Puncak taswuf
filsafat abad ketiga dan keempat Hijriyah ini terletak pada Hussain bin Mansur
al-Hallaj (244-309 H) . Ia tokoh yang paling controversial didalam sejarah
tasawuf dan akhirnya menemui ajalnya ditiang gantungan . Teori yang
dikembangkan oleh al-Hallaj ialah al-Huluul , al-Haqiqat al-Muhammadiyah (Nur
Muhammad) .
Pada awal abad keenam Hijriyah
tasawuf Filsafat muncul kembali setelah menghilang ditengah-ditengah masyarakat
, seperti suhrawardi Maqtul (wafat 587H) mencetuskan teori Hikmah al-Isyraq
(filsafat iluminasi) . Pokok dari teori tersebut ialah bahwa Allah SWT itu
ialah Allah SWT adalah cahaya mutlak yang merupakan sumber segala cahaya .
Pada abad keenam dan ketujuh
Hijriyah tasawuf filsafat mengalami perkembangan yang sangat terkenal dengan
munculnya Ibnu Arabi dengan teori tasawuf filsafatnya Wahdatul wujud, yakni
teori yang memandang bahwa wujud mutlak dan ahkiki itu adalah Allah SWT,
sedangkan wujud kaainat (alam) ini hanyalh wujud majaazi( kiasan) yang
bergantung pada wujud Tuhan . Teori ini diuraikan dalam bukunya Fusuus al-Hakim
dan al-Futuuhaat al-Makiyyah .
Sufi-sufi lainnya yang mempunyai
kemiripan seperti Ibnu Sab’in (614-669H) dengan karyanya Budd al-‘Aarif. Dia
dipandang lebih tegas tinimbang Ibnu Arabi dalam menegasikan pluralitas maupun
menekankan kesatuan. Karena itu alirannya dikenal sebagai paham kesatuan mutlak .
Disisi lain , bermunculan
pemuka-pemuka tarekat (ada yang menyebut tasawuf amali) yang besar antara lain:
Abdul Qadir al-Jailani (470-561H) di Bagdad, pendiri tarekat Kadiriyah; Ahamad
bin Ali Abdul Abbas ar-Rifa’I (wafat 578H) di Irak, pendiri tarekat Rifa’iah;
Abu an-Najib as-Suhrawardi (490-563 H) dan Syihabuddin Abu Hafs Umar bin
Abdullah as-Suhrawardi ; Abu Hasan Ali asy-Syadzili (wafat 686H) di Tunisia ,
pendiri tarekat Syadziliyah; dan Syeih Ahmad al-Badawi (596-675H) di Mesir ,
pendiri tarekat Ahmadiah .
Sesudah abad ketujuh Hijryah tidak
ada lagi tokoh-tokoh besar yang membawa ide tersendiri dalam pengetahuan
tasawuf . kebanyakan dari mereka hanya mengembangkan ide para pendahulunya.
Misalnya, Abdul Karim bin Ibrahim al-Jilli (wafat 832H) dengan bukunya
al-Insaan al-Kamil (manusia yang sempurna) . Ia hanya melacak kembali teori
Wahdatul wujud . Pada masa ini datang pula Abdul Wahab asy-Sya’rani(898-973H),
seorang sufi yang berpengetahuan luas tetapi tidak kritis dan buku-bukunya
penuh takhyul serta ungkapan-ungkapan yang menonjolkan diri sendiri . Kemudian
, datang pula Syeh Muhammad Isa Sindhi al-Burhanpuri al-Hindi (wafat 1030 H)
dengan bukunya yang berjudul at-Tuhfat al-Mursalah (kiriman cinderamata ) yang
mengembangkan teori Wahdatul wujud menjadi ajaran “martabat tujuh”.
Kehidupan para
Ahl as-Suffah ?
Selain Nabi Muhammad saw dan para
sahabat beliau , sebagai rujukan para sufi dikenal pula para Ahl as-suffah.
Mereka teguh dalam memegang akidah , dan senantiasa mendekatkan diri kepada
Allah SWT. Diantaranya ialah; Abu Hurairah, Abu zar al-Giffari, Slman
al-Farisi, Mu’az bin Jabal , Imran bin Husin , Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdul
bin Mas’ud , Abdullah bin Abbas, dan Huzaifah bin Yaman .
Setelah periode sahabat berlalu,
muncul pula periode tabin . tokoh tabiin kelas pertama yang muncul di Madinah
ialah Sa’id bin Musayyab (15-94H) . Pada dirinya terkumpul kealiman dalam
bidang hadis dan fikih di samping juga dalam bidang ibadah kezuhudan, dan
akhlak mulia .
Dikota Basrah msyhur pula nama Hasan
al-Basri (Madinah, 642-Basra,728H). Dia masyhur dengan kezuhudannya yang
berlandaskan Khauf (takut kepada kemurkaan Allah) dan Rajaa’(mengharapkan
rahmat Allah SWT) .
Tokoh tabiin di kufah antara lain:
Sufyan as-Sauri (97 -161H) Ia mendapat gelar amiir al-mukminin fi al-hadis dan
termasuk mujtahid mutlak dan dalam bidang kerohanian ia termasyhur zuhud,
wara’, banyak beribadah, dan sanggup menentang penguasa yang di pandangnya
zalim .
Pada akhir abad kedua Hijriyah peralihan
dari zuhud ke tasawuf sudah mulai tampak . Pada masa ini juga muncul
analisis-analisis tentang kesufian . Menurut at-Taftazani , mereka lebih layak
dinamai zahid dari pada sufi . Di antara tokoh kerohanian pada akhir abad kedua
hjriyah yang agak condong pada kajian tasawuf ialah Ibrahim bin Adham(wafat
161H) di khurasan. Ia adalah seorang putra raja di Baikh (Afganistan), tetapi
tidak terpesona kemewahan dan kekuasaan duniawi . Ia berkata:”Siapa yang Cuma
mengejar kemasyhuran , berarti ia tidak sungguh-sungguh menuju Allah”.
Tokoh lain pada masa ini ialah Imam
Fudail bin Iyad (wafat 187H) . Ia bersal dari Khurasan dan meninggal di Makkah
. Pada mulanya ia seorang perampok , kemudian berubah menjadi seorang zahid
yang taat. Dalam kajian-kajiannya, ia menekankan pembinaan batin dari pada amal
lahir .
Karena kezuhudan lebih tampak lagi
pada Rabi’ah al-Adawiyah (95-185H), seorang anak keluarga miskin yang hidup
sebagaihamba sahaya, kemudian menjalani hidup dalam kezuhudan . Hari-harinya di
habiskan di atas tikat sejadah . Baginya yang mendorong demikian ialah rasa
cinta (mahabah)-nya kepada Tuhan, sehingga tidak tersisa lagi waktu dan ruang
hatinya selain untuk AllahSWT.
Sumber Islam Dalam Tasawuf ?
Dari al-Qur’an dan as-Sunnah,
risalah para sufi , pertama-tama mendasarkan pendapat-pendapat mereka tentang
moral dan tingkah laku . Juga latihan-latihan rohaniah mereka, yang mereka
susun demi terealisasinya tujuan-tujuan kehidupan mistis.
Memang ada pendapat lain, seperti
Raynold Alleyne Nicholson, sejarahwan dan ahli mistisme dalam Islam (sufisme;
menurut ungkapan bahasa-bahasa Eropa) tidaklah murni berasal dari ajaran Islam,
tetapi banyak mengambil dari para dufi agama lain? Bagi Harun Nasution ,
teori-teori yang mengatakan bahwa ajaran taswuf dipengaruhi oleh unsur saing
sulit dibuktikan kebenarannya. Karena dalam ajaran Islam sendiri terdapat
ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis yang menggambarkan dekatnya manusia dengan
Tuhan . Di antaranya surat
al-Baqarah ayat 186 yang artinya; Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu
tentang Aku , maka (jawablah ), bahwasanya Aku adalah dekat . Aku mengbulkan
permohonan orang yang mendo’a kepada-Ku .
Tinjauan analisis terhadap tasawuf
menunjukan bagaimana para sufi denganberbagai aliran yang dianutnya, memiliki sesuatu
konsepsi tentang jalan (thriqah)menuju Allah. Dan jalan ini dimulai dengan
latihan-latihan rohaniah, lalu secara bertahap menempuh pun berbagai fase, yang
dikenal dengan tingkatan (maqam) dan keadaan(hal) yang berakhir dengan
tingkatan (ma’rifat) Allah.
Semua tingkatan dan kaadaan para
sufi , yang pada dasarnya merupakan objek tasawuf, berlandaskan al-Qur’an .
seperti penggemblengan (mujahadah ) jiwa berdasar al-Qur’an surat al-Ankabut auat 69 yang artinya: dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan)Kami , benar-benar akan kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yan berbuat baik .
Selain berdasarkan al-Qur’an maupun
sunnah Nabi , sangat banyak teladan kehidupan Nabi saw dan para sahabatnya,
yang merupakan cikal bakal tasawuf Islam .
Misalnya kehidupan Nabi sebelum
menjadi Rasul , beliau berhari-hari
berkhalawat di Gua Hira, terutama di bulan Ramdhan, banyak berdzikir dan
tafakur dalam rangka mendekatkan diri kepada AllahSWT .kedekatan Nabi ketika
melakukan mi’raj , pribadi beliau yang sederhana , zuhud dan tidak pernah
terpesonaoleh kemewhan dunia’ ibadah beliau pernah salat malam dengan beberapa
rakaat sehingga lutunya bergetar dan terdengar suara tangisnya, bahkan kakinya
bengkak; banyak berdzikir sehari semalam tidak kurang dari 70 atau 100 kali ;
beliau pernah lupa ketika khusuk bermunajat kepada Tuhan pada waktu ditanya
istrinya, siapa engkau? Aisah menjawab :”Nabi bertanya kembali :”siapakah Aisah
?”dan seterusnya , akhirnya Aisah meninggalkannya; dalam diri Nabi saw
terkumpul sifat –sifat terpuji yaitu rendah hati, lemah lembut, jujur, tidak
suka mencari-cari cacat orang lain, sabar , tidak angkuh , santun dan tidak
mabuk pujian.
Adapun kehidupan keempat sahabat
Nabi Muhammad saw yang dijadikan panutan oleh para sufi sebagai berikut:
1.
Abu Bakar as-Shiddiq . pada
mulanya ia adalah seorang saudagar Kuraysi yang kaya. Setelah masuk Islam, ia
menjadi seorang yang sangat sederhan . Ketika menghadapi perang Tabuk ,
Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat, siapakah yang bersedia memberikan
seluruh harta bendanya di jalan Allah SWT. Abu Bakarlah yang pertama menjawab
:”Saya ya Rasulullah .”Akhirnya beliau memberikan seluruh harta kekayaannya
unutk jalan Allah melihat hal demikian, Nabi bertanya kepadanya:”Apalagi yang tinggal untukmu wahai
Abu Bakar ?”Ia menjawab :”cukup bagiku Allah dan Rasulnya.”
2.
Umar bin Khatab yang terkenal
dengan jiwa dan kebersihan kalbunya, sehingga Rasulullah saw berkata :”Allah
telah menjadikan kebenaran pada lidah dan hati Umar.”Ia terkenal dengan
kezuhudan dan kesederhanaannya. Umar bin Khatab pernah berkata:”Apabila engkau
lihat seseorang yang berilmu mencintai dunia, maka curigailah dia mengenai
agamanya! Karena tiap orang yang mencintai sesuatu akan menyibukkan diri dengan
apa yang dicintainya itu,”Diriwayatkan pada suatu ketika setelah ia menjabat
sebagai khalifah, ia berpidato dengan memakai baju bertambal dua belas sobekan
. Bahkan beliau menghabiskan malam untuk beribadah dan siang untuk umat .
3.
Usman bin Affan, seseorang yang
zuhud padahal ia kaya raya, tawadhu’, banyak berdikir , banyak membaca
ayat-ayat al-Qur’an dan memiliki akhlak yang terpuji . Diriwayatkan pula,
beliau telah membeli telaga milik orang yahudi untuk kaum muslimin . Dalam keadaan
membaca al-Qur’an surat
al-Baqarah ayat137, beliau meninggal akibat tebasan pedang para pemberontak .
4.
Ali bin Abi Thalib yang tidak
kurang pula keteladanannya dalam dunia tasawuf . Kezuhudan dan kerendahan hati
beliau terlihat pada kehidupan yang sederhana . Ia tidak malu memakai pakaian
bertambal, bahkan ia sendiri yang menambal pakaiannya yang robek . BERSAMBUNG
JAKARTA 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar