MAKNA Ulumul Qur’an Dan Cabangnya
Al-Qur’an adalah kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril sebagai
mu’jizat. Al-Qur’an adalah sumber ilmu bagi kaum muslimin yang merupakan
dasar-dasar hukum yang mencakup segala hal.
PELAJARIN AL-QUR'AN |
Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa
Arab. Oleh karena itu, ada anggapan bahwa setiap orang yang mengerti bahasa
Arab dapat mengerti isi Al-Qur’an. Lebih dari itu, ada orang yang merasa telah
dapat memahami dan menafsirkan Al-Qur’an dengan bantuan terjemahnya, sekalipun
tidak mengerti bahasa Arab. Padahal orang Arab sendiri banyak yang tidak
mengerti kandungan Al-Qur’an. Maka dari itu, untuk dapat mengetahui isi
kandungan Al-Qur’an diperlukanlah ilmu yang mempelajari bagaimana tata cara
menafsiri Al-Qur’an yaitu Ulumul Qur’an dan juga terdapat faedah-faedahnya.
Dengan adanya pembahasan ini, kita sebagai generasi islam supaya lebih mengenal
Al-Qur’an, karena tak kenal maka tak sayang.
Arti Kata ‘Ulum
Secara etimologi, kata Ulumul Qur’an
berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu “Ulum” dan
“Al-Qur’an”. Kata ulum adalah bentuk jamak dari kata “ilmu” yang berarti
ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan pada kata Al-Qur’an telah memberikan pengertian
bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan
Al-Qur’an, baik dari segi keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun dari segi
pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnya
Arti Kata Al-Qur’an
Menurut bahasa, kata “Al-Qur’an”
merupakan bentuk mashdar yang maknanya sama dengan kata “qira’ah” yaitu bacaan.
Bentuk mashdar ini berasal dari fi’il madli “qoro’a” yang artinya membaca.
Menurut istilah, “Al-Qur’an” adalah
firman Allah yang bersifat mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang
tertulis dalam mushaf-mushaf, yang dinukil dengan jalan mutawatir dan yang
membacanya merupakan ibadah. Untuk lebih memahami pengertian Al-Qur’an secara
jelas, berikut beberapa pendapat-pendapat tentang al-qur’an :
- Menurut Manna’ Al-Qathkan, Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan orang yang membaca akan memperoleh pahala.
- Menurut Al-Jurjani, Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah yang ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan secara mutawatir (berangsur-angsur).
- Menurut kalangan pakar ushul fiqih, fiqih, dan bahasa Arab, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, lafadz-lafadznya mengandung mu’jizat, membacanya bernilai ibadah, diturunkan secara mutawatir dan ditulis dari surat Al-Fatihah sampai akhir surat yaitu An-Nas.
Dari beberapa pengertian di atas,
dapat disimpulkan bahwa kata “Al-Qur’an” adalah firman Allah yang bersifat
mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat
Jibril yang tertulis dalam mushaf-mushaf yang dinukil kepada kita secara
mutawatir, membacanya bernilai ibadah, yang diawali dengan surat Al-Fatihah dan
diakhiri dengan surat An-Nas.
Arti Kata Ulumul Qur’an
Setelah membahas kata “ulum” dan
“Al-Qur’an” yang terdapat dalam kalimat “Ulumul Qur’an”, perlu kita ketahui
bahwa tersusunnya kalimat tersebut mengisyaratkan bahwa adanya bermacam-macam
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Al-Qur’an atau pembahasan-pembahasan
yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari aspek keberadaannya sebagai
Al-Qur’an maupun aspek pemahaman kandungannya sebagai pedoman dan petunjuk bagi
manusia.
Definisi Ulumul Qur’an
Secara terminologi terdapat berbagai
pendapat para ulama’ terhadap definisi Ulumul Qur’an, antara lain :
- Menurut As-Suyuthi memberikan definisi Ulumul Qur’an adalah sebagai berikut :
علم يبحث فيه عن احوال الكتاب العزيز من جهة نزوله وسنده
وادابهوالفاظه ومعانيه المتعلقة بالاحكام وغير ذالكّ.
ilmu yang membahas tentang keadaan
Al-Qur’an dari segi turunnya, sanadnya, adab makna-maknanya, baik yang
berhubungan dengan lafadz-lafadznya maupun hukum-hukumnya.[1]
- Al-Zarqany merumuskan Ulumul Qur’an sebagai berikut :
مباحث تتعلّق بالقران الكريم من ناحية نزوله وترتيبه وجمعه
وكابته وقراءته وتفسيره واعجازه وناسخه ومنسوخه ودفع الشّبه عنه ونحو ذالك.
Beberapa pembahasan yang berhubungan
dengan Al-Qur’an dari turunnya, urutannya, pengumpulannya, penulisannya, bacaannya,
penafsirannya, kemu’jizatannya, nasikh mansukhnya, penolakan hal-hal yang bisa
menimbulkan keraguan terhadapnya.[2]
- Menurut Manna’ al-Qaththan merumuskan ulumul qur’an
Adalah ilmu yang mencakup
pembahasan-pembahasan yang berhubungan dengan al-qur’an, dari segi pengetahuan
tentang sebab-sebab turunnya, pengumpulan al-qur’an dan urut-urutannya,
pengetahuan tentang ayat-ayat makkiyah dan madaniyah, dan hal-hal yang lain
yang ada hubungannya dengan al-qur’an.[3]
- Menurut Muhammad Ali Ash-Shobuni
Menyatakan bahwa ulumul qur’an ialah
ilmu-ilmu yang membahas tentang turunnya al-qur’an, pengumpulannya, susunannya,
pembukuannya, sebab-sebab turunnya, makkiyah dan madaniyahnya serta mengenai
nasikh dan mansukhnya, muhkam dan mutasyabihnya dan lain-lain yang berhubungan
dengan al-qur’an.[4]
Sejarah Perkembangan Ulumul Qur’an
Sebagai ilmu yang terdiri dari
berbagai cabang dan macamnya, Ulumul Qur’an tidak lahir sekaligus. Ulumul Qur’an
menjelma menjadi suatu disiplin ilmu melaui proses pertumbuhan dan perkembangan
sesuai dengan kebutuhan dan kesempatan untuk membenahi Al-Qur’an dari segi
keberadaanya dan segi pemahamannya.
Di masa Rasul SAW dan para shahabat,
Ulumul Qur’an belum dikenal sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri dan
tertulis. Para shahabat adalah orang-orang Arab asli yang dapat merasakan
struktur bahasa Arab yang tinggi dan memahami apa yang diturunkan kepada Rasul
dan bila menemukan kesulitan dalam memahami ayat-ayat tertentu, mereka dapat
menanyakan langsung kepada Rasul SAW. Dengan demikian ada tiga faktor yang
menyebabkan Ulumul qur’an tidak di bukukan di masa Rasul dan sahabat.Pertama
kondisinya tidak membutuhkan karena kemampuan mereka yang besar dalam memahami
Al-Qur’an dan Rasul dapat menjelaskan maksudnya.Kedua,sahabat sedikit sekali
yang bisa menulis.Ketiga,adanya larangan Rasul untuk menuliskan selain
Al-Qur’an.
Di zaman Khulafaur Rasyidin sampai
Dinasti Umayyah, wilayah islam bertambah luas sehingga terjadi pembaruan antara
orang Arab dan bangsa-bangsa yang tidak mengetahui bahasa Arab. Keadaan
demikian menimbulkan kekhawatiran shahabat akan tercemarnya keistimewaan bahasa
Arab, bahkan dikhawatirkan tentang bacaan Al-Qur’an yang menjadi sebuah standar
bacaan mereka. Untuk mencegah kekhawatiran itu, disalinlah dari tulisan-tulisan
asli Al-Qur’an yang disebut dengan Mushaf Imam. Dan dari salinan inilah suatu
dasar Ulumul Qur’an disebut Al-Rasm Al-Utsmani.
Kemudian Ulumul Qur’an memasuki masa
pembukuannya pada abad ke-2 H. Para ulama’ memberikan prioritas perhatian
mereka terhadap ilmu tafsir karena fungsinya sebagai umm al-ulum
al-qur’aniyyah. Sampai saat ini bersamaan dengan masa kebangkitan modern dalam
perkembangan ilmu-ilmu agama, para ulama’ masih memperhatikan akan ilmu Qur’an
ini. Sehingga tokoh-tokoh ahli tafsir (Qur’an) masih banyak hingga saat ini di
seluruh dunia.
Lahirnya Istilah Ulumul Qur’an
Kemunculan istilah Ulumul Qur’an dan
orang yang pertama menggunakannya terdapat tiga pendapat di kalangan para penulis
Ulumul Qur’an.
1. Pendapat umum mengatakan bahwa masa lahirnya istilah Ulumul Qur’an pertama kali pada abad ke-7
2. Al-Zarqani berpendapat bahwa istilah ini lahir dengan lahirnyakitab Al-Burhan fi ulum al-Qur’an,karya Ali ibn Ibrahim ibn sa’id yang terkenal dengan sebutan Al-Hufi w.430 H.
3. Subi al-Salih tidak setuju dengan kedua pendapat ini.Ia berpendapat orang yang pertama kali mengguinakan istilah Ulumul Qur’an adalah ibn al-Mirzaban pada abad ke-3 H.T.M.Hasbi Ash-Shiddieqy juga setuju dengan pendapat ini.
1. Pendapat umum mengatakan bahwa masa lahirnya istilah Ulumul Qur’an pertama kali pada abad ke-7
2. Al-Zarqani berpendapat bahwa istilah ini lahir dengan lahirnyakitab Al-Burhan fi ulum al-Qur’an,karya Ali ibn Ibrahim ibn sa’id yang terkenal dengan sebutan Al-Hufi w.430 H.
3. Subi al-Salih tidak setuju dengan kedua pendapat ini.Ia berpendapat orang yang pertama kali mengguinakan istilah Ulumul Qur’an adalah ibn al-Mirzaban pada abad ke-3 H.T.M.Hasbi Ash-Shiddieqy juga setuju dengan pendapat ini.
Dari ketiga pendapat di atas
pendapat Shubhi al-Shalih jelas lebih kuat.Sebab ibn al-Mirzabanlah penulis
yang pertama menggunakan istilah Ulumul Qur’an pada kitabnya yang berjudul
Al-Hawi fi Ulum al-Qur’an.
Pembagian Dan Cabang-Cabang Ulumul Qur’an
Ilmu-ilmu Al-Qur’an pada dasarnya
terbagi kedalam dua kategori.Pertama ilmu Riwayah yaitu ilmu yang dapat di
ketahui melalui riwayat seperti bentuk-bentuk qiraat,tempat turunnya
Al-Qur’an,Waktu turunnya,dan sebab turunnya.Kedua,ilmu dirayah,yaitu ilmu-ilmu
yang di ketahui melalui jalan renungan,berpikir,dan penyelidikan,seperti
mengetahui pengertian lafal yang gharib,makna-makna yang menyangkut hokum,dan
penafsiran ayat-ayat yang perlu di tafsirkan.
Menurut T.M Hasbi Ash-Shiddiqy,ada tujuh belas ilmu-ilmu Al-Qur’an yang terpokok.
1. Ilmu Mawathin al-Nuzul
Ilmu ini menerangkan tempat-tempat turun ayat,masanya,awalnya dan akhirnya.
2. Ilmu Tawarikh al-Nuzul
Ilmu ini menjelaskan masa turun ayat dan urutan turunnya satu persatu dari pemulaaan sampai akhir serta urutan turun surah dengan sempurna.
3. Ilmu Asbab al-Nuzul
Ilmu ini menjelaskan sebab turun ayat
4. Ilmu Qiraat
Ilmu ini menerangkan bentuk-bentuk bacaan Al-Qur’an yang telah di terima dari Rasul SAW
5. Ilmu Tajwid
Ilmu ini menerangkan cara membaca Al-Qur’an dengan baik.
6. Ilmu Gharib Al-Qur’an
ILmu ini menerangkan makna kata-kata yang ganjil dan tidak terdapat dalam bahasa arab yang biasa atau tidak terdapat dalam percakapan sehari-hari.
7. Ilmu I’rab al-Qur’an
Ilmu ini menerangkan baris kata-kata Al-Qur’an dan kedudukannya dalam susunan kalimat.
8. Ilmu Wujuh wa al- Nazair
Ilmu ini menerangkan kata-kata Al-Qur’an yang yang mengandung banyak arti dan menerangkan makna yang di maksud pada tempat tertentu.
9. Ilmu Ma’rifah al-Muhkam wa al-Mutasyabih
ILmu ini menjelaskan ayat-ayat yang di pandang muhkam jelas maknanya dan mutasyabih samar maknanya.
10. Ilmu Nasikh wa al-Mansukh
Ilmu ini menerangkan ayat-ayat yang di anggap mansukh {yang di hapuskan} oleh sebagian para mufassir
11. Ilmu Badai’al-Qur’an
Ilmu ini bertujuan menampilkan keindahan Al-Qur’an,dari sudut kesusteraan, keanehan,dan ketinggian balaghahnya.
12. Ilmu I’jaz al-Qur’an
Menerangkan kekuatan susunan dan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an sehingga dapat membungkem para sastrawan Arab.
13. Ilmu Tanasub Ayat Al-Qur’an
Ilmu ini menerangkan persesuaian dan keserasian antara suatu ayat dan ayat yang di depan dan yang di belakangnya.
14. Ilmu Aqsam al-Qur’an
Ilmu ini menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah tuhan yang terdapat dalam Al-Qur’an.
15. Ilmu Amtsal al-Qur’an
Menerangkan maksud perumpamaaan-perumpamaan yang di kemukakan Al-Qur’an.
16. Ilmu Jidal al-Qur’an
Membahas bentuk-bentuk dan cara-cara debat dan bantahan al-Qur’an yang di hadapkan kepada kaum musyrik yang tidak bersedia menerima kebenaran dalam Al-Qur’an
17. Ilmu Adab Tilawah Al-Qur’an
Memaparkan tata cara dan kesopanan yang harus di ikuti ketika mambaca Al-Qur’an.
Al-Zarqani mengumpamakan ulumul
qur’an sebagai kunci bagi para mufassir.Menurut Manna’Al-Qaththan ilmu ini
kadang-kadang di sebut Ushul al-Tafsir karena ilmu ini meliputi
pembahasan-pembahasan yang harus di ketahui oleh seorang mufassir untuk menjadi
landasannya dalam menafsirkan al-Qur’an.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah
disebutkan dapat disimpulkan bahwa secara terminologi, Ulumul Qur’an adalah
kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an yang mempunyai ruang
lingkup pembahasan yang luas. Pertumbuhan dan perkembangan Ulumul Qur’an menjelma
menjadi suatu disiplin ilmu melalui proses secara bertahap dan sesuai dengan
kebutuhan dan kesempatan untuk membenahi Al-Qur’an dari segi keberadaan dan
pemahamannya. Jadi, Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi manusia yang disajikan
dengan status sastra yang tinggi. Kitab suci ini sangat berpengaruh terhadap
kehidupan manusia semenjak Al-Qur’an diturunkan, terutama terhadap ilmu
pengetahuan, peradaban serta akhlak manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Wahid Ramli, Drs.2002.Ulumul
Qur’an. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Abdul, Halim M.1999. Memahami
Al-Qur’an. Bandung : Marja’
Anwar, Rosihan.2006.Ulumul Qur’an.
Bandung : Pustaka Setia
Nata, Abuddin.1992.Al-Qur’an dan
Hadits. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Shaleh, K.H.1992. Asbabun Nuzul.
Bandung : C.V Diponegoro
Zuhdi, Masfuk.1997. Pengantar
Ulumul Qur’an. Surabaya : Karya Abditama
No related posts.
Abu Anwar, Drs.2002.Ulumul Qur’an
sebuah pengantar.Pekanbaru: Amzah.
[1] As-Suyuthi, Itmam
Al-Dirayah, Mesir: Isa Al-Bab Al-Halabi, hlm. 47
[2] Az-Zarqoni, Manahil
Al-’Irfan, Jilid I, Dar Al-Fikr, Beirut, tt., hlm. 79.
[3] Al-Qathtan, Manna’,
Mahabits fi Ulum al-Qur’an. Al-Syarikah Al-Muttahidah li al-Tauzi, Beirut,
1973, hlm. 15-16
[4] Ali Ash-Shobuni, At-Tibyan
fi Ulumul qur’an, 1981, hlm.8
JAKARTA 18/2/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar