DO’A NABI IBRAHIM AS
رَبِّ هَبْ لى حُكْماً وَأَلْحِقْنى بِالصَّالِحينَ *
وَاجْعَلْ لى لِسانَ صِدْقٍ فى الآخِرينَ * وَاجْعَلْنى مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ
النَّعيمِ * وَاغْفِرْ لأَبى إِنَّهُ كانَ مِنَ الضَّالّينَ * وَلا تُخْزِنى
يَومَ يُبْعَثُونَ
“Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah
aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur
yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk
orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan, dan ampunilah bapakku,[3]
karena sesungguhnya ia adalah termasuk golongan orang-orang yang sesat, dan
janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan.”[4]
Doa nabi Ibrahim as dan para pengikut beliau adalah
sebagai berikut:
رَبَّنا عَلَيكَ تَوَكَّلْنا وَإِلَيْكَ أَنَبْنا وَإِلَيْكَ
المَصيرُ * رَبَّنا لا تَجْعَلْنا فِتْنَةً لِلَّذينَ كَفَروُا وَاغْفِرْ لَنا
رَبّنا إنَّكَ أَنْتَ الْعَزيزُ الْحَكيمُ
“Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal
dan hanya kepada Engkaulah kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali,
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang
kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”[9]
Nabi Ibrahim as setelah bertahun-tahun menikah dan
hingga mencapai usia lanjut masih belum dikarunia seorang anak, mengangkat
tangan berdoa dan mengatakan:
رَبِّ هَبْ لى مِنَ الصَّالِحينَ
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak)
yang termasuk orang-orang yang saleh.”[13]
Nabi Ibrahim as yang dengan perintah Ilahi
meninggalkan keluarga di tempat pegunungan, kering tanpa air dan tumbuhan,
merasa iba dan kondisi beliau berubah kemudian menengadahkan tangan berdoa dan
berkata:
رَبِّ اجْعَلْ هذا البَلَدَ آمِناً وَاجْنُبْنِى
وَبَنِىَّ أَنْ نَعْبُدَ الأَصْنام * رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيراً مِنَ
النّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّى وَمَنْ عَصانِى فَإِنَّكَ غَفُورٌ
رَحِيمٌ * رَبَّنا إِنِّى أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِى بِوادٍ غَيْرِ ذِى
زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ المُحَرَّمِ رَبَّنا لِيُقِيمُوا الصَّلاةَ فَاجْعَلْ
أَفْئِدَةً مِنَ النّاسِ تَهْوِى إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَراتِ
لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ * رَبَّنا إِنَّكَ تَعْلَمُ ما نُخْفِى وَما نُعْلِنُ
وَما يَخْفى عَلى اللَّهِ مِنْ شَىءٍ فِى الأَرضِ وَلا فِى السَّماءِ *
الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى وَهَبَ لِى عَلى الكِبَرِ إِسْمعِيلَ وَإِسْحقَ إِنَّ
رَبِّى لَسَمِيعُ الدُّعاءِ * رَبِّ اجْعَلْنِى مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ
ذُرِّيَّتِى رَبَّنا وَتَقَبَّلْ دُعاءِ * رَبَّنا اغْفِرْ لِى وَلِوالِدَىَّ
وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الحِسابُ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: Ya Tuhanku,
jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta
anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala. Ya Tuhan-ku, sesungguhnya
berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barang
siapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan
barang siapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan
sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat
rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar
mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada
mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka
bersyukur. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami
sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatu pun yang
tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit. Segala
puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan
Ishak. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan
salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku
dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya
hisab (hari kiamat).”[14]
Pemilihan Mekah sebagai tempat tinggal nabi Ismail dan
Hajar dengan perintah Allah swt dan nabi Ibrahim rela dengan tempat tinggal
tersebut. Namun Mekah bukanlah tempat subur dan buah dan biji-bijian tidak
dapat diproduksi dari sana. Inilah rahasia kenapa nabi Ibrahim as berdoa pula
dan mengatakan:
رَبِّ اجْعَلْ هذا بَلَداً ءامِناً وَارْزُقْ أَهْلَهُ
مِنَ الثَّمَراتِ مَنْ ءامَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman
sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman
di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.”[15]
Nabi Ismail as tumbuh dan besar di Mekah, dan nabi
Ibrahim as selalu pulang pergi antara Mekah dan Palestina. Baitullah Ka’bah
menjadi rumah ibadah pertama di muka bumi dan sejak dahulu kala adalah tempat
penyembahan Allah swt, doa dan munajat kepada-Nya. Namun telah lama rusak dan
dilalaikan. Nabi Ibrahim as ditugaskan memperbaharui pembangunan Ka’bah dan
merehapnya kembali dengan perintah Ilahi. Beliau as dengan bantuan nabi Ismail
as menjalankan tugas tersebut. Pondasi-pondasi dan dinding-dindingnya meninggi
dan telah siap menjadi rumah Allah (baitullah) bagi orang-orang yang bertawaf
dan beribadah kepada Allah swt.
Nabi Ibrahim dan Ismail mengangkat tangan berdoa:
رَبَّنا تَقَبَّلْ مِنّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ
العَلِيمُ * رَبَّنا وَاجْعَلْنا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنا أُمَّةً
مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنا مَناسِكَنا وَتُبْ عَلَيْنا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوّابُ
الرَّحِيمُ * رَبَّنا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْهُمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ
آياتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الكِتابَ وَالحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ
العَزِيزُ الحَكِيمُ
“Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami),
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami,
jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah)
di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah
kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah tobat
kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Ya
Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan
membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al
Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah
yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”[18]
1.Do’a Nabi
Ibrahim A. S. (Tartib Surat)
Surah Al
Baqarah ayat: 126 – 128
126. Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri
yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya
yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman:
“Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, Kemudian Aku
paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali”.
127. Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama
Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami),
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.
128. Ya
Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan
(jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan
tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan
terimalah Taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima Taubat lagi
Maha Penyayang.
2.Do’a Nabi
Ibrahim A. S.
Surah Ibrahim
ayat: 35, 40, 41.
35. Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri Ini (Mekah),
negeri yang aman, dan jauhkanlah Aku beserta anak cucuku daripada menyembah
berhala-berhala.
40. Ya
Tuhanku, jadikanlah Aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan
shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.
41. Ya
Tuhan kami, beri ampunlah Aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang
mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”.
3.Do’a Nabi
Ibrahim A. S.
Surah Asy
Syu’araa’ ayat 83 – 85.
83.
(Ibrahim berdoa): “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan
masukkanlah Aku
ke dalam golongan orang-orang yang saleh,
84. Dan
jadikanlah Aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang
datang)
Kemudian,
85. Dan
jadikanlah Aku termasuk orang-orang yang mempusakai surga yang
penuh kenikmatan,
4.Do’a Nabi
Ibrahim A. S.
Surah Ash
Shaffaat ayat 100 : Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak)
yang termasuk orang-orang yang saleh.
5.Do’a Nabi
Ibrahim A. S.
Surah Al
Mumtahanah ayat 4 – 5.
4.
Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan
orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka Berkata kepada kaum mereka:
“Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu
sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan Telah nyata antara kami dan
kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada
Allah saja. kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya[1470]: “Sesungguhnya Aku
akan memohonkan ampunan bagi kamu dan Aku tiada dapat menolak sesuatupun dari
kamu (siksaan) Allah”. (Ibrahim berkata): “Ya Tuhan kami Hanya kepada Engkaulah
kami bertawakkal dan Hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan Hanya kepada
Engkaulah kami kembali.”
5. “Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang
kafir. dan ampunilah kami Ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
[1470]
nabi Ibrahim pernah memintakan ampunan bagi bapaknya yang musyrik kepada Allah
: Ini tidak boleh ditiru, Karena Allah tidak membenarkan orang mukmin memintakan
ampunan untuk orang-orang kafir (lihat surat An Nisa ayat 48).
[3] Bapak-bapak para nabi bukan orang
musyrik dan penyembah berhala. Dalam bahasa Arab bapak dan juga paman (yang
mengurusi atau menjadi wali anak saudaranya disebut “اَب” (ab).
Aazar pembuat dan penyembah berhala adalah paman nabi Ibrahim as yang mengurusi
atau menjadi wali beliau as.
Kisah Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as
Kisah tentang
penyembelihan Nabi Ibrahim AS atas Nabi Ismail AS, yang kemudian diganti oleh
Allah SWT seekor kambing, telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an,
tepatnya
1.surat Ash-Shaffat,
ayat 99-113. Kira-kira, kisah globalnya sebagai berikut : Adalah mimpi Nabi Ibrahim AS yang menerangkan
beliau menyembelih putranya, Ismail AS. Dalam Qur'an dijelaskan, "Maka
tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata:"Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu.Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab:"Hai
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". (QS. 37:102)
2.Bahwasanya
mimpi seorang nabi merupakan wahyu, sehingga Nabi Ibrahim AS pun melakukan
wahyu yang memerintahkan penyembelihan
itu. "Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan
anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya)". (QS. 37:103)
3.Nabi Ibrahim AS telah melaksanakan perintah
dalam mimpi itu tanpa keraguan, maka Allah SWT pun berfirman :"Dan
Kami panggillah dia:"Hai Ibrahim", (QS. 37:104).
"...sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu", sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik".
(QS. 37:105)
4.Allah
menerangkan itu semua, dan menyatakan : "Sesungguhnya ini benar-benar
suatu ujian yang nyata". (QS. 37:106).
5.Lalu, Allah SWT mengganti penyembelihan Ismail AS
itu dengan firman-Nya, "Dan Kami tebus anak itu dengan dengan seekor
sembelihan yang besar". (QS. 37:107).
6.Para ulama sepakat bahwa yang dimaksud
dengan "Sembelihan Yang Besar" adalah kambing/domba. Lalu,
bagaimana dengan pertanyaan Anda, bahwa itu semua adalah cerita versi
Yahudi/Bani Israel?
7.Memang, baik Islam maupun Yahudi mempunyai
cerita-cerita tentang para Nabi. Itu karena sumber sejarahnya sama, yaitu
sejarah Nabi Ibrahim AS. Baik, Islam maupun Yahudi sama-sama mengagungkan Nabi
Ibrahim AS. Kalau memang cerita versi Yahudi adalah seperti Islam, maka itulah
kesamaan agama-agama samawi.
8.Tetapi, ada satu hal yang membedakan dan
diubah ceritanya oleh orang-orang Yahudi/Bani Israel. Orang Yahudi mengklaim
bahwa yang disembelih bukanlah Ismail, tetapi Ishaq [Anda bisa mengecek
keterangan ini dalam Perjanjian Lama].
9.Di sinilah
yang ditolak dan dibenarkan sejarahnya oleh Allah SWT sebagaimana yang
termaktub dalam ayat Qur'an di atas. Demikian, maaf jika tidak memuaskan.
Wallahu A'lam Wassalam(dikutip dari pesantren virtual.com)
[4] QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 83 – 87.
[13] QS. Ash-Shaaffaat [37]: 100.
[14] QS. Ibrahim [14]: 35 – 41.
[15] QS. Al-Baqarah [2]: 126.
[18] QS. Al-Baqarah [2]: 127 – 129.
BY ABI ANWAR.JAKARTA 21/9/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar