MENJAGA
PERSATUAN DAN KESATUAN
KAJIAN QS.
AL-HUJURAT : 10-13
A. KANDUNGAN AYAT :
Ayat ini
mengisyaratkan dengan jelas bahwa persatuan dan kesatuan, serta hubungan harmonis antar anggota masyarakat kecil atau
besar, akan melahirkan limpahan rahmat bagi mereka semua. Sebaliknya perpecahan
dan keretakan hubungan mengundang lahirnya bencana buat mereka, yang pada
puncaknya dapat melahirkan pertumpahan darah dan perang saudara.
B. PERILAKU ORANG YANG MENGAMALKAN QS.
AL-HUJURAT : 10-13
Diantaranya
adalah :
1. Selalu menjaga persaudaraan.
2. Bersikap saling menyayangi dan
menghormati terhadap sesame.
3. Membantu mendamaikan perselisihan yang
terjadi diantara saudaranya.
4. Menjauhkan diri dari sikap-sikap
yang dapat merusak pergaulan dan menimbulkan perselisihan.
5. Tidak merasa dirinya paling baik dan
paling benar daripada orang lain.
C. PENERAPAN SIKAP SESUAI QS. AL-HUJURAT
: 10-13
Diantaranya
adalah :
1. Menyayangi, menghormati, dan
memperlakukan saudaranya dengan baik.
2. Bersabar dan tenang ketika terjadi
perselisihan dengan sesamanya.
3. Tidak bersikap gegabah dengan emosi
yang meluap-luap dalam menyelesaikan suatu masalah.
4. Mengklarifikasi suatu
masalah/mencari informasi yang lebih jelas sebelum mengambil tindakan, mungkin
terdapat kesalahpahaman.
5. Tidak merendahkan, mengolok-olok
atau mengejek orang lain.
6. Tidak memanggil seseorang dengan
sebutan yang buruk dan tidak pantas.
KAJIAN QS. ALI
IMRAN : 103
A. KANDUNGAN AYAT :
Ayat ini
memerintahkan seluruh kaum muslimin untuk bersatu di atas jalan Allah dan
melarang kita untuk berpecah belah. Disebutkan dalam ayat ini, bahwa persatuan
yang diperintahkan adalah persatuan di atas tali Allah, yaitu agama Allah
(Islam), yang berlandaskan kepada Al Quran dan Sunnah. barang siapa yang
melepaskan diri atau mengambil jalan lain yang tidak bersumber dari Al Quran
dan Hadits RasulullahSAw, maka dia telah keluar dari jalan Allah SWT.
B. PERILAKU ORANG YANG MENGAMALKAN QS.
ALI IMRAN : 103
1. Ia akan selalu menjunjung tinggi
persatuan dan kesatuan.
2. Ia akan menyikapi segala perbedaan
dengan bijaksana.
3. Menghargai dan menghormati perbedaan
pendapat di kalangan kaum muslimin, terutama pada pendapat2 yang bukan masalah
pokok.
4. Saling menyanyangi dan mencintai
sesame muslim.
5. Mementingkan urusan persatuan dan
persaudaraan Islam di atas segala-galanya, dengan tidak mementingkan pendapat
pribadinya yang dapat menimbulkan perpecahan.
C. PENERAPAN SIKAP QS. ALI IMRAN : 103.
1. Tidak menuding satu kelompok yang
melakukan kegiatan-kegiatan dan perayaan-perayaan hari besar Islam sebagai bukti
dan ungkapan kecintaan mereka kepada Islam, sebagai aliran yang salah dan
mengatakan sebagai bid’ah yang sesat, karena tidak dilakukan pada zaman
rasulullah. Sebab jelas sangat jauh berbeda dengan pola hidup Rasulullah 14
abad yang lalu, semuanya dapat dikatakan bid’ah, dengan demikian kita semua
berarti sesat. Pendapat ini tentu tidak dapat diterima.
2. Begitu pula sebaliknya, kaum
muslimin yang cultural tidak menjatuhkan kaum muslimin yang fanatic dengan
celaan-celaan yang dapat menimbulkan percekcokan di atara mereka.
3. Atau juga dalam perbedaan tata cara
ibadah karena perbedaan mazhab atau perbedaan penafsiran hadits Rasulullah,
mestinya tidak membuat satu sama lain menghujat dan merasa dirinya yang paling
benar.
ETIKA DALAM MAJLIS
KAJIAN QS
AL-MUJADILAH : 11,
A. KANDUNGAN AYAT,
Ayat ini menjelaskan tentang etika (sopan santun)
ketika berada di dalm suatu majlis, serta kedudukan orang-orang yang beriman
dan orang-orang yang berilmu pengetahuan.
Etika di dalam
majlis adalah bahwa ketika kita terlebih dahulu berada dalam suatu majelis,
hendaklah memberikan kelapangan tempat duduk bagi yang baru datang. Jika ada
yang mengatakan bahwa tempatnya sempit, sehingga tidak memberikan tempat duduk
untuk yang lainnya maka sesungguhnya yang sempit itu bukanlah tempatnya,
melainkan hatinya.
Selanjutnya,
orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan menunjukkan sikap yang arif dan
bijaksana. Iman dan ilmu tersebut akan membuat orang mantap dan terhormat.
Tentu saja yang dimaksud dengan ulul ilmi adalah orang-orang beriman yang
diberi pengetahuan. Hal ini berarti ayat tersebut membagi kaum beriman kepada
dua kelompok besar, yang pertama sekedar beriman dan beramal saleh, adapun yang
kedua beriman dan beramal saleh serta memiliki pengetahuan. Derajat kelompok
kedua ini menjadi lebih tinggi, bukan saja karena nilai ilmu yang disandangnya,
tetapi juga amal dan penerapanya kepada pihak lain, baik secara lisan, tulisan,
maupun dengan keteladanan.
B. PERILAKU ORANG YANG MENGAMALKAN QS.
AL-MUJADILAH : 11.
1. Berprilaku disiplin serta mentaati
peraturan dan tata tertib majelis, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan,
baik diri sendiri maupun orang lain.
2. Menghormati hak dan kewajiban orang
lain, sebab pada dasarnya semua orang ingin dihargai dan dihormati
kewibawaannya.
3. Saling menghargai dan menyayangi
antar sesame anggota majelis.
4. Tidak berprilaku sombong dan keji,
yang dapat memicu pertikaian dengan sesame anggota majelis.
5. Menjaga kemuliaan dan kesucian
majelis dengan berusaha menjaga diri dari perbuatan-perbuatan dosa ketika
berada di dalamnya.
6. Bersungguh-sungguh dan rajin dalam
mengikuti kegiatan majelis.
C. MEMBIASAKAN BERETIKA SESUAI QS.
AL-MUJADILAH : 11.
1. Mengucapkan salam kepada para
jama’ah yang hadir dalam majelis ketika baru sampai di majelis.
2. Duduk di tempat yang masih tersisa
baginya, yaitu di tempat yang masih
kosong.
3. Tidak menggeser mereka yang datang
terlebih dahulu, kecuali jika memang dipersilahkan.
4. Tidak boleh memisahkan dua orang
yang sedang duduk, kecuali dengan seizinnya.
5. Tidak boleh duduk diantara orang tua
dan anaknya dan suatu majelis.
6. Tidak duduk di tengah-tengah halaqoh
(lingkaran majelis).
7. Tidak boleh menempati tempat duduk
orang lain yang keluar sementara waktu utnuk suatu keperluan.
8. Tidak berbisik berduaan dengan
meninggalkan orang ketiga.
9. Tidak melakukan fitnah, gibah
(membicarakan orang lain), riya’ (pamer), dan namimah (mengadu domba).
10. Para anggota majelis hendaknya tidak banyak tertawa.
11. Anggota majelis hendaknya tidak melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan perasaan orang
lain, seperti menguap tanpa menutup mulutnya, membuang ingus, atau membuang gas
di tengah-tengah anggota majelis, ataupun bersendawa dengan suara keras di
dalam majelis.
12. Menghormati guru dan para pengajar di majelis dengan
mendengarkan penjelasan mereka secara seksama dan tidak melakukan keributan.
ETOS KERJA
KAJIAN QS.
AL-JUMU’AH : 9-11
A. KANDUNGAN AYAT :
Ayat ini
mengisyaratkan kewajiban shalat jumat bagi kaum muslimin dan etika berbisnis.
Menurut perspektif Al Quran, tanggungjawab individual sangat penting dalam
sebuah transaksi bisnis. Setiap individu bertanggung jawab terhadap semua
transaksi yang telah dilakukannya. Tidak seorangpun yang memiliki privilege
tertentu atau imunitas untuk menghadapi konsekuensi terhadap apa yang
dilakukannya.
B. PERILAKU ORANG YANG MENGAMALKAN QS.
AL-JUMUAH : 9-11,
1. Menjalankan perintah Allah, baik
yang berhubungan dengan duniawi (dalm hal ini mencari nafkah) apalagi ukhrawi
(menjalankan ibadah).
2. Selalu bersegera melaksanakan
perintah salat (dalam hal ini terutama salat jumat) ketika mendengar azan .
3. Tidak menjadikan usaha (pekerjaan
mencari nafkah) yang dilakukannya sebagai penghalang dalam melaksanakan
ketaatan kepada Allah SWT.
4. Bersemangat, rajin, ulet, dan tidak
berputus asa dalam mencari nafkah dan bekerja.
C. PENERAPAN QS. AL-JUMUAH : 9-11,
Orang yang
mengamalkan ayat ini, bekerja baginya adalah suatu keharusan dan ia tidak akan
mau memperoleh sesuatu secara Cuma-Cuma dan yang bukan merupakan hasil jerih
payahnya. Apalagi berpangku tangan dan meminta-minta kepada orang lain, baginya
hal tersebut adalah suatu perbuatan yang hina dan manjatuhkan harga diri.
KAJIAN QS.
AL-QASAS :77.
A. KANDUNGAN AYAT QS AL-QASAS : 77
Hidup duniawi
dan ukhrawi merupakan satu kesatuan. Dunia adalah tempat menanam dan akhirat
adalah tempat menuai. Segala sesuatu yang kita tanam selama di dunia, akan kita
peroleh buahnya di akheratb kelak. Islam pada hakikatnya tidak mengenal amal
dunia dan akhirat.
Ayat ini menggarisbawahi
pentingnya mengarahkan pandangan kepada akherat sebagai tujuan dan kepada dunia
sebagai sarana mencapai tujuan.
B. PERILAKU ORANG YANG MENGAMALKAN QS
AL-QASAS : 77,
1. Giat dalam bekerja dan mencari
rezeki.
2. Selalu melakukan pekerjaan dengan
niat yang tulus untuk mendapatkan ridha Allah.
3. Yakin dalam hatinya, bahwa kebaikan
yang kita lakukan dengan ikhlas akan berbuah manis.
4. Menjadikan pekerjaan duniawi sebagai
sarana untuk mencapai tujuan ukhrawi.
C. PENERAPAN PRILAKU SESUAI QS.
AL-QASAS : 77
Dalam kehidupan
sehari-hari, orang yang mengamalkan ayat ini akan senantiasa ikhlas dalam
melaksanakan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. misalnya dalam mencari
nafkah, ia tidak akan terbebani dengan pekerjaan yang dilakukannya, karena
dalam hatinya ia selalu berharap mendapatkan ridho Allah SWT, dan tidak
memikirkan pandangan manusia.
MAKANAN YANG HALAL DAN BAIK
KAJIAN QS.
AL-BAQARAH : 168-169
A. KADUNGAN AYAT :
Ayat ini menjelaskan
bahwa makanan yag halal dan baik menjadi syarat utama bagi kesucian amal yang
akan diterima oleh Allah. Penjelasan mengenai segala sesuatu yang halal dan
haram telah dijabarkan dalam Al Quran dan Hadits. orang yang beriman
diperintahkan agar segala amalnya bersih, jiwa dan hatinya digerakkan oleh
kekuatan darah yang bersih, sumber makannanyapun harus yang halal. selain itu
tidak mengenakan pakaian dan perhiasan apapun yang bersumberkan dari sesuatu
yang haram.
B. PERILAKU ORANG YANG MENGAMALKAN QS.
AL-BAQARAH 168-169.
1. Berhati-hati dalam mengonsumsi
makanan dan minuman.
2. Berusaha mempelajari dan membedakan
makanan yang halal dan haram.
3. Mencari nafkah dengan melakukan
pekerjaan yang halal.
4. Tidak menghalalkan berbagai cara
untuk memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
KAJIAN QS.
AL-BAQARAH : 172-173.
A. KANDUNGAN AYAT :
Ayat ini
menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada hamba-Nya agar menikmati rezeki Allah
yang bermanfaat dan diarahkannya untuk mensyukuri nikmat-nikmat Allah. selain
itu, dijelaskan pula kepada mereka apa yang diharamkan atas mereka, yaitu
apa-apa yang tidak baik dan tidak
dihalalkan bagi mereka.
JAKARTA
4/9/2014
Pelarangan
tentang sesuatu yang tidak baik ini bukan karena Allah menginginkan agar mereka
mengalami kesulitan dan kesempitan mencari rezeki, sebab Allah sendirilah yang
melimpahkan rezeki kepada mereka. Allah menginginkan mereka agar bisa
mensyukuri apa saja yang berasal dari Allah, serta agar mereka betul-betul
beribadah semata-mata kepada Allah, tanpa ada penyekutuan.
B. PERILAKU ORANG YANG MENGAMALKAN QS.
AL-BAQARAH : 172-173
1. Menjalankan perintah Allah untuk
selalu mengkonsumsi makanan yang halal saja.
2. Berusaha untuk mensyukuri segala
nikmat Allah.
3. Ikhlas dalam menerima segala sesuatu
yang dianugerahkan Allah kepadanya, dengan menjalani ibadah dan ketaatan
sebagai manifestasi dari rasa ikhlas dan syukur tersebut.
4. Memahami tuntunan Allah dalam Al Quran
tentang makanan yang halal dan haram.
5. Menjauhi makanan yang diharamkan,
seperti yang disebutkan dalam ayat dengan penuh keikhlasan, kecuali dakam
kondisi yang sangat terpaksa.
JAKARTA 4/9/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar