Amalan Yang Paling Baik ?
“Maukah aku
ingatkan kalian dengan suatu amalan yang
paling baik; amalan yang paling suci pada apa yang kalian miliki, paling
tinggi derajatnya; lebih baik dan utama bagi kamu sekalian daripada
menginfakkan emas; lebih baik bagi kamu sekalian daripada kalian
berhadap-hadapan dengan musuh, kalian pukul lehernya dan mereka pun memukul
leher kalian?” Para sahabat menjawab, “Tentu kami mau, ya Rasulullah.” Lalu
Nabi bersabda, "Mengingat Allah.”
(HR Tirmidzi).
“Maukah aku
kabarkan kepada kalian tentang suatu amalan yang lebih utama daripada derajat
shalat, puasa, dan sedekah? Yaitu, menciptakan
kedamaian (merukunkan) antara manusia sebab kerusakan hubungan di antara
manusia adalah pembinasa agama.” (HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu
Hibban).
Tingkatan Amal dalam Hadits ?
عَنْ أَبِي عَمْرِو الشَّيْبَانِي -وَاسْمُهُ سَعْدُ بْنُ إِيَاس- قَالَ : حَدَّثَنِي صَاحِبُ هَذِهِ الدَّارِ -وَأَشَارَ بِيَدِهِ إِلَى دَارِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ ( 1) t- قَالَ : سَأَلْتُ النَّبِيَّ : أَيُّ العَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ ؟ قَالَ : ((الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا)). قُلْتُ : ثُمَّ أَيٌّ ؟ قَالَ : ((بِرُّ الوَالِدَيْنِ)). قُلْتُ : ثُمَّ أَيٌّ ؟ قال : ((الجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ)). قَالَ : حَدَّثَنِي بِهِنَّ رَسُولُ اللهِ , وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِي. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Abu Amr Asy-Syaibani –yang bernama Sa’d bin Iyas-,
dia berkata : Telah bercerita kepada saya pemilik rumah ini –dia mengisyaratkan
dengan tangannya ke rumah Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu-, dia berkata :
Saya bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam: “Amal perbuatan apa yang paling dicintai Allah ?”.
Beliau menjawab : “Shalat
pada waktunya”.
Saya bertanya : “Kemudian apa ?”.
Beliau menjawab : “Berbakti kepada kedua orang tua”.
Saya bertanya : “Kemudian apa ?”.
Beliau menjawab : “Jihad di jalan Allah”.
Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata : “Rasulullah
menyampaikan ketiganya kepada saya, jika saya menambah pertanyaan tentangnya,
niscaya beliau menjawabnya”. Muttafaq Alaih.
Syaikhuna Mufti KSA Bagian Selatan Syaikh Ahmad bin
Yahya An-Najmi hafizhahullah berkata :
Tema Hadits :
Tingkat keutamaan diantara amal perbuatan.
Makna Umum :
Nabi Shallallahu alaihi wasallam mengabarkan bahwa
amal perbuatan yang paling utama adalah ketiga amalan ini yang berurutan
keutamaannya sesuai dengan urutannya.
Fikih Hadits :
1. Padanya terdapat dalil bahwa amal perbuatan yang
paling utama adalah shalat pada waktunya. Akan tetapi padanya terdapat hadits-hadits
pembanding, diantaranya adalah :
((أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلِ أَعْمَالِكُمْ, وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ, وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ : ذِكْرُ اللهِ)).
Artinya : “Maukah aku kabarkan kepada kalian
tentang amal perbuatan yang paling utama, yang paling suci dihadapan Rabb
kalian dan yang paling tinggi kedudukannya untuk kalian ?, dzikrullah”.
Dan diantaranya adalah hadits Abu Hurairah pada
riwayat Muslim :
سُئِلَ رَسُولُ اللهِ e : أَيُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ : ((إِيْمَانٌ بِاللهِ)). قَالَ : ثُمَّ مَاذَا ؟ قَالَ : ((الجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ)). قَالَ : ثُمَّ مَاذَا ؟ قَالَ : ((حَجٌّ مَبْرُوْرٌ)).
Artinya : Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam
pernah ditanya : “Amal perbuatan apa yang paling utama ?”.
Beliau menjawab : “Beriman kepada Allah”.
Penanya berkata : “Kemudian apa ?”.
Beliau menjawab : “Berjihad di jalan Allah”.
Penanya berkata : “Kemudian apa ?”.
Beliau menjawab : “Haji yang mabrur”.
Terdapat juga hadits-hadits lainnya.
Para Ulama’ menempuh berbagai jalan kompromi diantara
hadits-hadits ini. Yang terbaik adalah bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam membimbing setiap orang sesuai dengan keadaan dan kekuatannya.
Sebagai contoh, barangsiapa yang memiliki kekuatan
menghafal, maka amal perbuatan yang paling utama baginya adalah belajar dan
mengajarkan Al Qur’an, sebagaimana hadits :
((خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمَهُ)).
Artinya : “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar dan mengajarkan Al Qur’an”.
Dan barangsiapa yang memiliki kelebihan harta, maka
amal perbuatan yang paling utama baginya adalah sedekah, sebagaimana hadits
Abdullah bin Amr :
((أَيُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ ؟ قال : أَنْ تُطْعِمَ الطَّعَامَ وَتَقْرَأَ السَّلاَمَ عَلىَ مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ)).
Artinya : Islam apa yang paling baik ?, Nabi
Shallallahu alaihi wasallam menjawab :
“ Engkau
bersedekah makanan dan mengucapkan salam kepada yang kau kenal dan yang
tidak kau kenal”.
Demikianlah, dan ini adalah hikmah Nabi Shallallahu
alaihi wasallam.
2. Riwayat Ash-Shahihain berbunyi :
((الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا)). وَفِي رِوَايَةٍ : ((لِوَقْتِهَا)).
Artinya : “Shalat pada waktunya”. Pada satu
riwayat : “Di waktunya”.
Dengan riwayat ini, para shahabat Syu’bah bersepakat
kecuali Ali bin Hafsh yang meriwayatkan :
((الصَّلاَةُ فِي أَوَّلِ وَقْتِهَا)).
Artinya : “Shalat di awal waktunya”. HR Al
Hakim, Al Baihaqi dan Ad-Daraquthni. Dan Ad-Daraquthni berkata : “Saya kira
dia (Ali) tidak mampu menyebutkannya karena sudah berumur dan berubah
hafalannya”.
3. Sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam :
((وَبِرُّ الوَالِدَيْنِ)).
Artinya : “Dan berbakti kepada kedua orang tua”.
(البِرّ) adalah berbuat kebaikan
dan bersopan santun kepada keduanya dengan tidak menyakiti keduanya. Sebab hak
keduanya adalah hak paling harus ditunaikan setelah hak Allah Azza Wa Jalla
karena kasih sayang keduanya kepada anda di waktu kecil dan ketulusan keduanya
dalam memberikan yang terbaik bagi anda. Dan Allah-lah Pemberi taufiq.
4. Sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam :
((الجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ)).
Artinya : “Berjihad dijalan Allah”.
Yaitu mencurahkan segenap daya dan upaya dalam rangka
mengangkat martabat agama dan meninggikan kalimatullah serta memuliakan
kebenaran dan pelakunya.
Ia mencakup Jihad dengan pedang -dan yang semakna
dengannya seperti peralatan perang modern- yang dipimpin oleh kepala negara
muslim. Dan Jihad dengan lisan seperti nasehat, amar ma’ruf nahi munkar, dakwah
kepada Allah, belajar mengajar ilmu agama, berjihad dengan pena untuk
menjelaskan kebenaran, membelanya dan memperingatkan dari kebatilan dan
membantah pelakunya dalam rangka membela kebenaran dan memusnahkan kebatilan.
Semuanya adalah jihad di jalan Allah.
Sedangkan perintah berjihad dengan pedang ditujukan
kepada pemerintah. Dan kewajiban rakyat untuk menyambutnya dan berjihad bersama
pemerintah.
Iktitam
Allah ta’ala berfirman :
Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
( QS. Al-Hujuraat (49) : 13 )
Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
( QS. Al-Hujuraat (49) : 13 )
Allah ta’ala berfirman,
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami uji mereka, siapakah di antara mereka yang baik amalnya (perbuatannya).
( QS. Al-Kahfi (18) : 7 )
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami uji mereka, siapakah di antara mereka yang baik amalnya (perbuatannya).
( QS. Al-Kahfi (18) : 7 )
Dari
Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kamu sekalian adalah yang paling baik akhlaknya (budi pekertinya).”
( HR. Bukhari & Muslim )
“Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kamu sekalian adalah yang paling baik akhlaknya (budi pekertinya).”
( HR. Bukhari & Muslim )
Wallahu a’lam.
Sumber:1.Al-Qur’an Hadits 2.https://qurandansunnah.wordpress.com
Jakarta 10/2/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar