disamping harus mengusai 14 cabang ilmu lainnya seperti ilmu lughah,
nahwu, saraf, balaghah, isytiqoqo, ilmu alma’ani, badi’, bayan, fiqh, aqidah,
asbabunuzul, nasikh mansukh, ilmu qiraat, ilmu hadits, usul fiqah ( hukum-hukum
furu’) dan ilmu mauhub ( fadhilah alqur’an, syaikh maulana zakariyya).
Ilmu ini adalah karunia khusus dari
Allah swt.
“man ‘amila bimaa ‘alima
waratshullahu ‘ilma maa lam ya’lam”
Artinya : Nabi SAW bersabda :”
BARANGSIAPA YANG MENGAMALKAN ILMU YANG IA KETAHUI MAKA ALLAH AKAN MEMBERIKAN
KEPADANYA ILMU YANG BELUM IA KETAHUI”
Perkara ini telah dijelaskan oleh
sayyidina ‘ali ra. saat beliau menjawab pertanyaan orang ramai, “apakah beliau
telah mendapatkan ilmu khusus atau wasiat khusus dari Rasulullah saw. yang
hanya diberikan kepada beliau dan tidak kepada orang lain?”
Hazrat ‘ali ra. menjawab :” Demi
Tuhan yang telah menciptakan surga dan jiwa-jiwa, aku tidak pernah mendapat
apa-apa selain daripada ilmu yang Allah berikan kepada seseorang untuk memahami
alqur’an!”
ibnu abi dunya rah. berkata bahwa
pengetahuan daripada Al-quran dan apa-apa yang didapati daripada alqu’an begitu
luas daripada alqur’an. Seorang pentafsir harus mengetahui 15 cabang ilmu yg
disebutkan diatas. Tafsiran orang yang tidak mahir dalam ilmu-ilmu ini adalah
termasuk tafsiran bil-rakyi (tafsir menurut fikiran sendiri) yang hal ini
DILARANG OLEH SYARA’. Para sahabat ra. mendapat ilmu bahasa arab secara tabii
dan ilmu-ilmu lain mereka dapati langsung dari ilmu kenabian (nabi SAW).
Nabi SAW bersabda :” Barang siapa
yang berfatwa dalam masalah agama, tanpa ada ilmu maka baginya laknat Allah,
malaikat dan manusia seluruhnya ” (HR. Imam suyuti).
Jadi Ilmu laduni = ilmu dari Allah
asbab hasil amal…karena Allah telah tunjukan cara mendapatkannya pada kita.
ilmu laduni dan cara/jalan untuk
mendapatkannya didalam ALQU’AN DAN HADITS :
1. TAKUT KEPADA ALLAH
kitab alhikam, syaikh ibnu athoillah
alasykandary (kepala madrasah alazhar-asyarif abad 7 hijriah) menyebutkan
nukilan ayat dari alqur’anulkarim :
“wataqullaha wayu’alimukumullah”
(Qs. Al baqarah ayat 282)
artinya : “Takutlah kepada Allah
niscaya Allah akan mengajari kalian“ (Qs. Al baqarah ayat 282)
Sifat takut/tunduk/patuh hanya
kepada Allah, sangatlah mulia. Bukan saja ilmu laduni yang Allah beri tapi
Allah akan tundukan semua makhluq padanya bahkan para malaikatpun akan
berkhidmad dan senantiasa membantunya (atas izin Allah), sebagai mana maksud
dari haidts nabi SAW :
Nabi saw bersbda : “man khofa
minallahi khofahu kulla syai waman khofa ghoirallah khofa min kulli syai”
artinya : “Barang siapa yang
takutnya hanya kpd Allah maka Smua makhuq akan takut/tunduk padanya.
Barangsiapa takut/tunduknya kpd selain Allah maka semua makhluq akan (menjadi
asbab) ketakutan baginya “
Lihatlah kisah-kisah salafushalih
kita, bagaimana pasukan dakwah sahabat berjalan diatas air melintasi sungai
tigris irak, pasukan dakwah sahabat yang berjalan melintasi laut merah, mu’adz
bin jabal ra shalat 2 rekaat maka gunung batu yang besar terbelah dua-membuka
jalan untuknya, para sahabat terkemuka boleh mendengarkan dzikir benda-benda
mati (roti dan mangkuk) .
Abu dzar alghifary ra. atas perintah
khalifah umar ra., beliau ditugaskan utk memasukan kembali lahar gunung berapi
yang sudah keluar dari kawahnya. maka atas izin Allah, lahar panas tsb masuk
kembali ke kawah gunung tsb (hayatushabat).
Abdullah atthoyar ra. boleh terbang
seprti malaikat yang punya sayap, maka ketika ditanya oleh rasulullah, apa yang
menjadi asbab Allah berikan karomah tersebut, maka beliau menjawab ” saya pun
tidak tahu, tapi mungkin karena aku dari sebelum saya masuk islam sampai
sekarng pun saya tidak pernah minum khamr, …dst”.
2. MENGAMALKAN ILMU YANG DIKETAHUI
sebuah hadits shohih menyebutkan
bahwa nabi muhammad saw bersabda :
“man ‘amila bimaa ‘alima
waratshullahu ‘ilma maa lam ya’lam”
Artinya : Nabi SAW bersabda :”
BARANGSIAPA YANG MENGAMALKAN ILMU YANG IA KETAHUI MAKA ALLAH AKAN MEMBERIKAN
KEPADANYA ILMU YANG BELUM IA KETAHUI”
3. TIDAK MENCINTAI DUNIA
‘alammah suyuti rah. berkata :“kamu
menganggap bahwa ilmu mauhub adalah diluar kemampuan manusia. Namun hakikatnya
bukanlah demikian, bahkan cara untuk menghasilkan ilmu ini adalah dengan
beberapa asbab. Melalui ini Allah swt. telah menjanjikan ilmu tersebut.
Asbab-asbab itu adalah seperti : beramal dengan ilmu yang diketahui, tidak
mencintai dunia dan lain-lain….”
Sebagaimana dalam sebuah hadits,
bahwa Nabi SAW bersabda yang artinya : “Barang siapa yang zuhud pada dunia
(tidak cinta dunia), maka akan Allah berikan kepadanya ilmu tanpa Belajar”
(Fadhilatushaqat).
4. Berdoa
Semua itu datang bagi Allah, maka
Rasulullah mencontohkan kepada kita agar senantiasa berdoa agar diberikan ilmu
dan hidayah dari Allah swt.
Untuk menumbuhkan rasa takut pada
Allah dengan dzikir
Untuk menumbuhkan zuhud pada Allah
dengan mujahadah
Sedangkan Doa akan diterima jika
kita ikhlash…..
Untuk itu kita harus belajar dan
dibimbing oleh guru-guru yang mursyid.
5. Berdakwah
Jika kita berdakwah (amr bil ma’ruf
wa nahya ‘anil munkar) atau mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran
maka Allah akan berikan kepada kita ‘ilm wa hilm (’ilmu dan kelembutan hati)
langsung dari qudrat Allah swt.
Sebagaimana dalam hadits
qudsi(kurang lebih maknanya) tatkala Allah menceritakan keutamaan umat akhir
zaman kepada Nabi isa as., mereka memakai sarung pada perut-perut mereka, jika
mereka berjalan di tanah rata mereka berdzikir “alhamdulillah”, ditanah yang
menanjak mereka berdzikir “allhuakbar” ,jika berjalan ditanah yang menurun
mereka berdzikir “subhanallah” dan mereka mengajak kepada kebaikan dan mencegah
kemungkaran (berdakwah) , sedangkan mereka bodoh (tidak punya banyak ilmu) dan
kasar (tidak hilm)
maka Nabi isa as. bertanya :
“Bagaimana mereka akan berdakwah padahal mereka tidak punya ‘ilm dan
hilm(kelembutan hati)?
Maka Allah firmankan :”Aku sendiri
yang akan memberikan kepada mereka ilm dan hilm” (Muntakhob ahadits)
ilmu laduniadalah karunia
khusus/khas bagi hambanya, terlebih bagi mereka yang telah ma’rifat. Orang yang
telah ma’rifat akan mendapatkan segala-galanya karena tidak ada keinginan dunia
dalam hatinya.
Nabi SAW bersabda : “man wajadallah
wajada kulla syai, man faqadallah faqada kulla syai”
artinya : Barang siapa kenal kepada
Allah maka ia akan mendapatkan segala-galanya
Barang siapa yang kehilangan Allah
(tidak kenal Allah) maka ia kehilangan segala-galanya.”
( Kumpulan Khutbah jum’at romo
kyai).
Dalam kitab kimiyai saadat, bahwa
ada tiga jenis manusia yang tiadak akan bisa memahami alqur’an :
- Pertama : Seorang yang tidak
memahami bahasa arab
-Kedua : Orang yang berkekalan
dengan dosa-dosa besar dan bid’ah. Ini karena dosa dan amalan bid’ah itu akan
menghitamkan hatinya yg menyebabkan dia tidak mampu memahami alqur’an.
_ketiga : Orang yang yakin hanya
terhadap makna-makna dhahir saja dalam hal-hal aqidah (mengambil makna dhohir
dari ayat/hadits mutasyabihat, aqidahnya bermasalah: mu’tazillah, mujasimmah
dsb). Perasaanya tidak dapat menerima apabila dia membaca ayat alqu’an yang
bertentangan dengan keyakinannya itu. Orang yang demikian tidak akan bisa
memahami alqur’an.
“Ya Allah Peliharalah kami daripada
mereka!”
JAKARTA 11/5/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar