Terjemahan Surah al-Jumu’ah Ayat
9-10
9.Hai orang-orang beriman, apabila diseru
untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah
dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
Mengetahui.
10.Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Maksudnya: apabila imam Telah naik mimbar dan
muazzin Telah azan di hari Jum’at, Maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi
panggilan muazzin itu dan meninggalakan semua pekerjaannya. (Imam Jalaluddin
al-mahalli dan Imam Jalaluddin AL-Suyuthi, 2006:2456)
Umat Islam yang telah selesai menunaikan
sholat diperintahkan Allah untuk berusaha atau bekerja agar memperoleh
karunia-Nya, seperti ilmu pengetahuan, harta benda, kesehatan dan lain-lain.
Dimana pun dan kapanpun kaum muslimin berada serta apapun yang mereka kerjakan,
mereka dituntut oleh agamanya agar selalu mengingat Allah. Mengacu kepada QS
al-Jumuah 9-10 umat Islam diperintahkan oleh agamanya agar senantiasa
berdisiplin dalam menunaikan ibadah wajib seperti sholat, dan selalu giat
berusaha atau bekerja sesuai dengan nilai-nilai Islam seperti bekerja keras dan
belajar secara sungguh-sungguh. (Syamsuri, 2004: 25)
Hadits tentang Etos Kerja
Artinya: Dari Anas ra. Ia berkata, Rosulullah
SAW. Bersabda : “wahai Allah aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah, malas,
dan penakut. Dan aku berlindung kepada Mu dari siksa kubur, ujian hidup dan
ujian mati. “(HR. Muslim)
Para fukaha
(ahli fikih) menjadikan ayat dalam Surah al-Jumuah ini sebagai dalil
tentang hukum melaksanakan salat Jumat. Salat Jumat hukumnya adalah wajib
bagi setiap muslim sehingga ketika seseorang sedang berjual beli,
dianjurkan untuk meninggalkan sejenak dan segera menunaikan salat Jumat.
Jika Surah al-Jumu’ah [62] ayat 9–10 dikaitkan dengan tema etos kerja,
penjelasannya sebagai berikut.
Penjelasan Hadits Tentang etos
kerja.
Etos kerja ialah suatu sikap jiwa seseorang
untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan perhatian yang penuh. Maka pekerjaaan
itu akan terlaksana dengan sempurna walaupun banyak kendala yang harus diatasi,
baik karena motivasi kebutuhan atau karena tanggung jawab yang tinggi. (http://Ikhsan.
Wordpres.com/etos-kerja11/12/09)
a.
Perlunya Keseimbangan antara Urusan Dunia dan Akhirat
Pada saat
kita menyelesaikan pekerjaan jenis apa pun yang menyangkut urusan duniawi,
tetap diharuskan meninggalkannya jika mendengar panggilan azan. Perintah
ini menunjukkan pentingnya menyeimbangkan urusan duniawi dan
ukhrawi. Kita dibolehkan mengejar kehidupan duniawi,
tetapi tidak boleh terlena sehingga lupa pada kehidupan
akhirat. Hal ini karena kerja kita telah diniatkan untuk mencari
rida Allah sehingga jika ada panggilan untuk ibadah
kepada-Nya, tidak boleh enggan mengerjakan. Jika salat telah
dikerjakan, kita pun diperbolehkan untuk kembali
melanjutkan aktivitas.
Ada juga
pesan yang sangat populer dari Abdullah bin Umar r.a.
yang Artinya: ”Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah kamu
akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk kepentingan
akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok.” (H.R. Baihaqi) Bekerja
dengan sungguh-sungguh dan profesional dalam ajaran Islam sangat
diutamakan. Demikian juga khusyuk dalam ibadah sangat penting agar dapat
membekas pada amaliah sehari-hari, termasuk dalam bekerja.
b.
Bekerja Harus Selalu Ingat Allah
Dalam
bekerja kita, harus mengingat Allah sehingga tidak akan terperosok untuk
melakukan perbuatan yang tidak diridai oleh-Nya. Kita dibolehkan mencari
karunia Allah sebanyak mungkin, asal dilakukan dengan cara yang benar.
Dengan demikian, Allah pun akan meluaskan rezeki kepada kita dan
memberikan keberuntungan yang berlipat ganda.
c.
Meningkatkan Produktivitas Kerja
Setelah
mengerjakan salat Jumat, kita diperbolehkan untuk melanjutkan aktivitas
kerja lainnya. Melakukan ibadah tidak berarti menghambat produktivitas
kerja. Guna mendukung produktivitas kerja, ada hal-hal tertentu yang
penting untuk diperhatikan.
- Bersikap rajin, ulet, dan tidak mudah putus asa.
- Meningkatkan inovasi dan kreativitas.
- Mau belajar dari pengalaman sehingga dapat berbuat lebih baik pada masa datang.
- Memaksimalkan kemampuan diri yang ada dan selalu optimis.
- Berdoa dan bertawakal kepada Allah.
d. Tidak
Boleh Menyerah dalam Bekerja
Dalam
kondisi bagaimana pun kita tidak boleh menyerah dan berputus
asa. Jika kita berusaha, Allah pasti akan mencukupkan
kebutuhan hidup kita. Rasulullah saw. lebih bangga
kepada umatnya yang bekerja keras daripada yang
bermalasmalasan. Orang yang bekerja keras juga menunjukkan
sikap syukur terhadap nikmat Allah Swt.
Dari Zubair
bin ‘Awwam r.a., Rasulullah saw. bersabda yang artinya: Hendaklah
salah seorang di antara kamu mengambil talinya kemudian ia membawa seikat
kayu bakar di punggungnya dan menjualnya, maka Allah dengan hasil itu
mencukupkan kebutuhan hidupnya, itu lebih baik baginya daripada ia
memintaminta kepada orang, baik mereka memberi atau tidak memberinya.
(H.R. Bukhari).
JAKARTA 4/9/2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar