CARA BERTAUBAT DARI
DOSA ?
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allâh tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersukutukan) kepadaNya, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa yang mempersekutukan Allâh, maka sungguh, dia telah mengadakan dosa yang sangat besar. [an-Nisâ'/4:48]
"...وَمَنْ لَقِيَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطِيْئَةً لاَيُشْرِكُ بِي شَيْئًا، لَقِيْتُهُ بِمِثْلِهَا مَغْفِرَةً" رواه مسلم
Allâh Azza wa Jalla berfirman, "…Dan barangsiapa menjumpai-Ku dengan membawa kesalahan sepenuh bumi dalam keadaan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Aku, maka Aku akan menjumpainya dengan ampunan yang sepenuh bumi pula". [HR. Muslim][1]
Bersegera Mintak Ampun
!
“Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS.
Ali Imran : 133)
Bahayanya Dosa Mempersekutukan Allah ?
Padahal
syirik begitu berbahaya sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat lainnya,
وَلَوْ
أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang
telah mereka kerjakan.”
(QS. Al An’am: 88).
وَلَقَدْ
أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ
لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu
dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Allah),
niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar: 65).
Dalam hadits
dari Jabir, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ
مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ
بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ
“Barangsiapa yang mati dalama keadaan tidak
berbuat syirik pada Allah dengan sesuatu apa pun, maka ia akan masuk surga. Barangsiapa yang mati dalam keadaan berbuat
syirik pada Allah, maka ia akan masuk neraka” (HR. Muslim no. 93).
Faedah Bertauhidkan Allah swt ?
حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوا اللهَ وَلاَيُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئاً، وَحَقُّ الْعِباَدِ عَلَى اللهِ : أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً. قُلْتُ: ياَرَسُوْلَ اللهِ، أَفَلاَ أُبَشِّر الناَّسَ؟ قَالَ : لاَتُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوْا. أخرجاه
Hak Allâh yang menjadi kewajiban para hamba ialah agar mereka beribadah kepada Allâh saja dan tidak mempersekutukan sesuatupun (syirik) dengan Allâh. Sedangkan hak hamba yang akan diperoleh dari Allâh ialah bahwa Allâh tidak akan mengadzab siapapun yang tidak mempersekutukan (syirik) sesuatu dengan Allâh." Aku (mu'adz) berkata, ‘Wahai Rasûlullâh, tidakkah kabar gembira ini aku sampaikan kepada orang banyak ?’ Beliau menjawab, "Jangan engkau kabarkan kepada mereka, sebab mereka akan bergantung (dengan mengatakan: yang penting tidak syirik-pen) [HR. Bukhari dan Muslim][4]
مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَأَنَّ عِيْسَى عَبْدُ اللهِ وَابْنُ أَمَتِهِ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوْحٌ مِنْهُ، وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ الله مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ(وفى رواية: أَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ). أخرجاه
Siapa yang berkata: Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allâh saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, juga bersaksi bahwa Isa adalah hamba Allâh dan anak hamba (perempuan) Allâh, ia adalah manusia yang dicipta dengan kalimat-Nya, lalu dimasukkan ke dalam diri Maryam, dan ia adalah ruh yang dicipta oleh Allâh. Juga bersaksi bahwa sorga adalah benar adanya, dan nerakapun benar adanya, maka Allâh pasti akan memasukannya ke dalam sorga, melalui pintu mana saja yang dia kehendaki dari pintu-pintunya yang delapan. (Dalam riwayat lain: maka Allâh pasti akan memasukannya ke dalam sorga, sesuai dengan amal perbuatan yang dilakukannya). [HR. Bukhari dan Muslim][5]
Abu Dzar
r.a. berkata : Nabi SAW bersabda : ‘Telah datang
kepadak u utusan Tuhanku dan memberitakan bahwa barang siapa yang mati dari
umatku dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun pasti masuk
surga’. Lalu aku bertanya : ‘Meskipun ia berzina dan mencuri?’ Nabi SAW
menjawab :’Meskipun ia berzina dan mencuri’. (H.R. Bukhari Muslim
I/59 dalam kitab Alu’lu wal Marjan)
Cara Menghabus Dosa Kecil ?
Menurut
ajaran Islam, dosa-dosa kecil lebih mudah mendapatkan pengampunan, “Shalat lima waktu dan
shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya,
selama tidak melakukan dosa besar” (Hadis Shahih Muslim no. 342).
Dari Abu
Dzarr al-Ghifary RA., dari Nabi SAW., meriwayatkannya dari Rabb-nya bahwa Allah
berfirman (dalam hadits Qudsi) : Wahai para
hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat kesalahan di malam dan siang hari
sedangkan Aku mengampuni semua dosa; maka
minta ampunlah kepada-Ku, niscaya Aku ampuni kalian. (H.R.
Muslim)
iringilah perbuatan buruk dengan
perbuatan baik maka kebaikan itu akan menghapuskan keburukan itu …” (H.R. At Tirmidzi no. 1978, Ahmad V/153, dihasankan oleh Syaikh Albani dalam
Shahiihul Jaami’ no. 97)
“Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada,
ikutilah kejelekan dengan kebaikan yang
menghapusnya dan pergauli manusia dengan etika
yang mulia” (HR Al Tirmidzi dan Ahmad dan dishohihkan Al Albani dalam
Shohih Al Jaami’ no. 97.)
Menyempurnakan wudhu dan berjalan ke
masjid, sebagaimana disampaikan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
“Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu
yang dapat menghapu dosa dan mengangkat derajat. Mereka menjawab: ya wahai
rasululloh. Beliau berkata: menyempurnakan
wudhu ketika masa sulit dan memperbanyak langkah kemasjid serta menunggu
shalat satu ke shalat yang lain, karena hal itu adalah ribath” (HR Muslim dan
Al Tirmidzi).
“Sesungguhnya termasuk sebab
mendapatkan ampunan adalah memberikan
salam dan berkata baik” (HR Al Kharaithi dalam Makarim Al Akhlak dan
di-shahih-kan Al Albani dalam Silsilah Al Ahadits Al Shahihah, no. 1035)
Sabar atas musibah dengan, dalil sabda Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam:
“Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla
berfirman: Sungguh Aku bila menguji seorang hambaKu yang mukmin, lalu ia
memujiku atas ujian yang aku timpakan kepadanya, maka ia bangkit dari tempat
tidurnya tersebut bersih dari dosa seperti hari ibunya melahirkannya.”
(HR Ahmad, dan dihasankan Al Albani
dalam Silsilah Al Ahadits Al Shohihah no. 144).
Mengumandangkan adzan, dengan dalil sabda Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam:
“Seorang Muadzin diampuni dosanya
sepanjang (gema) suaranya” (HR Ahmad dan dishohihkan Al Albani dalam Shahih AL
Jaami’ no. 1929)
Shalat wajib, dengan dalil sabda Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam:
“Bagaimana pendapat kalian seandainya
ada sungai di pintu yang digunakan untuk mandi setiap hari lima kali, pa yang
kalian katakan apakah tersisa kotorannya? Mereka menjawab: Tidak sisa
sedikitpun kotorannya. Beliau bersabda: sholat lima waktu menjadi sebab Allah
hapus dosa-dosa” (HR. Al Bukhari).
Memperbanyak sujud, dengan dalil sabda Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam:
“Hendaklah kamu memperbanyak sujud
kepada Allah, karena tidaklah kamu sekali sujud kepada Allah kecuali Allah
mengangkatmu satu derajat dan menghapus satu kesalahanmu (dosa).”
Shalat malam, dengan dalil:
“Hendaklah kalian sholat malam,
karena ia adalah adat orang yang sholeh sebelum kalian dan amalan yang
mendekatkan diri kepada Robb kalian serta penghapus kesalahan dan mencegah
dosa-dosa” (HR Al Haakim, dan dihasankan Al Albani dalam Irwa’ Al Ghalil 2/199).
. Mengiringi haji dengan umrah, dengan dalil:
“Iringi haji dengan umroh, karena
mengiringi antara keduanya dapat menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana
Al Kier (alat pembakar besi) menghilangkan karat besi” (HR Ibnu Majah dan
dishohihkan Al Albani dalam Shohih Al Jaami’ no,2899)
Shadaqah, dengan dalil:
“Jika kamu menampakkan sedekah(mu),
maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan
kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah
akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al Baqarah: 271)
“Shadaqah menghapus dosa seperti air
memadamkan api” (HR Ahmad, Al Tirmidzi dan selainnya dan di-shahih-kan Al Al
Bani dalam Takhrij Musykilat Al faqr no. 117)
“Seorang
lelaki terlanjur mencium wanita ajnabiy (bukan mahram), lalu ia datang kepada
Nabi saw. memberitahu hal itu. Maka Allah menurunkan (firman-Nya): ‘Tegakkan sholat pada pagi dan sore, dan
pada waktu malam. Sesungguhnya kebaikan itu dapat menghapus keburukan’.
Maka orang itu bertanya: ‘Apakah hukum ini khusus untukku’? Jawab Nabi saw:
’Untuk semua umatku’ “. (H.R.Bukhari Muslim Alu’lu wal Marhan II/ 1758 )
Rasulullah bersabda: “Semua ummatku akan diampuni dosanya kecuali orang yang mujaharah
(terang-terangan dalam berbuat dosa)
yaitu seorang yang melakukan perbuatan dosa di malam hari, kemudian Allah telah
menutupi dosanya itu hingga pagi hari, tapi kemudian dia berkata : wahai fulan
semalam saya berbuat ini dan berbuat itu. Padahal Allah telah menutupi dosa
tersebut semalaman, tapi di pagi hari dia buka tutup Allah tersebut.” (H.R.
Bukhari Muslim)
Musnad Ahmad 21096: Telah bercerita kepada kami
‘Abdullah telah bercerita kepadaku ayahku. telah bercerita kepada kami ‘Abdur
Rahman bin Mahdi dan Abu Sa’id keduanya berkata; Telah bercerita kepada kami
Za`idah dari ‘Abdul Malik bin ‘Umair. Berkata Abu Sa’id telah bercerita kepada
kami ‘Abdul Malik bin ‘Umair dari ‘Abdur Rahman bin Abu Laila dari Mu’adz bin
Jabal berkata; Seseorang mendatangi Nabi s.a.w. lalu berkata; Wahai Rasulullah!
Bagaimana menurut Tuan tentang seseorang yang bertemu dengan seorang wanita
yang tidak dikenalnya kemudian ia tidaklah ia menggauli istrinya kecuali pasti
bermesraan dengan wanita asing itu namun tidak ia tiduri. Berkata Mu’adz bin
Jabal; Kemudian Allah AzzaWaJalla menurunkan ayat ini, “Tegakkanlah shalat didua ujung siang dan sebagian malam
sesungguhnya kebaikan-kebaikan menghapus kesalahan-kesalahan.” Berkata Mu’adz
bin Jabal; Kemudian Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda padanya;
“Berwudhulah kemudian shalatlah.” Berkata Mu’adz bin Jabal; Saya bertanya;
Wahai Rasulullah! Apa khusus untuk dia atau untuk seluruh kaum mu`minin.
Rasulullah s.a.w. bersabda; “Untuk seluruh kaum mu`minin.”
Allah mengampuni dosa manusia
melalui berbagai jalan ?
1. Istighfar
Istighfar bisa dianalogikan sebagai penghapus atau
tipe-x yang biasa digunakan saat kita menulis. Kalau kita salah tulis pakai
penghapus atau tipe-x agar tulisan bersih dan rapi bebas dari coretan. Demikian
juga dengan istighfar, bisa digunakan untuk mengoreksi kekhilafan-kekhilafan
kecil selama kita beraktifitas. Gunakanlah alat ini setiap hari, setiap waktu
sepanjang hayat. Insya Allah gubahan yang kita hasilkan selama hidup akan
bersih dan rapi bebas dari kesalahan dan coretan. Dalam setiap aktifitas
senantiasa sisipkan istigfar, mohon ampunan pada Allah, karena tak satupu dari
kita yang luput dari khilaf dan dosa.
2. Bersusah payah dalam mencari rizki yang halal
Dosa tidak saja terhapuskan melalui pahala
ibadah-ibadah ritual. Adakalanya Allah menghapus dosa kita atas usaha dan jerih
payah kita dalam mencari rizki yang halal. Setiap keletihan, kelelahan, dan
setiap butir keringat yang dicucurkan akan dihitung sebagai penebus dosa. Jadi
jangan pernah menyerah dan putus asa.
3. Mengikhlaskan bila terzalimi
Ikhlas adalah sifat terpuji dan mulia. Mengikhlaskan
bila terzalimi dan tidak mengungkit-ungkit kesalahan orang lain adalah sifat
orang-orang yang berjiwa besar. Allah akan mengampuni dosa orang-orang yang
mengikhlaskan bila ia terzalimi dan hanya menyerahkan segala urusannya hanya
pada Allah. Allah Maha Pengampun dan sungguh luas ampunanNya. Sepatutnya
pulalah kalau manusia mempunyai sifat pemaaf. Maka maafkanlah….dan dapatkan
ampunan dari Allah.
4. Bersusah payah dalam mencari ilmu
Allah memuliakan orang yang beriman dan berilmu
beberapa derajat. Begitu utama kedudukan ilmu sehingga Allah memberi ganjaran
penghapusan dosa bagi para pencari ilmu.
5. Sakit dan kemudian bersabar menjalaninya.
Sabar adalah kekuatan. Saat sakit mendera raga, hati
dan jiwa yang sabar menghadapinya akan dihapuskan dosanya oleh Allah. Dalam
sebuah hadist Qudsi Allah berkata; “Ketika Ku timpakan musibah pada seorang
hamba, lalu ia bersabar, sungguh Aku malu menghitung dosanya pada Hari Kiamat”.
Taubatan Nasuha Penghabus Dosa kecil
dan Besar ?
Dengan taubat yang semurni-murninya Allah akan menghapuskan dosa-dosa meskipun
besar dan meskipun banyak.
“Artinya : Katakanlah, Hai hamba-hambaKu yang melampui batas terhadap
diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semunya. Sesungguhnya Dia-lah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [Az-Zumar : 53]
“Artinya : Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang
mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada
seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan. ‘Sesungguhnya saya
bertaubat sekarang” [An-Nisa : 18]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Barangsiapa bertubat sebelum matahri terbit dari tempat
tenggelamnya, maka Allah menerima taubatnya” [Hadits Riwayat Muslim
daalm Adz-Dzikir wa Ad-Du’a, No. 2703]
Sumber:1.https://rinyyunita.wordpress.com 2.http://www.kaskus.co.id 3.http://catatankangsantri.blogspot.com 4.https://seteteshidayah.wordpress.com
JAKARTA 17/3/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar