WASIAT PARA NABI DAN ORANG SHALIH ?
Karenanya, penting sekali untuk kita memperhatikan
wasiat-wasiat terakhir dari beberapa manusia pilihan di bumi ini dari para Nabi
dan orang-orang sholeh, agar kita bisa mengetahui apa yang menjadi perhatian
besar dan keinginan/harapan yang sangat dari sesuatu yang diwasiatkan tersebut
kepada orang-orang dekat yang dicintainya
1. Wasiat rasul yang pertama, Nuh ‘alaihihis salam kepada
anaknya tatkala kematian mendatanginya. Dia memberikan wasiat kepada
anaknya :
ان نبي الله نوحا صلى الله عليه وسلم لما حضرته الوفاة قال لابنه اني قاص عليك الوصية آمرك باثنتين وأنهاك عن اثنتين آمرك بلا إله إلا الله فإن السماوات السبع والأرضين السبع لو وضعت في كفة ووضعت لا إله الا الله في كفة رجحت بهن لا إله الا الله ولو ان السماوات السبع والأرضين السبع كن حلقة مبهمة قصمتهن لا إله الا الله وسبحان الله وبحمده فإنها صلاة كل شيء وبها يرزق الخلق وأنهاك عن الشرك والكبر
Sesungguhnya nabi Allah Nuh ‘alaihis salam
tatkala menghadapi kematiaanya, ia berkata kepada anaknya, sesungguhnya aku
akan memberikan wasiat kepadamu, saya perintahkan kamu dengan dua perkara dan
melarangmu dari dua perkara. Saya perintahkan kamu dengan kalimat laa
ilaaha illallah. Maka sungguh langit yang tujuh dan bumi yang tujuh kalau
diletakkan di satu timbangan dan kalimat laa ilaaha illallah di timbangan yang
lain, maka akan lebih beratlah timbangan laa ilaaha illallah tersebut.
Dan kalaulah langit yang tujuh dan bumi yang tujuh sebagai satu lingkaran yang
tertutup maka kalimat laa ilaaha illallah yang memecahkannya. Dan aku
perintahkan kepadamu dengan ucapan Subhaanallah wa bihamdih karena
ucapan tersebut adalah tasbihnya semua makhluk dan dengannya mereka diberikan
rezki. Dan saya melarang kamu dari
berbuat syirik dan bersikap sombong.
2. Wasiat Nabi Ya’qub ‘alaihis salam kepada anak-anaknya ketika
kematian mendatanginya
أم كنتم شهداء إذ حضر يعقوب الموت إذ قال لبنيه ما تعبدون من بعدي قالوا نعبد إلهك وإله آبائك إبراهيم وإسماعيل وإسحاق إلها واحدا ونحن له مسلمون
“apakah kalian menyaksikan tatkala Nabi Ya’qub
kedatangan tanda kematian tatkla dia berkata kepada anak-anaknya: “apakah
yang kalian sembah sepeninggalku?” mereka menjawab “kami akan menyembah Tuhanmu
dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, yakni Tuhan yang Esa dan
kami hanya tunduk patuh kepadanya”. ” (QS. Al-Baqoroh:133)
3. Wasiat nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam lima hari
sebelum kematiannya sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Jundub radhiyallahu
‘anhu ia berkata : saya mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
sebelum wafatnya Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ألا وإن من كان قبلكم كانوا يتخذون قبور أنبيائهم وصالحيهم مساجد ألا فلا تتخذوا القبور مساجد إني أنهاكم عن ذلك
“Ingatlah sungguh orang-orang sebelum kalian mereka
menjadikan kuburan nabi-nabi mereka dan orang-orang sholeh mereka sebagai
mesjid. Ingatlah, janganlah kalian menjadikan kuburan sebagai mesjid-mesjid.
Sungguh saya melarang kalian melakukan yang demikian itu.”
Maksud hadits ini adalah, orang-orang Yahudi dan
nasroni tatkala wafat Nabi dan orang-orang sholeh diantara mereka, maka mereka
membangun tempat ibadah di atas kuburan nabi dan orang sholeh tersebut.
Sehingga nantinya mereka melakukan kesyirikan dengan berdoa dan meminta kepada
penghuni kuburan-kuburan tersebut. Karenanya, Nabi kita melarang
membangun mesjid di atas kuburan untuk menutup jalan-jalan menuju
kesyirikan. Yang hal ini Beliau sampaikan diakhir-akhir kehidupannya.
4. Wasiat Luqmanul Hakim kepada anaknya sebagaimana Allah telah berfirman:
يا بني لا تشرك بالله إن الشرك لظلم عظيم
” wahai anakku, janganlah engkau berbuat syirik
kepada Allah karena sesungguhnya kesyirikan itu adalah kezaliman yang
besar” (QS. Lukman :13)
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan : Luqman adalah
seorang hamba sholeh, berkulit hitam yang Allah telah anugrahkan padanya hikmah
(pemahaman ilmu dan ta’bir). Dia telah memberikan wasiat kepada anaknya
yang sangat disayangi dan dicintai dengan sesuatu wasiat yang paling afdhol
dari perkara yang diketahuinya. Oleh karenanya, dia memberikan nasehat
kepada anaknya yang pertama adalah agar dia menyembah Allah saja dan tidak
mensyarikatkan sedikitpun dengan-Nya. Kemudian dia menjelaskan bahwa kesyirikan itu adalah sebesar-besar
kezaliman.
5. Demikian pula wasiat para sahabat dalam detik-detik
kematiannya berwasiat kepada anak-anaknya dan keluarganya yang ditinggalkannya
dengan wasiat Tauhid sebagaimana yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu : bahwasanya para sahabat biasanya menulis wasiatnya kepada keluarga
yang ditinggalkannya, diantara wasiatnya adalah
وأوصى من ترك من أهله أن يتقوا الله ويصلحوا ذات بينهم ويطيعوا الله ورسوله إن كانوا مؤمنين وأوصاهم بما أوصى به إبراهيم بنيه ويعقوب ( يا بني إن الله اصطفى لكم الدين فلا تموتن إلا وأنتم مسلمون
“mereka wasiatkan kepada keluarga yng ditinggalkannya
agar bertakwa kepada Allah dan memperbaiki keadaan diantara mereka dan taat
kepada Allah dan rasul-Nya jika mereka orang mu’min. dan mereka
mewasiatkan sebagaimana yang diwasiatkan oleh nabi Ibrahim dan ya’qub kepada
anak-anaknya : ” wahai anakku sesungguhnya Allah telah memilih kepada kalian
agama islam. Maka janganlah kalian
mati kecuali dalam keadaan muslim (tidak melakukan kesyirikan yang akan
membatalkan keislamannya-pent) .
Sumber:1.https://ibnuabbaskendari.wordpress.com
JAKARTA 11/3/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar