WAHYU YANG PERTAMA DITURUNKAN ?
wahyu yang pertama kali turun kepada Rasulullah adalah berupa
perintah-perintah Allah akan tetapi wahyu dari Allah yang diturunkan langsung
kepada Rasululllah melalui perantara Malaikat Jibril As bukanlah wahyu yang
berupa perintah akan tetapi berupa Ayat-ayat Al-Qur'an dimana pertama kali
diturunkan kepada Rasulullah saat itu Rasulullah sedang
berkhalwat/menyendiri di Gua Hira tepat pada tanggal 17 Romadhon atau pada
tanggal 6 Agustus
dan inilah ayat yang pertama kali di ajarkan oleh Malaikat Jibril As kepada Rasulullah
dan inilah ayat yang pertama kali di ajarkan oleh Malaikat Jibril As kepada Rasulullah
إِقْرَأْ بِسْمِ رَبِّكَ الَّذِ خَلَقْ
خَلَقَ الأِْنْسَنَ مِنْ عَلَقٍ
إِقْرَأْ وَرَبُّكَ الأَْكْرَمُ
اَلَّذِى عَلَّمَ بِا لْقَلَمِِ
عَلَّمَ الأِْنْسَنَ مَالَمْ يَعْلَمْ
" Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam
Dia mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya" (QS Al-'Alaq : 1-5)
Az-Zarkasyi telah menyebutkan dalam kitabnya “al-Burhan”, hadits Aisyah yang menegaskan bahwa yang pertama kali turun adalah “iqra’ bismirabbikal ladzii khalaq.” Dan hadits Jabir yang menegaskan bahwa yang pertama kali turun adalah “Yaa ayyuHal muddatstsir, qum fa andzir.” Kemudian ia berkata: “Sebagian ulama menyatukan keduanya, yaitu bahwa Jabir mendengar Nabi menyebutkan kisah permulaan wahyu dan dia mendengar bagian akhirnya, sedang bagian pertamanya dia tidak mendengar. Maka dia (Jabir) menyangka bahwa surah yang didengarnya itu adalah yang pertama kali diturunkan, padahal bukan. Memang surah al-Muddatstsir itu adalah surah pertama yang diturunkan setelah surah “iqra’” dan setelah terhentinya wahyu. Hal itu juga termuat dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Jabir ra. bahwa Rasulullah saw. di kala itu sedang membicarakan masalah terhentinya wahyu.
Dalam hadits
itu dikatakan: “Ketika aku berjalan, aku mendengar suara dari langit. Lalu
kuangkat kepalaku, tiba-tiba yang datang kepadaku malaikat yang kulihat ketika
aku di gua Hira duduk di atas kursi yang terletak antara langit dan bumi, sehingga
akupun merasa ketakutan sekali. Kemudian akupun pulang dan aku berkata:
‘Selimuti aku, selimuti aku.’ Lalu Allah menurunkan: wahai orang yang
berselimut, bangkitlah, lalu berilah peringatan.’”
Dalam hadits
ini ia memberitahukan tentang malaikat yang datang kepadanya di gua Hira
sebelum saat itu. Di dalam hadits Aisyah ia memberitahukan bahwa turunnya Iqra’
itu di gua Hira, dan bahwa Iqra’ itulah wahyu pertama yang turun. Kemudian
setelah itu wahyu terhenti. Sedang dalam hadits Jabir ia memberitahukan bahwa
wahyu berlangsung kembali setelah turunnya “Yaa
ayyuHal muddatstsir.”
setelah mendapatkan wahyu yang berupa ayat diatas Rasulullah mendapat
perintah dari Allah untuk segera berdakwah secara terang-terangan dan seketika
itu semakin banyak pula yang mengikuti jejak Rasulullah untuk beriman kepada
Allah
dan ketika Allah menurunkan wahyu yang berupa ayat yang selanjutnya
Rasulullah ketika itu berkhalwat untuk yang kedua kalinya Rasulullah gemetar
dan merasa ketakutan akan tetapi Malaikat Jibril langsung mengucapkan
"jangan takut wahai muhammad" sebanyak 3 kali
dan ketika itu ayat yang turun
يَآأَيُّهَا الْمُدَّثِرُ
قُمْ فَأَنْذِرْ
وَرَبُّكَ فَكَبِّرْ
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ
وَالرُّجْزَفَاهْجُرْ
وَلاَ تَمْنُن تَسْتَكْثِرْ
وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ
فَإِذَا نُقِرَفِى النَّاقُورْ
فَذَالِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ
وَرَبُّكَ فَكَبِّرْ
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ
وَالرُّجْزَفَاهْجُرْ
وَلاَ تَمْنُن تَسْتَكْثِرْ
وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ
فَإِذَا نُقِرَفِى النَّاقُورْ
فَذَالِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ
" hai orang yang berselimut
bangunlah, lalu berilah peringatan
dan Tuhanmu, Agungkanlah
dan pakaianmu bersihkanlah
dan perbuatan dosa tinggalkanlah
dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh
(balasan) yang lebih banyak
dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah
apabila di tiup sangkakala
maka waktu itu adalah waku (datangnya) hari yang sulit"
(Q.S Al-Mudatsir : 1-9)
Dengan
demikian dapatlah diketahui bahwa “Iqra’” adalah wahyu yang pertama kali
diturunkan secara mutlak, dan bahwa “Muddatstsir diturunkan sesudah Iqra’.
Demikian
juga Ibn Hibban mengatakan dalam shahihnya: “Di antara kedua hadits itu tidak
ada pertentangan. Sebab yang pertama kali diturunkan adalah “iqra’
bismirabbikal ladzii khalaq” di gua Hira. Ketika kembali kepada Khadijah ra.
dan Khadijah menyiramkan air dingin kepadanya, Allah menurunkan kepadanya di
rumah Khadijah itu: “Yaa ayyuHal muddatstsir.” Maka jelaslah bahwa ketika turun
kepada beliau “iqra’”, ia pulang lalu berselimut; kemudian Allah menurunkan
“Yaa ayyuHal muddatstsir.”
Juga ada
dikatakan bahwa yang pertama kali turun adalah surah al-Fatihah. Hadits yang
menunjukkan hal ini diriwayatkan melalui Abu Ishaq dari Abu Maisarah, dia
berkata: “Rasulullah saw. mendengar suara, ia berdiri. Ia menyebutkan turunnya
malaikat kepadanya serta kata-kata malaikat itu: ‘Katakanlah: Alhamdu lillaaHi
rabbil ‘aalamiin…’ dan seterusnya.
Qadi Abu
Bakar dalam kitabnya “al-Intisaar” mengatakan bahwa hadits ini munqathi’. Maka
tetap kuatlah pendapat yang mengatakan bahwa yang pertama kali turun ialah iqra
bismirabbik, dan sesudah itu pendapat yang menyatakan bahwa yang pertama turun
itu adalah surah al-Muddatstsir. Cara menyatukan pendapat-pendapat di atas
bahwa ayat pertama kali yang turun adalah “iqra’ bismirabbik” dan ayat mengenai
perintah tabligh (untuk menyampaikan) yang pertama kali turun ialah “Yaa
ayyuHal muddatstsir” sedang surah yang pertama kali turun adalah al-Fatihah.
Hal yang demikian itu seperti apa yang termuat dalam hadits:
“Yang pertama kali dihisab dari seorang hamba ialah shalat.” Dan “Yang pertama kali diputuskan mengenai seorang hamba adalah urusan darah.”
Pernyataan kedua hadits ini adalah: “Yang pertama kali seorang hamba diadili dalam hal kedzaliman yang terjadi sesama hamba adalah urusan darah; sedang pertama kali dihisab dari seorang hamba dalam hal kewajiban-kewajiban badaniah adalah shalat.”
“Yang pertama kali dihisab dari seorang hamba ialah shalat.” Dan “Yang pertama kali diputuskan mengenai seorang hamba adalah urusan darah.”
Pernyataan kedua hadits ini adalah: “Yang pertama kali seorang hamba diadili dalam hal kedzaliman yang terjadi sesama hamba adalah urusan darah; sedang pertama kali dihisab dari seorang hamba dalam hal kewajiban-kewajiban badaniah adalah shalat.”
Juga
dikatakan bahwa yang pertama kali turun mengenai kerasulan adalah “Yaa ayyuHal
muddatstsir.” Dan yang pertama kali turun mengenai kenabian adalah “iqra’
bismirabbik.” Hal itu disebabkan para ulama mengatakan bahwa firman Allah
“iqra’ bismirabbik” itu menunjukkan kenabian Muhammad saw. sebab kenabian itu
ialah adanya wahyu kepada seseorang melalui perantaraan malaikat dengan
penugasan khusus. Sedang firman Allah “Yaa ayyuHal muddatstsir, qum fa andzir”
itu menunjukkan kerasulannya, sebab kerasulan itu adalah wahyu kepada seseorang
dengan perantaraan malaikat dengan penugasan umum. Wallah A’lam bish Shawab
Jakarta (2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar