إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ, أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: "Rabb kami ialah Allah", kemudian
mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni- penghuni surga,
mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka
kerjakan." (QS. Al Ahqaf: 13-14).
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
"Amalan
yang paling dicintai oleh Allah Ta'ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu
sedikit." 'Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras
untuk merutinkannya.(Al-Hadits)
Muqaddimah
Dari Abu
'Amr atau Abu 'Amrah Sufyan bin Abdillah, beliau berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ قُلْ لِى فِى الإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ - وَفِى حَدِيثِ أَبِى أُسَامَةَ غَيْرَكَ - قَالَ « قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ ».
"Wahai
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ajarkanlah kepadaku dalam (agama)
islam ini ucapan (yang mencakup semua perkara islam sehingga) aku tidak (perlu
lagi) bertanya tentang hal itu kepada orang lain setelahmu [dalam hadits Abu
Usamah dikatakan, "selain engkau"]. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda, " Katakanlah: "Aku beriman kepada Allah",
kemudian beristiqamahlah dalam ucapan itu ."[6]
Istiqamah bererti berpendirian teguh
atas jalan yang lurus, berpegang pada akidah Islam dan melaksanakan syariat
dengan teguh, tidak berubah dan berpaling walau dalam apa-apa keadaan
sekalipun.
Daripada pengertian ini dapat dirumuskan
unsur-unsur utama istiqamah:
- Berpegang pada akidah yang benar, aqidah ahli As-sunnah Waljamaah.
- Melaksanakan tuntutan Syariat Islam berpandukan Al-Quran dan hadis Rasullallah Sallallahu Alaihi Wassalam.
- Mempunyai prinsip dan keyakinan yang tidak akan berubah atau goyah.
- Tidak terpengaruh dengan dakyah dan godaan hawa nafsu dan syaitan.
- Tidak tunduk pada tekanan demi melaksanakan tanggungjawab dan mempertahankan kebenaran.
Maksud Istiqamah ?
Keimanan kepada Allah menuntut sikap istiqomah.
Keyakinan hati, kebenaran lisan dan kesungguhan dalam amal adalah unsur-unsur
keimanan yang mesti dijalankan dengan istiqomah. Istiqomah yang berarti
keteguhan dalam memegang prinsip, menempuh jalan (agama) yang lurus (benar)
dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup
pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan
meninggalkan semua bentuk larangan-Nya.
Umar bin Al-Khaththab juga berkata, “Istiqamah artinya
engkau teguh hati pada perintah dan larangan dan tidak menyimpang seperti
jalannya rubah.”
Utsman bin Affan berkata, “Istiqamah artinya amal
yang ikhlas karena Allah.”
Ali bin Abu Thalib dan Ibnu Abbas berkata, “Istiqamah
artinya melaksanakan kewajiban-kewajiban.”
Al-Hasan berkata, “Istiqamah pada perintah
Allah artinya taat kepada Allah dan menjauhi kedurhakaan kepada-Nya.”
Mujahid berkata, “Istiqamah artinya teguh hati pada
syahadat bahwa tiada Ilah selain Allah hingga bersua Allah.”
Saya pernah mendengar Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah
berkata,”Istiqamah artinya teguh hati untuk mencintai dan beribadah kepada-Nya,
tidak menoleh dari-Nya ke kiri atau ke kanan.”
Hikmah
Istiqamah
Istiqamah merupakan sikap jati diri yang
teguh dan tidak luntur oleh apa jua pengaruh dan cabaran. Sikap ini
membolehkan seseorang itu terus berusaha untuk mencapai matlamat daripada usaha
dan pengorbanannya. Akhirnya sikap inilah yang menjadi faktor utama
kejayaan.
Dengan kata lain istiqamah menjadi
faktor pencapaian matlamat dalam apa jua bidang sama ada bidang agama, siasah,
ekonomi, pendidikan, penyelidikan, perusahaan dan perniagaan. Peribahasa
melayu ada menyebutkan, "berpantang maut sebelum ajal."
Kejayaan melaksanakan tuntutan iman dan
matlamat amal Soleh dapat dicanai
dengan sikap istiqamah seperti yang
dinyatakan di dalam Al-Quran.
(Surah Fusilat-Ayat 30-32)
Ertinya: Sesungguhnya orang-orang
yang menegaskan keyakinan dengan berkata : "Tuhan kami ialah
Allah", kemudian mereka tetap teguh di atas jalan yang betul, akan
turunlah Malaikat kepada mereka dari semasa ke semasa (dengan memberi ilham):
"Janganlah kamu bimbang (dari berlakunya kejadian yang tidak baik terhadap
kamu) dan janganlah kamu berdukacita, dan terimalah berita gembira bahawa kamu
akan beroleh Syurga yang telah di janjikan kepada kamu."
"Kamilah penolong-penolong kamu
dalam kehidupan dunia dan pada hari akhirat; dan kamu akan beroleh pada hari
akhirat apa yang kamu ingini oleh nafsu kamu, serta kamu akan beroleh
pada hari ituapa yang kamu cita-citakan mendapatnya."
"(pemberian-pemberian yang serba mewah itu) sebagai sambutan penghormatan
dari Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani !"
Kiat Agar Tetap Istiqomah
Ada beberapa
sebab utama yang bisa membuat seseorang tetap teguh dalam keimanan.
Pertama: Memahami dan mengamalkan dua kalimat
syahadat dengan baik dan benar.
Allah Ta'ala
berfirman,
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
"Allah
meneguhkan (iman) orang- orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim
dan memperbuat apa yang Dia kehendaki." (QS. Ibrahim: 27)
Tafsiran
ayat "Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh..."
dijelaskan dalam hadits berikut.
الْمُسْلِمُ إِذَا سُئِلَ فِى الْقَبْرِ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ ( يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِى الآخِرَةِ )
"Jika
seorang muslim ditanya di dalam kubur, lalu ia berikrar bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah,
maka inilah tafsir ayat: "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman
dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di
akhirat"."
Qotadah As
Sadusi mengatakan, "Yang dimaksud Allah meneguhkan orang beriman di dunia
adalah dengan meneguhkan mereka dalam kebaikan dan amalan sholih. Sedangkan di
akhirat, mereka akan diteguhkan di kubur (ketika menjawab pertanyaan malaikat
Munkar dan Nakir, pen)." Perkataan semacam Qotadah diriwayatkan dari
ulama salaf lainnya.
Kedua: Mengkaji Al Qur'an dengan menghayati
dan merenungkannya.
Allah
menceritakan bahwa Al Qur'an dapat meneguhkan hati orang-orang beriman dan Al
Qur'an adalah petunjuk kepada jalan yang lurus. Allah Ta'ala berfirman,
قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
"Katakanlah:
"Ruhul Qudus (Jibril)
menurunkan
Al Qur'an itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati)
orang-orang yang telah beriman , dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)"." (QS. An Nahl: 102)
Al Qur'an
adalah jalan utama agar seseorang bisa terus kokoh dalam agamanya.
Alasannya,
karena Al Qur'an adalah petunjuk dan obat bagi hati yang sedang ragu.
Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman,
هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
"Al
Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman."
(QS. Fushilat: 44). Qotadah mengatakan, "Allah telah menghiasi Al Qur'an
sebagai cahaya dan keberkahan serta sebagai obat penawar bagi orang-orang
beriman."
Ibnu Katsir
menafsirkan ayat tersebut, "Katakanlah wahai Muhammad, Al Qur'an adalah
petunjuk bagi hati orang beriman dan obat penawar bagi hati dari berbagai
keraguan."
Ketiga: Iltizam (konsekuen) dalam menjalankan
syari'at Allah
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
"Amalan
yang paling dicintai oleh Allah Ta'ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu
sedikit." 'Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras
untuk merutinkannya.
An Nawawi
rahimahullah mengatakan, "Ketahuilah bahwa amalan yang sedikit namun
konsekuen dilakukan, itu lebih baik dari amalan yang banyak namun cuma sesekali
saja dilakukan. Ingatlah bahwa amalan sedikit yang rutin dilakukan akan
melanggengkan amalan ketaatan, dzikir, pendekatan diri pada Allah, niat dan
keikhlasan dalam beramal, juga akan membuat amalan tersebut diterima oleh Sang Kholiq
Subhanahu wa Ta'ala . Amalan sedikit namun konsekuen dilakukan akan memberikan
ganjaran yang besar dan berlipat dibandingkan dengan amalan yang sedikit
namun sesekali saja dilakukan."
Dari
'Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash radhiyallahu 'anhuma, ia mengatakan bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata padanya,
يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ
"Wahai
'Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan
shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi."
Balasan Beristiqamah ?
Di antara ayat yang menyebutkan keutamaan istiqomah
adalah firman Allah Ta’ala,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)
Yang serupa dengan ayat di atas adalah firman Allah
subhanahu wa ta’ala,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ, أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Ahqaf: 13-14)
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Ahqaf: 13-14)
Ikhtitam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Katakanlah: “Aku beriman kepada Allah“, kemudian beristiqamahlah dalam ucapan
itu.” [HR. Muslim no. 38]
Sumber:
1.Al-Qur’an Hadits 2.http://www.al-azim.com 3.http://islamiyyah.mywibes.com
Jakarta 15/1/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar