MAKNA YAKIN ?
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
[الحجر/99]
dan sembahlah Tuhanmu sampai datang
kepadamu yang diyakini (ajal).
Yakin menurut
Istilah ?
Syaikh Al-Jurjani menjelaskan bahwa
Yakin menurut istilah adalah meyakini sesuatu itu seperti itu dan meyakini
bahwa hal itu tidak mungkin kecuali seperti itu, serta senantiasa akan sesuai
dengan kenyataan.
Abu Hilal al-Askari mendefinisikan
bahwa yakin adalah tetapnya jiwa dan dadanya merasa tenteram dengan apa yang ia
ketahui. Al-Baidhowi
(W. 691 H) mengatakan bahwa yakin adalah mengokohkan ilmu dengan meniadakan
keraguan dan kesamaran tentangnya dengan cara Nadzr (berfikir mendalam) dan
Istidlal (menunjukkan dalil).
Quraisy Shihab menjelaskan bahwa
yakin adalah pengetahuan yang mantap tentang sesuatu disertai dengan
tersingkirnya apa yang mengeruhkan pengetahuan itu, baik berupa keraguan,
maupun dalil-dalil yang dikemukakan lawan. Itu sebabnya Allah tidak dinamai
mencapai tingkat yakin karena pengetahuan Yang Maha mengetahui itu sedemikian
jelas sehingga tidak pernah sesaat atau sedikit pun disentuh oleh keraguan.
Berbeda dengan manusia yang yakin. Sebelum tiba keyakinannya, ia terlebih
dahulu oleh keraguan. Namun, ketika ia sampai pada tahap yakin, keraguan yang
tadinya ada menjadi sirna. Itu disebabkan Allah menjelaskan ayat-ayatnya dalam
bentuk beragam dan silih berganti. Sehingga keraguan terkikis sedikit demi
sedikit dan yang bersangkutan mencapai tahap yakin
Yakin Mencakup
?
Apabila Al-Qur’an adalah haqq Al-Yakin, maka apa yang
diterangkan di dalamnya pun adalah haqq al-yakin. berikut diantara haqq
al-yakin yang telah disebutkan Allah dalam Al-Qur’an.
1.
Al-Qur’an
هَذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
[الجاثية/20]
Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang meyakini.
2.
Kematian
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ [الحجر/99]
dan sembahlah Tuhanmu sampai datang
kepadamu yang diyakini (ajal).
حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ
[المدثر/47]
hingga datang kepada kami
kematian."
3.
Alam Akhirat
اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ
اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ
مُسَمًّى يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآَيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ
رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ [الرعد/2]
Allah-lah Yang meninggikan langit
tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy,
dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang
ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda
(kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.
وَلَوْ تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ
رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا
مُوقِنُونَ [السجدة/12]
Dan, jika sekiranya kamu melihat
mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan
Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan
mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal
saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin."
4.
Hukum Allah
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا
لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ [المائدة/50]
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka
kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi
orang-orang yang yakin ?
Apakah hukum jahiliyyah, yakni hukum
yang didasarkan oleh nafsu, kepentingan sementara, serta kepicikan pandangan
yang mereka kehendaki dan, jika demikian, siapakah yang lebih sesat daripada
mereka? Selanjutnya, karena kesempurnaan serta baiknya suatu hukum adalah
akibat kesempurnaan pembuatnya, sedang Allah adalah wujud yang paling baik
serta sempurna, jika demikian siapakah yang paling sempurna dan siapakah yang
lebih baik daripada Allah yang Maha Mengetahui itu dalam menetapkan hukum dan
dalam hal-hal yang lain bagi kaum yang yakin, yakni yang ingin mantap kepercayaannya?
Tidak Ada!
Seseorang yang ingin mencapai tahap
keyakinan harus berusaha menghilangkan setiap kerancuan yang menyelinap ke
dalam benak, dan hatinya. Ini ditempuh dengan jalan mendekatkan diri kepada
Allah, mempelajari hukum-hukum yang ditetapkannya serta mengamalkannya. “Siapa
yang mengamalkan apa yang diketahuinya, Allah akan mewariskan kepadanya
pengetahuan yang belum diketahuinya.” Demikian sabda nabi Saw., dan
pengetahuan yang terakhir ini mengantar ia sampai kepada keyakinan, dan ini
pada gilirannya mengantar ia dengan mantap berkata bahwa tidak ada yang lebih
baik daripada Allah dalam menetapkan hukum
Tingkatan Yakin
Ar-Raghib memberikan penjelasan
tentang tingkatan keyakinan. Ada tiga tingkatan, yaitu ilmu al-Yakin, Ain
al-Yakin dan Haqq al-Yakin. Beliau memberikan contoh.
1.
Ilmu al-Yakin, misal, ilmu tentang masuknya ke surga
2. Ain
al-Yakin, misal, apabila melihat surga
3.
Haqq al-Yakin, misal, apabila memasuki surga
Tingkatan ini berdasarkan ayat Al-Qur’an berikut ini.
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ ( ) حَتَّى
زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ ( ) كَلَّا
سَوْفَ تَعْلَمُونَ ( ) ثُمَّ
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ ( ) كَلَّا
لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ ( )
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ ( ) ثُمَّ
لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ ( ) ثُمَّ
لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ ( ) [التكاثر/1-8]
Bermegah-megahan telah melalaikan
kamu, Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui (akibat perbuatanmu itu), Dan janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang
yakin, Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, Dan
Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin,
Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu
megah-megahkan di dunia itu).
إِنَّ هَذَا لَهُوَ حَقُّ الْيَقِينِ [الواقعة/95]
Sesungguhnya (yang disebutkan ini)
adalah suatu haqqul Yakin.
Urgensi Yakin dalam Islam
Sikap yakin ini memiliki kedudukan tinggi dalam Islam
dan dalam kehidupan seorang muslim. Hal ini dapat dilihat dari hal berikut ini:
1. Yakin sebagai satu syarat syahadatain.
Seorang yang mengucapkan syahadatain harus merasa
yakin dan tidak ragu dengan kata-kata yang diucapkannya. Hal ini dijelaskan
Allah dalam firman-Nya,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan
mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah
orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujuraat:15)
Demikian juga Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam
bersabda,
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ لَا يَلْقَى اللَّهَ بِهِمَا عَبْدٌ غَيْرَ شَاكٍّ فِيهِمَا إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Asyhadu An Laa Ilaha Illa Allah Wa anni Rasululloh,
tidaklah seorang hamba menjumpai Allah dengan syahadatain ini dalam keadaan
yakin tanpa ada keraguan padanya kecuali ia akan masuk syurga.” (HR. Muslim).
2. Yakin adalah ruh dari iman.
Ibnu al Qayyim menyatakan, ” Yakin dari iman seperti
kedudukan ruh dari jasadnya. Orang bertingkat-tingkat keimanannya dengan
perbedaan rasa yakin ini”. (Madarij As Salikin, 2/397).
Hal ini karena Yakin adalah ruh amalan hati yang
menjadi ruh bagi amalan anggota tubuh lainnya. Bahkan yakin adalah iman itu
sendiri seperti dinyatakan sahabat Ibnu Mas’ud dalam penuturan beliau, “Yakin
adalah iman seluruhnya, agama kita seluruhnya adalah yakin kepada Allah, yakin
kepada janji-janji Allah, yakin dengan semua yang disiapkan Allah untuk
orang-orang yang bertakwa didalam syurga dan yang disiapan untuk orang-orang
kafir di Neraka”.
3. Yakin kunci mendapatkan keimaman dalam agama.
Anda ingin mendapatkan derajat imam dalam agama maka
tanamkan dan sempurnakan sikap yakin ini dalam diri anda. Sebab dengan berbekal
kesabaran dan keyakinan yang benar dan sempurna anda mendapatkkannya
sebagaimana dijanjikan Allah dalam firmanNya,
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu
pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka
sabar.Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As-Sajdah:24).
Syeikhul Islam ibnu Taimiyah menyatakan, ” Dengan
sabar dan Yakin, keimaman dalam agama dapat dicapai”.
4. Allah mengkhususkan orang yang yakin yang dapat
mengambil manfaat dari ayat-ayat-Nya.
Seperti dijelaskan dalam firman Allah,
“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi orang-orang yang yakin.” (QS. Adz-Dzaariyat: 20).
5. Orang yang yakin mendapatkan petunjuk,
keberuntungan dan rahmat dari Allah.
Sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya,
“Dan mereka yang beriman kepada Kitab (al-Qur’an) yang
telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu,
serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap
mendapat petunjuk dari Rabb-nya,dan merekalah orang-orang yang beruntung. (QS.
Al Baqorah 2:45) dan firmanNya:
al-Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk
dan rahmat bagi kaum yang meyakini.” (QS. Al-Jaatsiyah: 20).
Ikhtitam
هَذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ
لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ [الجاثية/20]
Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang meyakini.
Sumber:1.http://www.kpmi.or.id 2.http://kang-ihsanth.blogspot.com
JAKARTA 26/3/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar