NIKMAT SEHAT DAN SAKIT
?
يَابَنِي ءَادَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS
al-A’râf [7]: 31)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَبْدَ اللَّهِ أَلَمْ أُخْبَرْ أَنَّكَ تَصُومُ النَّهَارَ وَتَقُومُ اللَّيْلَ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَلَا تَفْعَلْ صُمْ وَأَفْطِرْ وَقُمْ وَنَمْ فَإِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حَقًّا
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash dia berkata bahwa Rasulullah saw telah
bertanya (kepadaku): “Benarkah kamu selalu berpuasa di siang hari dan dan
selalu berjaga di malam hari?” Aku pun menjawab: “ya (benar) ya
Rasulullah.”Rasulullah saw pun lalu bersabda: “Jangan kau lakukan semua itu.
Berpuasalah dan berbukalah kamu, berjagalah dan tidurlah kamu, sesungguhnya
badanmu mempunyai hak atas dirimu, matamu mempunyai hak atas dirimu, dan
isterimu pun mempunyai hak atas dirimu.” (Hadis
Riwayat al-Bukhari dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash)
Muqaddimah
Sehat merupakan suatu keadaan yang ideal oleh setiap orang. Orang yang
sehat akan hidup dengan teratur, mengkonsumsi makanan bergizi, berolah raga,
bersosialisasi dan sebagainya. Setiap orang dianggap mampu untuk menjaga kesehatan
dirinya hingga batas-batas tertentu, namun persoalan akan menjadi lain ketika
seseorang jatuh sakit, dan sudah tentu keadaan ideal orang sehat akan berkurang
atau bahkan berhenti sama sekali. Dengan demikian, kesehatan merupakan
kebutuhan pokok dalam kehidupan, akan tetapi pengetahuan dan ketrampilan
seseorang dalam hal penanganan kesehatan terbatas.
Sakit dan penyakit merupakan suatu peristiwa yang selalu menyertai hidup manusia sejak jaman Nabi Adam a.s.. Kita memahami apapun yang menimpa manusia adalah takdir, sakit pun merupakan takdir. Lantas kalau sakit merupakan takdir, kalau kita sakit kenapa harus mencari sehat/kesembuhan? Lantas buat apa dan apa manfaat berobat? Dari sinilah landasan kita berpijak dalam memahami sehat, sakit, obat dan upaya pengobatan.
B. Sehat dan Sakit Pandangan al-Quran
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ (٨٣) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ (٨٤)
“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah”. (QS al-Anbiyâ’, 21: 83-84)
Ayat di atas mengisahkan bahwa Nabi Ayyub a.s. yang ditimpa penyakit, kehilangan harta dan anak-anaknya. Dari seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya yang tidak tertimpa penyakit, karena dua organ inilah yang dibiarkan Allah tetap baik dan digunakan oleh Nabi Ayyub a.s. untuk berdzikir dan memohon keridhaan Allah, dan Allah pun mengabulkan doanya, hingga akhirnya Nabi Ayyub a.s. sembuh dan dikembalikan harta dan keluarganya.
Konsep Sehat dan Sakit Menurut
Islam ?
الَّذِي
خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ (٧٨) وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ (٧٩) وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ (٨٠) وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ (٧۱) وَالَّذِي أَطْمَعُ أَن يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ (٨۲)
“(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakaku, maka Dialah yang memberi petunjuk kepadaku. Dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku. Dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkanku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”. (QS asy-Syu’arâ’ 26: 78-82)
“(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakaku, maka Dialah yang memberi petunjuk kepadaku. Dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku. Dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkanku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”. (QS asy-Syu’arâ’ 26: 78-82)
Sakit dan penyakit merupakan
suatu peristiwa yang selalu menyertai hidup manusia sejak jaman Nabi Adam. Kita
memahami apapun yang menimpa manusia adalah takdir, sakit pun merupakan takdir.
Lantas kalau sakit merupakan takdir, kalau kita sakit kenapa harus mencari
sehat /kesembuhan? Di hadapan Allah, orang sakit bukanlah orang yang hina.
Mereka justru memiliki kedudukan yang sangat mulia. “Tidak ada yang yang menimpa
seorang muslim kepenatan, sakit yang berkesinambungan (kronis), kebimbangan,
kesedihan, penderitaan, kesusahan, sampai pun duri yang ia tertusuk karenanya,
kecuali dengan itu Allah menghapus dosanya.:
(Hadist diriwayatkan oleh Al-Bukhari)
(Hadist diriwayatkan oleh Al-Bukhari)
Bahkan Allah menjanjikan
apabila orang yang sakit apabila ia bersabar dan berikhtirar dalam sakitnya,
selain Allah menghapus dosa-dosanya.
“Tidaklah seorang muslim
tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain kecuali Allah hapuskan
dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya)
sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.”(Diriwayatkan oleh Imam Muslim)
“Jika kamu menjenguk orang
sakit, mintalah kepadanya agar berdoa kepada Allah untukmu, karena doa orang
yang sakit seperti doa para malaikat.”
(HR. Asy-Suyuti)
(HR. Asy-Suyuti)
1. Konsep Sehat
Allah dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad s.a.w.) melalui ayat-ayat al-Quran dan sunnah Rasulullah s.a.w. memberi perhatian yang serius terhadap kesehatan manusia. Nabi Muhammad s.a.w. bahkan menganggap keselamatan dan kesehatan sebagai nikmat Allah yang terbesar yang harus diterima dengan rasa syukur.
Firman Allah dalam QS Ibrâhîm, 14: 7,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
Bentuk syukur terhadap nikmat Allah melalui kesehatan ini adalah senantiasa menjaga kesehatan sesuai dengan sunnatullah.
Rasulullah s.a.w. bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ.
“Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyakan manusia yaitu kesehatan dan waktu luang.” (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Ibnu Abbas)
2. Konsep Sakit
Di hadapan Allah, orang sakit bukanlah orang yang hina. Mereka justeru memiliki kedudukan yang sangat mulia.
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya”. (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah)
Bahkan Allah menjanjikan kepada orang
yang sakit apabila ia bersabar dan berikhtiar dalam sakitnya, Allah akan
menghapus dosa-dosanya.
وَمَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى إِلَّا حَاتَّتْ عَنْهُ خَطَايَاهُ كَمَا تَحَاتُّ وَرَقُ الشَّجَرِ
“Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit kecuali Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana gugurnya dedaunan sebuah pohon”. (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud)
وَمَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى إِلَّا حَاتَّتْ عَنْهُ خَطَايَاهُ كَمَا تَحَاتُّ وَرَقُ الشَّجَرِ
“Tidaklah seorang muslim tertimpa derita dari penyakit kecuali Allah hapuskan dengannya (dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana gugurnya dedaunan sebuah pohon”. (Hadis Riwayat al-Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud)
عَنْ مِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ
Dari Miqdam bin Ma’di Kariba, dia berkata bahwa dia pernah mendengar
Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada sesuatu yang dipenuhkan oleh putra putri
Adam lebih buruk daripada perut. Cukuplah bagi putra Adam beberapa suap yang
dapat menegakkan tubuhnya. Kalaupun harus dipenuhkan, maka sepertiga untuk
makanannya, seperti lagi untuk minumannya, dan sepertiga sisanya untuk
pernafasannya. (Hadis Riwayat at-Tirmidzi).
Para ulama
sering mengaitkan penyakit dengan siksa Allah. Dalam hal ini, al-Biqa’i dalam
tafsirnya mengenai surah al-Fatihah, mengemukakan sabda Nabi Saw.:
المَرَضُ سَوْطُ اللهِ فِى الأَرْضِ يُؤَدِّبُ اللهُ بِهِ عِبَادَهُ
"Penyakit adalah cambuk Tuhan di bumi ini, dengannya Dia (Allah)
mendidik hamba-hamba-Nya."
Berikut adalah beberapa Tips Hidup
Sehat Ala Rasulullah yang juga terbukti secara ilmiah. :
1. Rasulullah tidak makan sebelum lapar dan tidak
berlebihan dalam makan.
Gaya hidup yang dijalani oleh Nabi Allah yang terakhir ini sungguh bisa
dijadikan teladan bagi umat zaman sekarang. Salah satunya adalah Rasulullah
tidak makan sebelum lapar dan tidak berlebihan dalam makan. Hal itu terbukti
menyehatkan secara ilmiah.
2. Rasulullah Duduk ketika hendak minum
Ketika merasa haus Rasulullah biasa meminum air dengan duduk terlebih
dahulu. Cara ini juga terbukti menyehatkan secara ilmiah dimana ketika kita
meminum air dengan posisi masih berdiri akan ada katup yang belum siap menerima
tekanan air dan ketika duduk katup itu terbuka dan siap menerima air.
3. Rasulullah makan dengan tangan kanan
Makan dengan tangan kanan bukan hanya sekedar tradisi tetapi juga menurut
sebuah penelitian ini juga salah satu gaya hidup yang sehat. Ketika makan
menggunakan tangan kanan maka yang aktif adalah otak kiri dimana sifat otak
kiri ini selalu teratur, dan berpikir. Sedangkan ketika makan menggunakan
tangan kiri maka yang aktif adalah otak kanan yang memiliki sifat imajinasi dan
acak. Jadi makan dengan tangan kiri dianggap kurang cocok menurut sebuah
penelitian.
4. Rasulullah S.A.W. cepat tidur dan cepat bangun.
Jika sudah waktunya tidur, maka Rasulullah SAW akan cepat tidur. Tidur yang
tepat di malam hari kira-kira adalah seusai istirahat setelah shalat Isya,
kurang lebih pukul 21.30. Kemudian kira-kira pukul 03.00 sudah bangun di
pertiga malam untuk shalat malam. Dengan demikian waktu yang digunakan untuk
tidur adalah kurang dari delapan jam. Dalam konteks ini, penggunaan waktu 24
jam dalam satu hari satu malam, adalah sepertiga untuk bekerja, sepertiga untuk
beribadah kepada Allah, dan sepertiga lagi adalah untuk tidur yang cukup. Tentu
saja, perbandingan ini tidaklah kaku, melainkan dalam pengertian dalam
keseimbangan.
5. Rasulullah sering berpuasa
Menurut sebuah penelitian berpuasa adalah sebuah metode ampuh untuk menahan
diri. Ini merupakan sebuah cara sehat yang belum diketahui orang-orang zaman
sekarang. Untuk penjelasan lebih lanjut bisa baca buku ESQ karya Ari Ginanjar.
Disana ada pembahasan yang detail tentang manfaat puasa yang dikaitkan dengan
penelitian zaman sekarang.
Iktitam
Namun dalam
ajaran Islam juga ditekankan bahwa obat dan upaya hanyalah “sebab”, sedangkan
penyebab sesungguhnya di balik sebab atau upaya itu adalah Allah Swt., seperti
ucapan Nabi Ibrahim a.s. yang diabadikan al-Quran:
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
"Apabila aku sakit, Dia (Allah) lah yang menyembuhkanku." (QS al-Syu’arâ’ [26]: 80)
Yang akan
memperoleh keberuntungan di hari kemudian adalah mereka yang terbebas dari
penyakit-penyakit tersebut, seperti bunyi firman Allah:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ(88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ(89)
"(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." (QS. Al-Syu’arâ’ [26]: 88-89)
Islam
mendorong manusia, agar memiliki hati (qalb) yang sehat dari segala macam
penyakit adalah dengan jalan bertobat, dan mendekatkan diri kepada Tuhan
(Allah). Karena itulah Allah berfirman:
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram." (QS al-Ra’d [13]: 28).
Sumber:1.Al-Qur’an Hadits 2.http://slebak.blogspot.com3.https://denikomarullah.wordpress.com
4.http://lampuislam.blogspot.com
Jakarta 13/2/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar