CINTA KITA KEPADA NABI MUHAMMAD SAW
Kecintaan kepada Rasulullah
Saw.adalah perintah agama. Dalam hadits dari Anas ra. Nabi Saw bersabda:
“Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sehingga aku lebih
dicintainya daripada orangtuanya, anaknya dan segenap umat manusia.” (Muttafaq
Alaih)
Dalam Hadits shahih diriwayatkan
dari Abdullah bin Abbas ra, berkata, Rasulullah Saw, bersabda:“Cintailah Allah
atas anugerah nikmat yang diberikan kepadamu, dan cintailah aku karena cintaku
kepada Allah, dan cintailah keluargaku karena kecintaanku kepada mereka.” (Hr.
At-Tirmidzy dan al-Hakim).
Sosok tubuh dan peribadi yang menyejuk nurani dan hati bagi sesiapa yang
mengenalinya. Walaupun tidak pernah hidup bersama baginda, walaupun tidak
pernah bertentangan mata dan walaupun tidak pernah berbicara dan bersua muka –
baginda tetap hidup di nadi setiap insan.Bahkan, insan yang mulia ini disayangi, dirindui bahkan dicintai oleh seluruh ummat manusia sejak dahulu sehingga saat ini.
“Demi sesungguhnya, adalah bagi kamu pada diri Rasulullah itu contoh ikutan yang baik, iaitu bagi orang yang sentiasa mengharapkan (keredaan) Allah dan (balasan baik) hari akhirat, serta ia pula menyebut dan mengingati Allah banyak-banyak (dalam masa susah dan senang)”al-ahzab:21
Rasulullah SAW adalah manusia yang istimewa, dekat di jiwa dan memiliki “aura” seorang pemimpin yang berwibawa. Baginda adalah qudwah yang nyata, seorang murabbi ulung dan juga seorang rasul yang terus menerus diingati sepanjang zaman.
Justeru, timbul persoalan tentunya dalam menzahirkan cinta dan
sayang kepada baginda bukan semata-mata tuturan bicara di bibir semata-mata
tetapi harus dijelmakan dalam bentuk tindakan, penghayatan dan kehidupan.
Cinta Nabi saw
Cinta adalah sebuah anugerah yang Allah SWT
berikan pada setiap hati makhluknya. Sebagai manusia yang memiliki akal, kita
harus bisa menempatkan cinta itu pada Allah SWT dan manusia yang tepat, manusia
yang dapat membimbing kita meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat, yaitu
Rasulullah SAW.
Cinta adalah sebuah ungkapan yng sangat indah dalam kehidupan
mnusia, dengan cinta manusia bisa sengsara dan dengan cinta pula ma nusia bisa
bahagia, bahkan surga bisa diraih dengan cinta, yaitu cinta yng hakiki kepada manusia
terpilih Muhammd shallallahu alaihi wsallm (SAW). Seseorang yng sedang jatuh
cinta, biasanya akn berusaha dngn sungguh-sungguh untuk mencari jalan bagaimana
caranya agar yang dia cintai itu membalas cintanya. Ia pasti akan berusaha
mneghadirkan apa yang disukai oleh yang dia cintai. Setelah dia tahu tentu saja
dia akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhinya sampai yang dia cintai itu
membalas cintanya. Bukan itu saja, dia juga akan selalu berusaha agar cinta
yang telah dia peroleh dengan susah payah itu tetp lnggeng dan terus meningkat.
Jika dia cinta betul kepda sseorang, saya yakin dia selalu berusaha
mementingkan seseorang itu tanpa memperhatikan kepentingan dirinya sendiri.
Mencintai Nabi SAW adalah kewajiban. Sebaliknya, tidak mencintai beliau apalagi
sampai membenci beliau adalah sebuah kemaksiatan.
Keutamaan Mencintai
Nabi saw
Banyak sekali keutamaan yang akan kita dapatkan jika mencintai Rasulullah
SAW sepenuh hati, diantaranya adalah:
- Mendapatkan kesempurnaan iman dan merupakan cara untuk mendapatkan kecintaan Allah SWT.
- Akan bersama Rasulullah SAW di Akhirat
- Akan merasakan manisnya iman. Manisnya keimanan adalah merasakan lezatnya segala ketaatan dan siap menunaikan beban agama serta mengutamakan itu daripada seluruh materi dunia.
Allah Subhannahu wa
Ta'ala berfirman, yang artinya:
"Katakanlah, 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu'. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q. S. Ali Imran: 31)
"Katakanlah, 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu'. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q. S. Ali Imran: 31)
Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Salam bersabda:
"Tidaklah beriman (secara sempurna) salah seorang dari kamu sehingga aku lebih ia cintai daripada orangtuanya, anaknya dan segenap manusia." (HR. Al-Bukhari)
"Tidaklah beriman (secara sempurna) salah seorang dari kamu sehingga aku lebih ia cintai daripada orangtuanya, anaknya dan segenap manusia." (HR. Al-Bukhari)
Perintah
Mendahulukan cinta kepada Allah dan RasulNya
- “Katakanlah (wahai Muhammad), “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri (atau suami-suami) dan kaum keluarga kelian, juga harta yang kalian usahakan dan perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah tempat tinggal yang kalian sukai adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya (azab)-Nya. Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang fasik (derhaka).” (QS at-Taubah : 24).
- Pada suatu hari Umar bin Khattab berkata kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Tidak, demi Allah, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka berkatalah Umar, “Demi Allah, sekarang engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri!” (HR. Al-Bukhari).
- “Demi Allah, salah seorang dari kalian tidak akan dianggap beriman hingga diriku lebih dia cintai dari pada orang tua, anaknya dan seluruh manusia.” (HR. Al-Bukhari)
- Dari Anas bin Malik RA, “Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi SAW tentang hari kiamat, “Kapankah kiamat datang?” Nabi pun SAW menjawab, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang itu menjawab, “Wahai Rasulullah, aku belum mempersiapkan shalat dan puasa yang banyak, hanya saja aku mencintai Allah dan Rasul-Nya SAW” Maka Rasulullah SAW pun bersabda, “Seseorang (di hari kiamat) akan bersama orang yang dicintainya, dan engkau akan bersama yang engkau cintai.” Anas pun berkata, “Kami tidak lebih bahagia daripada mendengarkan sabda Nabi SAW, ‘Engkau akan bersama orang yang engkau cintai.’” Anas kembali berkata, “Aku mencintai Nabi SAW, Abu Bakar dan Umar, maka aku berharap akan bisa bersama mereka (di hari kiamat), dengan cintaku ini kepada mereka, meskipun aku sendiri belum (bisa) beramal sebanyak amalan mereka.” (HR. Al-Bukhari)
- Dari Anas bin Malik ra., dari Nabi saw., beliau bersabda: “Ada tiga hal, barang siapa melaksanakan ketiga-tiganya maka ia akan merasakan kelezatan iman: Orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cinta kepada yang lain, orang yang mencintai orang lain hanya karena Allah dan orang yang benci untuk kembali kekafiran sebagaimana benci untuk masuk ke dalam neraka.”(HR. Bukhari).
- “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan”. (QS. Al Anfaal (8): 24).
- “Apa yang Rasul perintahkan kjepada kalian, terimalah; apa yang Beliau larang atas kalian, tinggalkanlah”. (QS al-Hasyr : 7).
- “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” [QS Al-Ahzaab: 56]
- Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Rasulullah SAW. pernah bersabda: ‘Celakalah orang yang mendengar namaku disebut ia tidak mau bershalawat kepadaku, celakalah orang yang pada saat bulan Ramadhan datang, lalu berlalu begitu saja sebelum memperoleh ampunan, dan celakalah orang yang mendapatkan kedua orang tuanya telah tua, tetapi tidak menjadikan ia masuk surga.” (HR. Tirmidz)
- “Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang (perintah) Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu ialah bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka (yang setia) itu, Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka…” (QS Al-Mujaadilah : 22).
- “Dan tiadalah yang diucapkannya itu, menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm: 3-4)
- “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (QS. Al-Ahzab: 21).
- Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak sesuai dengan petunjukku, maka amalan itu akan ditolak.” (HR. Muslim)
- “Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri” (QS. Al Ahdzab: 6)
- “Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul. Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah. Dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” (QS. At Taubah: 120)
- Dari ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz beliau pernah menulis surat kepada Abu Bakr bin Hazm: “Perhatikanlah mana yang merupakan Hadits Rasulullah hendaklah kamu tulis karena aku khawatir musnahnya ilmu agama ini dan lenyapnya para ulama. Janganlah engkau terima riwayat selain Hadits Nabi saw. dan hendaklah kalian sebarkan ilmu Hadits ini dan hendaklah kalian duduk untuk mempelajarinya sampai orang yang tidak tahu diajari sebab ilmu ini tidak akan musnah sampai menjadi barang yang asing.” (HR. Bukhari)
Mencintai Nabi saw dalam Al-Qur’an
dan Hadist
Cara mencintai Rasulullah SAW Banyak orang yang mengaku cinta Rasulullah SAW tetapi mereka tidak tahu hakekatnya, bentuk serta konsekuensi dari cinta tersebut. Cinta Rasulullah adalah bagian dari cinta Allah, karena ia adalah cinta karena Allah dan di jalan Allah, hal itu karena kecintaan kepada Allah menuntut konsekwensi mencintai semua yang Allah cintai, sedangkan Allah mencintai nabi dan kekasihNya Muhammad SAW, sehingga kecintaan kepada Rasulullah SAW adalah cabang dari kecintaan terhadap Allah
Cara mencintai Rasulullah SAW Banyak orang yang mengaku cinta Rasulullah SAW tetapi mereka tidak tahu hakekatnya, bentuk serta konsekuensi dari cinta tersebut. Cinta Rasulullah adalah bagian dari cinta Allah, karena ia adalah cinta karena Allah dan di jalan Allah, hal itu karena kecintaan kepada Allah menuntut konsekwensi mencintai semua yang Allah cintai, sedangkan Allah mencintai nabi dan kekasihNya Muhammad SAW, sehingga kecintaan kepada Rasulullah SAW adalah cabang dari kecintaan terhadap Allah
Semua itu telah dicontohkan
oleh generasi terbaik sehingga sepatutnyalah manusia yang ingin mendapatkan
kebahagian di dunia dan di akhirat mencontoh mereka. Diantara cara mencintai
Rasulullah SAW sesuai Syari'at Islam serta yang telah dicontohkan oleh para
salaf ash-sholih adalah:
1.Mengikuti ajaran Rasulullah SAW dan menjauhi
larangannya, karena orang yang mencintai seseorang, maka akan mentaatinya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa orang akan selalu taat kepada orang yang
dicintainya, dia berusaha melakukan apa saja yang diinginkan oleh sekasihnya
dan menghindari segala apa saja yang dibenci olehnya. Ia merasakan kenikmatan
dan kelezatan yang tidak terhingga. Begitu juga orang yang mencintai Rasulullah
SAW yang mulia, selalu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengikuti jejak
beliau, bersegera mewujudkan perintah dan bersegera menjahui larangan beliau.
Betapa banyak kita dapatkan sikap-sikap indah yang tercermin dari perilaku
sahabat yang mulia dan jujur dalam mencintai Rasulullah SAW.
Orang-orang pecinta Rasulullah SAW bukan hanya sanggup meninggalkan
suatu yang disenangi saja bahkan mereka sanggup meninggalkan kebiasaannya
bertahun-tahun bahkan kebiasan yang mereka warisi secara turun-temurun, namun
mereka tidak menjadikan kebiasan itu sebagai hujjah untuk menentang perintah
Rasulullah SAW seperti sikap kebanyakan kaum muslimin zaman sekarang ini.
Allah SWT berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul
apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan
ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan
sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan". (QS. Al Anfaal (8) :
24).
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman: "Apa yang Rasul
perintahkan kjepada kalian, terimalah; apa yang Beliau larang atas kalian,
tinggalkanlah". (QS al-Hasyr : 7).
2. Mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi SAW,
sebagaimana firman Allah SWT: "Sesungguhnya Allah dan
malaikat-malaikat-Nya berselawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman,
berselawatlah kamu kepada Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya." [QS Al-Ahzaab: 56 ].
Di dalam hadits
yang diriwayatkan olehi Abu Hurairah, ia berkata: "Rasulullah SAW. pernah
bersabda: 'Celakalah orang yang mendengar namaku disebut ia tidak mau
bershalawat kepadaku, celakalah orang yang pada saat bulan Ramadhan datang,
lalu berlalu begitu saja sebelum memperoleh ampunan, dan celakalah orang yang
mendapatkan kedua orang tuanya telah tua, tetapi tidak menjadikan ia masuk
surga." (HR. Tirmidz)
Bershalawat kepadanya tidaklah lepas dari berbagai
faedah dan manfaat karena bershalawat kepada Nabi merupakan faktor diperolehnya
berbagai kebajikan, dikabulkannya berbagai do ’a, mendapatkan syafa’at,
shalawat Allah atas hambanya, keabadian cinta Nabi dan tambahannya, dan selamat
dari kebakhilan.
3.Membenci orang yang Allah dan Rasul-Nya benci,
memusuhi orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, menjauhi orang yang menyalahi
sunnahnya dan Syariah Islam, serta membenci semua perkara yang menyalahi
Syariat.
Allah swt
berfirman: "Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada
Allah dan hari akhirat, berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang
(perintah) Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu ialah bapak- bapak,
atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka (yang
setia) itu, Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka..." (QS Al-
Mujaadilah : 22).
4.Mencintai
orang-0 rang yang dicintai Nabi SAW Antara tanda cinta kepada Nabi
SAW adalah mencintai mereka yang dicintai baginda seperti isteri-isterinya,
ahli keluarga (ahlu al-bait) dan sahabatnya serta seluruh umat Islam yang
berpegang teguh dengan ajaran baginda.
5. Membenarkan
berita-berita yang beliau sampaikan Termasuk prinsip keimanan dan
pilarnya yang utama ialah mengimani kemaksuman Nabi SAW dari dusta atau buhtan
(fitnah) dan membenarkan segala yang dikabarkan beliau tentang perkara yang
telah berlalu, sekarang, dan akan datang. Allah Ta ’ala berfirman: “Dan
tiadalah yang diucapkannya itu, menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu
tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). ” (QS. An-Najm: 3-4)
6. Beribadah kepada Allah dengan tata-cara yang telah
diajarkan oleh Rasulullah SAW, tanpa ditambah-tambah ataupun
dikurangi. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu. ” (QS. Al-Ahzab: 21). Rasulullah SAW
bersabda: “ Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak sesuai dengan
petunjukku, maka amalan itu akan ditolak. ” (HR. Muslim)
7. Mencintai beliau SAW di atas kecintaan kepada diri
sendiri, keluarga dan seluruh manusia, dalam rangka mengamalkan
firman Allah: “Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari
diri mereka sendiri ” (QS. Al Ahdzab: 6)
Sehingga bersiap mengorbankan jiwa dan harta untuk
kecintaan kepadanya, sebagaimana dijelaskan Allah dalam firman-Nya: “Tidaklah
sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Badwi yang berdiam di sekitar
mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang) dan tidak patut
(pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul.
Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan
kelaparan pada jalan Allah. Dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang
membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan suatu bencana
kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu
suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang- orang
yang berbuat baik.” (QS. At Taubah: 120)
8. Membela Rasulullah SAW tatkala Beliau masih hidup,
dan membela ajarannya setelah beliau wafat. Dengan cara menghafal,
memahami dan mengamalkan hadits- hadits Nabi SAW. Juga menghidupkan sunnahnya
dan menyebarkannya di masyarakat.
Dari 'Umar bin
'Abdul 'Aziz beliau pernah menulis surat kepada Abu Bakr bin Hazm:
"Perhatikanlah mana yang merupakan Hadits Rasulullah hendaklah kamu tulis
karena aku khawatir musnahnya ilmu agama ini dan lenyapnya para ulama.
Janganlah engkau terima riwayat selain Hadits Nabi saw. dan hendaklah kalian
sebarkan ilmu Hadits ini dan hendaklah kalian duduk untuk mempelajarinya sampai
orang yang tidak tahu diajari sebab ilmu ini tidak akan musnah sampai menjadi
barang yang asing." (HR. Bukhari)
Ya Allah Ya Rabbi, karuniakanlah
kepada kami hati pencinta yang mencintai Rasul-Mu terkasih dengan
sebenar-benarnya cinta sejati, yang bukan hanya pengakuan namun berupa
pembuktian, yang menjadikan pertemuan dengannya sebagai sebuah kerindua dengan
ridha Engkau .Amiin ya rabbal alamin.
Jakarta 4/2/2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar