Kamis, 06 Oktober 2016

DAMAINYA BERQURBAN


*Soal dan Jawab Seputar Qurban*
*9.Hukum Qurban ?*

ﻗُﻞْ ﺇِﻥَّ ﺻَﻠَﺎﺗِﻲ ﻭَﻧُﺴُﻜِﻲ ﻭَﻣَﺤْﻴَﺎﻱَ ﻭَﻣَﻤَﺎﺗِﻲ ﻟِﻠَّﻪِ ﺭَﺏِّ
ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ ‏( 162‏) ﻟَﺎ ﺷَﺮِﻳﻚَ ﻟَﻪُ ﻭَﺑِﺬَﻟِﻚَ ﺃُﻣِﺮْﺕُ ﻭَﺃَﻧَﺎ ﺃَﻭَّﻝُ
ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴﻦَ ‏( 163 ) }
“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian
itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah
orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada
Allah)” (QS Al-An’am: 162-163)
ﻓَﺼَﻞِّ ﻟِﺮَﺑِّﻚَ ﻭَﺍﻧْﺤَﺮْ
“ Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an nahr). ” (QS. Al
Kautsar: 2)
Dalam hal ini para ulama terbagi dalam dua pendapat:
*Pertama* wajib bagi orang yang berkelapangan. Ulama
yang berpendapat demikian adalah Rabi’ah (guru Imam
Malik), Al Auza’i, Abu Hanifah, Imam Ahmad dalam
salah satu pendapatnya, Laits bin Sa’ad serta sebagian
ulama pengikut Imam Malik.
*Pendapat kedua* menyatakan Sunnah Mu’akkadah
(ditekankan). Dan ini adalah pendapat mayoritas ulama
yaitu Malik, Syafi’i, Ahmad, Ibnu Hazm dan lain-lain.
*10.Berqurban Atas Nama Orang yang SudahMeninggal?*
Berqurban untuk orang yang telah meninggal dunia
dapat dirinci menjadi tiga bentuk:
1. Orang yang meninggal bukan sebagai sasaran qurban
utama namun statusnya mengikuti qurban keluarganya
yang masih hidup.
2.Berqurban khusus untuk orang yang telah meninggal
tanpa ada wasiat dari mayit. Sebagian ulama madzhab
hambali menganggap ini sebagai satu hal yang baik
dan pahalanya bisa sampai kepada mayit,
sebagaimana sedekah atas nama mayit (lih. Fatwa
Majlis Ulama Saudi no. 1474 & 1765).
3.Sebagian ulama bersikap keras dan menilai perbuatan ini
sebagai satu bentuk bid’ah, mengingat tidak ada
tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Jadi jumhur ulama membolehkan dan pahalanya sampai kepada yang meninggal.
*11.Hukum Qurban dan Aqiqah digabungkan ?*
Pendapat pertama : Udh-hiyah (qurban) tidak boleh
digabungkan dengan aqiqah . Pendapat ini adalah
pendapat ulama Malikiyah, Syafi’iyah dan salah satu
pendapat dari Imam Ahmad.
Pendapat kedua : Penggabungan qurban dan ‘aqiqah
itu dibolehkan . Menurut pendapat ini, boleh
melaksanakan qurban sekaligus dengan niat ‘aqiqah
atau sebaliknya. Inilah salah satu pendapat dari Imam
Ahmad, pendapat ulama Hanafiyah, pendapat Al Hasan
Al Bashri, Muhammad bin Sirin dan Qotadah.
*12.Hukum Qurban dan Syaratnya ?*
Hukumnya Sunnat Muakkad (Sunnat yang dikuatkan)
atas orang yang memenuhi syarat-syarat seperti
berikut:
1. Islam
2. Merdeka (Bukan hamba)
3. Baligh lagi berakal
4. Mampu untuk berqurban
Sabda Rasullullah s.a.w yang bermaksud:
"Aku disuruh berqurban dan ia sunnat bagi
kau." (Riwayat al-Turmuzi).
Jadi batas umur berqurban sudah aqil baligh,namun anak boleh berqurban sebagai pembelajaran yang baik dan utama.
*12.Hikmah Qurban ?*
1. Menghidupkan sunnah Nabi Allah Ibrahim a.s.
2. Mendidik jiwa kearah takwa dan mendekatkan diri
kepada Allah s.w.t.
3. Mengikis sifat tamak dan Mewujudkan sifat murah hati
mahu berbelanja harta kejalan Allah s.w.t.
4. Menghapuskan dosa dan mengharap keredhaan Allah s.w.t.
5. Menjalinkan hubungan kasih sayang sesama manusia
terutama antara golongan berada dengan golongan
yang kurang bernasib baik.
6. Akan memperolehi kenderaan atau tunggangan ketika
meniti titian al-Sirat al-Mustaqim diakhirat kelak.
SabdaNabi Muhammad saw yang bermaksud:
"Muliakanlah qurban kamu kerana ia menjadi tunggangan kamu
dititian pada hari kiamat"
*13.Berapa orang patungan berqurban ?*
ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻳُﻀَﺤِّﻲ ﺑِﺎﻟﺸَّﺎﺓِ ﻋَﻨْﻪُ ﻭَﻋَﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺑَﻴْﺘِﻪِ
”Pada masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
seseorang (suami) menyembelih seekor kambing
sebagai kurban bagi dirinya dan keluarganya. ” (HR.
Tirmidzi, ia menilainya shahih, Minhaajul Muslim, Hal.
264 dan 266).
ﻭَﻋَﻦْ ﺟَﺎﺑِﺮِ ﺑﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍَﻟﻠَّﻪِ ﺭَﺿِﻲَ ﺍَﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﻗَﺎﻝَ: – ﻧَﺤَﺮْﻧَﺎ ﻣَﻊَ ﺍَﻟﻨَّﺒِﻲِّ
– ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻋَﺎﻡَ ﺍَﻟْﺤُﺪَﻳْﺒِﻴَﺔِ: ﺍَﻟْﺒَﺪَﻧَﺔَ ﻋَﻦْ ﺳَﺒْﻌَﺔٍ,
ﻭَﺍﻟْﺒَﻘَﺮَﺓَ ﻋَﻦْ ﺳَﺒْﻌَﺔٍ – ﺭَﻭَﺍﻩُ ﻣُﺴْﻠِﻢ
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, ia
berkata, “Kami pernah berkurban (melakukan nahr atau
penyembelihan) bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pada tahun Hudaibiyah, yaitu kami berkurban
untuk unta dengan patungan tujuh orang. Sedangkan
sapi untuk patungan tujuh orang.” Diriwayatkan oleh
Muslim. (HR. Muslim no. 1318).
ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻳُﻀَﺤِّﻲ ﺑِﺎﻟﺸَّﺎﺓِ ﻋَﻨْﻪُ ﻭَﻋَﻦْ ﺃَﻫْﻞِ ﺑَﻴْﺘِﻪِ
”Pada masa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
seseorang (suami) menyembelih seekor kambing
sebagai kurban bagi dirinya dan keluarganya. ” (HR.
Tirmidzi, ia menilainya shahih, Minhaajul , Hal.
264 dan 266).
ﻭَﻋَﻦْ ﺟَﺎﺑِﺮِ ﺑﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍَﻟﻠَّﻪِ ﺭَﺿِﻲَ ﺍَﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻤَﺎ ﻗَﺎﻝَ: – ﻧَﺤَﺮْﻧَﺎ ﻣَﻊَ ﺍَﻟﻨَّﺒِﻲِّ
– ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻋَﺎﻡَ ﺍَﻟْﺤُﺪَﻳْﺒِﻴَﺔِ: ﺍَﻟْﺒَﺪَﻧَﺔَ ﻋَﻦْ ﺳَﺒْﻌَﺔٍ,
ﻭَﺍﻟْﺒَﻘَﺮَﺓَ ﻋَﻦْ ﺳَﺒْﻌَﺔٍ – ﺭَﻭَﺍﻩُ ﻣُﺴْﻠِﻢ
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, ia
berkata, “Kami pernah berkurban (melakukan nahr atau
penyembelihan) bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pada tahun Hudaibiyah, yaitu kami berkurban
untuk unta dengan patungan tujuh orang. Sedangkan
sapi untuk patungan tujuh orang.” Diriwayatkan oleh
Muslim. (HR. Muslim no. 1318).
1.Kambing untuk satu orang
2.Sapi untuk satu orang dan boleh patungan tujuh orang
3.Unta untuk satu orang dan boleh patungan 7/10 orang.
Berqurban atas nama anak boleh hukumnya baik dengan kambing atau ikut patungan sapi.
Khusus qurban kambing (bukan patungan) untuk satu orang, bagi diri sendiri dan atas nama keluarganya.
*Semoga kita termasuk hamba yang pandai bersyukur...Aamiin.*
3/9/2016
*Bersambung...*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman