ETOS KERJA
Sabda Rasulullah Saw dalam sebuah hadits “Kefakiran
dapat menjerumuskan seseorang kedalam kekufuran”. Kefakiran adalah salah
satu bentuk penyakit yang memang seringkali dapat membuat orang terjerumus ke
dalam lembah kemaksiatan. Oleh sebab itu, masalah kekayaan atau harta merupakan
hal urgen dalam agama. Allah dengan tegas memerintah hambanya agar tidak
melupakan kehidupan dunia dan mempunyai etos kerja yang tinggi dalam meraih
kehidupan di dunia mendapat perhatian besar dalam Islam.
Dalam QS. Al-Mujadalah ayat 11 Allah berfirman :”Hai
orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu ‘berlapang-lapanglah dalam
majelis’ maka lapangkanlah niscaya Allah akan member kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan ‘berdirilah kamu’ maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.
Asbabun Nuzul QS. Al-Mujadalah ayat 11 ini,
diriwayatkan oleh Ibn Abi Hatim dari Muqatil bin Hibban, ia mengatakan bahwa
pada suatu hari yaitu hari Jum’at, Rasulullah Saw berada di Shuffah mengadakan
pertemuan di suatu tempat yang sempit, dengan maksud menghormati pahlawan
perang Badar yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar. Beberapa pahlawan
perang Badar ini terlambat datang, diantaranya Tsabit bin Qais, sehingga mereka
berdiri diluar ruangan. Mereka mengucapkan salam “Assalamu’alaikum Ayyuhan Nabi
Wabarakatuh”, lalu Nabi menjawabnya. Mereka pun mengucapkan sama kepada
orang-orang yang terlebih dahulu datang, dan dijawab pula oleh mereka. Para
pahlawan Badar itu tetap berdiri, menunggu tempat yang disediakan bagi mereka
tetapi tak ada yang memperdulikannya. Melihat keadaan tersebut, Rasulullah
menjadi kecewa lalu menyuruh kepada orang-orang di sekitarnya untuk berdiri.
Diantara mereka ada yang berdiri tetapi rasa keengganan nampak di wajah mereka.
Maka orang-orang munafik memberikan reaksi dengan maksud mencela Nabi, sambil
mengatakan “Demi Allah, Muhammad tidak adil, ada orang yang lebih dahulu datang
dengan maksud memperoleh tempat duduk di dekatnya, tetapi disuruh berdiri untuk
diberikan kepada orang yang terlambat datang”. Lalu turunlah ayat ini.
Bagian akhir ayat ini menjelaskan bahwa Allah akan
mengangkat tinggi kedudukan orang yang beriman dan orang yang diberi ilmu.
Orang-orang yang beriman diangkat kedudukannya oleh Allah dan Rasul-Nya,
sedangkan orang-orang yang berilmu diangkat kedudukannya karena mereka dapat
member banyak manfaat kepada orang lain. Ilmu disini tidak terbatas pada
ilmu-ilmu agama saja, tetapi termasuk di dalamnya ilmu-ilmu keduniaan. Apapun
ilmu yang dimiliki seseorang bila ilmu itu bermanfaat bagi dirinya dan orang
lain, ilmu itu tergolong salah satu dalam tiga pusaka yang tidak akan punah
meskipun pemiliknya telah meninggal dunia. Tiga pusaka dimaksud adalah sedekah
jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh yang mendoakan kepada orang
tuanya.
Dalam QS. Al-Mujadalah ayat 11 di atas, Allah
menganjurkan kepada kita agar senantiasa mau bekerja keras, baik dalam menuntut
ilmu maupun bekerja mencari nafkah. Hanya orang-orang yang rajin belajarlah
yang akan mendapatkan banyak ilmu. Dan hanya orang-orang yang berilmulah yang
memiliki semangat kerja untuk meraih kebahagiaan hidup. Oleh karena itu, Allah
menjamin akan mengangkat derajat kehidupan orang-orang yang beriman dan
berilmu.
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menyaksikan
orang yang rajin belajar dan bekerja hidupnya sukses dan berprestasi, sedangkan
orang yang malas dan tidak memiliki ilmu hidupnya susah dan selalu gagal.
Betapa pentingnya memiliki ilmu pengetahuan dan semangat berkerja keras. Sebab
hanya dengan ilmu yang bermanfaat dan amal yang bergunalah manusia akan
mendapatkan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
Perilaku orang yang mengamalkan isi kandungan ayat
antara lain :
- Perilaku disiplin dan taat asas, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan baik diri sendiri maupun orang lain
- Menghormati hak dan kewibawaan orang lain, sebab pada dasarnya semua orang ingin dihargai dan dihormati kewibawaannya
- Rajin dan giat mencari ilmu, baik ilmu umum maupun ilmu agama
- Rajin dan taat beribadah kepada Allah
- Bersikap sportif dan konsekuen dengan bersedia menerima kesalahan dan kekurang diri sendiri serta mengakui kelebihan dan kebenaran dari orang lain
- Bekerja/belajar sesuai dengan aturan yang telah ditentukan
- Bekerja/belajar dengan penuh semangat, sehingga dipandang sebagai sesuatu yang menyenangkan
- Bekerja dengan sikap penuh tanggung jawab, tidak hanya kepada manusia melainkan kepada Allah
- Bekerja dengan didasari niat ibadah kepada Allah Swt.
Sebagai generasi yang hidup pada era modern, persaingan
hidup semakin ketat dan peluang mendapat pekerjaan semakin sempit, hendaknya
kita dapat mempersiapkan diri dengan berbagai bekal ilmu pengetahuan dan
keterampilan, serta etos kerja yang baik. Dengan demikian kita tidak akan
tertinggal oleh generasi lain yang juga memiliki perbekalan diri yang cukup.
Oleh sebab itu, hendaknya kita dapat membiasakan diri beretos kerja yang baik
sejak saat ini. Untuk dapat membiasakan diri menerapkan beretos kerja yang
baik, hendaknya terlebih dahulu diperhatikan :
- Pahami dengan baik bahwa waktu dan kesempatan datangnya hanya sekali dalam seumur hidup. Hari ini tidak akan datang lagi pada hari esok atau lusa, ia akan terkubur oleh hari-hari berikutnya.
- Biasakan menghargai waktu dan menggunakannya untuk hal-hal yang positif, jangan biarkan waktu berlalu tanpa arti atau terisi dengan perbuatan yang sia-sia
- Biasakan hidup teratur dan bersikap disiplin, taat kepada aturan, tepat atas komitmen, dan setia pada janji, sehingga hidup terasa indah dan bermakna
- Jadikan suatu pekerjaan sebagai kewajiban yang harus ditunaikan, sehingga tidak terbersit pikiran akan menyepelekannya
- Mulailah membiasakan diri beretos kerja yang baik sejak sekarang, dengan menata jadwal kegiatan sendiri dan berusaha menepati dan melaksanakannya.
JAKARTA 3/9/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar