REAKSI SAHABAT KETIKA TURUN WAHYU TERAKHIR
Setelah Malaikat Jibril menyampaikan wahyu terakhir
yaitu surah Al Maaidah ayat 3, ia pun pergi. Maka Rasulullah pun ke Madinah.
Setelah Rasulullah mengumpulkan para sahabat, Rasulullah menceritakan apa yang
telah diberitahu oleh malaikat Jibril. Ketika para sahabat mendengar hal yang
demikian maka mereka pun gembira sambil berkata, “Agama kita telah sempurna.
Agama kila telah sempurna.”
Namun Abu Bakar ketika mendengar keterangan Rasulullah
itu, ia tidak dapat menahan kesedihannya maka ia pun kembali ke rumah lalu
mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Kisah tentang Abu Bakar menangis
telah sampai kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat di
depan rumah Abu Bakar dan mereka berkata, “Wahai Abu Bakar, apakah yang telah
membuat kamu menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Seharusnya kamu merasa
gembira sebab agama kita telah sempuma.”
Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abu
Bakar pun berkata, “Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang musibah
yang menimpa kamu, tidakkah kamu tahu bahwa apabila sesualu perkara itu telah
sempuma maka akan kelihatanlah akan kekurangannya. Dengan turunnya ayat
tersebut bahwa ia menunjukkan perpisahan kita dengan Rasulullah. Hasan dan
Husin menjadi yatim dan para isteri nabi menjadi janda.”
Selelah mereka mendengar penjelasan dari Abu Bakar
maka sadarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar, lalu mereka menangis
dengan sekuat-kuatnya. Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang
lain, maka mereka pun terus memberitahu Rasulullah tentang apa yang mereka
lihat itu. Berkata salah seorang dari para sahabat, “Ya Rasulullah, kami baru
kembali dari rumah Abu Bakar dan kami dapati banyak orang menangis dengan suara
yang kuat di depan rumah beliau.” Karena Rasulullah mendengar keterangan dari
para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah dan bergegas menuju ke rumah Abu
Bakar. Setelah Rasulullah sampai di rumah Abu Bakar, maka beliau melihat mereka
menangis dan bertanya, “Wahai para sahabatku, kenapa kalian semua menangis?”
Kemudian Ali bin Thalib berkata, “Ya Rasulullah, Abu Bakar mengatakan dengan
turunnya ayat ini membawa tanda bahwa waktu wafatmu telah dekat. Apakah ini
benar ya Rasulullah?” Lalu Rasulullah berkata, “Semua yang dikatakan oleh Abu
Bakar adalah benar, dan sesungguhnya waktu untuk aku meninggalkan kalian semua
telah dekat.”
Setelah Abu Bakar mendengar pengakuan Rasulullah, maka
ia pun menangis sekuat tenaganya sehingga ia jatuh pingsan. Sementara ‘Ukasyah
berkata kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, waktu itu saya anda pukul pada
tulang rusuk saya. Oleh itu saya hendak tahu apakah anda sengaja memukul saya
atau hendak memukul unta baginda.” Rasulullah menjawab, “Wahai ‘Ukasyah, Aku
sengaja memukul kamu.” Kemudian Rasulullah berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal,
kamu pergi ke rumah Fathimah dan ambilkan tongkatku ke mari.” Bilal keluar dari
masjid menuju ke rumah Fathimah sambil meletakkan tangannya di atas kepala
dengan berkata, “Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas
(diqishash).”
Setelah Bilal sampai di rumah Fathimah maka Bilal pun
memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fathimah menyahut dengan berkata,
“Siapakah di pintu?” Lalu Bilal berkata, “Saya Bilal, saya telah diperintahkan
oleh Rasulullah untuk mengambil tongkat beliau.” Kemudian Fathimah berkata,
“Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya.” Bilal menjawab, “Wahai
Fathimah, Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk diqishash.” Fatimah
bertanya lagi, “Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk
menqishash Rasulullah?” Bilal tidak menjawab pertanyaan Fathimah. Setelah
Fathimah memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada
Rasulullah. Setelah Rasulullah menerima tongkat tersebut dari Bilal, maka
beliau pun menyerahkan kepada ‘Ukasyah.
Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar dan Umar
tampil ke depan sambil berkata, “Wahai ‘Ukasyah, janganlah kamu qishash baginda
tetapi kamu qishashlah kami berdua.” Rasulullah segera berkata, “Wahai Abu
Bakar dan Umar duduklah kamu berdua, sesungguhnya Allah telah menetapkan
tempatnya untuk kamu berdua.” Kemudian Ali bin Abi Thalib bangun dan berkata,
“Wahai ‘Ukasyah, aku adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah.
Oleh karena itu, kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqishash Rasulullah.”
Lalu Rasultillah berkata, “Wahai Ali duduklah kamu, sesungguhnya Allah telah
menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu.” Setelah itu Hasan dan Husin
bangun dengan berkata, “Wahai ‘Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini
adalah cucu Rasulullah, kalau kamu menqishash kami sama dengan kamu menqishash
Rasulullah.” Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah pun berkata, “Wahai buah
hatiku duduklah kamu berdua.” Rasulullah berkata, “Wahai ‘Ukasyah pukullah saya
kalau kamu hendak memukul.”
Kemudian ‘Ukasyah berkata, “Ya Rasulullah, Anda telah
memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju.” Maka Rasulullah pun membuka
baju. Setelah Rasulullah membuka baju maka menangislah semua yang hadir.
Setelah ‘Ukasyah melihat tubuh Rasulullah maka ia pun mencium beliau dan
berkata, “Saya tebus Anda dengan jiwa saya ya Rasulullah, siapakah yang sanggup
memukul Anda. Saya melakukan begini adalah sebab saya ingin menyentuh badan
Anda yang dimuliakan oleh Allah dengan badan saya. Dan Allah menjaga saya dari
neraka dengan kehormatanmu.” Kemudian Rasulullah berkata, “Dengarlah kamu
sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli surga, inilah orangnya.”
Kemudian semua para sahabat bergembira terhadap
peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para sahabat pun berkata, “Wahai
‘Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperolehi
derajat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah di dalam surga.”
Subhanallah, Maha Suci Allah ….
Jakarta (2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar