Kamis, 28 Februari 2013

MANUSIA Sempurna




                          NUR MUHAMMAD SAW. Manusia Pertama ?
akhlaqnya al-qur'an

Muqaddimah

            Segala puji Allah, Tuhan seru sekalian alam. Dialah yang menciptakan dunia beserta isinya , termasuk manusia. Dengan hati yang bersih dari akhlak yang tercela, manusia jauh lebih mulia dari pada binatang ; dengan ruh ketuhanan yang ditiupkannya, manusia ta’at dan patuh kepadaTuhannya dari pada mahkluk lainnya, dengan akal fikirnya , manusia lebih maju dan berpengetahuan dari pada ciptaan Tuhan lainnya. Tetapi manusia lebih rendah dan hina di hadapan sang Khaliq , jika jiqanya kotor dan takabbur serta condong kepada perusak alam .
            Shalawatsertasalam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw, para kerabat, sahabat beliau juga kepada para pengikut dan pejuang membela kebenaran yang pernah diteladankan olehnya demi mendapatkan ridhallah dunia-akhirat.
            Sebelumnya , penulis mohon ma’af jika nanti dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan, khusus dari pendapat diri sendiri. Bicara tentang Nur Muhammad, Waliyullah, Sufi dan Insan Kamil menurut pemikiran dalam Islam tidak terlepas dari perbedaan penadapat yang mana yang paling benar dan dapat difahami oleh akal manusia sesuai dengan tingkat derajatnya?
            Terutama , pendapat tentang kejadian manusia pertama atau nur Muhammad? Menurut sejarah , Muhammad saw. Dilahirkan oleh ibunya yang tercinta , Siti Aminah binti Wahab pada tanggal 20 april 571 M atau 12 Rabulawal Tahun Gajah di kota Makkah dan ayahnya bernama Abdullah bun Abdyl Muthalib. Beliau manusia bisa seperti kita, tapi luar biasa karena ia diberi wahyu Illahi.
1. Nur Muhammad
            Dalam surat al-Furqan, ayat ke 7 mislnya , Muhammad adalah manusia biasa , seperti kita( juga makan, minum, tidur, dll) dan beliau diberi wahyu oleh Tuhan sebagaimana dalam surat al-Kahfi ayat terakhir.
            Di duratar-Ra’d ,ayat ke 38 , Nabi hidup berkeluarga , tidak rahbaniyah ( tidak membujang) .
            Syeh Abdul Qadir Jailani menjelaskan tentang ruhul Muhammad saw. Dalam kitabnya “Sirrul Asrar fi ma Yahtaju ilihil Abrar”, bahwa ruhul Muhammadiyah (ruh Muhammad) itu adalah at sumber segala yang wujud . Ialah yang awal dan ialah hakikat alam semesta . Allah SWT . terbitkan segala ruh dari ruhnya .’Muhammad’ itu adalah nama bagi insane dalam alam arwah ( alam ruh-ruh) . Ialah sumber dan asal segala perkara .
            Tegasnya, kalau tidak karena akan diciptakan Muhammad itu , tentulah ala mini tidak akan diciptakan . Hal ini tepat seperti apa yang dilihat oleh bapak sekalian manusia, yaitu Adam as. Setelah tuntas penciptanya , bahwa yang dilihatnya dipintu surga ialah nama Muhammad saw. Di samping nama Allah , maka tahulah ia bahwa orang yang mempunyai nama itu adalah semulia-mulia manusia yangakan dicipta Tuhan diantara semua penciptaan-Nya yang akan menyusul .
Selepas terzahirnya Nur Muhammad , maka Allah jadikan atau tau Zahirkan ‘Arasy dari Nur Muhammad itu dan Allah zahirkan pula makhluk-makhluk yang lain dari ‘Arasy itu. Semua itu berlaku menurut kehendak dan masyiahNya .
            Kemudian Allah turunkan segala ruh atau mahkluk-mahkluk tadi ke peringkat mahkluk yang paling rendah yaitu alam ajsam atau alam fisikal atau alam kebendaan yang kongkrit dan nyata ini . Firman Allah yang artinya :”Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya”. (at-Tin:5) .
            Allah turunkam Nur itu dari tempat asal kejadiannya , yaitu di Alam Lahut    (alam ketuhanan) kealam Asma’ ullah (nama-nama Allah), yaitu alam penzahiran sifat-sifat Allah atau alam akal Ruh semesta . Di sana ruh-ruh itu turun kea lam Malakut .Di situ ruh-ruh itu dipakaian dengan pakaian kemalaikatan yang gemerlapan . Kemudian diturunkan mereka kea lam kebendaan atau alam ajsam yang terjadi dari unsur api, air,angin,(udara) dan tanah . Maka ruh itu dibentuk dengan diberi badan yang terjadi dari darah, daging, tulang, urat dan sebagainya .
            Kemudian Allah perintahkan ruh-ruh itu menduduki badan-badan yang dikhususkan untuk mereka masing-masing sehingga lengkaplah suatu penciptaan yang amat sempurna . Kemudian disuruhlah pula malaikat dan jinNya untuk memberikan penghormatan kepada penciptaanNya yang maha agung itu , sesuai dengan firman Allah SWT.   yang artinya:”maka apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan kepadanya ruhKu, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya”. (Shaad: 72).
            Setelah ruh itu diperbadankan, maka lupalah ia asalnya dan perjanjiannya dengan Allah , tatkala di Alam Ruh . Lupalah ruh itu yang ia datang dari Alam Ruh . Lupalah ia ketika pernah dahulu ditanya sesuai dengan firman-Nya yang artinya:” Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab:Sebenarnya dan kami menyaksikan “. (al-A’raf:172) .
            Dalam pengantar sejarah sufi & Tasawuf , karangan Prof. Dr.H.Abu Bakar Aceh, tertulis bahwa hubungan kejadian dunia dan manusia, orang-orang Sufi membuat teori yang tersendiri tentang  Nur Muhammad , yang dinamakan Ruh terbesar ,yang katanya ialah mula-mula dijadikan Allah, sebelum menjadikan segala sesuatu yang lain .
            Dr.Yusuf al-Qardhawi menjawab dalam bukunya Fatawa Qardhawi tentang siapakah makhluk yang pertama , benarkah bahwa nabi Muhammad saw. Makhluk Allah yang pertama ? Telah tersiar diantara orang awam dari kisah-kisah mauled yang sering dibaca bahwa Allah menggenggam cahaya-Nya, lalu berfiman ,”Jadilah engkau Muhamad “. Maka adalah makhluk yang pertama kali diciptakan Allah, dari situ diciptakan langit , bumi dan seterusnya . Dari situ tersiar kalimat: Shalawat dan salam bagimu, wahai makhluk Allah yang pertama”. hingga kalimat itu dikaitkan dengan adzan yang syari’atkan , seakan-akan bagiannya .
            Perkataan itu tidak sah riwayatnya dan tidak dibenarkan oleh akal, tidak akan mengangkat agama, dan tidak pula bermanfaat bagi perkembangan dari peradaban dunia .
            Keawalan Nabi Muhammad saw. Sebagai makhluk Allah tidak terbukti , seandainya terbukti tidaklah berpengaruh pada keutamaan  dan kedudukannya di sisi Allah . Tatkala Allah memujinya dalam kitab-Nya, maka Allah memujinya dengan alasan keutamaanyang sebenarnya . Allah berfirman yang artinya :”Dan sesungguhnya kamu benar-benar orang yang berbudi pekerti agung”(al-Qalam:4) .
            Nabi yang agung ini adalah manusia seperti manusia lainnya dan tidak diciptakan dari cahaya atau emas, tetapi diciptakan dari air yang memancarkan dan keluar dari tulang sulbi laki-lakidan tulang rusuk perempuan sebagai bahan penciptaan Muhammad saw. Adapun dari segi risalah dan hidayat-Nya, maka beliau adalah cahaya Allah dan pelita yang amat tereng sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya:” . . . Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah , dan kitab yang menerangkan (al-Maidah:15) . “Cahaya” dalam ayat itu adalah Rasulullah saw. Sebagaiman al-Qur’an yang diturunkan kepada beliau adalah juga cahaya . yang artinya” Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya serta cahaya (al-Qur’an) yang telah kami turunkan”.(an-nisa’:174) .
            Lanjut dari penjelasan Syaih Abdul Qadil Jailani bahwa reality yang bathin atau ini digelar oleh orang-orang Sufi sebagai Haqiqatul –Muhammadiyah . Realiti atau haqiqat ini digelar dengan banyak nama . Ianya digelar Nur atau cahaya karena ia bebas dan bersihdari segala kegelapan, ataupun ia digelar Nur karena dengan adanya cahaya tersebut segala kegelapan hilang musnah . Allah berfiman yang artinya:”Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kita yang menerangkan”.(al-Maidah:15)
            Hakikat itu juga digelar’Aqlul-Kull( akal semesta) karena ia tahu dan melihat segala sesuatu . Ia juga sigelar Qalam (pena) karena ia penyebar ilmu dan hikmah dan menzahirkan ilmu dalam bentuk huruf dan perkataan . Ia juga digelar Roh karena ia hidup , bukan mati. Dari roh itulah terbitnya segala yang hidup . Oleh karena ia hidup , maka ia digelar Roh .
            Kendatipun pendapat diatas berbeda ,orang-orang sufi mengatakan bahwa Muhammad (Nur Muhammad) adalah makhluk yang pertama diciptakan oleh Tuhan , sedang yang lain penciptaan beliau dari proses kejadian manusia seperti kita masih dalam katagori pemikiran dalam Islam, karena ayat-ayat al-Qur’an secara tegas tidak menyebutkan dari apa nabi Muhammad saw. Diciptakan , hanya saja beliau tergolong proses kejadiannya seperti kejadian manusia secara umum .
            Pada abad ke tiga dank e empat hijriyah, puncak tasawuf terletak pada Husain bin Mansur (244-309H) .Ia tokoh yang paling kontraversial  didalam sejarah tasawuf dan akhirnya menemui ajalnya di tiang gantungan . Teori yang dikembangkan oleh al-Hallaj ialah al-Hulul dan al-Hakikat al-Muhammadiyah (Nur Muhammad) .

2. Waliyullah     
            Dalam pengertian yang popular Auliya sebagai bentuk jama’ dari pada kata qali diartikan dengan pengertian khusus yaitu orang-orang yang dianggap mempunyai kelebihan Agama . Pengertian ini diambil dari ayat al-Qur’an , yang artinya:”Ingatlah , sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada kekuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati “.(Yusuf:62) .
            Bisa jadi , perkataan wali yang digunakan sama seperti dalam kata Wali Songo (Wali Sembilan) diambil dari pengertian diatas . Merekalah kekasih-kekasih Allah SWT.
Dengan iman dan ilmu pengetahuan mereka sukses mengamalkan nilai-nilai Agama dalam kehidupan sebagai pengembangan Agama Islam khususnya di nusantara ini atau pulau Jawa dengan pendekatan kultur dan budaya setempat .
            Abdul Karim Hawazin al-Qusyairi dalam risalahnya, mengatakan bahwa kata Wali(orang suci) mempunyai dua arti . Yang pertam berasal dari pola fa’il (pelaku) dalam pengertian pasif .Artinya, Allah SWT. mengambil alih urusan-urusan (yatawalla) siwali . Sebagaimana telah difirmankan oleh-Nya, yang artinya: “Dan Dia mengambil alih urusan (yatawalla) orang-orang shaleh”.(al-A’raf:196). Dia tidak menugaskannya mengurusi dirinya sendiri hatta untuk sesaatpun .Allah-lah yang  mengurusi dirinya .
            Arti yang  dua berasal dari pola fa’il dalam pengertian intensif aktif . Ini berlaku pada orang yang secara aktif melaksanakan ibadah kepadaAllah dan mematuhinya sedemikian rupa hingga amal ibadahnya terus-menerus bersusulan tanpa diselingi kemaksiatan .
            Kedua arti ini mesti ada pada seorang wali untuk bisa dianggap sebagai wali sejati. Pelaksanaan hak-hak Tuhan atas dirinya mestinya dilaksanakan sepenuhnya , sementara perlindungan dan pemeliharaan Tuhan, disaat senang maupun susah , juga mesti ada .
            Al-Ghazali dengan tandas menyatakan dalam kitabnya “Ihya Ulum Al-Din”, bahwa siapa yang membantah adanya manusia tingkat “Wali”, maka ia juga membantah adanya manusia tingkat”Nabi”.Bahwa sekalipun nabi-nabi dan wali-wali itu adalah manusia seperti kita juga , tetapi qalbu mereka itu sangat luar biasa bersihnya dan sucinya sehingga dapat lekes menerima itu dan mersa segala sesuatu yang bersifat suci .Qalbu mereka itu bagaikancermin yang jernih dan bersih, bersih dari segala sifat-sifat tercela , sehingga dengan gampang menangkap atau menerima pancaran Nur Cahaya apa-apa yang tertulis dalam Lauhin Mahfuzd.
            Lanjutnya, Ghazali menerangkan , bahwa baik bagi Nabi-Nabi atau wali-wali, karena keistimewaannya terbuka dan jelaslah baginya segala sesuatu , hati mereka itu penih dengan cahaya , tidak dengan pelajaran dan tuntutan ilmu pengetahuan , tetapi karena zuhud di dunia , karena terbebas dari ikatan dunia itu, dengan demikian hatinya telah hampa dari kesibukan dunia, telah bersedia menerima segala ilham Tuhan . Maka barang siapa yang dirinya telah teruntuk bagi Tuhan, niscya Tuhan itu pun teruntuk baginya .
            Kata Ashbahani dalam kitabnya”Hiliyatul Aulia”, inilah wali-wali Tuhan yang mendapat keistimewaan , yang ilmunya melewati ilmu manusia, inilah orang-orang saleh yang setempat dengan tempat syuhada’ dan Nabi-Nabi .
            Sahl bin Abdullah mengatakan , “Perbuatan para wali selamanya sesuai dengan hujum syari’at “. Dikatakan ,”Ada tiga tanda wali :dia sibuk dengan Allah, dia lari kepada Allah , dan dia berkepedulian hanya dengan Allah”.
            Yahya bin Mu’adz menggambarkan para wali sebagai berikut “Mereka itu adalah hamba-hambayang berpakian keakrapan dengan AllahSWT.setelah mengalami penderitaan , dan yang memperoleh istirahat setelah berjuang ketika mencapai tahapan kewalian”.

3.Sufi
            Dalam sejarah perkembangan Tasawuf, sufi dan tasawuf beriringan . Beberapa sumber dari para orientalis maupun dari kitab-kitab yang terkait dengan sejarah Tasawuf memunculkan berbagai definisi , apa itu tasawuf ? Menurut Nicholson, tasawuf adalah sebagai bentuk ekstrimitas dari aktivitas keagamaan di masa Dinasti Umawy, sehingga para aktivitasnya melakukan ‘uzlah dan semata hanya demi Allah saja hidupnya .
            Tasawuf berarti memasuki setiap akhlak yang mulia dan keluar dari setiap akhlak yang tercela .(kata Muhammad al-Jurairi)
            Al-Junaid al-Baqdadi:”Tasawuf artinya Allah mematikan dirimu dari dirimu dan menghidupkan dirimu bersama dengan-Nya .
            Al-Husain bin Manshur al-Hallaj : sufi kesendirianku dengan Dzat, tak seorangpun menerimanya dan juga tidak menerima siapa pun.
            Huwaim bin Ahmad bin Al-Karkhy:Taswuf artinya, memihak pada hakikat-hakikat dan memutuskan harapan dari semua yang ada pada mahkluk .
            Ahmad an-Nuuri:Tanda orang sufi adlah ia rela manakala tidak punya , dan peduli orang lain ketika ada .
            Dzun Nuun al-Mishri: kaum sufi adalah mereka yang mengutamakan Allah SWT. diatas segal-galany dan yang diutamakan oleh Allah diatas segala makhluk yang ada.
            Abu Yaqub al-Mazdzabili:Tasawuf adalah keadaan dimana semua atribut kemanuisaan terhapus .
            Dari seluruh pandangan para sufi itulah akhirnya al-Qusyairi menyimpulkan bahwa sufi dan tasawuf memiliki termonologi tersendiri, sama sekali tidak berawal dari etimologi , karena standar gramatika Arab unutk akar kata tersebut gagal membuktikannaya .
            Tasawuf pada prinsipnya bukanlah tambahan terhadap al-Qur’an dan hadist, justru tasawuf adalah implementasi dari sebuah karangka agung Islam .
            Wal Hasil, dari seluruh definisi tersebut , membuktikan adanya hubungan antara hamba dengan Allah SWT. , dan hubungan antara hamba dengan sesamanya . Dengan kata lain , Tasawuf merupakan wujud cinta seseorang hamba kepada Allah dan Rasul-Nya, pengakuan diri akan haknya sebagaimana dan haknya terhadap sesama dalam amal kehidupan .
            Ada segolongan manusia yang digelar Ahli Sufi orang sufi . Ada rmpat tafsiran kenapa mereka digelar sufi:
1.      Mereka senantiasa memakai pakaian kasar yang diperbuat dari pada bulu kambing  biri-biri . . . . . . . . .
2.      Orang yang memandang tentangcara hiduporang-orang sufi itu yang bersahaya, cukup dengan ala kadar saja dan tidak hirau benar dengan hal kedaulatan . . . . . . .
3.      Mereka bersih dan bebas dari apa saja selainAllah
4.      Orang-orang yang dekat dengan Allah SWT. dan berdiri di barisan pertama di hadapan Allah di hari pengadilan kelak .
Demikianlah sekilas tentang tasawuf dan sufi menurut orang-orang yang ingin
 mendapatkan rahmat-Nya  .
4.Insan Kamil
            Hubungan iman dan amal shaleh adalah hubungan sebab-akibat dan dapat timbale balik. Seseorang yang kuat imannya dan dapat memahami keimanannya akan lebih prilakunya dalam kehidupan sehari-harnya , yang lazim disebut amal shaleh . sebaliknya ,semakin bertambah amal shalehnya semakin imannya berkualitas keimanannya . Semua perintah Tuhan dan larangan-Nya tidak lain hanya untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia dalam menjalani hidup ini dan agar menjadi hamba Tuhan yang bertaqwa , alias manusia yang sempurna disisi Allah .
            Bagaimana kiat menjadi hamba Tuhan yang sempurna ? atau siapakah yang patut disebut manusia sempurna? Atau adakah insane kamil dewasa ini? Untuk menjawab pertanyaan tersebut , ada baiknya kita cermati pendapat-pendapat sebagai berikut:
            Untuk mecapai derajat insane kamil, Syaih Abdul Qadir Jailani dalam kitabnya”Sirrul Asrar fi ma yahtaju ilaihilAbrar” mengatakan bahwa denga peningkatan dan pembersihan diri yaitu orang yang telah memishkan dan menceraikan dirinya dari hal-hal keduniaan . Tujuan pembersihan ini ialah dua cara:
Pertama, untuk mencapai sifat-sifat Allah, yakni bersifat dengan sifat-sifat-Nya yang mulia itu . kedua, unutk mencapai zat Allah yakni mengenal-Nya menerusi makrifat dan hakikat .
            Dalam kitab karangan Abdul Aziz Musthafa , Mahabbatullah Wacana Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, tangga menuju Cinta Allah tertera sepuluh wacana , diantaranya: Wacana pertama : Membaca Al-Qur’an dengan merenungkan dan memahami kandungan maknanya sesuai dengan maksudnya . . . ., kedua:Taqarrub kepada Allah SWT. melalui ibadah-ibadah sunnah setelah melakukan ibadah-ibadahfrdhu . . . .  , ketiga: Melanggar dzikir kepada Allah dlam segala tingkah laku , melalui insane, kalbu, amal dan prilaku …,  kesepuluh: Mahabbah kepada Allah harus menjauhi segala sebab yang menghalangi antara kalbu dan Allah SWT .
            Khalid Muhammad Khlid dalam karangannya “Ahlullah, menampak jenjang menuju taman hati” ungkapnya : Tidakkah sekali-kali “Ahlullah” menyembah Allah secara ala kadarnya tanpa pengertian dan tidak pula melaksanakan amal saleh dengan “asal-amal” tanpa mendalami kandungan maksud dan tujannya . Tidaklah sesekali-kali hal yang demikian ada pada “Ahlullah”. Mereka adalah orang-orang yang mengunjungi tinggi dan menyucikan ilmu pengtahuan, juga berusaha menuju kepadanya tanpa membeda-bedakan dengan ibadah dan ketaatannya kepada Allah SWT.
            Dalam kitab Raudah , Taman Jiwa kaum sufi , Imam Al-Ghazali mengtakan : ketahuilah, bahwa seluruh kebahagiaan dan kemuslahatan yang pada diri anda , hanya pada dua perkara :Pertama , kesehatan dan kesucian kalbu dari segala hal selain Allah SWT. karena firman-Nya yang artinya: kecuali orang-orang yang menghadap kepada Allah dengan hati yang bersih . (asy-Syu’ra’:89) .Kedua, memenuhi kalbu dengan makrifat kepada Allah SWT.yang menjadi tujuan setiap mahkluk jagad, dan meyakini kerasulan Nabi Muhammad saw. Disamping kebaikan akhlak , yang merupakan gabungan kedua tujuan tersebut.Tidak ada perilaku yang lebih dari kebaikan akhlak tersebut . Karena Allah memuji akhlak Rasulullah saw. Dengan firman-Nya yang artinya:”Dan sesungguhnya kamu(Muhammad) memiliki akhlak yang agung “.(al-Qalam:4)
            Imam Assyaukani dalam kitabnya “Qatrhul Wali Ala Haditsil Wali, Jalan Mencapai Kewalian” menjelaskan bahwa jalan yang pertama , melaksanakan Fardhu-fardhu , orang yang fardhu terkadang melakukannya karena takut siksa, sedang orang yang melaksankan sunnat, adalah ia tidak melaksanakannya kecuali karena demi kepentingan berkhitmad, maka oleh karenanya lalu balasan oleh Allah dengan  ”Mahabbah” di  mana mahabbah tersebut merupakan puncak   tujuan setiap orang yang mendekat pada Allah dengan berkhitmat kepada-Nya. Kedua , dengan melaksanakan sunnat-sunnat dst .
            Syeh AbuYazid Al-Bisthamimemprihalkan kebesaran hati yang seperti itu dengan katanya:” Jika semua yang wujud didalam dan disekitar ‘Arsy(makhluk Allah yang paling luas) diletakkan disuatu hati insan kamil, maka insan kamil itu tidak akan merasai beratnya”.
Daftar Pustaka
1.      Imam Al-Ghazali, Raudhah Taman Jiwa kaum sufi
2.      Abdul Aziz Musthafa, Mahabbatullah Tangga Menuju Cinta Allah , Wacana Imam Ahlullah Qayyim Al- Jauziyah
3.      Khalid Muhammad Khalid, Ahlullah Menepak Jenjang Menuju Tman Hati
4.      Syed Ahmad Semeit, Rahasia sufi (terjemahan Abdull Majid Hj. Khtib)
5.      Abdul KerimIbn Hawazin al-Qusyari, Risalah sufi
6.      Dr. Musthafa Zahri, kunci Memahami Ilmu Tasawuf .
7.      Prof. Dr. H Abu Bakar Aceh , pengantar Sejarah Sufi &Tasawuf .
8.      Dr. yusuf AlQardhawi , Fatawa Qradhawi, Permasalahan , pemecahan dan Hikmah .
9.      Imam Assyaukani, Jalan Mencapai Kewalian
10.  Prof.Dr. Abdul Aziz Dahlan, Teologi dan Aqidah dalam Islam .
11.  Peof. Dr. Harun Nasution , Falsafat &Mistisme Dalam Islam .
12.  Prof . Dr. Hamka, Tasawuf Moderen .
13.  Dr. Abdul Halim Mahmoud, Hal Ihwal Tasawuf(Terjemahan Al-Mungidz Minadhdalal).
ABI  NAUFAL
JAKARTA 2002

1 komentar:

  1. terimakasih kpd ust yg tlh mnyumbangkan pemiikirannya untuk khasanah keilmuan islam

    BalasHapus

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman