Masyarakat modern dewasa ini sangat
menggandrungi ajaran-ajaran tasawuf atau spirituallitas, baik yang kaya maupun
yang miskin, terutama orang-orang yang ada diperkotaan . Apakah mereka itu
murni ingin meningkatkan kerohaniannya kepada Allah SWT ataukah tempat dari
abad-keabad , para sufi benar-benar ingin beribadah dan berhubungan dengan
Tuhan dengan sedekat-dekatnya, yang pada akhirnya ma’rifat kepada-Nya .
Tasawuf digali dari sumbernya al-Qur’an dan sunnah,
dan dari pengalaman keagamaan atau istik dari melaksanakan peribadatan kepada
Tuhan , telah dikembangkan lebih terperinci oleh para pendukungnya . Dalam
menggambarkan ucapan-ucapan para sufi sebagai nerikut:
1.
Taubat ?al-Junaid mengatakan
:”Taubat mempunyai tiga makna . pertama menyesali kesalahan; kedua berketetapan
hati untuk tidak kembali kepada apa yang terlarang ; dan ketiga membereskan
kelluhan orang terhadap dirinya. “
2.
Ikhlas? :menghentikan amal-amal
baik karena manusia adalah munafik , dan melaksanakannya karena manusia adalah
musrik. Ikhlas berarti Allah menyembuhkanmu dari penyakit ini.”
3.
Zuhud ? Abu Hafs mengtakan :”Tidak
ada zuhud kecuali dalam hal-hal yang halal .”
4.
Sabar ?al-Juraiyri menjelaskan
:”Sabar tidaklah membedakan keadaan bahagia atau menderita , disertai dengan
ketentraman dalam keduanya .”
5.
Syukur? Ruwaym
mengatakan:”Bersyukur adalah engkau menghabiskan seluruh kemampuannya.”
6.
Dzikir? Al-Hasan al-Bisri
mengajarkan :”Carilah kemanisan dalam tiga hal:shalat , dzikir kepada Allah ,
dan membaca al-Qur’an. Jika engkau tidak menemukan ke anisan di dalam ketiga
hal itu, maka ketahuilah bahwa pintu telah tertutup(bagimu).”
7.
Do’a ? seorang bertanya kepada
Ja’far ash-Shiddiq,”Apa sebenarnya kita berdo’a tetapi tidak pernah dikabulkan
?”Beliau menjawab,”Itu karena engkau berdo’a kepada Tuhan yang engkau tak punya
pengtahuan tentang-Nya.”
8.
Cinta (mahabbah) Abu Abdullah
al-Qasyairi:”Hakekatnya cinta berarti bahwa engkau memberikan engkau memberikan
segenap dirimu kepada Dia yang kau cintai hingga tak sesuatupun tinggal dari
dirimu untuk dirimu sendir.”
9.
Kerelaan(ridha)? Dzun Nun al-Misri
menjelaskan ,”Ada
tiga tanda kerelaan, tidak punya piihan sebrlum diputuskannya ketetapan(Allah),
tidak merasakan kepahitan setelah diputusnya ketetapan (Allah), dan merasakan
gairah cinta ditengah-tengahcobaan.”
10. Takut kepada Tuhan (taqwa) ? Abul Hasan al-Farisi menyatakan , “
Taqwa mempunyai aspek luar dan aspek dalam . Aspek luarnya adalah pelaksanaan
syari’at dan aspek dalamnya adalah niat dan mujahadah.”
11. Tawkal ?Sahl bin Abdullah mengatakan,” Ada tiga tanda orang yang bertawaqal kepada
Allah: dia tidak meminta-minta , tidak menolak sesuatu(pemberian), dan tidak
pula menahan sesuatu (yang akan diberikan).”
Ihtitam
Al-Hamdulillah, bila kita cermati
perkembangan taswuf Islam dari abad ke-3 Hijriyah adalah abad mula tersusunnya
ilmu tasawuf dalam arti yang luas , dan abad selanjutnya terdapat dua jenis
aliran, yaitu tasawuf sunni dan filosofis. Abu Hamid al-Ghazali yang
disebut-sebut sebagai wakil sufi sunni dan syeh Akbar Ibn ‘Arabi tokoh sufi
filosofis.
Tidak
dapat dipungkiri bahwa kemunculan tasawuf dalam Islam dalam abad awal
pertumbuhannya tetap bercorak Islam. Sedangkan perkembangan berikutnya tertentu
terpengaruh teori-teori filsafat, seperti al-huluul, al-Haqiqat al-Muhammadiyah
(Nur Muhammad), hikmat al-Isyra’ (Iluminasi), wahdatul wujud, Martabat tujuh
dll. Sungguhpun demikian ,cikal bakaltasawuf Islam sudah tumbuh benih-benihnya
dalam kehidupan Rasulullah dan para sahabatnya . Diantara beliau-beliau ada
yang kaya dan ada yang iskin, kekayaan
atau kemiskinan bagi mereka sama saja, yang terpenting siapa yang paling taqwa di sisi Tuhan ?
Dari merekalah, para tokoh sufi
senantiasa melanggengkan dzikrullah dalam segala tingkah laku, melalui lisan,
kalbu, amal dan prilaku kesehariannya. Tiada waktu kecuali memelihara dan
menjaga hablum minallah dan hablum minannas. Guna menghamba dan mengihklaskan
hidup ini semata-mata karunia Tuhan .
Dan pada akhirnya , banyak orang
yang masuk Islam karena pengaruh mereka dan banyak orang yang durhaka serta
lalim bertaubat . Mengapa? Tidak , moral satu-satunya jawabannya. Wallah A’lam
Abi Naufal
JAKARTA 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar