Senin, 06 Mei 2013

TASAWUF 4




                     Nilai-nilai Taswuf Dalam Kehidupan Modern (4)

            Masyarakat modern dewasa ini sangat menggandrungi ajaran-ajaran tasawuf atau spirituallitas, baik yang kaya maupun yang miskin, terutama orang-orang yang ada diperkotaan . Apakah mereka itu murni ingin meningkatkan kerohaniannya kepada Allah SWT ataukah tempat dari abad-keabad , para sufi benar-benar ingin beribadah dan berhubungan dengan Tuhan dengan sedekat-dekatnya, yang pada akhirnya ma’rifat kepada-Nya .

            Tasawuf  digali dari sumbernya al-Qur’an dan sunnah, dan dari pengalaman keagamaan atau istik dari melaksanakan peribadatan kepada Tuhan , telah dikembangkan lebih terperinci oleh para pendukungnya . Dalam menggambarkan ucapan-ucapan para sufi sebagai nerikut:

1.      Taubat ?al-Junaid mengatakan :”Taubat mempunyai tiga makna . pertama menyesali kesalahan; kedua berketetapan hati untuk tidak kembali kepada apa yang terlarang ; dan ketiga membereskan kelluhan orang terhadap dirinya. “

2.      Ikhlas? :menghentikan amal-amal baik karena manusia adalah munafik , dan melaksanakannya karena manusia adalah musrik. Ikhlas berarti Allah menyembuhkanmu dari penyakit ini.”

3.      Zuhud ? Abu Hafs mengtakan :”Tidak ada zuhud kecuali dalam hal-hal yang halal .”

4.      Sabar ?al-Juraiyri menjelaskan :”Sabar tidaklah membedakan keadaan bahagia atau menderita , disertai dengan ketentraman dalam keduanya .”

5.      Syukur? Ruwaym mengatakan:”Bersyukur adalah engkau menghabiskan seluruh kemampuannya.”

6.      Dzikir? Al-Hasan al-Bisri mengajarkan :”Carilah kemanisan dalam tiga hal:shalat , dzikir kepada Allah , dan membaca al-Qur’an. Jika engkau tidak menemukan ke anisan di dalam ketiga hal itu, maka ketahuilah bahwa pintu telah tertutup(bagimu).”

7.      Do’a ? seorang bertanya kepada Ja’far ash-Shiddiq,”Apa sebenarnya kita berdo’a tetapi tidak pernah dikabulkan ?”Beliau menjawab,”Itu karena engkau berdo’a kepada Tuhan yang engkau tak punya pengtahuan tentang-Nya.”

8.      Cinta (mahabbah) Abu Abdullah al-Qasyairi:”Hakekatnya cinta berarti bahwa engkau memberikan engkau memberikan segenap dirimu kepada Dia yang kau cintai hingga tak sesuatupun tinggal dari dirimu untuk dirimu sendir.”

9.      Kerelaan(ridha)? Dzun Nun al-Misri menjelaskan ,”Ada tiga tanda kerelaan, tidak punya piihan sebrlum diputuskannya ketetapan(Allah), tidak merasakan kepahitan setelah diputusnya ketetapan (Allah), dan merasakan gairah cinta ditengah-tengahcobaan.”

10.  Takut kepada Tuhan (taqwa) ? Abul Hasan al-Farisi menyatakan , “ Taqwa mempunyai aspek luar dan aspek dalam . Aspek luarnya adalah pelaksanaan syari’at dan aspek dalamnya adalah niat dan mujahadah.”

11.  Tawkal ?Sahl bin Abdullah mengatakan,” Ada tiga tanda orang yang bertawaqal kepada Allah: dia tidak meminta-minta , tidak menolak sesuatu(pemberian), dan tidak pula menahan sesuatu (yang akan diberikan).”

Ihtitam

            Al-Hamdulillah, bila kita cermati perkembangan taswuf Islam dari abad ke-3 Hijriyah adalah abad mula tersusunnya ilmu tasawuf dalam arti yang luas , dan abad selanjutnya terdapat dua jenis aliran, yaitu tasawuf sunni dan filosofis. Abu Hamid al-Ghazali yang disebut-sebut sebagai wakil sufi sunni dan syeh Akbar Ibn ‘Arabi tokoh sufi filosofis.

            Tidak dapat dipungkiri bahwa kemunculan tasawuf dalam Islam dalam abad awal pertumbuhannya tetap bercorak Islam. Sedangkan perkembangan berikutnya tertentu terpengaruh teori-teori filsafat, seperti al-huluul, al-Haqiqat al-Muhammadiyah (Nur Muhammad), hikmat al-Isyra’ (Iluminasi), wahdatul wujud, Martabat tujuh dll. Sungguhpun demikian ,cikal bakaltasawuf Islam sudah tumbuh benih-benihnya dalam kehidupan Rasulullah dan para sahabatnya . Diantara beliau-beliau ada yang kaya dan ada yang iskin,  kekayaan atau kemiskinan bagi mereka sama saja, yang terpenting siapa yang paling taqwa  di sisi Tuhan ?

            Dari merekalah, para tokoh sufi senantiasa melanggengkan dzikrullah dalam segala tingkah laku, melalui lisan, kalbu, amal dan prilaku kesehariannya. Tiada waktu kecuali memelihara dan menjaga hablum minallah dan hablum minannas. Guna menghamba dan mengihklaskan hidup ini semata-mata karunia Tuhan .

            Dan pada akhirnya , banyak orang yang masuk Islam karena pengaruh mereka dan banyak orang yang durhaka serta lalim bertaubat . Mengapa? Tidak , moral satu-satunya jawabannya. Wallah A’lam

Abi Naufal

JAKARTA 2003


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman