Muqaddimah
Segala puji Allah, Tuhan seru
sekalian alam. Dialah yang menciptakan dunia beserta isinya , termasuk manusia.
Dengan hati yang bersih dari akhlak yang tercela, manusia jauh lebih mulia dari
pada binatang ; dengan ruh ketuhanan yang ditiupkannya, manusia ta’at dan patuh
kepadaTuhannya dari pada mahkluk lainnya, dengan akal fikirnya , manusia lebih
maju dan berpengetahuan dari pada ciptaan Tuhan lainnya. Tetapi manusia lebih
rendah dan hina di hadapan sang Khaliq , jika jiqanya kotor dan takabbur serta
condong kepada perusak alam .
Shalawatsertasalam semoga senantiasa
tercurah kepada Nabi Muhammad saw, para kerabat, sahabat beliau juga kepada
para pengikut dan pejuang membela kebenaran yang pernah diteladankan olehnya
demi mendapatkan ridhallah dunia-akhirat.
Sebelumnya , penulis mohon ma’af
jika nanti dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan, khusus dari pendapat
diri sendiri. Bicara tentang Nur Muhammad, Waliyullah, Sufi dan Insan Kamil
menurut pemikiran dalam Islam tidak terlepas dari perbedaan penadapat yang mana
yang paling benar dan dapat difahami oleh akal manusia sesuai dengan tingkat
derajatnya?
Terutama , pendapat tentang kejadian
manusia pertama atau nur Muhammad? Menurut sejarah , Muhammad saw. Dilahirkan
oleh ibunya yang tercinta , Siti Aminah binti Wahab pada tanggal 20 april 571 M
atau 12 Rabulawal Tahun Gajah di kota Makkah dan ayahnya bernama Abdullah bun
Abdyl Muthalib. Beliau manusia bisa seperti kita, tapi luar biasa karena ia
diberi wahyu Illahi.
1. Nur
Muhammad
Dalam surat al-Furqan, ayat ke 7
mislnya , Muhammad adalah manusia biasa , seperti kita( juga makan, minum,
tidur, dll) dan beliau diberi wahyu oleh Tuhan sebagaimana dalam surat al-Kahfi
ayat terakhir.
Di duratar-Ra’d ,ayat ke 38 , Nabi
hidup berkeluarga , tidak rahbaniyah ( tidak membujang) .
Syeh Abdul Qadir Jailani menjelaskan
tentang ruhul Muhammad saw. Dalam kitabnya “Sirrul Asrar fi ma Yahtaju ilihil
Abrar”, bahwa ruhul Muhammadiyah (ruh Muhammad) itu adalah at sumber segala
yang wujud . Ialah yang awal dan ialah hakikat alam semesta . Allah SWT .
terbitkan segala ruh dari ruhnya .’Muhammad’ itu adalah nama bagi insane dalam
alam arwah ( alam ruh-ruh) . Ialah sumber dan asal segala perkara .
Tegasnya, kalau tidak karena akan
diciptakan Muhammad itu , tentulah ala mini tidak akan diciptakan . Hal ini
tepat seperti apa yang dilihat oleh bapak sekalian manusia, yaitu Adam as.
Setelah tuntas penciptanya , bahwa yang dilihatnya dipintu surga ialah nama
Muhammad saw. Di samping nama Allah , maka tahulah ia bahwa orang yang
mempunyai nama itu adalah semulia-mulia manusia yangakan dicipta Tuhan diantara
semua penciptaan-Nya yang akan menyusul .
Selepas
terzahirnya Nur Muhammad , maka Allah jadikan atau tau Zahirkan ‘Arasy dari Nur
Muhammad itu dan Allah zahirkan pula makhluk-makhluk yang lain dari ‘Arasy itu.
Semua itu berlaku menurut kehendak dan masyiahNya .
Kemudian Allah turunkan segala ruh
atau mahkluk-mahkluk tadi ke peringkat mahkluk yang paling rendah yaitu alam
ajsam atau alam fisikal atau alam kebendaan yang kongkrit dan nyata ini .
Firman Allah yang artinya :”Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang
serendah-rendahnya”. (at-Tin:5) .
Allah turunkam Nur itu dari tempat
asal kejadiannya , yaitu di Alam Lahut
(alam ketuhanan) kealam Asma’ ullah (nama-nama Allah), yaitu alam
penzahiran sifat-sifat Allah atau alam akal Ruh semesta . Di sana ruh-ruh itu
turun kea lam Malakut .Di situ ruh-ruh itu dipakaian dengan pakaian
kemalaikatan yang gemerlapan . Kemudian diturunkan mereka kea lam kebendaan
atau alam ajsam yang terjadi dari unsur api, air,angin,(udara) dan tanah . Maka
ruh itu dibentuk dengan diberi badan yang terjadi dari darah, daging, tulang,
urat dan sebagainya .
Kemudian Allah perintahkan ruh-ruh
itu menduduki badan-badan yang dikhususkan untuk mereka masing-masing sehingga
lengkaplah suatu penciptaan yang amat sempurna . Kemudian disuruhlah pula
malaikat dan jinNya untuk memberikan penghormatan kepada penciptaanNya yang
maha agung itu , sesuai dengan firman Allah SWT. yang artinya:”maka apabila telah Aku
sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan kepadanya ruhKu, maka hendaklah kamu
tersungkur dengan bersujud kepadanya”. (Shaad: 72).
Setelah ruh itu diperbadankan, maka
lupalah ia asalnya dan perjanjiannya dengan Allah , tatkala di Alam Ruh .
Lupalah ruh itu yang ia datang dari Alam Ruh . Lupalah ia ketika pernah dahulu
ditanya sesuai dengan firman-Nya yang artinya:” Bukankah Aku ini Tuhanmu?
Mereka menjawab:Sebenarnya dan kami menyaksikan “. (al-A’raf:172) .
Dalam pengantar sejarah sufi &
Tasawuf , karangan Prof. Dr.H.Abu Bakar Aceh, tertulis bahwa hubungan kejadian
dunia dan manusia, orang-orang Sufi membuat teori yang tersendiri tentang Nur Muhammad , yang dinamakan Ruh terbesar
,yang katanya ialah mula-mula dijadikan Allah, sebelum menjadikan segala
sesuatu yang lain .
Dr.Yusuf al-Qardhawi menjawab dalam
bukunya Fatawa Qardhawi tentang siapakah makhluk yang pertama , benarkah bahwa
nabi Muhammad saw. Makhluk Allah yang pertama ? Telah tersiar diantara orang
awam dari kisah-kisah mauled yang sering dibaca bahwa Allah menggenggam
cahaya-Nya, lalu berfiman ,”Jadilah engkau Muhamad “. Maka adalah makhluk yang
pertama kali diciptakan Allah, dari situ diciptakan langit , bumi dan
seterusnya . Dari situ tersiar kalimat: Shalawat dan salam bagimu, wahai
makhluk Allah yang pertama”. hingga kalimat itu dikaitkan dengan adzan yang syari’atkan
, seakan-akan bagiannya .
Perkataan itu tidak sah riwayatnya
dan tidak dibenarkan oleh akal, tidak akan mengangkat agama, dan tidak pula
bermanfaat bagi perkembangan dari peradaban dunia .
Keawalan Nabi Muhammad saw. Sebagai
makhluk Allah tidak terbukti , seandainya terbukti tidaklah berpengaruh pada
keutamaan dan kedudukannya di sisi Allah
. Tatkala Allah memujinya dalam kitab-Nya, maka Allah memujinya dengan alasan
keutamaanyang sebenarnya . Allah berfirman yang artinya :”Dan sesungguhnya kamu
benar-benar orang yang berbudi pekerti agung”(al-Qalam:4) .
Nabi yang agung ini adalah manusia
seperti manusia lainnya dan tidak diciptakan dari cahaya atau emas, tetapi
diciptakan dari air yang memancarkan dan keluar dari tulang sulbi laki-lakidan
tulang rusuk perempuan sebagai bahan penciptaan Muhammad saw. Adapun dari segi
risalah dan hidayat-Nya, maka beliau adalah cahaya Allah dan pelita yang amat
tereng sebagaimana dalam firman-Nya yang artinya:” . . . Sesungguhnya telah
datang kepadamu cahaya dari Allah , dan kitab yang menerangkan (al-Maidah:15) .
“Cahaya” dalam ayat itu adalah Rasulullah saw. Sebagaiman al-Qur’an yang
diturunkan kepada beliau adalah juga cahaya . yang artinya” Maka berimanlah
kamu kepada Allah dan Rasul-Nya serta cahaya (al-Qur’an) yang telah kami
turunkan”.(an-nisa’:174) .
Lanjut dari penjelasan Syaih Abdul
Qadil Jailani bahwa reality yang bathin atau ini digelar oleh orang-orang Sufi
sebagai Haqiqatul –Muhammadiyah . Realiti atau haqiqat ini digelar dengan
banyak nama . Ianya digelar Nur atau cahaya karena ia bebas dan bersihdari
segala kegelapan, ataupun ia digelar Nur karena dengan adanya cahaya tersebut
segala kegelapan hilang musnah . Allah berfiman yang artinya:”Sesungguhnya
telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kita yang
menerangkan”.(al-Maidah:15)
Hakikat itu juga digelar’Aqlul-Kull(
akal semesta) karena ia tahu dan melihat segala sesuatu . Ia juga sigelar Qalam
(pena) karena ia penyebar ilmu dan hikmah dan menzahirkan ilmu dalam bentuk
huruf dan perkataan . Ia juga digelar Roh karena ia hidup , bukan mati. Dari
roh itulah terbitnya segala yang hidup . Oleh karena ia hidup , maka ia digelar
Roh .
Kendatipun pendapat diatas berbeda
,orang-orang sufi mengatakan bahwa Muhammad (Nur Muhammad) adalah makhluk yang
pertama diciptakan oleh Tuhan , sedang yang lain penciptaan beliau dari proses
kejadian manusia seperti kita masih dalam katagori pemikiran dalam Islam,
karena ayat-ayat al-Qur’an secara tegas tidak menyebutkan dari apa nabi
Muhammad saw. Diciptakan , hanya saja beliau tergolong proses kejadiannya
seperti kejadian manusia secara umum .
Pada abad ke tiga dank e empat
hijriyah, puncak tasawuf terletak pada Husain bin Mansur (244-309H) .Ia tokoh
yang paling kontraversial didalam
sejarah tasawuf dan akhirnya menemui ajalnya di tiang gantungan . Teori yang
dikembangkan oleh al-Hallaj ialah al-Hulul dan al-Hakikat al-Muhammadiyah (Nur
Muhammad) .
2.
Waliyullah
Dalam pengertian yang popular Auliya
sebagai bentuk jama’ dari pada kata qali diartikan dengan pengertian khusus
yaitu orang-orang yang dianggap mempunyai kelebihan Agama . Pengertian ini
diambil dari ayat al-Qur’an , yang artinya:”Ingatlah , sesungguhnya wali-wali
Allah tidak ada kekuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati “.(Yusuf:62) .
Bisa jadi , perkataan wali yang
digunakan sama seperti dalam kata Wali Songo (Wali Sembilan) diambil dari
pengertian diatas . Merekalah kekasih-kekasih Allah SWT.
Dengan
iman dan ilmu pengetahuan mereka sukses mengamalkan nilai-nilai Agama dalam kehidupan
sebagai pengembangan Agama Islam khususnya di nusantara ini atau pulau Jawa
dengan pendekatan kultur dan budaya setempat .
Abdul Karim Hawazin al-Qusyairi
dalam risalahnya, mengatakan bahwa kata Wali(orang suci) mempunyai dua arti .
Yang pertam berasal dari pola fa’il (pelaku) dalam pengertian pasif .Artinya,
Allah SWT. mengambil alih urusan-urusan (yatawalla) siwali . Sebagaimana telah
difirmankan oleh-Nya, yang artinya: “Dan Dia mengambil alih urusan (yatawalla)
orang-orang shaleh”.(al-A’raf:196). Dia tidak menugaskannya mengurusi dirinya
sendiri hatta untuk sesaatpun .Allah-lah yang
mengurusi dirinya .
Arti yang dua berasal dari pola fa’il dalam pengertian
intensif aktif . Ini berlaku pada orang yang secara aktif melaksanakan ibadah
kepadaAllah dan mematuhinya sedemikian rupa hingga amal ibadahnya terus-menerus
bersusulan tanpa diselingi kemaksiatan .
Kedua arti ini mesti ada pada
seorang wali untuk bisa dianggap sebagai wali sejati. Pelaksanaan hak-hak Tuhan
atas dirinya mestinya dilaksanakan sepenuhnya , sementara perlindungan dan
pemeliharaan Tuhan, disaat senang maupun susah , juga mesti ada .
Al-Ghazali dengan tandas menyatakan
dalam kitabnya “Ihya Ulum Al-Din”, bahwa siapa yang membantah adanya manusia
tingkat “Wali”, maka ia juga membantah adanya manusia tingkat”Nabi”.Bahwa
sekalipun nabi-nabi dan wali-wali itu adalah manusia seperti kita juga , tetapi
qalbu mereka itu sangat luar biasa bersihnya dan sucinya sehingga dapat lekes
menerima itu dan mersa segala sesuatu yang bersifat suci .Qalbu mereka itu
bagaikancermin yang jernih dan bersih, bersih dari segala sifat-sifat tercela ,
sehingga dengan gampang menangkap atau menerima pancaran Nur Cahaya apa-apa
yang tertulis dalam Lauhin Mahfuzd.
Lanjutnya, Ghazali menerangkan ,
bahwa baik bagi Nabi-Nabi atau wali-wali, karena keistimewaannya terbuka dan
jelaslah baginya segala sesuatu , hati mereka itu penih dengan cahaya , tidak
dengan pelajaran dan tuntutan ilmu pengetahuan , tetapi karena zuhud di dunia ,
karena terbebas dari ikatan dunia itu, dengan demikian hatinya telah hampa dari
kesibukan dunia, telah bersedia menerima segala ilham Tuhan . Maka barang siapa
yang dirinya telah teruntuk bagi Tuhan, niscya Tuhan itu pun teruntuk baginya .
Kata Ashbahani dalam
kitabnya”Hiliyatul Aulia”, inilah wali-wali Tuhan yang mendapat keistimewaan ,
yang ilmunya melewati ilmu manusia, inilah orang-orang saleh yang setempat
dengan tempat syuhada’ dan Nabi-Nabi .
Sahl bin Abdullah mengatakan ,
“Perbuatan para wali selamanya sesuai dengan hujum syari’at “. Dikatakan ,”Ada
tiga tanda wali :dia sibuk dengan Allah, dia lari kepada Allah , dan dia
berkepedulian hanya dengan Allah”.
Yahya bin Mu’adz menggambarkan para
wali sebagai berikut “Mereka itu adalah hamba-hambayang berpakian keakrapan
dengan AllahSWT.setelah mengalami penderitaan , dan yang memperoleh istirahat
setelah berjuang ketika mencapai tahapan kewalian”.
3.Sufi
Dalam sejarah perkembangan Tasawuf,
sufi dan tasawuf beriringan . Beberapa sumber dari para orientalis maupun dari
kitab-kitab yang terkait dengan sejarah Tasawuf memunculkan berbagai definisi ,
apa itu tasawuf ? Menurut Nicholson, tasawuf adalah sebagai bentuk ekstrimitas
dari aktivitas keagamaan di masa Dinasti Umawy, sehingga para aktivitasnya
melakukan ‘uzlah dan semata hanya demi Allah saja hidupnya .
Tasawuf berarti memasuki setiap
akhlak yang mulia dan keluar dari setiap akhlak yang tercela .(kata Muhammad
al-Jurairi)
Al-Junaid al-Baqdadi:”Tasawuf
artinya Allah mematikan dirimu dari dirimu dan menghidupkan dirimu bersama dengan-Nya
.
Al-Husain bin Manshur al-Hallaj :
sufi kesendirianku dengan Dzat, tak seorangpun menerimanya dan juga tidak
menerima siapa pun.
Huwaim bin Ahmad bin
Al-Karkhy:Taswuf artinya, memihak pada hakikat-hakikat dan memutuskan harapan
dari semua yang ada pada mahkluk .
Ahmad an-Nuuri:Tanda orang sufi
adlah ia rela manakala tidak punya , dan peduli orang lain ketika ada .
Dzun Nuun al-Mishri: kaum sufi
adalah mereka yang mengutamakan Allah SWT. diatas segal-galany dan yang
diutamakan oleh Allah diatas segala makhluk yang ada.
Abu Yaqub al-Mazdzabili:Tasawuf
adalah keadaan dimana semua atribut kemanuisaan terhapus .
Dari seluruh pandangan para sufi
itulah akhirnya al-Qusyairi menyimpulkan bahwa sufi dan tasawuf memiliki
termonologi tersendiri, sama sekali tidak berawal dari etimologi , karena
standar gramatika Arab unutk akar kata tersebut gagal membuktikannaya .
Tasawuf pada prinsipnya bukanlah
tambahan terhadap al-Qur’an dan hadist, justru tasawuf adalah implementasi dari
sebuah karangka agung Islam .
Wal Hasil, dari seluruh definisi
tersebut , membuktikan adanya hubungan antara hamba dengan Allah SWT. , dan
hubungan antara hamba dengan sesamanya . Dengan kata lain , Tasawuf merupakan
wujud cinta seseorang hamba kepada Allah dan Rasul-Nya, pengakuan diri akan
haknya sebagaimana dan haknya terhadap sesama dalam amal kehidupan .
Ada segolongan manusia yang digelar
Ahli Sufi orang sufi . Ada rmpat tafsiran kenapa mereka digelar sufi:
1.
Mereka senantiasa memakai pakaian kasar yang
diperbuat dari pada bulu kambing
biri-biri . . . . . . . . .
2.
Orang yang memandang tentangcara
hiduporang-orang sufi itu yang bersahaya, cukup dengan ala kadar saja dan tidak
hirau benar dengan hal kedaulatan . . . . . . .
3.
Mereka bersih dan bebas dari apa saja
selainAllah
4.
Orang-orang yang dekat dengan Allah SWT. dan
berdiri di barisan pertama di hadapan Allah di hari pengadilan kelak .
Demikianlah
sekilas tentang tasawuf dan sufi menurut orang-orang yang ingin
mendapatkan rahmat-Nya .
4.Insan
Kamil
Hubungan iman dan amal shaleh adalah
hubungan sebab-akibat dan dapat timbale balik. Seseorang yang kuat imannya dan
dapat memahami keimanannya akan lebih prilakunya dalam kehidupan sehari-harnya
, yang lazim disebut amal shaleh . sebaliknya ,semakin bertambah amal shalehnya
semakin imannya berkualitas keimanannya . Semua perintah Tuhan dan larangan-Nya
tidak lain hanya untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia dalam menjalani hidup
ini dan agar menjadi hamba Tuhan yang bertaqwa , alias manusia yang sempurna
disisi Allah .
Bagaimana kiat menjadi hamba Tuhan
yang sempurna ? atau siapakah yang patut disebut manusia sempurna? Atau adakah
insane kamil dewasa ini? Untuk menjawab pertanyaan tersebut , ada baiknya kita
cermati pendapat-pendapat sebagai berikut:
Untuk mecapai derajat insane kamil,
Syaih Abdul Qadir Jailani dalam kitabnya”Sirrul Asrar fi ma yahtaju
ilaihilAbrar” mengatakan bahwa denga peningkatan dan pembersihan diri yaitu
orang yang telah memishkan dan menceraikan dirinya dari hal-hal keduniaan .
Tujuan pembersihan ini ialah dua cara:
Pertama,
untuk mencapai sifat-sifat Allah, yakni bersifat dengan sifat-sifat-Nya yang
mulia itu . kedua, unutk mencapai zat Allah yakni mengenal-Nya menerusi
makrifat dan hakikat .
Dalam kitab karangan Abdul Aziz
Musthafa , Mahabbatullah Wacana Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, tangga menuju
Cinta Allah tertera sepuluh wacana , diantaranya: Wacana pertama : Membaca
Al-Qur’an dengan merenungkan dan memahami kandungan maknanya sesuai dengan
maksudnya . . . ., kedua:Taqarrub kepada Allah SWT. melalui ibadah-ibadah
sunnah setelah melakukan ibadah-ibadahfrdhu . . . . , ketiga: Melanggar dzikir kepada Allah dlam
segala tingkah laku , melalui insane, kalbu, amal dan prilaku …, kesepuluh: Mahabbah kepada Allah harus
menjauhi segala sebab yang menghalangi antara kalbu dan Allah SWT .
Khalid Muhammad Khlid dalam
karangannya “Ahlullah, menampak jenjang menuju taman hati” ungkapnya : Tidakkah
sekali-kali “Ahlullah” menyembah Allah secara ala kadarnya tanpa pengertian dan
tidak pula melaksanakan amal saleh dengan “asal-amal” tanpa mendalami kandungan
maksud dan tujannya . Tidaklah sesekali-kali hal yang demikian ada pada
“Ahlullah”. Mereka adalah orang-orang yang mengunjungi tinggi dan menyucikan
ilmu pengtahuan, juga berusaha menuju kepadanya tanpa membeda-bedakan dengan
ibadah dan ketaatannya kepada Allah SWT.
Dalam kitab Raudah , Taman Jiwa kaum
sufi , Imam Al-Ghazali mengtakan : ketahuilah, bahwa seluruh kebahagiaan dan
kemuslahatan yang pada diri anda , hanya pada dua perkara :Pertama , kesehatan
dan kesucian kalbu dari segala hal selain Allah SWT. karena firman-Nya yang
artinya: kecuali orang-orang yang menghadap kepada Allah dengan hati yang
bersih . (asy-Syu’ra’:89) .Kedua, memenuhi kalbu dengan makrifat kepada Allah
SWT.yang menjadi tujuan setiap mahkluk jagad, dan meyakini kerasulan Nabi
Muhammad saw. Disamping kebaikan akhlak , yang merupakan gabungan kedua tujuan
tersebut.Tidak ada perilaku yang lebih dari kebaikan akhlak tersebut . Karena
Allah memuji akhlak Rasulullah saw. Dengan firman-Nya yang artinya:”Dan
sesungguhnya kamu(Muhammad) memiliki akhlak yang agung “.(al-Qalam:4)
Imam Assyaukani dalam kitabnya
“Qatrhul Wali Ala Haditsil Wali, Jalan Mencapai Kewalian” menjelaskan bahwa
jalan yang pertama , melaksanakan Fardhu-fardhu , orang yang fardhu terkadang
melakukannya karena takut siksa, sedang orang yang melaksankan sunnat, adalah
ia tidak melaksanakannya kecuali karena demi kepentingan berkhitmad, maka oleh
karenanya lalu balasan oleh Allah dengan
”Mahabbah” di mana mahabbah
tersebut merupakan puncak tujuan setiap
orang yang mendekat pada Allah dengan berkhitmat kepada-Nya. Kedua , dengan
melaksanakan sunnat-sunnat dst .
Syeh AbuYazid
Al-Bisthamimemprihalkan kebesaran hati yang seperti itu dengan katanya:” Jika
semua yang wujud didalam dan disekitar ‘Arsy(makhluk Allah yang paling luas)
diletakkan disuatu hati insan kamil, maka insan kamil itu tidak akan merasai
beratnya”.
Daftar Pustaka
1. Imam
Al-Ghazali, Raudhah Taman Jiwa kaum sufi
2. Abdul
Aziz Musthafa, Mahabbatullah Tangga Menuju Cinta Allah , Wacana Imam Ahlullah
Qayyim Al- Jauziyah
3. Khalid
Muhammad Khalid, Ahlullah Menepak Jenjang Menuju Tman Hati
4. Syed
Ahmad Semeit, Rahasia sufi (terjemahan Abdull Majid Hj. Khtib)
5. Abdul
KerimIbn Hawazin al-Qusyari, Risalah sufi
6. Dr.
Musthafa Zahri, kunci Memahami Ilmu Tasawuf .
7. Prof.
Dr. H Abu Bakar Aceh , pengantar Sejarah Sufi &Tasawuf .
8. Dr.
yusuf AlQardhawi , Fatawa Qradhawi, Permasalahan , pemecahan dan Hikmah .
9. Imam
Assyaukani, Jalan Mencapai Kewalian
10. Prof.Dr.
Abdul Aziz Dahlan, Teologi dan Aqidah dalam Islam .
11. Peof.
Dr. Harun Nasution , Falsafat &Mistisme Dalam Islam .
12. Prof .
Dr. Hamka, Tasawuf Moderen .
13. Dr.
Abdul Halim Mahmoud, Hal Ihwal Tasawuf(Terjemahan Al-Mungidz Minadhdalal).
ABI
NAUFAL
JAKARTA 2002