Sabtu, 04 Mei 2013

KITA MILIK ALLAH SWT




                                        KITA MILIK ALLAH SAW

الَّذِينَ إِذَآ أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا للهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ {156} أُوْلآئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتُُ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُوْلآئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Yakni orang-orang yang bila ditimpa musibah mengucapkan, ‘Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada-Nya kita kembali’ (Innalillahi wa inna ilaihi raji’un). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”AL-BAQARAH:156
Muqaddimah
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (انا لله وانا اليه راجعون) adalah potongan dari ayat Al-Quran, dari Surah Al-Baqarah, ayat 156. Isi penuh ayat tersebut adalah:
الذين اذا اصابتهم مصيبة قالوا انا لله وانا اليه راجعون
"(Yaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh suatu kesusahan, mereka berkata: Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali."
Bacaan tersebut dikenal dengan sebutan bacaan tarji'. Tarji' merupakan frase umat Islam apabila seseorang tertimpa musibah dan biasanya diucapkan apabila menerima kabar duka cita seseorang. Frasa ini biasanya diterjemahkan "Sesungguhnya kita milik Allah, dan kepada Allah jualah kita kembali."
Umat Islam mempercayai bahwa Allah adalah Esa yang memberikan dan Dia jugalah yang mengambil, Dia menguji umat manusia. Oleh karenanya, umat Islam menyerahkan diri kepada Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan atas segala yang mereka terima. Pada masa yang sama, mereka bersabar dan menyebut ungkapan ini saat menerima cobaan atau musibah.
inna lilahi wa inna ilaihi rojiun
dalam kehidupan kita sehari hari sering kita gunakan ayat diatas hanya dibacakan ketika kita mendapatkan berita buruk atau musibah saja.lebih jelasnya ketika kita mendengarkan ada orang dekat kita, orang tua, atau sanak saudara yang meninggal dunia. tidak salah penggunaan bacaan diatas. yang mana arti dari kalimat diatas kurang lebih “datangnya dari Allah dan akan kembali kepada Allah. arti diatas bisa bermakna bahwa kita bisa hadir dan hidup didunia ini adalah karena ijin Allah, karena kehendak Allah. maka kita kelak akan kembali lagi ke hadapat Allah dalam bentuk apapun.
apakah hanya sampai disini penggunaan ayat diatas???
apakah gak ada makna lain yang bisa digali??
apakah hanya itu hakekat dari ayat inna lillahi wa inalillahi rojiun…

banyak makna yang bisa digali
banyak arti yang bisa timbul dari ayat diatas
hakekatnya sangat luas bila kita lebih memahami dan tidak hanya sekedar membaca dan ikut ikutan saja.
biar dianggap sok alim gitu..

sebenarnya, apakah yang datangnya dari Allah???……buanyakkk men.. kalo kita cermati semua yang ada didunia ini datangnya dari Allah. kalo kita sadari , semua rizki dan anugrah yang telah kita terima selama ini adalah dari Allah. apa yang kita miliki sekarang ini datangnya tidak lain dari Allah. sampe duit, posisi, jabatan, kepandaian, ilmu, perhiasan, baju, motor, rumah, mobil, anak, istri, dan deposito kita datangnya dari Allah, baik itu secara langsung maupun tidak.
hubungannya dengan ayat ini …bingung lhoh… he ..he..
inna lilahi wa inna ilaihi rojiun
“datangnya dari Allah dan kembali kepada Allah”.

maksudnya ……jika ada diantara milik kita seperti yang disebutkan diatas ternyata diambil oleh Allah ya diiklaskan…..gimana gak iklas, yang minta adalah yang memberi ke kita.
bila ada diantara yang disebutkan diatas diminta oleh Allah ya kita harus memberikannya. embel embelnya harus diiklaskan. jangan digandoli, jangan dieman eman. jangan pelit sama yang telah memberikan segalanya kekita tanpa pamrih.

masa, Allah meminta minta ke kita ?
masa, Allah doyan sama barang milik kita ?
masa, Allah suka sama perhiasan kita, uang kita, jabatan kita…?
Allah tidak butuh semua itu. Allah tidak matre ..jangan pikir Allah kedonyan.

tidak begitu, Allah maha Kuasa, Allah maha Halus, Allah maha bijaksana, Allah maha kaya.
Allah tidak menampakkan wujud seperti yang kita bayangkan.
Allah akan menampakkan wujudnya ketika ada orang meminta minta kepada kita
Allah akan menampakkan wujudnya ketika ada musibah menimpa kita
Allah akan menampakkan wujudnya ketika ada anak, tetangga atau saudara yang kelaparan.
Allah akan menampakkan wujudnya ada orang datang meminta sumbangan untuk anak yatim, untuk pembangunan masjid, untuk operasional pondok pesantren.

itulah mujud Allah yang sering kita tolak, yang sering kita remehkan, yang sering kita maki. subhanallah. kita telah salah menilai mereka selama ini.
entah itu orang mo menipu, atau bener bener, orang kelaparan atau bohong, untuk bangun masjid atau untuk sendiri, itu artinya Allah sedang menguji kita, Allah sedang mengambil haknya. kembali kepada kita, bagaimana kita merawat barang milik kita selama ini, bagaimana cara kita mendapatkannya, bagaimana kita mensyukuri pemberian dari yang maha kuasa ( Allah swt.)

kembali ketopik ” bahwa Allah berhak mengambil atau meminta apa saja milik kita yang datangnya dari allah”
Keutamaan Kalimat Istirja’
Kalimat istirja’ adalah “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un”. Makna Innalillahi merupakan pengesaan dan pengakuan akan penghambaan dan kepemilikan, sedangkan makna wa ilaihi raji’un merupakan pengakuan bahwa Allah sajalah yang mematikan dan membangkitkan kita – ini adalah bentuk keimanan pada kebangkitan setelah mati. Hanya Allah-lah yang memiliki ketentuan di awal dan menjadi tempat kembali di akhir. Segala urusan adalah milik Allah yang tiada tempat berlindung kecuali kepada-Nya.
Ayat yang menyebutkan kalimat istirja’ ini dapat dibaca pada surat al-Baqarah: 156-157. Allah Swt. berfirman:
الَّذِينَ إِذَآ أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا للهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ {156} أُوْلآئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتُُ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُوْلآئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Yakni orang-orang yang bila ditimpa musibah mengucapkan, ‘Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada-Nya kita kembali’ (Innalillahi wa inna ilaihi raji’un). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Umar bin Khaththab berkata, “Sebaik-baik dua imbalan dan sebaik-baik tambahan adalah: ‘Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan merek, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk’.” Menurut Imam Ibnu Muhammad al-Manbaji, yang dimaksud dengan dua imbalan adalah shalawat dan rahmat, sementara tambahan adalah petunjuk. Ada yang mengatakan bahwa maksudnya adalah kepantasan untuk mendapatkan pahala, kemudahan bagi orang yang tertimpa musibah, dan keringan dari kesedihan. Shalawat dari Allah berarti rahmat; shalawat dari malaikat berarti istighfar; dan shalawat dari manusia berarti kepatuhan dan doa.
Keutamaan kedua adalah memperoleh kedudukan tinggi dan pahala yang berlimpah. Dalam sebuah hadits disebutkan, Abu Musa meriwayatkan sebagai berikut: “Allah pun berfirman kepada para malaikat, ‘Apa yang diucapkan hamba-Ku itu? Mereka berkata, ‘Ia memuji-Mu dan mengucapkan istirja’’. Allah lalu berfirman, ‘Bangunkan untuk hamba-Ku sebuah rumah di surga dan berilah nama Rumah Pujian (Bait al-Hamd)!'
Keutamaan ketiga adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah Saw. bersabda, “Setiap kali musibah menimpa seorang muslim dan ia mengucapkan istirja’ dan kemudian melanjutkannya dengan ucapan: ‘Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berikan kepadaku gantu yang lebih baik darinya,’ pastilah Allah mengabulkannya, yakni memberinya ganti yang lebih baik’.”
Ikhtitam
jadi banyak sekali penerapan yang bisa kita gunakan dari sekedar ayat
inna lilahi wa inna ilaihi rojiun
gak cuma dibaca kalo kita mendengar ada berita orang meninggal saja.
ihhhh serem dengernya, sapa yang meninggal…??? tentu itu yang kita ucapkan ketika mendengar kalimat tersebut, padahal setiap kehilangan, kematian, sakit, gak ada salahnya kita ucapkan kalimat inna lilahi wa inna ilaihi rojiun……

JAARTA 6/5/2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman