ANTARA Akal dan Wahyu
9. Peran Akal Dan Wahyu
9.1
.Mu’tazilah
Menurut kaum Mu’tazialh bahwa segala
pengetahuan dapat diperoleh dengan perantaran akal dan kewajiban-kewajiban
dapata diketahui dengan pemikiran yang mendalam
.
Dengan
demikian berterima kasih kepada Tuhan sebelum turunnya wahyu wajib . Baik dan
jahat wajib diketahui melalui akal manusia , maka dari itu melakukan yang baik
dan menjauhi yang jahat adalah wajib .
Kemudian kewajiban mengetahui dan
berterimakasih kepada Tuhan serta kewajiban menjauhi yang buruk dan melakukan
yang baik dapat diketahui oleh akal .
Dimana
kaum Mu’tazilah sanggup mengetahui mana yang seharusnya dilakukan dan mana yang
seharusnya ditinggalkan , sunguhpun wahyu belum ada .
Selanjutnya wahyulah yang
menjelaskan perincian hukuman dan upah yang akan diperoleh manusia di
akhirat .
9.2.Asy’ariyah
Kaum Asy’ariyah bahwa akal tak dapat
mebuat sesuatu menjadi wajib dan tak dapat mengetahui bahwa melakukan yang baik
serta menjauhi yang buruk itu wajib bagi manusia .
Benar
akal dapat mengetahui Tuhan, tetapi wahyulah yang mewajibkan orang
mengetahutahui Tuhan serta berterima kasih kepada Tuhan .
Begitupun bahwa akal dapat mengetahui
Tuhan , tetapitidak dapat mengetahui
kewajiban berterima kasih kepada Tuhan , karena segala kewajiban dapat
diketahui hanya melalui wahyu.
Kemudian soal mengetahui Tuhan ,
dimana bahwa wujud Tuhan dapat diketahui melalui pemikiran tentang yang
bersifata dijadikan , mengandung arti bahwa soal itu bisa diketahui dengan akal
.
9.3Maturidiah
Menurut Maturidiah bahwa kewajiban
mengetahui Tuhan dan kewajiban mengerjakan yang baik serta menjauhi yang buruk
, wahyulah yang berfungsiunutk menentukannya .
Disamping
itu bahwa percaya kepada Tuhan dan berterima kasih kepad-Nya sebelumadanya
wahyu adalah wajib .
Jadi disini dapat dibandingkan
fungsi akal dan wahyu dalam aliran Maturidiah Bukhara dengan Samarkand yaitu:
- Dalam Maturidiah Bukhara dapat disimpulkan bahwa fungsi wahyu bisa memberitahukan tentang kewajiban mengetahui Tuhan dan kewajiban mengerjakan yang baik serta menjauhi yang jahat , sedangkan fungsi akal itu bisa mengetahui Tuhan dan bisa mengetahui baik dan jahat .
- Dalam Maturidiah Samarkand dapat disimpulkan pula bahwa wahyu hanya memberitahukan tentang kewajiban mengerjakan yang baik dan menjauhi yang jahat, sedangkan fungsi akal dapat mengetahu Tuhan , dapat mengetahui kewajiban mengetahui Tuhan .
10.Sifat-sifat Tuhan
10.1.Mu’tazilah
Golongan ini dalam memahami
sifat-sifat Tuhan sebagai berikut:
1.
Tuhan
tidak mempunyai sifat-sifat sebagaimana yang dimiliki oleh makhluk-Nya .
2.
Tuhan
mengetahui dengan pengetahuan dan pengetahuan-Nya adalah zat Tuhan .
3.
Sifat-sifat
Tuhan tidak berdiri sendiri , melainkan al-sifat-sifat tersebut adalah Than
sendiri.
4.
Yang
qadim hanyalah Tuhan .
5.
Tuhan
mempunyai sifat zatiah dan sifat fi’liyah.
10.2.Asy’ariyah
Aliran
Asy’ariyah mempunyai pendapat yang berbeda dengan kaum Mu’tazilah
dalam memahami sifat-sifat Tuhan sebagaimana
dibawah ini:
1.
Tuhan
mempunyai sifat-sifat wajib, mustahil dan jaiz .
2.
Sifat-sifat
tidak Tuhan lain dari Tuhan dan mempunyai wujud tersendiri .
3.
Sifat-sifat
Tuhan tidak dapat serupai oleh mahkluk-Nya .
4.
Semua
sifat Tuhan adalah qadim , yang tidak pula zat-Nya .
5.
Sifat-sifat
Tuhan bukanlah Tuhan , tetapi tidak pula
lain-Nya dari-Nya .
10.3
.Maturidiah
Pendapat
golongan ini yang berkaitan dengan sifat-sifat Tuhan sebagai berikut:
- Sifat-sifat Tuhan melalui kekekalan diri-Nya menjadi kekal , tetapi sifat-sifat itu
Sendiri
tidaklah kekal .
- Tuhan mengetahui bukan dengan zat-Nya , namun dengna pengetahuan-Nya .
- Sifat-sifat Tuhan bukanlah Tuhan , tetapi tidak lain dari-Nya .
Dengan
beberapa kesimpulan dari sifat-sifat Tuhan , kaum Mu’tazilah meniadakan sifat-sifat
Tuhan , ialah memandang sebagaian dari yang disebut golongan lain sebagai
perbuatan Tuhan .
A . Kesimpulan
Dengan inayah Tuhan , penulis dapt
menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul ,”Perbuatn Tuhan dan manusia Dalam
Imprestasi Mu’tazilah ,Asy’ariyah dan Maturidiah” . Dari pembahasan bab pertama
sampai bab ke lima , dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.
Kaum
Mu’tazilah , Asy’ariyah dan Maturidiah adalah aliran teologi dalam Islam yang
berpegang pada wahyu Tuhan dan mempergunakan akal yang timbul di kalangan umat
Islam , betapapun perbedaan dalam derajat kekuatan yang diberikan terdapat pada
mereka dan juga didapati perbedaan dalam memfungsikan wahyu . Hal ini tidak
obahnya ditemui perbedaan dalam bidang hukum Islam .
2.
Aliran-aliran
teologi yang berpendapat bahwa akal mempunyai peran yang besar dan kuat memberi
Interorestai tentang teks wahyu Tuhan akan melahirkan pendapat-pendapat yang
Liberal, seperti kaum Mu’tazilah . Akibat dari pada aliran ini, maka ruang
gerak dalam menyesuaikan hidup dari masa kemasa dan perubahan kondisi dalam
masyarakat bagi para penganutnya adalah luas , terutam dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi .Lian dengan golongan yang memberikan peran wahyu
lebih besar dari pada fungsi akal seperti Asy’ariyah , pendapat golongan ini
kurang mempunyai ruang gerak karena merekaterikat dengan pada dogma-dogma
alim-ulama’ dan ayat-ayat yang boleh mengandung arti laindan arti letterlek
yang terkandung didalamnya .Dengan
demikian , golongan ini sukar dapat mengikuti perubahan dan perkembangan
sains dan teknologi . Adapun aliran Maturidiah , corak pemikirannya berada pada
antara Mu’tazilah dan Asy’ariyah . Penganut aliran ini lebih leluasa ruang
geraknya dalam menghadapi perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi serta
masyarakat modern dari pada kaum Asy’ariyah .
3.
Jiwa dan
pemikiran kaum terpelajar lebih sesuai mengikuti teologi liberal dari pada
teologi tradisionil dalam menghadapi perkembangan masyarakat modern . Golongan
awam lebih sukar menangkap pembahasan yang bersifat filosofis dan mudah
menerima teologi terdisionil yang uraiannya sederhana .
4.
Karena
berbeda memberi interprestasi terhadap kekuasaan dan kehendak Tuhan dalam
aliran Mu’tazilah ,Asy’ariyah , dan Maturidiah , sebagaian mengatakan bahwa
perbuatan Tuhan adalah mutlak dan manusia sebaliknya . Sunggupun mereka
sama-sama berpegang pada wahyu dan akal . Sekalipun demikian , semua aliran
tersebut mempunyai jasa yang besar bagi umat Islam sesudahnya dalam memahami
dan mengembangkan ajaran-ajaran Islam , khususnya dalam bidang teologi Islam
yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan bermasyarakat yang semakin hari
bertambah pesatnya sains dan teknologi .Dengan aqidah kuat dan luas , pengaruh
dampak negative dari pada perkembangan masyarakat dan ilmu pengetahuan dapat
dihindari , terutam yang dapat mengotori keimanan seseorang kepada Tuhan .
5.
Dengan
perbedaan pendapat dalam teologi Islam , umat Islam akan mempunyai keilmuan dan
wawasan yang luas dalam kehidupan masyarakat
modern , sehingga disntara para penganutnya memiliki jiwa yang besar dan
minat berlomba dalam berkarya untuk mencari kehidupan yang sakinah didunia dan
selamat dari pada siksa Tuhan di kemudian hari nanti , hari pembalasan .
6.
Sekalipun
berbeda pendapat diantara aliaran-aliran tersebut , para penganutnya sangat
tercela bila menyalahkan pendapat yang tidak seide dengannya , bahkan
mengkafirkan diantara mereka sebagaimana yang pernah terjadi . Dengan kata lain
, mereka saling kafir mengkafirkan .Pada
dasarnya semua aliaran tersebut , tidaklah keluar dari Islam , sebab mereka
sama-sama ingin memurnikan ke Esaan Tuhan sesuai dengan pola berfikir mereka
dan mereka sama-sama menerima peran wahyu dan akal .
7.
Wahyu
adalah firman –firman Tuhan, sedangkan akal adalah anugrah Yang Maha Bijaksana
, yang diberikan kepada manusia untuk membaca, memahami ayat-ayat Tuhan baik
yang tertulis dalam kitab suci umat Islam maupun kebesaran Tuhan sebagaimana
keberadaan semesta ala mini dan agar dapat mengamalkan petunnjuk-petunjuk yang
terkandung didalamnya , sehingga kehidupannya dimuka bumi ini mendapatkan
kehidupan yang berarti dan selamat dari pada siksa Tuhan di hari pembalasan
nanti . Inilah sebenarnya peran akal manusia yang dimilikinya dan wahyulah
pembimbingnya menuju rhidaTuhan . Jadi,
ke duanya tidak perlu dipertentangkan .
8.
Semua
aktifitas manusia tidak terlepas dari pada iradah Tuhan, baik yang membawa
kemudharatan atau kemaslahatan bagi dirinya dan lingkungan adalah sebagai
cobaan Tuhan, kelak kemudian akan dimintai pertanggung jawaban .Tuhan Maha Pengasih lagi Penyayang kepada
hamba yang dikehendaki-Nya sesuai dengan amalnya . Tuhan mempunyai wewenang
untuk memberi pahala atau menghukum seseorang yang berbuat kejahatan . Manusia
mempunyai pilihan untuk melakukan sesuatu lantaran akal mdan bimbingan wahyu .
Berbahagialahorang yang mendapatkan ridha Tuhan dan sebaliknya , merugilah
orang yang mendapatkan hukuman-Nya .
B. Saran –saran
Melalaui skripsi ini , penulis ingin
menyampaikan saran-saran kepada Muhammad saw sebagai berikut:
1. Membaca , memahami dan mengamalkan wahyuTuhan
, sunnah Nabi dan para
pewaris adalah sebagian dari pada ajaran
Islam . Oleh karenanya, beruntunglah
seseorang yang pandai membaca dan
mengamalkan .
2. Mengkaji dan memahami pikran-pikiran pewaris
dalam Islam dan ilmu
pengetahuanadalah anjuran agama dan jalan
menuju meraih derajat mulia di disisi
Tuhan.
3.
Dengan mengetahu keterangan-keterangan pendapat orang lain , sekalipun berbeda,
pendapat , umat Islam akan memilki toleran
yang sangat tinggi terhadap orang lain
khususnya seagama , sehingga tercipta
persaudaraan yang harmonis sebagai
hambaTuhan.
4. Tidak
didapati ajaran agama manapun yang memperbolehkan kepada umatnya berbuat
yang merugikan orang lain , lebih-llebih
agama Islam kepada non muslim atau
Sesamanya.Sangat tercela, antar umat
manusia saling menyalahkan pendapat yang
bertentangan dan khususnya umat Islam yang
tidak mustahil dapat mengakibatkan
permusuhan dan murka Tuhan .
Yang terpenting dari perbedaan-perbedaan
pendapat atau tinjauan dalam agama Islam
adalah siapakah yang paling baik
perbuatannya di sisi Tuhan Maha Kuasa
Lagi
Penyayang ? Semoga Tuhan menunjukan kita
kepada jalan-Nya , Amin…
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karim .
Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama
RI
Abduh, Muhammad, syeh , Risalah Tauhid,
Terjemahan KH.Firdaus, A .N. ,Bulan Bintang , 1978.
Al-Asy’ari, Abu al-Hasan Ibn Ismail, Maqalat
al-Islamiyin wa Iktilaf al-Musallin, Matba’ah al-Dawlah, 1930 .
____________ , Kitab al-Luma’ .1952 .
____________ , Kitab al-Ibanah’an Ushul
al-Diniyah .
Al-Ghazali, Muhammad, Al-Iqtisad fi al-I’tiqad,
Ed. Dr. Ibrahim Aga Cubukcu and Dr. Huseyin Atay, Angkara:Ankar universitisi ,
1962 .
Al-iji , ‘Adud al-Din, Al-‘Aqa’id al-Dudiah ,
Kairo ,1958 .
Al-Jarjani, Kitab al- Ta’rif , . . . . .
Al-Maturidi, Abu Mansur Muhammad Ibn Muhammad
Ibn Mahmid , Syarah al-Fiqh al-Akbar, Hydrabad: Da’irah al-Ma’arif
al-Nizamiyah,1321 AH.
Al-Syuyuti, al-Jami’ shagir , Syirkah
al-Ma’arif Bandung .
Al-Sabaki , Syarah al-Aqidah al-Thakhawiyah,
al-Kitab al-Islamiyah , Bairut, 1391 .
Al-Syyahrastani, Muhammad Ibn Abd al-Karim,
Kitab al-Milal wa al-Nihal, Kairo , 1951 .
Ash-Syhiddiq ,Hasbi, TM, Dr . Prof . , Sejarah
dan Pengantar Ilmu Tauhid/ Kalam , Bulan Bintang, Jakarta , 1976 .
Bakar, Abu Aceh , h . Dr . Prof . , Salf Islam dalam Masa Murni ,
Ramdhani , Solo, 1986.
____________ , Sejarah Filsafat Islam,
Ramdhani, Solo , 1982 .
Bazzdawi ,
Abu al-Yusr Muhammad , Kitab Ushul al-Din ,Ed. Dr .Hans Peter Linss ,
Kairo: ‘Isa al-Babi al-Halabi ,1963 .
Bakar, Abu Aceh , Sejarah Filsfat Islam ,
Ramdhani , Solo, 1982.
H.M. Laily Mansun , Imam Asy’ari Mengenal Hidup
dan Pokok-pokok Pikiran Theolgy, Bina Ilmu Surabaya , 1981 .
Harun Nasution , Akal dan wahyu dalam Islam ,
Penerbit Universitas Indonesia , Jakarta , 1978 .
____________ , Muhammad Abduh dan Theology
Rasional Mu’tazilah , Penerbit Yayasan Universitas Indonesia, Jakarta, 1981
Idris , Taufiq BA, Aliran-aliran Popiler dan
Thelogy Islam, Bina Ilmu Surabaya, 1980 .
Harun Nasution , Falsafat& Mistisme dalam
Islam,
Muhammad A, Arezy , Differensial dan Integral
Taqdir , Kalam Mulia , Jakarta , 1987 .
Moh . Amin , Zuhr al-Islam , Kairo , Al- Naddah , 1965
____________ , Duha al- Islam, Kairo , 1964 .
Mahmud Subhi , Fi’il al-Kalam , Kairo : Dar
al-Kutb al-Jami’ah, 1969 .
Nasution , S . Dr . Prof . , Buku Penuntun Membuat Disertasi, Thesis Skripsi ,
Report , Paper ,
Sayid Sabiq , Unsur-unsur Kekuatan dalm Islam ,
Surabaya 1981 .
___________ , Aqidah Islam , Diponegoro ,
Bandung , 1982 .
Shalih Ibn Ibrahim , ‘Aqidah al-Muslimin wa
al-Rad ‘ ala al-Muhallidin al-Mubtadi’in , tp . ,tth .
Taib Thahir Abd . Mu’in, KHM. Prof . , Ilmu
Kalam, Penerbit Wijaya , Jakarta , 1986 .
Tim Penyusun dari Fakultas Taribiyah IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta , Pedoman Penulisan Skripsi , Thesis dan Desertasi
, Jakrta .
ABI
NAUFAL
JAKARTA 1991
Tidak ada komentar:
Posting Komentar