Selasa, 05 Februari 2013

MISI Dakwah Rasulullah saw



                             MENYERU Kepada Kebaikan

104.  Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.Ali Imran
[217]  Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
Makna Dakwah
BAHAGIA DUNIA-AKHIRAT
 Dakwah yang secara bahasa berasal dari kata da’a, yad’u, da’wan, du’a yang berarti mengajak, memanggil, seruan, permohonan adalah istilah yang lazim dalam hidup umat muslim. Istilah ini biasanya di Indonesia untuk menyebut aktifitas ceramah keagaamaan, tabligh, dan yang sejenisnya. Tapi sebenarnya istilah ini bersifat netral, artinya seruan atau ajakannya untuk hal yang umum, tidak pada suatu perbuatan atau keyakinan yang benar atau salah. Namun kini telah terjadi monopoli atas kata ini oleh orang Islam, setidaknya itu kata Emha Ainun Nadjib.
Telah banyak di catat di banyak lituratur mengenai makna kata dakwah ini. Beberapa batasan dari beberapa ulama akan diurai di bawah ini.
A.        Ali Mahfuzh dalam kitabnya  Hidayatul Mursyidin menulis bahwa,       “Dakwah adalah mendorong  (memotivasi) umat manusia melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk serta memerintah berbuat makruf dan mencegah dari perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.”
B.         Hamzah Ya’qub dalam Publisistik Islam menulis, “Adapun definisi dakwah dalam Islam adalah mengajak manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah SWT dan Rasulnya.”
C.       Bakhial Khauli berpendapat, “Dakwah adalah sesautu proses menghidupkan peraturan-peraturan Islam dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan lain.”
D.       Amrulloh Achmad menyatakan, “Hakikat dakwah Islam merupakan        aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu system kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual sosiokultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.”
E.         A. Hasjmy berpendapat, bahwa: “Dakwah Islamiyah ialah mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariat Islam yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwahnya sendiri.”
Definisi  Dakwah
1. Meminta dengan sangat untuk memenuhi seruan, baik disambut maupun tidak permintaan itu. Dan permintaan ini berkaitan dengan keyakinan, perkataan dan amal perbuatan.
Alloh ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُون * سورة الانفال 24
 “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan.” (QS. al-Anfal 24)
2. Pengertian “Dakwah” secara istilah syar’i:
“Sebuah usaha baik perkataan maupun perbuatan yang mengajak manusia untuk menerima islam, mengamalkan dan berpegang teguh terhadap prinsip-prinsipnya, meyakini aqidahnya serta berhukum dengan syari’at-Nya.”
Ada beberapa perkatan ulama dalam mendefiniskan dakwah sebagai berikut:
1. Syaikhul islam Ibnu taimiah rohimahulloh berkata: dakwah kepada alloh adalah dakwah menuju keimanan kepada-Nya dan terhadap apa yang di bawa oleh Rosul-Nya dengan meyakini apa yang dikhobarkan olehnya dan menta’ati perintahnya. (majmu fatawa jilid 15 hal.92 cetakan darul wafa)
2. Imam Ibnu jarir at-thobari rohimahulloh berkata tentang maksud dakwah: yaitu menyeru menusia menuju islam dengan perkataan dan perbuatan. (tafsir at-thobari jilid 11 hal.53)
3. Imam Ibnu katsir rohimahulloh berkata: Dakwah kepada Alloh yaitu dakwah/seruan kepada persaksian bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecualai Alloh ta’ala satu-satunya dan tidak ada sekutu baginya. (tafsir ibnu katsir jilid 2 hal.477)
4. Syaikh Ali mahfudz rohimahulloh berkata: Dakwah kepada Alloh ialah memotivasi manusia kepada kepada kebaikan, petunjuk, dan memrintahkan kebaiakan serta mencegah yang mungkar agar meraih kebahagiaan dunia akherat. ( Manhaj ad-da’wah ilallohi Hal.96)
Tujuan dakwah
Tujuan dakwah adalah menjadikan manusia muslim mampu mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan menyebarluaskan kepada masyarakat yang mula-mula apatis terhadap Islam menjadi orang yang suka rela menerimanya sebagai petunjuk aktivitas duniawi dan ukhrawi.
Kebahagiaan ukhrawi merupakan tujuan final setiap muslim. Untuk mencapai maksud tersebut diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dan
penuh optimis melaksanakan dakwah.
Oleh karena itu seorang da`i harus memahami tujuan dakwah, sehingga segala kegiatannya benar-benar mengarah kepada tujuan seperti dikemukakan di atas. Seorang da`i harus yakin akan keberhasilannya, jika ia tidak yakin dapat menyebabkan terjadinya penyelewengan-penyelewengan di bidang dakwah.
Disinilah letaknya mengapa tujuan dakwah itu perlu diperjelas agar menjadi keyakinan yang kokoh untuk menghindari terjadinya salah arah. Tujuan dakwah hakikatnya sama dengan diutusnya nabi Muhammad saw. membawa ajaran Islam dengan tugas menyebarluaskan dinul haq itu kepada seluruh umat manusia sesuai dengan kehendak Allah swt.
Berikut akan diuraikan tentang tujuan dakwah :
  • Mengajak umat manusia (meliputi orang mukmin maupun orang kafir atau musyrik) kepada jalan yang benar agar dapat hidup sejahtera di dunia maupun di akhirat.
  • Mengajak umat Islam untuk selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah swt.
  • Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya.
  • Menyelesaikan dan memecahkan persoalan-persoalan yang gawat yang meminta segera penyelesaian dan pemecahan.
  • Menyelesaikan dan memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi sewaktu-waktu dalam masyarakat.
Jadi inti dari tujuan yang ingin dicapai dalam proses pelaksanaan dakwah adalah keridhaan Allah swt. dimana obyek dakwah tidak hanya terbatas kepada umat Islam saja, tetapi semua manusia bahkan untuk semua alam. Dari sudut manapun dakwah itu diarahkan, maka intinya adalah amar ma`ruf nahyi munkar yang bertujuan untuk merubah dari sesuatu yang negatif kepada yang positif, dari yang statis kepada kedinamisan sebagai upaya merealisasikan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Tiga Metode Dakwah
1.Metode Al Hikmah
 Muhammad Abduh berpendapat bahwa, “Hikmah adalah mengetahui rahasia dan faedah di dalam tiap-tiap hal.”
Sering dalam keseharian kita mendengar ungkapan “ambil hikmahnya” yang mungkin maksudnya adalah cermati persoalan yang ada untuk mengetahui apa sesungguhnya yang sedang terjadi. Yang akhirnya seperti pendapat Muhammad Abduh diatas, dengan upaya yang cermat untuk memahami persoalan yang ada akan terbaca rahasia dan faedah dalam tiap-tiap peristiwa atau hal. Bahasa kenyataan lebih fasih dari bahasa lisan.
 2.Metode Al Mau’idzah al Hasanah
Mau’idzatul hasanah terdiri dari dua kata yaitu mau’idzah dan hasanah. Kata mau’idzah berarti nasihat atau peringatan dan hasanah artinya kebaikan.
Pengertiannya secara istilah menurut  Imam Abdullah bin Ahmad an Nasafi adalah: “Al Mau’idzatul hasanah adalah perkataan yang tidak tersembunyi bagi mereka, bahwa engkau memberi nasihat dan menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan Al Qur’an”.
 3.Metode Al Mujadalah Bi-al-Lati Hiya Ahsan
Al Mujadalah artinya adalah dialog. Berasal dari kata “jadala”  yang menurut Dr. Quraisy Shihab bermakna “menarik tali dan mengikatnya guna menguatkan sesuatu”, maka perdebatan ibarat menarik dengan ucapan untuk meyakinkan lawannya dengan menguatkan pendapatnya melalui argumentasi yang disampaikan.
Karakteristik Dakwah
Dakwah merupakan sebuah amal ibadah yang menjadi warisan panjang dan turun temurun. Ulama dan orang-orang sahleh dewasa ini merupakan generasi pewaris dakwah Islam. Dakwah memiliki beberapa karakter khas yang perlu dipahami dan diketahui oleh orang-orang yang akan menjalani dakwah tersebut.
Hal ini agar menjadi pedoman bagi orang-orang yang akan melibatkan dirinya dengan aktivitas mulia ini. Ketidak tahuan seseorang terhadap karakteristik sebuah jalan dakwah mengakibatkan banyaknya orang-orang yang akan berjatuhan saat melalui jalan dakwah tersebut. Oleh sebab itu pengertian dakwah Islam dan karakteristiknya perlu diketahui dan dipahami.
Berikut ini beberapa macam karakteristik jalan dakwah:
1. Jalan dakwah adalah perjalanan yang panjang
Dakwah bukanlah pekerjaan sehari dua hari yang bakal selesai untuk dikerjakan. Perjalanan dakwah adalah perjalanan yang telah dirintis oleh Rasulullah, dan hingga hari ini akan terus berjalan sampai pada masa yang telah Allah janjikan. Dakwah berorientasi pada tertegaknya hukum-hukum Allah dan izzah ummat Islam di muka bumi.
Oleh sebab itu jangan pernah lelah mengarungi jalan dakwah, sebab jalan dakwah memanglah perjalanan jauh para pejuang Islam yang siap mengorbankan segala macam hal yang menjadi milik diri, baik harta, waktu, keluarga mapun jiwa diri sendiri. Demikianlah pengertian dakwah Islam itu dimaknai, tidak hanya sekedar definisi, namun juga karakteristik nyata dari dakwah itu sendiri.
2. Jalan dakwah adalah jalan yang penuh rintangan
Sudah menjadi sunnatullah, dakwah dipenuhi dengan berbagai macam hambatan dan rintangan. Seseorang yang telah mengikrarkan dirinya siap untuk bergabung bersama barisan dakwah adalah mereka yang sudah siap untuk mendapatkan berbagai bentuk ujian di jalan dakwah tersebut. Ujian-ujian di jalan dakwah yang diberikan tak lain bertujuan untuk memuliakan orang-orang yang berdakwah.
Jika seseorang tersebut sanggup melaluinya, maka akan bertambahlah kemuliaan diri seseorang tersebut. Sebaliknya jika ia gagal atau justru menyebabkan ia berputus asa dari jalan dakwah, maka Allah telah mempersiapkan orang-orang yang akan menggantikan posisinya dengan kualitas keimanan yang lebih baik lagi.
Berani berdakwah berarti berani mendapatkan aneka ujian, intimidasi dan segala macam bentuk tribulasi atau hambatan lainnya. Bersabar dengan segala macam hambatan tersebut akan menambah kualitas kemuliaan seseorang. Ujian dan rintangan tersebut dapat datang dari diri sendiri maupun orang lain.
3. Jumlah orang yang mau berdakwah itu sedikit
Dakwah ibarat jamu yang terasa pahit untuk dirasakan secara fisik, namun akan menyehatkan tubuh di masa yang akan datang. Banyak orang yang tidak suka jamu lantaran disebabkan alasan pahit yang ia rasakan disaat awal mencicipinya. Seperti itu pulalah dakwah.
Banyak orang yang tak mau ikut berdakwah karena justru mengetahui kesulitan yang akan ia hadapi saat ikut berdakwah. Orang-orang akan enggan dengan konskwensi yang harus ia laksanakan sebagai akibat bergabungnya ia ke dalam barisan dakwah.
Materi Dakwah Nabi saw
Sumber utama materi dakwah ialah  Al-qur’an itu sendiri yang tidak lain mengandung sepuluh maksud pesan  Al-qur’an sebagai sumber utama islam yaitu:
  1. Menjelaskan haikat tiga rukun agama islam yaitu: iman, islam dan ihsan yang tellah di dakwah kan oleh para nabi dan rasul
  2. Menjelaskan segala sesuatu yang belum diketahui manusia tentang hakikat kenabian
  3. Menyempurnakan segala aspek psikologi manusia secara individu, kelompok dan masyarakat
  4. Mereformasi kehidupan sosial masyarakat atau sosial politis di atas dasar kesatuan nilai  kedamaian dan keselamatan dalam beragama
  5. Menokohkan keistemewaan universitas dalam pembentukan kepribadian melalui kewajban dan larangan
  6. Menjelaskan hukum islam tentang kehidupan politik negara
  7. Membimbing penggunaan urusan harta
  8. Mereformasi sistem peperangan guna mewujudkan kebaikan dan kemashalatan manusia dan mencegah dehumanisasi
  9. Menjamin dan memberikan kedudukan yang layak bagi hak-hak kemanusian wanita dalam beragama dan berbudaya
  10. Membebaskan perbudakan
Tema materi dakwah di berikan sessuai menurut situasi dan kondisi objek dakwah dan situasi masyarakat yang menjadi mad’u, sehingga dapat menentukan materi yang tepat untuk disampaikan karna itu di perlukan pengetahuan dan pengalaman
Hukum Dakwah
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُون * سورة آل عمران 104
Jika min yang ada pada Surat Ali Imaron ayat. 1o4 di atas [ minkum ] adalah min lil bayaniyah, maka     dakwah menjadi kewajiban bagi setiap orang [ individual ] orang Islam, tetapi jika min  dalam ayat tersebut  adalah min littab ‘idhiyyah [ menyatakan untuk sebahagian ] maka dakwah menjadi kewajiban ummat secara kolektif atau pardhu kifayah.  Dua pengertian tersebut dapat digunakan sekaligus.  Untuk hal-hal yang mampu  dilaksanakan secara individual, dakwah menjadi kewajiban setiap muslim [ fardhu ‘ain ] , sedangkan untuk hal-hal yang hanya mampu dilaksanakan secara kolektif, maka dakwah menjadi kewajiban yang bersifat kolektif [ fardhu kifayah ].  Setiap muslim dan muslimat yang sudah baligh wajib berdakwah, baik secara aktif maupun secara pasif.  Secara pasif dalam arti semua sikap dan prilaku dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam sehingga dapat menjadi contoh dan tuntunan bagi masyarakat.
Kewajiban berdakwah bagi setiap individu, selain dinyatakan dalam ayat tersebut di atas ditegaskan juga dalam Al-Qur’an, dan pesan Rasulullah Saw pada waktu Haji Wada’, :
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
Artinya: “ Demi masa sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, dan mengerjakan amal saleh, dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran, dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran “.[Q.S. Al-‘Ashr/103].
فَلْيُبَلِّغْ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ فَإِنَّهُ رُبَّ مُبَلِّغٍ يُبَلِّغُهُ لِمَنْ هُوَ أَوْعَى لَهُ (رواه البخا رى )
  “ ….maka hendaklah yang menyaksikan di antara kamu menyampaikan kepada yang tidak hadir, karena boleh jadi yang hadir itu menyampaikannya kepada orang ..”.
Dalam kesempatan lain Rasulullah bersabda :
بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً رواه البخاري)
Artinya: “….. sampaikanlah apa yang (kamu terima) dariku, walaupun satu ayat…”
Misi Dakwah Nabi saw
Prinsip utama misi Rasulullah SAW pada hakekatnya merupakan kesinambungan misi para Nabi/Rasul terdahulu yang bertumpu pada Nabi Ibrahim AS penegak agama tauhid (Monotheis). Ibrahim AS menemukan kembali prinsip utama tauhid tidak didapatkan lewat indoktrinal, dokmatis, melainkan penggunaan potensi akal-Nya yang genius dan haq. Di antara prinsip Rukun Iman dan Islam yang diajarkan Al-Qur’an, ialah Iman kepada Kitab Suci Allah (termasuk Injil didalamnya) dan Iman kepada para Nabi/Rasul terdahulu (termasuk terhadap Isa Almasih AS).
Perlu dikemukakan di sini, bahwa prinsip tersebut tidak berarti lalu dengan begitu saja harus Imam dengan Bybel dan Yesus Kritus, yang diidentikan dengan Injil dan Isa oleh ummat Nashrani. Sebab fungsi Al-Qur’an dalam melakukan perannya sebagai Batu Ujian dan Pembeda terhadap Bybel dan Yesus Kristus ternyata tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Agama Tauhid yang ditegakkan oleh Nabi Ibrahim AS.
Ada lima tugas Agama Islam yang utama, yaitu:
1.Mewujudkan kemitraan dan kebersamaan, Ukhuwah dan Perdamaian dengan Toleransi yang Manusiawi
2.Menghimpun segala Kebenaran yang termuat dalam Agama Samawi yang terdahulu
3.Mengoreksi dan meralat kesalahan dalam agama terdahulu itu, dan menyaringnya mana yang benar dan mana pula yang palsu
4.Mengajarkan kebenaran abadi yang sebelumnya tidak pernah diajarkan (karena ummat manusia saat itu masih berada dalam tahap permulaan dari tingkat perkembangannya)
5 Memenuhi segala kebutuhan moral dan rohani bagi ummat manusia yang selalu bergerak maju, karena agama Islam adalah agama fitrah.
Ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. adalah agama Islam, yaitu agama yang sempurna untuk seluruh umat manusia sepanjang masa. Nabi Muhammad SAW. adalah rasul akhir zaman. Sebagai rasul yang terakhir dan penutuup para nabi, beliau diutus oleh Allah SWT. untuk seluruh umat manusia dan bangsa.

Misi Nabi Muhammad SAW. antara lain membawa ajaran Islam, menyempurnakan akhlak manusia, memberi kabar gembira dan peringatan kepada umat manusia, dan menyampaikan ajaran dari Allah SWT. kepada umat manusia. Adapun misi Nabi Muhammad SAW. untuk seluruh umat manusia dan bangsa, sebagai berikut.

  1. Pada nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. diutus hanya untuk satu kaum dan bangsa tertentu, sedangkan Nabi Muhammad SAW. berlaku sepanjang masa.
  2. Ajaran para nabi atau rasul sebelum Nabi Muhammad SAW. bersifat sangat terbatas, hanya untuk satu kaum dan masa tertentu. Sedangkan ajaran Nabi Muhammad SAW. berlaku sepanjang masa.
  3. Nabi Muhammad SAW. adalah rasul terakhir (penutup para nabi)
  4. Nabi Muhammad SAW. adalah nabi atau rasul umtuk seluruh alam semesta dan penghuninya.
  5. Seluruh ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. adalah untuk kesejahteraan seluruh alam semesta an penghuninya.
  6. Nabi Muhammad SAW. adalah rasul pembawa ajaran dan berita gembira bagi seluruh umat manusia.

28.  Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui. (Saba’)
Jakarta  5/2/2013


1 komentar:

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman