Selasa, 19 Februari 2013

BERTASAWUF:Bermoral



BERTASAWUF Dalam Kehidupan





Muqaddimah

            Segala puji  bagi Allah , Tuhan seru sekalian alam . Dialah sumber kehidupan makhluk berada , sumber cahaya langit dan bumi dan penerang hati bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa dalam mengarungi  bahtera kehidupan dunia . Shalawat serta salam semoga senantasa tercurah kepada Nabi teladan ummat, Muhammad saw para sahabat dan kepada pengikut-pengikut beliau yang taat dan siap meneruskan perjuangannya sampai hari kemudian .
MENGIKUTI SUNNAH
            Agamaagama di dunia ini banyak sekali yang menganut berbagai macam tasawuf, diantaranya ada sebagian orang India yang amat fakir . Mereka condong menyiksa diri sendiri demi membersihkan jiwa dan meningkatkan amal ibadahnya .
            Dalam Agama Kristen terdapat aliran tasawuf khususnya bagi para pendeta . Di Yunani muncul aliran Ruwaqiyin . Di Persia ada aliran yang bernama Mani’; dan dinegeri –negeri lainnya banyak aliran ekstrim di bidang rohaniah .
            Kemudian Islam datang dengan membawa perimbangan yang paling baik diantara rohaniah dan jasmaniah serta penggunaan akal .
            Manusia sebagaimana digambaerkan oleh agama, yaitu terdiri dari tiga unsure: roh , akal dan jasad . Masing-masing dari tiga unsure itu diberi hak sesuai dengan kebutuhannya . Ketika Nabi saw melihat salah satu sahabat berlebih-lebihan dalam satu sisi, sahabat tersebut ditegur . Sebagaimana yang terjadi pada Abdullah bin Amr bin Ash.
Ia berpuasa terus menerus tidak pernah berbuka , sepanjang malam beribadat, tidak pernah tidur , serta meninggalkan istri dan kewajibannya . Lalu Nabi saw menegurnya dengansabdanya yang artinya: “Wahai Abdullah, sesengguhnya bagi dirimu ada (untuk tidur) , bagi istrimu dan keluargamu ada hak (untuk bergaul) dan bagi jasadmu ada hak .
            Munculnya para sufi disaat  ummat Isalm umumnya terpengaruh pada dunia yang menipu pada pada diri mereka dan terbawa pada pola piker yang mendasar semua masalah dengan pertimbangan logika .Hal itu terjadi setelah masuknya Negara-negara lain di bawah kekuasaan mereka .
            Banyak orang yang masuk Islam karena pengaruh mereka , banyak orang yang durhaka dan lalim kembali bertobat karena jasa mereka . Dan tidak sedikit mereka mewariskan pada dinia Islam , terutama di bidang ma’rifat , akhlak dan pengalaman-pengalaman di alam rohani .
            Dalam kajian tasawuf dari abad ketiga dan keempat Hijriyah terdapat dua aliran .Pertama kajian tasawuf yang bersifat akhlak dan kedua bersifat filsafat . Siapa mereka dan mengapa? Ma’na dan Ta’rif Tasawuf ?

Makna dan Ta’rif Tasawuf
            Bila kata tasaawuf kita cari asal mulanya , meka banyak sekali pendapat para ahli antara lain sebagai berikut :
1.      Tasawuf berasal dari kata saff yang artinya barisan dakam salat berjama’ah . Alasannya, seorang sufi iman yang kuat , jika yang bersih , dan selalu memilih saf terdepan dalam salat berjama’ah .Disamping itu alasan mereka juga memandang bahwa seorang sufi akan berada di baris pertama si depan Allah SWT .
2.      Taswuf berasal dari kata saufanah, yaitu sejenis buah-buahan kecil berbulu yang banyak tumbuh di gurun pasir Arab saudi. Pengambilan kata ini karena melihat orang-orang sufi banyak memakai pakaian berbulu dan hidup dalam kegersangan fisik, tetapi subur batinnya .
3.      Tasawuf berasal dari kata suffah yang artinya pelana yang dipergunakan oleh para sahabat  Nabi saw yang miskin untuk bantal tidur diatas bangku di samping Masjid Nabawi di Madinah .Versi lain diakatakan bahwa suffah artinya suatu kamar di saping Masjid Nabawi yang disediakan untuk para sahabat dari golongan muhajirin  yang miskin . Penghuni suffah disebut ahlussuffah .
4.      Tasawuf merujuk pada kata safwah yang berarti sesuatu yang terpilih atau terbaik .Dikatakan demikian , karenaseorang sufi biasa memandang diri mereka sebagai orang pilihan atau orang terbaik .
5.      Tasawuf merujuk pada kata safaa atau safw yang artinya bersih atau suci . Maksudnya , kehidupan seorang sufi lebih banyak diarahkan pada pensucian batin untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Suci , sebab Tuhan tidak bisa didekati kecuali oleh orang suci .
6.      Tasawuf berasal dari bahasa Yunani, yaitu , Theosophi (theo:Tuhan ;sophos: hikmat) , yang berarti hikmat ketuhanan . Mereka merujuk kepada bahasa Yunani karena ajaran tasawuf banyak membicarakan masalah ketuhanan.
7.      Tasawuf berasal dari kata suuf yang artinya wol atau kain bulu kasar . Sebagai lambang kemiskinan dan kesederhanaan .
Demikianlah arti kata tasawuf menurut para ahli diatas , memang pengertian tersebut dapat dijadikan standar bagi orang-orang yang ingin mendekatkan diri kepada Tuhan dengan hidup sederhana , suci lahir dan bathin, serta selalu mengedepankan dalam masalah ketuhanan , dimana ingin menjadi hamba yang terdepan di sisi Tuhan , seperti mengambil saf yang pertama ketikan salat berjama’ah. Meskipun demikian, arti tasawuf yang banyak diterima adalah yang merujuk kepada suuf yang berarti wol atau kain bulu kasar bukan halus seperti sekarang .
Bahkan dikatakan , tashawwafa al-rajul, kalau memakai wol .Pada masa awal perkembangan asketisisme , pakaian bulu domba adalah symbol para hamba Allah yang tulus dan asketis . Para sufi sendiri banyak berpendapat seperti ini, diantaranya al-Sarraj al-Thusi dalam karyanya, al-Luma . Pendapat ini ditokohkan Ibn Khaldun dan lain-lainnya .
Banyak ta’rif yang dikemukakan olrh para sufi tentang apa itu tasawuf ? di antaranya sebagai berikut:
1.      Bisyr bin Haris bahwa sufi ialah orang yang suci hatinya menghadap Allah    SWT.Mereka tulus ikhlas dalam beribadah kepada Tuhan , hatinya bersih dari penyakit-penyakit hati seperti riya’ , iri hati, dendam buruk sangka, sombong , ujub dll .
2.      Al-Junaid al-Bagdadi (289 H.), tokoh sufi medern , mengatakan bahwa tasawuf ialah membersihkan hati dari sifat yang basya riyah (kemanusiaan) , menjauhi hawa nafsu , memberikan tempat bagi sifat kerohanian , berpegang pada ilmu kebenaran , mengamalkan sesuatu yang lebih utama atas dasar keabadiannya , memberi nasihat pada umat, benar-benar menepati janji terhadap Allah SWT, dan mengikuti syari’at Rasulullah saw .
3.      Abu Qasim Abdul Karim al-Qusyairi  mendevinisikan bahwa tasawuf ialah menjabarkan ajaran-ajaran al-Qur’an dan sunnah, berjuang mengendalikan nafsu , menjauhi perbuatan bid’ah, mengendalikan syahwat dan menghindari sikap-sikap meringan-ringankan ibadah .
4.      Abu Yazid al-Bustami secara lebih luas mengatakan bahwa arti tasawuf mencakup tiga aspek , yaitu Kha(melepaskan diri dari perangi yang tercela) , ha (menghiasi diri dengan akhlak yang terpuji )dan jim (mendekatkan diri kepada Tuhan) . Yang dikenal istilah tersebut adalah Takhalli, Tahalli dan Tajalli .
5.      Ibn Qayyim dalam Madarij al-Salikin memaksudkan bahwa para pembahas ilmu ini telah sepakat atau sependapat , bahwa tasawuf adalah moral .
Meskipun devinisi diatas berbeda, namun ada satu asas yang tidak diperselishkan,
 yaitu bahwa tasawuf itu adalah moralitas-moralitas yang berdasarkan Islam . Dengan begitu ,jelas pada dasarnya tasawuf berarti moral atau akhlak  . Dengan pengertian begini, maka tasawuf juga berarti semangat Islam , sebab semua hukum islam berlandaskan moral .
            Mengenai aspek moral, dalam al-Qur’an terdapat banyak ayat yang mendorong pada keluhuran moral ini . Misalnya, dorongan asketisme , kesabaran tawakal, ridha, hub, yakin , hidup sederhana dansegala hal yang dianjurkan kepada setiap muslim sebagai kesempurnaan iman . Al-Qur’an sendiri menyatakan, bahwa Rasulullah saw adalah suri –teladan yang terbaik bagi orang-orang yang hendak menyempurnakan diri dengan keutamaan tersebut dalam bentuk yang paling luhur . Bahkan aku diutus di alam dunia ini untuk menyempurnakan moral manusia .
            Dalam kenyataannya , moral Islam adalah landasan syari’at Islam. Sehingga ketiadaan moral dalam hukum-hukum syari’at , baik yang berkaitkan dengan hukum-hukum di dalam aqidah ataupun  fiqih , akan membuat hukum tersebut menjadi semacam bentuk tanpa jiwa atau wadah tanpa isi .
            Nabi Muhammad saw pernah berdialog dengan malaikat Jibril dan maksud tujuan kedatangannya untuk unutk mengajarkan kepada para sahabatnya yang terkenal dengan trilogy , yaitu Iman, Islam dan Ihsan . Ta’ari yang dikemukakan oleh para sufi ternyata sudah mencakup tiga komponen tersebut, terutama ihsan .
            Ihsan lebih menekankan segi kualitas peribadatan dank arena itu mewakili aspek spiritual ataumistik yang tersirat dalam sebuah hadist Nabi yang artinya: Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya ; dan seandainya engkau tidak bisa melihat-Nya, niscaya Ia melihatmu .
            Dr.Musthofa Muhammad Asy-Syakh’ah dalam kitabnya “Islamu Bi Laa Madzaahib” mengatakan , bahwa hakekat tasawuf lebih sederhana dibandingkan ungkapan orang-orang yang tenggelam dalam dunia tasawuf itu sendiri . Secara sederhana , menurut saya tasawuf adalah usaha mencapai ketinggian kerohanian dengan  menyisihkan keduniawian . Dan ini semestinya disertai dengan bukti-bukti nyata dalam bentuk pengalaman .

Perkembangan Tasawuf ?
            Untuk menentukan kapan peralihan waktu antara gerakan asketisme dan tasawuf dalam Islam sulit ditentukan . Sekalipun demikian, kurang lebih  pada permulaan abad ketiga Hijriyah kita melihat adanya peralihan konkrit pada askitisme Islam; dan para asketisme lebih dikenal dengansebutan sufi .
            Sejak itulah muncul karya-karya tentang tasawuf . Para penulis pertama dalam bidang ini ialah al-Muhasibi(meninggal tahun 243 H) , al-Kharraz(meninggal tahun277H) , AL-Hakim al-Tirmidzi (meninggal tahun 285 H) dan al-Junaid(meninggal tahun 297H).Mereka itulah para sufi abad keriga Hikriyah .
            Maka dapat dikatakan bahwa abad ketiga Hijriyah adalah abad mula tersusunnya ilmu tasawuf dalam arti yang luasss . selain itu , para sufi mulai menaruh perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan jiwa dan tingkah laku .
            Doktrin-doktrin dan tingkah-laku sufi berkembang ditandai dengan moral yang karateristik , sehingga ditangan mereka tasawuf pun berkembang menjadi ilmu moral keagamaan. Pembahasan-pembahasan mereka tentang moral , akhirnya , mendorong mereka unutk semakin mengkaji masalah serta hal-hal yang berkaitan dengan akhlak .
            Dalam hal ini Ibn Khaldun telah mengatakan sebagai berikut”Ketika ilmu-ilmu mulai ditulis dan dihimpun , dan para fuquha mulai menulis tentang fiqih, ushul fiqih, kalam, tafsir, para tokoh terekat ini (para sufi) pun mulai menulis masalah sikap tentang terekat mereka . Diantara mereka terdapat yang menulis masalah sikap mengingkari dunia (wara’) , serta itropeksi dalam mengambil atau melepaskan suatu tindakan , seperti halnya yang dilakukan al-Qusyairi dengan risalah al-Qusyairiyah al-Ma’ari .Sejak itulah ilmu tasawuf pun dalam agama ini menjadi suatu himpunan ilmu-ilmu , dimana sebelumnya terikat hanya dipandang sebagai satuan ibadah semata .”
            Pada abad ketiga Hijriyah munculah jenis tasawuf lain, yang diwakili al-Hallaj , yang kemusian dihukum mati karena menyatakan pendapatnya mengenai hulul (pada 309H). Tampaknya , tasawuf jenis ini terpengaruh unsur-unsur di luar Islam .
            Sementara itu, pada abad-abad ketiga dan keekpat Hijriyah ada sejumlah tokoh tasawuf , seperti al-Junaid, al-Sirri  al-Saqathi , al-Kharraz , yang mempunyai banyak murid dididkan mereka . Inilah cikal bakal bagi terbentuknya tariqat-tariqat sufi dalam Islam, dimana sang murid menempuh pelajaran dasarnya secara formal dalam suatu majlis . Dalam tariqat itulah mereka mempelajari  tata tertib tasawuf baik ilmu ataupun prakteknya .
            Kemudian , pada abad kelima Hijriyah munculah Imam al-Ghazali yang sepenuhnya hanya menerima tasawuf yang berdasar al-Qur’an dan as-Sunnah serta bertujuan asketisme , kehidupan sederhan , pelurusan jiwa , dan pembinaan moral .Pengetahuan tentang tasawuf dikajinya dengan begitu mendalam, sementara disis lain ia melancarkan kritikan tajam terhadap filosof , kaum Mu’tazilah , dan Batiniyah . Al-Ghazalilah yang berhasil memancangkan prinsip-prinsip tasawuf yang moderat, yang seiring dengan aliran Ahlu Sunnah Wal Jama’ah , dan bertentangan dengan jenis tasawuf al-Hallaj dan Abu Yazid al-Bustami mengenai soal karakter manusia .
            Sejak mulai abad keenam Hijriyah , sebagai akibat pengaruhkepribadian al-Ghazali yang begitu besar  yang begitu besar, pengaruh taswuf sunni semakin meluas dalam dunia Islam .Kadaan ini memberi peluang  bagi munculnya para tokoh sufi yang mengembangkan tariqat-tariqat dalam rangka mendidik nurid , mereka, semisal Sayyid Ahmad al-Rifa’I 9meninggal pada tahun570 H) dan Sayyid al-Qadir al-Jailani(meninggal pada tahun 651H ) . Tidak ayak lagi , keduanya terpengaruh tasawuf al-Ghazali .
            Sedangkan bermunculan para tokoh sufi yang beraliran tasawuf sunni . pada saat yang sama yaitu pada abad keenam Hijriyah juga bermunculan tokoh-yokoh sufi yang memadukan tasawuf mereka dengan filsafat , dengan teori mereka yang bersifat setengah-setengah . Artinya , disebut murni bukan dan murni fisafat pun bukan . Di antara mereka yaitu al-Syuhrawardi al-Maqtul ( meninggal pada tahun 549 H) , penyusun kitab hikmah al-Isyraq , Syeih Akbar Muhyiddin Ibn ‘Arabi (meninggal pada tahun- 638H) , penyair sufi Mesir ,’Umar ibn al-Faridh (meninggal pada tahun 632 H) , ‘abd al-Haq ibn Sab’in al-Mursi (meninggal pada tahun 669 H) serta aliran-aliran tokoh-tokoh yang sealiran dengannya . . . .  Jelas mereka banyak menimba berbagai sumber dan pendapat saling , seperti filsafat Yunani, dan khususnya Neo Plantonisme . Mereka ini banyak teori mendalam mengenai soal jiwa, moral, pengetahuan , wujud , dan sangat bernilai baik ditinjau dari segi tasawuf maupun filsafat , dan berdampak besar atas para sufi mutakhir .
            Tasawuf dari abad-keabad dalam perkembangannya terutama pada masa-masa akhir , kurang lebih sejak abad kedelapan Hijriyah sampai saat mengalami kemunduran , mengapa ? Para tokohnya hanya cenderung mengarah pada  pemberian komentar dan ikthisar atas karya-karya yang Islam, dan lebih menekankan perhatian berbagai bentuk ritus dan formalisme , yang terkadang membuat mereka menyimpang dari subtansi ajarannya sendiri .
            Disini perlu dikemukakan pula , bagaimana tasawuf dalam fase-fase perkembangan tertentu telah terpengaruh teori-teori filsafat dan juga mempergunakan sebagian termonologi serta sebagian corak filsafat , namun dari segi pertumbuhan pertamanya tetap bercorak Islam . Banyak para orientalis –yang menaruh perhatian terhadap tasawuf – yang keliru merujukan tasawuf ini dengan sumber-sumber di luar Islam .
            Sampai saat ini, tariqat-tariqat yang menekankan pendidikan praktis masih bertahan . seperti tariqat Rifa’iyyah , tariqat Qadariyah, tariqat Ahmadiyah( yang didirikan Syayid Ahmad al-Badawi), tariqat al-Birhamiyah (didirikan Syeih Ibrahim al-Dasuqi) , dan beberapa tariqat lainnya.
            Selain itu perlu dikemukakan pula , bahwa sebagian sufi yang juga filosofi telah berusaha mendirikan berbagai tariqat . Namun tariqat-tariqat yang mereka dirikan tidak terdapat lagi di dunia Islam, Mengapa? Hal ini akibat keraguan-keraguan yang ditimbulkan mereka sendiri, yang menyangkut aqidah para pendiriannya . Seperti tariqat Akbariyahyang didirikan Ibn ‘Arabi yang bergelar Syeih Akbar, dan tariqat Sab’iyah yang didirikan Ibn Sab’in al-Murai .

Tasawuf Sunni dan Filosofis ?
            Ditnjau dari perkembangan fase tasawuf dalam Islam, ada dua jenis tasawuf dalam mengembangkan dan mendidik teori-teori mereka , yaitu tasawuf Sunni yang diwakili para tokoh sufi yang disebut-disebut al-Qusyairi dalam kitabnya al-Risalah , khususnya para suif dari abad ketiga dan keempat Hijriyah , Imam al-Ghazali dan para tariqat yang mengikuti jejaknya .
            Sedangkan tasawuf Filosofis yang diwakili para tokoh sufi yang memadukan tasawuf mereka dengan filsafat , seperti Syeih Akbar Ibn ‘Arabi , Umar al-Faridh dan abad al-Haq Ibn Sab’in al-Mursi . Yang paling keras mengecam mereka dari fuqaha akibat Ibnu Taymiyah(meninggal pada tahun 728 H) .
            Menurut telaah para pengkaji tasawuf pada abad-abad ketiga dan keempat  Hijriyah, tasawuf pada masa itu adalah sebagai jalan mengenal Allah (ma’rifat) setelah tadinya hanya sebagai jalan beribadah .
            Aliran para sufi yang pendapat-pendapatnya moderat, tasawufnya selalu merujuk pada al-Qur’an dan sunnah . Atau dengan kata lain , tasawuf aliran itu selalu bertandakan timbangan syariah .Sebagian sufinya adalah ulama terkenal dan taswufnya didominasi cirri-ciri moral .
            Tokoh-tokoh dari kelompok pertama (tasawuf sunni) , misalnya Haris al-Muhasibi (Basra, 165 H-Baghdad,243 H).Ia banyak mengkaji dan mengajarkan disiplin diri (muhassabah) . pembicaraannya yang lebih rinci  dalam karyanya ar-Ri’aayat li Huquuq Allah (menjaga hak Allah ) yang banyak mempengaruhi al-Ghazali dalam menyusun karyanya Ihyaa ‘Uluumuddin (menghidupkan Ilmu Agama) .
            Tokoh lainnya, seperti Sirri as-Saqati, Abu ar-Ruzbari , dan Abu Zaid al-Adami. Disamping itu terdapat pula Abu Sa’id al-Khraz yang banyak menumpahkan kajiannya pada makam dan hal .Sahal at-Tusturi yang terkenal dengan kekhus’annya dalam beribadah disiplin diri , dan al-Junaid al-Bagdadi (meninggal pada tahun289H) yang paling popular dan mempunyai analisis yang dalam tauhid dan fana, baginya memperdalam pengenalan kepada Allah SWT harus bersamaan dengan peningkatan amal dan disiplin diri, dia juga mewariskan kepada murid-muridnya yang paling terkenal yaitu Abu Bakar asy-Syibli .
            Dalam lingkungan aliran diatas(tasawuf sunni) muncul tiga orang penulis teori tasawuf buku-bukunya masih dapat ditemukan dewasa ini yaitu:
1.      Abu Nasr as-Sarraj at-Tusi (wafat378H) , Ia seseorang penulis kitab besar dan fundamentalis dalam tasawuf berjudul kitab Al-Luma’ .
2.      Abu Thlib al-Makki (wafat 386H) membuktikan pula keabsahan dotrin dan praktik sufi di dalam karyanya, Quut al-Quluub .
3.      Abu Bakar al-Kalabazi , penulis buku kecil at-Ta’arruf Li Mazhab ahl-Tasawuf .
Selama abad kelima Hijriyah aliran tasawuf sunni terus tumbuh dan berkembang ,
Bahkan cenderung mengdakan pembaruan yakni dengan mengembalikannya kelandasan al-Qur’an dan as-Sunnah .Al-Qusyairy (meninggal pada tahun 465H) dan al-Hawari dipandang sebagai tokoh sufi paling menonjol pada abad ini, yang membawa tasawuf kearah aliran sunni , dan metode keduanya dalam hal pembaharuan tersebut akan diikuti al-Ghazali  . dengan demikan , pada masa abad kelima Hijriyah ini, tasawuf sunni berada dalam posisi yang menetukan , yang memungkinkannya tersebar luas di kalangan dunia Islam , dan membuat fondasinya begitu dalam terpancang untuk jangka lama pada berbagai masyarakat Islam .
            Menurut Ibn Khlikan , al-Qusyairi adalah seorang tokoh yang mampu “mengkompromikan syari’at dengan hakikat” .
            Dalam tasawuf ,pilihan al-Ghazali jatuh pada tasawuf sunni yang berdasarkan doktrin Ahlus Sunnah Wal Jama’ah . dari faham tasawufnya menjauhkan semua kecendrungan gnostis yangmempengaruhi para filosof islam, sekte Isma’iliyah dan aliran Syi’ah , Ikhwanus shafa dan lainnya. Juga dia menjauhkan tasawufnya dari teori-teori ketuhanan menurut Aristoteles, antara lain dari teori emanasi dan penyatuan . sehingga dapat dikatakan bahwa tasawuf al-Ghazali benar-benar bercorak Islam .
            Sedangkan dalam lingkungan aliran tasawuf filosof is, seperti zunnun al-Misri (180-246 H) . Ia adalah seorang sufi yang juga ahli kimia, mengetahui tulisan Mesir kuno dan akrab dengan pengetahuan hermetis (kedap uadar) . Dalam tasawufia dikenal sebagai bapak Teori Ma’rifat , yakni kemampuanhati sanubari  untuk melihat Tuhan . kemampuan itu sediri berasal dari Tuhan pula .
            Tokoh isin yang berani dari kelompok tasawuf filsafat adalah ungkapan Yazid al-Bustami (wafat260 H) yang secara terus terang mengungkapkan as-sakr (mabuk ketuhanan) , fana dan baqa’ (peleburan diri untuk mencapai keabadian dalam diri Ilahi) , dan ittihad (bersatu dengan Tuhan ).
            Puncak taswuf filsafat abad ketiga dan keempat Hijriyah ini terletak pada Hussain bin Mansur al-Hallaj (244-309 H) . Ia tokoh yang paling controversial didalam sejarah tasawuf dan akhirnya menemui ajalnya ditiang gantungan . Teori yang dikembangkan oleh al-Hallaj ialah al-Huluul , al-Haqiqat al-Muhammadiyah (Nur Muhammad) .
            Pada awal abad keenam Hijriyah tasawuf Filsafat muncul kembali setelah menghilang ditengah-ditengah masyarakat , seperti suhrawardi Maqtul (wafat 587H) mencetuskan teori Hikmah al-Isyraq (filsafat iluminasi) . Pokok dari teori tersebut ialah bahwa Allah SWT itu ialah Allah SWT adalah cahaya mutlak yang merupakan sumber segala cahaya .
            Pada abad keenam dan ketujuh Hijriyah tasawuf filsafat mengalami perkembangan yang sangat terkenal dengan munculnya Ibnu Arabi dengan teori tasawuf filsafatnya Wahdatul wujud, yakni teori yang memandang bahwa wujud mutlak dan ahkiki itu adalah Allah SWT, sedangkan wujud kaainat (alam) ini hanyalh wujud majaazi( kiasan) yang bergantung pada wujud Tuhan . Teori ini diuraikan dalam bukunya Fusuus al-Hakim dan al-Futuuhaat al-Makiyyah .
            Sufi-sufi lainnya yang mempunyai kemiripan seperti Ibnu Sab’in (614-669H) dengan karyanya Budd al-‘Aarif. Dia dipandang lebih tegas tinimbang Ibnu Arabi dalam menegasikan pluralitas maupun menekankan kesatuan. Karena itu alirannya dikenal sebagai paham kesatuan  mutlak .
            Disisi lain , bermunculan pemuka-pemuka tarekat (ada yang menyebut tasawuf amali) yang besar antara lain: Abdul Qadir al-Jailani (470-561H) di Bagdad, pendiri tarekat Kadiriyah; Ahamad bin Ali Abdul Abbas ar-Rifa’I (wafat 578H) di Irak, pendiri tarekat Rifa’iah; Abu an-Najib as-Suhrawardi (490-563 H) dan Syihabuddin Abu Hafs Umar bin Abdullah as-Suhrawardi ; Abu Hasan Ali asy-Syadzili (wafat 686H) di Tunisia , pendiri tarekat Syadziliyah; dan Syeih Ahmad al-Badawi (596-675H) di Mesir , pendiri tarekat Ahmadiah .
            Sesudah abad ketujuh Hijryah tidak ada lagi tokoh-tokoh besar yang membawa ide tersendiri dalam pengetahuan tasawuf . kebanyakan dari mereka hanya mengembangkan ide para pendahulunya. Misalnya, Abdul Karim bin Ibrahim al-Jilli (wafat 832H) dengan bukunya al-Insaan al-Kamil (manusia yang sempurna) . Ia hanya melacak kembali teori Wahdatul wujud . Pada masa ini datang pula Abdul Wahab asy-Sya’rani(898-973H), seorang sufi yang berpengetahuan luas tetapi tidak kritis dan buku-bukunya penuh takhyul serta ungkapan-ungkapan yang menonjolkan diri sendiri . Kemudian , datang pula Syeh Muhammad Isa Sindhi al-Burhanpuri al-Hindi (wafat 1030 H) dengan bukunya yang berjudul at-Tuhfat al-Mursalah (kiriman cinderamata ) yang mengembangkan teori Wahdatul wujud menjadi ajaran “martabat tujuh”.
Kehidupan para Ahl as-Suffah ?
            Selain Nabi Muhammad saw dan para sahabat beliau , sebagai rujukan para sufi dikenal pula para Ahl as-suffah. Mereka teguh dalam memegang akidah , dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Diantaranya ialah; Abu Hurairah, Abu zar al-Giffari, Slman al-Farisi, Mu’az bin Jabal , Imran bin Husin , Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdul bin Mas’ud , Abdullah bin Abbas, dan Huzaifah bin Yaman .
            Setelah periode sahabat berlalu, muncul pula periode tabin . tokoh tabiin kelas pertama yang muncul di Madinah ialah Sa’id bin Musayyab (15-94H) . Pada dirinya terkumpul kealiman dalam bidang hadis dan fikih di samping juga dalam bidang ibadah kezuhudan, dan akhlak mulia .
            Dikota Basrah msyhur pula nama Hasan al-Basri (Madinah, 642-Basra,728H). Dia masyhur dengan kezuhudannya yang berlandaskan Khauf (takut kepada kemurkaan Allah) dan Rajaa’(mengharapkan rahmat Allah SWT) .
            Tokoh tabiin di kufah antara lain: Sufyan as-Sauri (97 -161H) Ia mendapat gelar amiir al-mukminin fi al-hadis dan termasuk mujtahid mutlak dan dalam bidang kerohanian ia termasyhur zuhud, wara’, banyak beribadah, dan sanggup menentang penguasa yang di pandangnya zalim .
            Pada akhir abad kedua Hijriyah peralihan dari zuhud ke tasawuf sudah mulai tampak . Pada masa ini juga muncul analisis-analisis tentang kesufian . Menurut at-Taftazani , mereka lebih layak dinamai zahid dari pada sufi . Di antara tokoh kerohanian pada akhir abad kedua hjriyah yang agak condong pada kajian tasawuf ialah Ibrahim bin Adham(wafat 161H) di khurasan. Ia adalah seorang putra raja di Baikh (Afganistan), tetapi tidak terpesona kemewahan dan kekuasaan duniawi . Ia berkata:”Siapa yang Cuma mengejar kemasyhuran , berarti ia tidak sungguh-sungguh menuju Allah”.
            Tokoh lain pada masa ini ialah Imam Fudail bin Iyad (wafat 187H) . Ia bersal dari Khurasan dan meninggal di Makkah . Pada mulanya ia seorang perampok , kemudian berubah menjadi seorang zahid yang taat. Dalam kajian-kajiannya, ia menekankan pembinaan batin dari pada amal lahir .
            Karena kezuhudan lebih tampak lagi pada Rabi’ah al-Adawiyah (95-185H), seorang anak keluarga miskin yang hidup sebagaihamba sahaya, kemudian menjalani hidup dalam kezuhudan . Hari-harinya di habiskan di atas tikat sejadah . Baginya yang mendorong demikian ialah rasa cinta (mahabah)-nya kepada Tuhan, sehingga tidak tersisa lagi waktu dan ruang hatinya selain untuk AllahSWT.

Sumber Islam Dalam Tasawuf ?
            Dari al-Qur’an dan as-Sunnah, risalah para sufi , pertama-tama mendasarkan pendapat-pendapat mereka tentang moral dan tingkah laku . Juga latihan-latihan rohaniah mereka, yang mereka susun demi terealisasinya tujuan-tujuan kehidupan mistis.
            Memang ada pendapat lain, seperti Raynold Alleyne Nicholson, sejarahwan dan ahli mistisme dalam Islam (sufisme; menurut ungkapan bahasa-bahasa Eropa) tidaklah murni berasal dari ajaran Islam, tetapi banyak mengambil dari para dufi agama lain? Bagi Harun Nasution , teori-teori yang mengatakan bahwa ajaran taswuf dipengaruhi oleh unsur saing sulit dibuktikan kebenarannya. Karena dalam ajaran Islam sendiri terdapat ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis yang menggambarkan dekatnya manusia dengan Tuhan . Di antaranya surat al-Baqarah ayat 186 yang artinya; Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku , maka (jawablah ), bahwasanya Aku adalah dekat . Aku mengbulkan permohonan orang yang mendo’a kepada-Ku .
            Tinjauan analisis terhadap tasawuf menunjukan bagaimana para sufi denganberbagai aliran yang dianutnya, memiliki sesuatu konsepsi tentang jalan (thriqah)menuju Allah. Dan jalan ini dimulai dengan latihan-latihan rohaniah, lalu secara bertahap menempuh pun berbagai fase, yang dikenal dengan tingkatan (maqam) dan keadaan(hal) yang berakhir dengan tingkatan (ma’rifat) Allah.  
            Semua tingkatan dan kaadaan para sufi , yang pada dasarnya merupakan objek tasawuf, berlandaskan al-Qur’an . seperti penggemblengan (mujahadah ) jiwa berdasar al-Qur’an surat al-Ankabut auat 69 yang artinya: dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan)Kami , benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yan berbuat baik .
            Selain berdasarkan al-Qur’an maupun sunnah Nabi , sangat banyak teladan kehidupan Nabi saw dan para sahabatnya, yang merupakan cikal bakal tasawuf Islam .
            Misalnya kehidupan Nabi sebelum menjadi Rasul , beliau  berhari-hari berkhalawat di Gua Hira, terutama di bulan Ramdhan, banyak berdzikir dan tafakur dalam rangka mendekatkan diri kepada AllahSWT .kedekatan Nabi ketika melakukan mi’raj , pribadi beliau yang sederhana , zuhud dan tidak pernah terpesonaoleh kemewhan dunia’ ibadah beliau pernah salat malam dengan beberapa rakaat sehingga lutunya bergetar dan terdengar suara tangisnya, bahkan kakinya bengkak; banyak berdzikir sehari semalam tidak kurang dari 70 atau 100 kali ; beliau pernah lupa ketika khusuk bermunajat kepada Tuhan pada waktu ditanya istrinya, siapa engkau? Aisah menjawab :”Nabi bertanya kembali :”siapakah Aisah ?”dan seterusnya , akhirnya Aisah meninggalkannya; dalam diri Nabi saw terkumpul sifat –sifat terpuji yaitu rendah hati, lemah lembut, jujur, tidak suka mencari-cari cacat orang lain, sabar , tidak angkuh , santun dan tidak mabuk pujian.
            Adapun kehidupan keempat sahabat Nabi Muhammad saw yang dijadikan panutan oleh para sufi sebagai berikut:
1.      Abu Bakar as-Shiddiq . pada mulanya ia adalah seorang saudagar Kuraysi yang kaya. Setelah masuk Islam, ia menjadi seorang yang sangat sederhan . Ketika menghadapi perang Tabuk , Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat, siapakah yang bersedia memberikan seluruh harta bendanya di jalan Allah SWT. Abu Bakarlah yang pertama menjawab :”Saya ya Rasulullah .”Akhirnya beliau memberikan seluruh harta kekayaannya unutk jalan Allah melihat hal demikian, Nabi bertanya  kepadanya:”Apalagi yang tinggal untukmu wahai Abu Bakar ?”Ia menjawab :”cukup bagiku Allah dan Rasulnya.”
2.      Umar bin Khatab yang terkenal dengan jiwa dan kebersihan kalbunya, sehingga Rasulullah saw berkata :”Allah telah menjadikan kebenaran pada lidah dan hati Umar.”Ia terkenal dengan kezuhudan dan kesederhanaannya. Umar bin Khatab pernah berkata:”Apabila engkau lihat seseorang yang berilmu mencintai dunia, maka curigailah dia mengenai agamanya! Karena tiap orang yang mencintai sesuatu akan menyibukkan diri dengan apa yang dicintainya itu,”Diriwayatkan pada suatu ketika setelah ia menjabat sebagai khalifah, ia berpidato dengan memakai baju bertambal dua belas sobekan . Bahkan beliau menghabiskan malam untuk beribadah dan siang untuk umat .
3.      Usman bin Affan, seseorang yang zuhud padahal ia kaya raya, tawadhu’, banyak berdikir , banyak membaca ayat-ayat al-Qur’an dan memiliki akhlak yang terpuji . Diriwayatkan pula, beliau telah membeli telaga milik orang yahudi untuk kaum muslimin . Dalam keadaan membaca al-Qur’an surat al-Baqarah ayat137, beliau meninggal akibat tebasan pedang para pemberontak .
4.      Ali bin Abi Thalib yang tidak kurang pula keteladanannya dalam dunia tasawuf . Kezuhudan dan kerendahan hati beliau terlihat pada kehidupan yang sederhana . Ia tidak malu memakai pakaian bertambal, bahkan ia sendiri yang menambal pakaiannya yang robek .
Nilai-nilai Taswuf Dalam Kehidupan Modern ?
            Masyarakat modern dewasa ini sangat menggandrungi ajaran-ajaran tasawuf atau spirituallitas, baik yang kaya maupun yang miskin, terutama orang-orang yang ada diperkotaan . Apakah mereka itu murni ingin meningkatkan kerohaniannya kepada Allah SWT ataukah tempat dari abad-keabad , para sufi benar-benar ingin beribadah dan berhubungan dengan Tuhan dengan sedekat-dekatnya, yang pada akhirnya ma’rifat kepada-Nya .
            Tasawuf  digali dari sumbernya al-Qur’an dan sunnah, dan dari pengalaman keagamaan atau istik dari melaksanakan peribadatan kepada Tuhan , telah dikembangkan lebih terperinci oleh para pendukungnya . Dalam menggambarkan ucapan-ucapan para sufi sebagai nerikut:
1.      Taubat ?al-Junaid mengatakan :”Taubat mempunyai tiga makna . pertama menyesali kesalahan; kedua berketetapan hati untuk tidak kembali kepada apa yang terlarang ; dan ketiga membereskan kelluhan orang terhadap dirinya. “
2.      Ikhlas? :menghentikan amal-amal baik karena manusia adalah munafik , dan melaksanakannya karena manusia adalah musrik. Ikhlas berarti Allah menyembuhkanmu dari penyakit ini.”
3.      Zuhud ? Abu Hafs mengtakan :”Tidak ada zuhud kecuali dalam hal-hal yang halal .”
4.      Sabar ?al-Juraiyri menjelaskan :”Sabar tidaklah membedakan keadaan bahagia atau menderita , disertai dengan ketentraman dalam keduanya .”
5.      Syukur? Ruwaym mengatakan:”Bersyukur adalah engkau menghabiskan seluruh kemampuannya.”
6.      Dzikir? Al-Hasan al-Bisri mengajarkan :”Carilah kemanisan dalam tiga hal:shalat , dzikir kepada Allah , dan membaca al-Qur’an. Jika engkau tidak menemukan ke anisan di dalam ketiga hal itu, maka ketahuilah bahwa pintu telah tertutup(bagimu).”
7.      Do’a ? seorang bertanya kepada Ja’far ash-Shiddiq,”Apa sebenarnya kita berdo’a tetapi tidak pernah dikabulkan ?”Beliau menjawab,”Itu karena engkau berdo’a kepada Tuhan yang engkau tak punya pengtahuan tentang-Nya.”
8.      Cinta (mahabbah) Abu Abdullah al-Qasyairi:”Hakekatnya cinta berarti bahwa engkau memberikan engkau memberikan segenap dirimu kepada Dia yang kau cintai hingga tak sesuatupun tinggal dari dirimu untuk dirimu sendir.”
9.      Kerelaan(ridha)? Dzun Nun al-Misri menjelaskan ,”Ada tiga tanda kerelaan, tidak punya piihan sebrlum diputuskannya ketetapan(Allah), tidak merasakan kepahitan setelah diputusnya ketetapan (Allah), dan merasakan gairah cinta ditengah-tengahcobaan.”
10.  Takut kepada Tuhan (taqwa) ? Abul Hasan al-Farisi menyatakan , “ Taqwa mempunyai aspek luar dan aspek dalam . Aspek luarnya adalah pelaksanaan syari’at dan aspek dalamnya adalah niat dan mujahadah.”
11.  Tawkal ?Sahl bin Abdullah mengatakan,” Ada tiga tanda orang yang bertawaqal kepada Allah: dia tidak meminta-minta , tidak menolak sesuatu(pemberian), dan tidak pula menahan sesuatu (yang akan diberikan).”
Ihtitam
            Al-Hamdulillah, bila kita cermati perkembangan taswuf Islam dari abad ke-3 Hijriyah adalah abad mula tersusunnya ilmu tasawuf dalam arti yang luas , dan abad selanjutnya terdapat dua jenis aliran, yaitu tasawuf sunni dan filosofis. Abu Hamid al-Ghazali yang disebut-sebut sebagai wakil sufi sunni dan syeh Akbar Ibn ‘Arabi tokoh sufi filosofis.
            Tidak dapat dipungkiri bahwa kemunculan tasawuf dalam Islam dalam abad awal pertumbuhannya tetap bercorak Islam. Sedangkan perkembangan berikutnya tertentu terpengaruh teori-teori filsafat, seperti al-huluul, al-Haqiqat al-Muhammadiyah (Nur Muhammad), hikmat al-Isyra’ (Iluminasi), wahdatul wujud, Martabat tujuh dll. Sungguhpun demikian ,cikal bakaltasawuf Islam sudah tumbuh benih-benihnya dalam kehidupan Rasulullah dan para sahabatnya . Diantara beliau-beliau ada yang kaya dan ada yang iskin,  kekayaan atau kemiskinan bagi mereka sama saja, yang terpenting siapa yang paling taqwa  di sisi Tuhan ?
            Dari merekalah, para tokoh sufi senantiasa melanggengkan dzikrullah dalam segala tingkah laku, melalui lisan, kalbu, amal dan prilaku kesehariannya. Tiada waktu kecuali memelihara dan menjaga hablum minallah dan hablum minannas. Guna menghamba dan mengihklaskan hidup ini semata-mata karunia Tuhan .
            Dan pada akhirnya , banyak orang yang masuk Islam karena pengaruh mereka dan banyak orang yang durhaka serta lalim bertaubat . Mengapa? Tidak , moral satu-satunya jawabannya. Wallah A’lam
Abi Naufal
JAKARTA 2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman