Rekayasa dan pengkhianatan setan terhadap anak
cucu Adam a.s. saat melakukan ibadah, terdapat tujuh cara:
Setan melarang taat kepada Allah. Apabila hamba
Allah terpelihara, syetan memerintahkan agar hamba itu diperangi.
Apabila hamba itu diselamatkan Allah dari
serangan setan, hamba itu digoda kemudian agar tergesa-gesa.
Jika Allah menyelamatkannya, hingga amalnya
sempurna, setan menggoda agar memperlihatkan kesempurnaan amalnya.
Apabila Allah menjaganya dari godaan itu, setan
masuk melalui takjub terhadap diri sendiri.
Apabila hamba melihat adanya anugerah Allah,
setan menggoda agar hamba itu berijtihad dalam wilayah sirrullah (rahasia
Allah). Setan membisikkan kepada hamba, “Sebenarnya Allah ingin menampakkan
diri-Nya kepadamu!” Ucapan ini, dengan harapan agar si hamba terjerumus riya’.
Tetapi, apabila sang hamba menyerahkan diri semuanya hanya pada Ilmu Allah,
maka ia selamat.
Jika hamba melemah, tidak mengikuti aturan Allah,
setan berbisik kembali, “Anda tidak butuh lagi terhadap amal tersebut. Karena
jika Anda ditakdirkan bahagia, pasti meninggalkan amal itu tidaklah
membahayakan Anda. Namun jika Anda ditakdirkan celaka, tentu, amal itu sama
sekali tidak memberi manfaat kepada diri Anda!”
Apabila Allah masih menyelamatkan hamba-Nya ini,
maka sang hamba berkata pada setan itu, “Aku ini hanya hamba. Dan bagi seorang
hamba harus melaksanakan perintah tuannya. Sedang tuannya berbuat sekehendaknya
dan menghukum sekehendaknya pula.” Maka, hamba ini selamat dari setan, atas pertolongan
Allah. Jika tidak, maka hancurlah hamba tadi.
(Dikutip dari kitab Raudlatut Thalibin wa
‘Umdatus Salikin karya Imam Ghazali)
JAKARTA 16/5/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar