QANA’AH SURGA DUNIA ?
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلا
”Harta dan anak-anak adalah perhiasan
kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalih adalah lebih
baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan” [QS. Al-Kahfi
: 46].
Allah berfirman, ”Dan terhadap
nikmat Tuhanmu, hendaklah kamu
menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).” (Qs. ad-dhuha : 11).
”Senanglah
dengan apa saja yang dibagikan Allah
untukmu, niscaya engkau menjadi orang yang paling kaya.” (Hr.Tirmidzi).
Muqaddimah
Al-Qur’an telah menjelaskan bahwasannya seluruh alam beserta isinya ini
adalah milik Allah ta’ala,
sebagaimana firman-Nya :
أَلا إِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ
أَلا إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لا يَعْلَمُونَ
”Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan
Allah apa yang ada di langit dan di bumi. Ingatlah, sesungguhnya janji Allah
itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui(nya).” [QS. Yunus :
55].
أَلا إِنَّ لِلَّهِ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ
فِي الأرْضِ وَمَا يَتَّبِعُ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ شُرَكَاءَ
إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلا يَخْرُصُونَ
“Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan
Allah semua yang ada di langit dan di bumi. Dan orang-orang yang menyeru
sekutu-sekutu selain Allah, tidaklah mengikuti (suatu keyakinan). Mereka tidak
mengikuti kecuali prasangka-prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-duga”
[QS. Yunus : 66].
Dan Allah ta’ala menciptakan
semuanya itu untuk kepentingan manusia, sebagaimana firman-Nya :
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا
”Dia-lah Allah, yang menjadikan
segala sesuatu yang ada di bumi untuk kamu….” [QS.
Al-Baqarah : 29].
Manusia Cinta
Harta ?
Allah ta’ala telah menciptakan
manusia dalam tabiat cinta terhadap harta. Akan tetapi, Allah ta’ala mencela pada orang yang
berlebihan mencintai harta hingga menyebabkan dirinya menjadi seorang yang
bakhil, sombong, dan lupa terhadap Allah. Allah ta’ala telah berfirman mengenai hal tersebut :
وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا
”Dan kamu mencintai harta benda
dengan kecintaan yang berlebihan” [QS. Al-Fajr : 20].
إِنَّ الإنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ * وَإِنَّهُ
عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ * وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
”Dan sesungguhnya manusia itu sangat
ingkar tidak berterima kasih kepada Tuhannya. Dan sesungguhnya manusia itu
menyaksikan (sendiri) keingkarannya. Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena
cintanya kepada harta” [QS. Al-‘Aadiyaat : 6-8].
كَلا إِنَّ الإنْسَانَ لَيَطْغَى * أَنْ رَآهُ
اسْتَغْنَى
”Ketahuilah ! Sesungguhnya manusia
benar-benar melampaui batas,karena melihat dirinya serba cukup” [QS. Al-‘Alaq
: 6-7].
وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ
لَبَغَوْا فِي الأرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ
بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ
”Dan jikalau Allah melapangkan rizki
kepada hamba-hamba-Nya, tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi.
Tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya
Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat” [QS.
Asy-Syuura : 27].
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ
أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ
فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
”Hai orang-orang yang beriman,
janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah.
Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi” [QS.
Al-Munaafiquun : 9].
Cinta yang berlebihan terhadap harta menyebabkan dia lupa mati sampai
dirinya dibungkus kain kafan dan dimasukkan ke liang lahad. Allah ta’ala telah berfirman :
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ * حَتَّى زُرْتُمُ
الْمَقَابِرَ * كَلا سَوْفَ تَعْلَمُونَ * ثُمَّ كَلا سَوْفَ تَعْلَمُونَ * كَلا
لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ * لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ * ثُمَّ
لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ * ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ
النَّعِيمِ
”Bermegah-megahan telah melalikan
kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui (akibat perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang
yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul-yaqiin. Kemudian
kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu
megah-megahkan di dunia itu)” [QS. At-Takaatsur : 1-8].
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ * الَّذِي جَمَعَ
مَالا وَعَدَّدَهُ * يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ
”Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat
lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dia mengira
bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya” [QS. Al-Humazah : 1-3].
Manusia Wajib
Berusaha ?
Dalil
Al-Quran dapat kita bagi pada perkara:
1. Halalnya
perdagangan dan jual beli Allah Swt berfirman: “…padahal Allah telah menghalalkan jual beli.” (QS. al-Baqarah
[2]:275)
2. Pentingnya niaga dan bisnis Allah Swt.
berfirman: “Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah
di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya
kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. al-Mulk [67]:15)
Allah Swt
memuji orang-orang yang berjalan di seluruh penjuru bumi untuk mencari rezeki
dan karunia-Nya. Hal ini menunjukkan legalitas mencari kekayaan sebagai syariat
sebab Allah tidak mensyariatkan kecuali perkara-perkara yang halal.
3. Anugerah
Allah Swt yang tiada terhingga Allah Swt berfirman: “Dan Dia-lah, Allah yang
menundukkan lautan (untukmu), agar kamu
dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari
lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar
padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu
bersyukur.” (QS. An-Nahl [16]:14)
Ayat ini
menjelaskan diperbolehkannya manusia untuk memanfaatkan hasil bumi, baik
pertanian, pertambangan, bahkan hewan dan tumbuhan untuk kebutuhan manusia.
Manusia bisa memanfaatkannya untuk kemakmuran hidup atau jalan memperoleh
kekayaan.
4. Perintah berinfak, zakat dan sedekah;
Allah Swt berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan
allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang
Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah,
bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al-Baqarah [2]:267)
Allah Swt
berfirman: “Orang-orang yang menafkahkan
hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan,
maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS. Al Baqarah [2]:274)
Ayat-ayat
tadi memperlihatkan keutamaan berinfak dan Allah Swt memuliakan orang-orang
yang melakukannya. Tentu kemampuan berinfak lebih leluasa dilakukan oleh hamba-Nya
yang kaya. Karena itu, mencari kekayaan untuk didistribusikan menjadi suatu
keharusan untuk mendapatkan pahala disisi Allah Swt.
5. kekayaan
merupakan karunia kebaikan; Allah Swt berfirman: “Apabila telah ditunaikan
shalat, maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung.” (QS. Al-Jumuáh [62]:10).
Allah Swt
berfirman: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil
perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ‘Arafat,
berdzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut)
Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum
itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.” (QS. Al-Baqarah [2]:198)
Allah Swt
berfirman: “Sesungguhnya Tuhanmu
melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya;
sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.”
(QS. Al-Israa [17]:30)
Ikhtitam
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ
أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ
فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang
merugi” [QS. Al-Munaafiquun : 9].
”Senanglah dengan apa saja yang dibagikan
Allah untukmu, niscaya engkau menjadi orang yang paling kaya.” (Hr.Tirmidzi).
Sumber:1.Al-Qur’an
Hadits 2. https://kampungmasjid.wordpress.com 3.http://abul-jauzaa.blogspot.com
Jakarta 20/2/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar