AMTSAL AL-QUR’AN
Muqaddimah
Allah menggunakan banyak perumpamaan
(amtsal) dalam Al-Qur’an. Perumpamaan-perumpamaan itu dimaksudkan agar
manusia memperhatikan, memahami, mengambil pelajaran, berpikir dan selalu
mengingat. Sayangnya banyaknya perumpamaan itu tidak selalu membuat manusia
mengerti, melainkan tetap ada yang mengingkarinya/ tidak percaya. Karena memang
tidaklah mudah untuk memahami suatu perumpamaan. Kita perlu ilmu untuk
memahaminya. Sudah digambarkan dengan perumpamaan saja masih susah apalagi tidak.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami mencoba menjelaskan sedikit tentang
ilmu amtsal Al-Qur’an.
Definisi Amtsal Al-Qur’an
Dari segi bahasa,Amtsal merupakan bentuk jama’ dari matsal, mitsl, danmats
il yang berarti sama dengan syabah, syibh, dansyabih, yang sering diartikan
dengan perumpamaan. Sedangkan dari segi istilah, amtsal adalah
menonjolkan makna dalam bentuk perkataan yang menarik dan padat serta mempunyai
pengaruh mendalam terhadap jiwa, baik berupa tasybih ataupun perkataan bebas
(lepas, bukan tasybih).
Secara bahasa amtsal adalah bentuk
jama’ dari matsal yang artinya sama atau serupa, perumpamaan, sesuatu yang
menyerupai dan bandingan. Di lihat dari wazannya, kata matsal, mitsil dan
matsil sama dengan sabah, sibih dan sabih di dalam segi lafadz
maupun maknanya.
Sedangkan secara terminology, amtsal adalah suatu
ungkapan yang dihikayatkan dan sudah populer dengan maksud menyerupakan keadaan
yang terdapat dalam perkataan itu dengan keadaan sesuatu yang karenanya
perkataan itu diucapkan.
Menurut ulama tafsir, matsal adalah menampakkan
pengertian abstrak dalam ungkapan yang indah, singkat dan menarik yang
tertancap di dalam jiwa, baik dengan betuk tasybih (penyerupaan) maupun majaz
mursal (ungkapan bebas).
Ulama ahli bayan, memberikan
definisi amtsal adalah bentuk majaz murakkab yang
kaitannya atau konteksnya adalah persamaan. Maksudnya,
amtsal adalah ungkapan kiasan yang majemuk, dimana kaitan antara yang disamakan
dengan asalnya adalah karena adanya persamaan.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah tentang amtsal Qur’an ini adalah
menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan ilmu amtsal sehingga para pembaca
yang awalnya belum pernah mengetahuinya menjadi tahu. Setelah memahami ilmu amtsal
Qur’an diharapkan para pembaca mampu memahami, mangambil pelajaran, berpikir,
dan selalu mengingat ayat-ayat
Unsur-unsur Amtsal Al-Qur’an
Sebagian Ulama mengatakan bahwa Amtsal memiliki empat unsur, yaitu:
1. Wajhu Syabah: segi perumpamaan
2. Adaatu Tasybih: alat yang dipergunakan untuk tasybih
3. Musyabbah: yang diperumpamakan
4. Musyabbah bih: sesuatu yang dijadikan perumpamaan
1. Wajhu Syabah: segi perumpamaan
2. Adaatu Tasybih: alat yang dipergunakan untuk tasybih
3. Musyabbah: yang diperumpamakan
4. Musyabbah bih: sesuatu yang dijadikan perumpamaan
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya)
lagi Maha Mengetahui.”
Wajhu Syabah pada ayat di atas adalah “pertumbuhan yang berlipat-
lipat”. Adaatu tasybihnya adalahkata matsal.Mus yabbahnya adalah infaq atau
shadaqah di jalan Allah. Sedangkan musyabbah bihnya adalah benih
Contoh
Seperti firman Allah dalam surat yunus ayat 24
$yJ¯RÎ) ã@sWtB Ío4qu9ysø9$# $u9÷R 09$# >ä!$yJx. çm»uZø9t Rr& z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# xÝn=tG÷z$$sù ¾ÏmÎ/ ßN$t6tR ÇÚö F{$#
“Sesungguhnya
perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang kami
turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya.........”
المشبة :
kehidupan dunia
المشبة به : turunnya air hujan
وجه الشبة : perumpamaan kehidupan dunia yang singkat
diserupakan dengan waktu turunnya hujan yang juga singkat.
Adapun alat penyerupaan yang terkandung dalam
Al-qur’an, sebagaimana diterangkan oleh Moh. Chaziq Charisma dalam bukunya tiga
aspek kemukjizatan Al-qur’an, adalah menggunakan hal-hal berikut:
- menggunakan kaaf (ك), seperti dalam surat al-Qooriah ayat 4-5
tPöqt ãbqä3t â¨$¨Y9$# ĸ#txÿø9$$2 Ï^qèZ÷6yJø9$# . tPöqt ãbqä3t â¨$¨Y9$# ĸ#txÿø9$$2 Ï^qèZ÷6yJø9$# .ãbqä3s?ur ãA$t6Éfø9$# Ç`ôgÏèø9$$2 Â\qàÿZyJø9$#
“ Pada hari itu
manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran (4), Dan gunung-gunung adalah
seperti bulu yang dihambur-hamburkan”.
- menggunakan ka-anna (كان ), seperti dalam surat al-Qomar ayat 7-8
$·è¤±äz óOèdã»|Áö/r& tbqã_ãøs z`ÏB Ï^#y0÷`F{$# öNåk¨Xr(x. ×#ty_ ×ųtFZ"B .
tûüÏèÏÜôg"B n<Î) Æí#¤$!$# ( ãAqà)t tbrãÏÿ»s3ø9$# #x9»yd îPöqt ×Å£tã
“ Sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari
kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan, (7), Mereka datang dengan
cepat kepada penyeru itu. orang-orang kafir berkata: "Ini adalah hari yang
berat.(8)"
- Menggunakan kalimat fi’il yang menggunakan makna tasybeh. Seperti dalam surat al-Insan ayat 19
ß$qäÜtur öNÍkön=tã ×bºt$ø!Ír tbrà$©#s C #sÎ) öNåktJ÷r&u öNåktJö6Å¡ym #Zsä9÷sä9 #Y qèVZ¨B
“Dan mereka dikelilingi oleh
pelayan-pelayan muda yang tetap muda. apabila kamu melihat mereka, kamu akan
mengira mereka, mutiara yang bertaburan.”
- Dengan membuang alat tasybeh dan wajah syibehnya. Seperti dalam surat an-Naba’ ayat 10.
$uZù=yèy_ur @ø9©9$# $U$t7Ï9
“Dan kami jadikan malam sebagai
pakaian”
Macam-macam Amtsal dalam Al-Qur’an
1. Al-Amtsal Al-Musharrahah Yaitu matsal yang di dalamnya dijelaskan dengan
lafadzmatsal atau sesuatu yang menunjukkan tasybih. Contohnya Q.S. Al-Baqarah:
261 sebagaiamana telah dijelaskan di atas.
2. Al-Amtsal Al-Kaminah Yaitu matsal yang di dalamnya tidak disebutkan
dengan jelas lafadz tamsil tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah,
menarik dalam kepadatan redaksinya dan mempunyai pengaruh tersendiri bila
dipindahkan kepada yang serupa dengannya.
3. Al-Amtsal Al-Mursalah Yaitu kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan
lafadz tasybih secara jelas, tetapi kalimat-kalimat tersebut berlaku sebagai
tasybih
Faedah Amtsal Al Qur’an
1. Menonjolkan sesuatu yang hanya dapat dijangkau dengan akal menjadi
bentuk kongkrit yang dapat dirasakan atau difahami oleh indera
manusia.
2. Menyingkapkan hakikat dari mengemukakan sesuatu yang tidak nampak
menjadi sesuatu yang seakan-akan nampak.
3. Mengumpulkan makna yang menarik dan indah dalam ungkapan yang padat,
seperti dalam amtsal kaminah dan amtsal mursalah dalam ayat- ayat di atas.
4. Memotivasi orang untuk mengikuti atau mencontoh perbuatan baik seperti
apa yang digambarkan dalam amtsal
5. Menghindarkan diri dari perbuatan negatif
6. Amtsal lebih berpengaruh pada jiwa, lebih efektif dalam memberikan
nasihat, lebih kuat dalam memberikan peringatan dan lebih dapat memuaskan hati.
Dalam Al-Qur’an Allah swt. banyak menyebut amtsal untuk peringatan dan supaya
dapat diambil ibrahnya.
7. Memberikan kesempatan kepada setiap budaya dan juga bagi nalar para
cendekiawan untuk menafsirkan dan mengaktualisasikan diri dalam wadah
nilai-nilai universalnya
Ciri-Ciri Amtsal
Pembahasan mengenai ciri-ciri Amtsal secara khusus dan terperinci belum
ditemukan dalam kitab-kitab Ulumul Qur’an. Namun dari beberapa keterangan yang
ada, penulis dapat merumuskan beberapa ciri-ciri amtsal
1.Mengandung penjelasan atas makna yang samar atau abstrak sehingga menjadi
jelas, konkret, dan berkesan.
2.Amtsal memiliki kesejajaran antara situasi-situasi perumpamaan yang
dimaksud dan padannya.
3.Ada keseimbangan (Tawazun) antara perumpanaan dan keadaan yang
dianologikan
kesimpulan
1.matsal adalah
menampakkan pengertian abstrak dalam ungkapan yang indah, singkat dan menarik
yang tertancap di dalam jiwa, baik dengan betuk tasybih (penyerupaan)
maupun majaz mursal (ungkapan bebas).
2. unsur-unsur matsal ada tiga yaitu:
a. al-musyabbah (yang diserupakan);
b. al-musyabbah bih (asal cerita atau tempat
menyamakan); dan
c. wajh al-syibh (segi atau arah persamaan).
3.macam-macam amtsal ada tiga, yaitu: amtsal
mursalah, amtsal kaminah dan amtsal mursalah.
4.Pengungkapan pengertrian abstrak dengan bentuk
kongkret yang dapat di tangkap indera, itu mendorong akal manusia dapat
memahami ajaran-ajaran al-qur’an. Karena, pengertian abstrak tidak mudah di
serap oleh sanubari, kecuali setelah digambarkan dengan hal-hal yang konkret
sehingga mudah di cerna.
DAFTAR PUSTAKA
al-Qattân, Mannâ Khalil, 2001, Studi Ilmu-Ilmu
al-Qur’an, (terjemah: Mudzakir As), Bandung: Pustaka Lintera
An-Nahlawi, Abdurahman, 1989, Prinsip-prinsip dan
metoda Pendidikan Islam dalam Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat, Bandung
: CV. Dipenogoro
Ash-Shiddieqy, Tengku Muhammad Hasbi, 1993Ilmu-Ilmu
Al-Qur’an: Ilmu-ilmu Pokok dalam Menafsirkan Al-Qur’an, Semarang: Pustaka
Rizki Putra
http,www.thstaipi.blogspot.com
Departemen Agama, tt, Al-Qur’an dan terjemah,
Medinah Munawwarah: Mujamma’ Khadim al Haramain asy Syarifain al Malik Fahd li
thiba al Mush-haf asy-Syarif
Ibnu Kasir,
Al-Imam, 2003, Tafsir Ibnu Katsir, (terj) Bahrun Abu Bakar, Bandung
Jakarta: Sinar Baru Al Gesindo
Syafi’I,
Rahmat,2005, Pengantar Ilmu Tafsir, Bandung: Pustaka
BY ABI NAUFAL. JAKARTA (2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar