Rabu, 05 Oktober 2016

KITA BERSAUDARA


73.Renungan Pagi !!!

*Kita Seiman Dan Sebangsa*

ﻭَﺇِﻥْ ﻃَﺎﺋِﻔَﺘَﺎﻥِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺍﻗْﺘَﺘَﻠُﻮﺍ ﻓَﺄَﺻْﻠِﺤُﻮﺍ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻤَﺎ ﻓَﺈِﻥْ ﺑَﻐَﺖْ
ﺇِﺣْﺪَﺍﻫُﻤَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺄُﺧْﺮَﻯ ﻓَﻘَﺎﺗِﻠُﻮﺍ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﺗَﺒْﻐِﻲ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﻔِﻲﺀَ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﻣْﺮِ
ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓَﺈِﻥْ ﻓَﺎﺀَﺕْ ﻓَﺄَﺻْﻠِﺤُﻮﺍ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻤَﺎ ﺑِﺎﻟْﻌَﺪْﻝِ ﻭَﺃَﻗْﺴِﻄُﻮﺍ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳُﺤِﺐُّ
ﺍﻟْﻤُﻘْﺴِﻄِﻴﻦَ . ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺇِﺧْﻮَﺓٌ ﻓَﺄَﺻْﻠِﺤُﻮﺍ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﺧَﻮَﻳْﻜُﻢْ ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ
ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗُﺮْﺣَﻤُﻮﻥَ
“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min BERPERANG maka damaikanlah antara keduanya. Jika
salah satu dari kedua golongan berbuat ANIAYA
terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali
kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali
(kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara
keduanya dengan adil dan berlaku adillah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya orang-orang mu’min
adalah BERSAUDARA, maka damaikanlah antara
kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah
supaya kamu mendapat rahmat ” (QS. Al-Hujuraat:
9-10).
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﺣَﻤْﺰَﺓَ ﺃَﻧَﺲِ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﺧَﺎﺩِﻡِ ﺭَﺳُﻮْﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻋَﻦْ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲ
ﻗَﺎﻝَ : ﻻَ ﻳُﺆْﻣِﻦُ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺤِﺐَّ ﻷَﺧِﻴْﻪِ ﻣَﺎ ﻳُﺤِﺐُّ ﻟِﻨَﻔْﺴِﻪِ
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik, khadim
(pembantu) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Beliau berkata, “Tidaklah seseorang dari kalian
sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk
saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya”.(al Hadits)
ﻻَﻳُﺆْﻣِﻦُ ﻣَﻦْ ﻟَﺎ ﻳَﺄْﻣَﻦُ ﺟَﺎﺭُﻩُ ﺑَﻮَﺍﺋِﻘَﻪُ
Tidak sempurna iman seseorang, yang
tetangganya tidak aman dari kejahilannya
(gangguannya).
[HR Bukhari]
*Menumbuhkan Rasa Persaudaraan diantaranya:*
ﻓَﺈِﻥْ ﺗَﻨَﺎﺯَﻋْﺘُﻢْ ﻓِﻲ ﺷَﻲْﺀٍ ﻓَﺮُﺩُّﻭﻩُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝِ ﺇِﻥْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ
ﺗُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ ﺍﻟْﺂﺧِﺮِ ﺫَﻟِﻚَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻭَﺃَﺣْﺴَﻦُ ﺗَﺄْﻭِﻳﻠًﺎ
“Kemudian jika kalian berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al- Qur’an) dan Rasul-Nya (As-Sunnah), jika kalian benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya ”
(Qs. An-Nisaa’: 59).
*1. Mengasah empati*
“Orang-orang yang beriman itu seperti satu
tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh
mengeluh kesakitan, maka seluruh anggota tubuh
yang lain ikut merasakan sakitnya dengan demam
dan tidak bisa tidur.” (HR. Bukhari no. 6011 dan
Muslim no. 2586)
*2. Menghilangkan rasa iri dan dengki*
“Allah lah yang mengutamakan sebagian kalian di
atas sebagian yang lain dalam hal rezeki.” (QS.
an-Nahl: 71)
*3. Tidak mengharap sesuatu apapun dari saudara seiman melainkan karena cinta padanya*
“Pernah ada seseorang pergi mengunjungi
saudaranya di daerah yang lain. Lalu Allah pun
mengutus malaikat kepadanya di tengah
perjalanannya. Ketika mendatanginya, Malaikat
tersebut bertanya: “Engkau mau kemana?”. Ia
menjawab: “aku ingin mengunjungi saudaraku di
daerah ini”. Malaikat bertanya: “Apakah ada
suatu keuntungan yang ingin engkau dapatkan
darinya?”. Orang tadi mengatakan: “Tidak ada,
kecuali karena aku mencintainya karena Allah
‘Azza wa Jalla”. Maka malaikat mengatakan:
“Sesungguhnya aku diutus oleh Allah kepadamu
untuk mengabarkan bahwa Allah mencintaimu
sebagaimana engkau mencintai saudaramu
karena-Nya .“ (HR Muslim no.2567).
*4. Saling menasehati dan saling mengunjungi*
“B erhak mendapatkan kecintaanKu, orang yang
saling mencintai karena Aku. Berhak
mendapatkan kecintaanKu, orang yang saling
menasehati karena Aku. Berhak mendapatkan
kecintaanKu, orang yang saling mengunjungi
karena Aku. Berhak mendapatkan kecintaanKu,
orang yang saling memberi karena Aku. Mereka
akan berada di mimbar-mimbar dari cahaya yang
membuat iri para Nabi dan orang-orang shalih
terhadap tempat mereka itu.” (HR. Ibnu Hibban)
*Keutamaan Mencintai Saudara Mukmin*
ﻭَﺍﻋْﺘَﺼِﻤُﻮﺍ ﺑِﺤَﺒْﻞِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺟَﻤِﻴﻌًﺎ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻔَﺮَّﻗُﻮﺍ ۚ ﻭَﺍﺫْﻛُﺮُﻭﺍ ﻧِﻌْﻤَﺖَ
ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺇِﺫْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺃَﻋْﺪَﺍﺀً ﻓَﺄَﻟَّﻒَ ﺑَﻴْﻦَ ﻗُﻠُﻮﺑِﻜُﻢْ ﻓَﺄَﺻْﺒَﺤْﺘُﻢْ
ﺑِﻨِﻌْﻤَﺘِﻪِ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧًﺎ ﻭَﻛُﻨْﺘُﻢْ ﻋَﻠَﻰٰ ﺷَﻔَﺎ ﺣُﻔْﺮَﺓٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻓَﺄَﻧْﻘَﺬَﻛُﻢْ
ﻣِﻨْﻬَﺎ ۗ ﻛَﺬَٰﻟِﻚَ ﻳُﺒَﻴِّﻦُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟَﻜُﻢْ ﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗَﻬْﺘَﺪُﻭﻥَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-
berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-
musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu karena nikmat Allah, menjadilah kamu orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu
daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk. [Ali Imrân/3:103]
Umat islam wajib berpegang teguh dengan alquran dan alhadits serta penjelasan para alim ulama dalam beribadah,beramal shalih bahkan berumah tangga serta bermasyarakat/berbangsa. Jika ada perbedaan pendapat maka kembalikan untuk taat kepada Allah swt (alquran) dan Rasulnya
(alhaduts) dengan akhlak yang mulia menghormati pendapat yang berbeda bukan dengan saling menyalahkan.
*Imam ath-Thabariy* dalam tafsirnya mengatakan
: “Yang diinginkan oleh Allah Azza wa Jalla
dengan ayat ini ialah: Berpeganglah kalian pada
agama dan ketetapan Allah Azza wa Jalla yang
dengan agama serta ketetapan itu Allah Azza wa
Jalla telah memerintahkan agar kalian bersatu
padu dalam satu kalimatul haq (kebenaran) dan
menyerah pada perintah Allah Azza wa Jalla “.
ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻜُﻮﻧُﻮﺍ ﻛَﺎﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺗَﻔَﺮَّﻗُﻮﺍ ﻭَﺍﺧْﺘَﻠَﻔُﻮﺍ ﻣِﻦْ ﺑَﻌْﺪِ ﻣَﺎ ﺟَﺎﺀَﻫُﻢُ
ﺍﻟْﺒَﻴِّﻨَﺎﺕُ ۚ ﻭَﺃُﻭﻟَٰﺌِﻚَ ﻟَﻬُﻢْ ﻋَﺬَﺍﺏٌ ﻋَﻈِﻴﻢٌ
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang
yang bercerai-berai dan berselisih sesudah
datang keterangan yang jelas kepada mereka.
Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa
yang berat. [AliImrân/3:105]
*Imam ath-Thabari* rahimahullah mengatakan
dalam tafsirnya: “Yang dimaksudkan oleh Allah
Azza wa Jalla ialah: Wahai orang-orang yang
beriman! janganlah menjadi seperti orang-orang
Ahli Kitab, yang berpecah belah dan berselisih
dalam agama, perintah dan larangan Allah Azza
wa Jalla , sesudah datang kepada mereka
keterangan-keterangan yang jelas berupa bukti-
bukti dari Allah Azza wa Jalla . Mereka berselisih
di dalamnya. Mereka memahami kebenaran tetapi mereka sengaja menentangnya, menyelisihi
perintah Allah Azza wa Jalla dan membatalkan
ikatan perjanjian yang dibuat oleh Allah Azza wa
Jalla dengan lancang.
ﺍَﻟْﻤُﺴْﻠِﻢُ ﺃَﺧُﻮ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ ﻻَ ﻳَﻈْﻠِﻤُﻪُ ﻭَﻻَ ﻳَﺨْﺬُﻟُﻪُ ﻭَﻻَ ﻳَﺤْﻘِﺮُﻩُ .
ﺍَﻟﺘَّﻘْﻮَﻯ ﻫَﻬُﻨَﺎ. ﻳُﺸِﻴْﺮُ ﺇِﻟَﻰ ﺻَﺪْﺭِﻩِ ﺛَﻼَﺙَ ﻣَﺮَّﺍﺕٍ : ﺑِﺤَﺴْﺐِ ﺍﻣْﺮِﺉٍ
ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﺃَﻥْ ﻳَﺤْﻘِﺮَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢَ، ﻛُﻞُّ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻢِ
ﺣَﺮَﺍﻡٌ ﺩَﻣُﻪُ ﻭَﻋِﺮْﺿُﻪُ ﻭَﻣَﺎﻟُﻪُ. ﺭَﻭَﺍﻩُ ﻣُﺴْﻠِﻢٌ .
Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim
lainnya. Ia tidak boleh tidak menzaliminya,
merendahkannya dan tidak pula meremehkannya.
Taqwa adalah di sini. – Beliau menunjuk dadanya
sampai tiga kali-. (kemudian beliau bersabda
lagi:) Cukuplah seseorang dikatakan buruk bila
meremehkan saudaranya sesama muslim.
Seorang Muslim terhadap Muslim lain; haram
darahnya, kehormatannya dan hartanya.
[HR. Muslim]
ﺣﺪﻳﺚ ﺃﺑِﻰ ﻣُﻮﺳﻰ ،ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰِّ ﺻَﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ، ﻗَﺎﻝَ :
)) ﺇﻥَّ ﺍﻟْﻤُﺆ ﻣِﻦَ
ﻟِﻠْﻤُﺆﻣِﻦِ ﻛَﺎﻟْﺒُﻨْﻴَﺎﻥِ ﻳَﺸُﺪُّ ﺑَﻌْﻀُﻪُ ﺑَﻌْﻀًﺎ (( ﻭَﺷَﺒَّﻚَ ﺃَﺻَﺎ ﺑِﻌَﻪُ .
ﺃﺧﺮﺟﻪ ﻟﺒﺨﺎﺭﻯ ﻓﻰ : – ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺼﻼﺓ : – ﺑﺎﺏ ﺗﺸﺒﻴﻚ ﺍﻷﺻﺎﺑﻊ
ﻓﻰ ﺍﻟﻤﺴﺠﺪ ﻭﻏﻴﺮﻩ .
Artinya:
Abu Musa r.a. berkata : Nabi Saw. bersabda :
Seorang mu’min terhadap sesama mu’min bagaikan
satu bangunan yang setengahnya menguatkan
setengahnya, lalu Nabi Saw. mengeramkan jari-
jarinya. (Bukhari, Muslim).
Diantara keutamaan Persaudaraan orang beriman:
1.Sebagai tanda kesempurnaan iman
Akan dipayungi dari panasnya Padang
Makhsyar
2.Akan dicari dan dipanggil oleh Allah di
Padang Makhsyar
3.Akan mendapatkan Cinta Allah
4.Mereka diberi Panggung khusus terbuat dari
Cahaya
5.Jika seorang muslim mencintai saudara
seimannya hendaknya dia memberitahukan
hal itu
6.Sahabat yang dinyatakan dicintai Rasulullah
saw
*Macamnya Persaudaraan*
Ditinjau secara sosiologis, persaudaraan dibagi
menjadi empat macam. Pertama, Persaudaraan
Islam atau Al-Ukhuwwah Islamiyyah. Kedua,
Persaudaraan Keluarga atau Al-Ukhuwwah An-
Nasaliyyah. Ketiga, Persadaraan Sebangsa atau Al-Ukhuwwah Al-Wathaniyyah. Dan keempat, Persaudaraan sesama manusia atau AlUkhuwwah
Al-Basyariyyah.
Persaudaraan sebangsa
Ketika Nabi saw dan para sahabatnya hijrah
ke Madinah, maka dibentuklah pemerintahan Islam pertama dan Nabi sebagai pemimpin. Untuk
mengatur jalannya roda pemerintahan, dibuatlah
atauran atau undang-undang sedemikian rupa,
diantaranya undang-undang yang mengatur
kehidupan masyarakatnya. Salah satunya adalah
peraturan mengenai hubungan masyarakat
minoritas non muslim dengan masyarakat muslim
ataupun sebaliknya. Diantara aturan itu adalah
masyarakat mayoritas (muslim) tidak boleh
melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap kaum minoritas non muslim. Bahkan Nabi saw berpesan melalui haditsnya:
“Barang siapa yang
menyakiti orang (kafir) dzimmi, maka ia telah
menyakitiku.” (Al-Hadits).
Dari kutipan hadits di
atas kita bisa memahami bahwa Nabi saw
memberikan jaminan keselamatan kaum minoritas.
Dan ini merupakan gambaran sekilas bentuk
persaudaraan sebangsa dan setanah air.
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami
mencipatakan kamu seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang paling
bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al-
Hujuraat : 13).
Rasulullah saw juga menyampaikan pesan
pada saat melakukan Haji Wada’ (perpisahan) pada
tahun sepuluh hijriah. Beliau menegaskan dengan
sabdanya : “Wahai manusia, sesungguhnya
Tuhanmu satu, dan Bapakmu juga satu. Kamu
sekalian keturunan (Nabi) Adam dan Adam
dijadikan dari tanah. Tidak ada yang lebih mulia di
sisi Allah kecuali yang lebih bertakwa. Tidak ada
keuatamaan bagi Bangsa Arab terhadap Bangsa
lain kecuali takwa.” (Nurul Yaqin, hal 258-259).
Ajaran Islam tidak hanya mengatur kehidupan
antar sesama muslim, sesama keluarga dan
sebangsa. Akan tetapi ia juga mengajarkan
bagaimana mengatur kehidupan sesama manusia.
Di mata Islam semua bangsa di dunia memiliki
kesamaan dan kesetaraan. Tidak ada suatu
ajaranpun yang mengatakan bahwa bangsa tertentu lebih mulia atau lebih rendah dari bangsa lain kecuali yang paling bertakwanya kepada Allah.
Sesama muslim dan bangsa serta umat manusia hendaknya saling berlomba dalam kebaikan dan saling membantu dalam perkara dunia dengan menyelamatkan orang yang dizhalimi dan menzhalimi.
Dalam hadits lain Rasulullah Saw bersabda :
ﻋَﻦْ ﺍَﻧَﺲِ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﺭَﺿِﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺹ
ﺍِﻧْﺼُﺮْﺍَﺧَﺎﻙَ ﻇَﺎﻟِﻤًﺎﺍَﻭْﻣَﻈْﻠُﻮﻣًﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻫﺬﺍ ﻧَﻨْﺼُﺮُﻩُ
ﻣَﻈْﻠُﻮﻣًﺎ ﻓَﻜَﻴْﻒَ
ﻧَﻨْﺼُﺮُﻩُ ﻇَﺎﻟِﻤًﺎ ؟ ﻗَﺎﻝَ ﺗَﺄْﺧُﺬُ ﻓَﻮْﻕَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ .
Artinya:
Dari Anas bin Malik r.a berkata : Rasulullah Saw
bersabda : “Tolonglah saudaramu baik zhalim atau dizhalimi, maka bagaimanakah kamu menolong orang
yang zhalim? Beliau bersabda : “Kamu ambil (tahan)
kedua tangannya”.
Hadit di atas, meski turun karena satu peristiwa
tertentu, namun mencerminkan sebuah kaidah umum, qâ’idatu ‘âmmah, yang dapat berfungsi untuk
memelihara kelompok Islam dari perpecahan dan
tercerai-berai. Kaidah ini pun berguna li iqrâri al-
haqq wa al-‘adl wa al-ishlâh, yakni untuk
meneguhkan kebenaran, keadilan, dan perdamaian.
Yang kesemuanya itu merupakan pilar atau tiang
bagi ketakwaan kepada Allah dan harapan akan
rahmat-Nya dengan menegakkan keadilan dan
perdamaian.
ﻭَﻋَﻦْ ﺃﻧَﺲٍ ﺭَﺿِﻰَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ
ﻋﻠﻴﻪِ ﻭﺳﻠﻢ : ﻻَﺗَﻘَﺎ ﻃَﻌُﻮﺍ ﻭَﻻَﺗَﺪَﺍ ﺑَﺮُﻭﺍ ﻭَﻟَﺎﺗَﺒَﺎ ﻏَﻀُﻮﺍ ﻭَﻻَﺗَﺤَﺎ
ﺳَﺪُﻭﺍ ، ﻭَﻛُﻮﻧُﻮﺍﻋِﺒَﺎﺩَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺇﺧْﻮَﺍﻧًﺎ ، ﻭَﻻَﻳَﺤِﻞُّ ﻟِﻤُﺴْﻠِﻢٍ ﺃﻥْ ﻳَﻬْﺠُﺮَ
ﺃﺧَﺎﻩُ ﻓَﻮْﻕَ ﺛَﻼَﺙٍ . ﻣُﺘَّﻔَﻖٌ ﻋَﻠَﻴْﻪِ .
Artinya :
Anas r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda:
jangan putus-memutus hubungan dan jangan
belakang-membelakangi dan jangan benci-
membenci, dan jangan hasud-menghasud dan
jadilah kamu hamba Allah sebagai saudara, dan
tidak dihalalkan bagi seorang muslim memboikot saudaranya sesama muslim lebih dari tiga hari.(Muttafaq Alaih)
*Nurkholis Madjid*
mengkorelasikan keberadaan
keimanan dengan rahmat serta antara rahmat Allah denganjiwa persaudaraan. Menurutnya,
kaum beriman adalah
(seharusnya) bersaudara.
Persaudaraan itu adalah bentuk paling penting dari ikatan cinta
kasih (silaturrahim) atau ukhwah
basyariyah antar sesama manusia,sehingga segala permasalahan dan
perbedaan tidak akan menjadi prolem dan menjadi kendala bagi
kemanusiaan.
(Dr. Nurcholish
Madjid, 2000: 29)
*Contoh Kecintaan Nabi Ibrahim as terhadap Negerinya*
Dalam QS. al-Baqarah ayat 126, Allah Swt. berfirman:
ﻭَﺇِﺫْ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢُ ﺭَﺏِّ ﺍﺟْﻌَﻞْ ﻫَٰﺬَﺍ ﺑَﻠَﺪًﺍ ﺁﻣِﻨًﺎ ﻭَﺍﺭْﺯُﻕْ ﺃَﻫْﻠَﻪُ ﻣِﻦَ
ﺍﻟﺜَّﻤَﺮَﺍﺕِ ﻣَﻦْ ﺁﻣَﻦَ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ ﺍﻟْﺂﺧِﺮِ ۖ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim As. berdoa: “Ya
Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman
sentosa, dan berikanlah rizki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian.”
Nabi Ibrahim As. berdoa agar tanah airnya:
a) Menjadi negeri yang aman sentosa,
b) Penduduknya dilimpahi
rizki,
c) Penduduknya iman kepada Allah dan hari
akhir.
Dalam ayat yang lain yang serupa dengan ayat di atas
ada di QS. Ibrahim ayat 35:
ﻭَﺇِﺫْ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢُ ﺭَﺏِّ ﺍﺟْﻌَﻞْ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﺒَﻠَﺪَ ﺁﻣِﻨًﺎ ﻭَﺍﺟْﻨُﺒْﻨِﻲ ﻭَﺑَﻨِﻲَّ ﺃَﻥْ
ﻧَﻌْﺒُﺪَ ﺍﻷﺻْﻨَﺎﻡَ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim As. berkata: “Ya
Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang
aman. Dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari
menyembah berhala-berhala.”
Ini menunjukkan Nabi Ibrahim As. adalah seseorang
yang begitu mendalam mencintai tanah airnya.
*Semoga berguna...Aamiin.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman