"Wanita (istri) shalihah adalah yang taat lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara
mereka." (An-Nisa: 34)
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ اَلْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَ
"Maukah aku beritahukan kepada
kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh
kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika
suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan
suaminya seraya berkata: "Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha."
(HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257.)
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا، قِيْلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
"Apabila seorang wanita shalat
lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada
suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu
mana saja yang engkau sukai." (HR. Ahmad 1/191)
Muqaddimah
Selanjutnya Imam Nawawi rah.a. dalam Kitab Syarah Uqudul Lujain, mengutip sabda Rasulullah saw tentang wanita penghuni surga. Beliau bersabda,” Empat wanita yang berada di surga, yaitu: (1) Wanita yang memelihara dirinya, taat kepada Allah dan suami, banyak anaknya, serta sabar, (2) Menerima apa yang ada walaupun sedikit bersama suaminya dan bersifat pemalu. (3) Jika suaminya pergi, maka ia menjaga dirinya dan harta suaminya. Jika suaminya berada di rumah maka ia menjaga lisannya dari menyakiti suami. (4) Wanita yang ditinggal mati suaminya, sedangkan ia mempunyai anak yang masih kecil-kecil lalu ia menahan dirinya, memelihara dan mendidik anak-anaknya, serta berbuat baik kepada mereka dan tidak menikah lagi karena takut menyia-nyiakan mereka.”
Selanjutnya Imam Nawawi rah.a. dalam Kitab Syarah Uqudul Lujain, mengutip sabda Rasulullah saw tentang wanita penghuni surga. Beliau bersabda,” Empat wanita yang berada di surga, yaitu: (1) Wanita yang memelihara dirinya, taat kepada Allah dan suami, banyak anaknya, serta sabar, (2) Menerima apa yang ada walaupun sedikit bersama suaminya dan bersifat pemalu. (3) Jika suaminya pergi, maka ia menjaga dirinya dan harta suaminya. Jika suaminya berada di rumah maka ia menjaga lisannya dari menyakiti suami. (4) Wanita yang ditinggal mati suaminya, sedangkan ia mempunyai anak yang masih kecil-kecil lalu ia menahan dirinya, memelihara dan mendidik anak-anaknya, serta berbuat baik kepada mereka dan tidak menikah lagi karena takut menyia-nyiakan mereka.”
"Wanita (istri) shalihah adalah yang taat lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara
mereka." (An-Nisa: 34)
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan di antara
sifat wanita shalihah adalah taat kepada Allah dan kepada suaminya dalam
perkara yang ma'ruf lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di
sampingnya.
"Tugas seorang istri adalah menunaikan ketaatan
kepada Rabbnya dan taat kepada suaminya, karena itulah Allah berfirman:
"Wanita shalihah adalah yang taat," yakni taat kepada Allah Subhanahu
wa Ta'ala, "Lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada." Yakni
taat kepada suami mereka bahkan ketika suaminya tidak ada (sedang bepergian,
pen.), dia menjaga suaminya dengan menjaga dirinya dan harta suaminya."
(Taisir Al-Karimir Rahman, hal.177)
Wanita Baik Hati ?
"Wanita (istri) shalihah adalah yang taat lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah memelihara
mereka." (An-Nisa: 34)
Dalam ayat yang mulia di atas disebutkan di antara
sifat wanita shalihah adalah taat kepada Allah dan kepada suaminya dalam
perkara yang ma'ruf lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak berada di
sampingnya.
"Tugas seorang istri adalah menunaikan ketaatan
kepada Rabbnya dan taat kepada suaminya, karena itulah Allah berfirman:
"Wanita shalihah adalah yang taat," yakni taat kepada Allah Subhanahu
wa Ta'ala, "Lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada." Yakni
taat kepada suami mereka bahkan ketika suaminya tidak ada (sedang bepergian,
pen.), dia menjaga suaminya dengan menjaga dirinya dan harta suaminya."
(Taisir Al-Karimir Rahman, hal.177)
a. Muslimat: wanita-wanita yang ikhlas (kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala), tunduk kepada perintah Allah ta'ala dan perintah
Rasul-Nya.
b. Mukminat: wanita-wanita yang membenarkan perintah
dan larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala
c. Qanitat: wanita-wanita yang taat
d. Taibat: wanita-wanita yang selalu bertaubat dari
dosa-dosa mereka, selalu kembali kepada perintah (perkara yang ditetapkan)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam walaupun harus meninggalkan apa yang
disenangi oleh hawa nafsu mereka.
e. 'Abidat: wanita-wanita yang banyak melakukan ibadah
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala (dengan mentauhidkannya karena semua yang
dimaksud dengan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam Al-Qur'an
adalah tauhid, kata Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma).
f. Shoimat: wanita-wanita yang berpuasa. (Al-Jami' li
Ahkamil Qur'an, 18/126-127, Tafsir Ibnu Katsir, 8/132)
Istri Shalihah ?
Sifat-sifat wanita shalihah yang sesuai dengan
al-Quran dan Hadits, yaitu:
- Patuh dan taat kepada suaminya, “Laki-laki adalah pemimpin atas perempuan-perempuan karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan dengan sebab sesuatu yang telah mereka (laki-laki) nafkahkan dari harta-hartanya. Maka perempuan-perempuan yang shaleh ialah yang taat lagi memelihara diri balik di depan maupun belakang suaminya sebagaimana Allah telah memelihara dirinya.” (An-nisa: 34).
- Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya, “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata, “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (H. R. An-Nasai).
- Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami), seperti yang dilakukan Asma’ binti Abi Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhuma yang berkhidmat kepada az-Zubair bin Awwam Radhiallahu ‘anhu, suaminya.
- Tidak memberikan Kemaluannya kecuali kepada suaminya. “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” (an-Nuur: 2-3).
- Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya.
- Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya. “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (H.R. Abu Dawud).
- Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta’ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya.” (H. R. Al-Bukhari).
- Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur. Ada yang bertanya kepada beliau, ‘Apakah mereka kufur kepada Allah?’ Beliau menjawab, ‘Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata, ‘Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.’’” (HR. Al-Bukhari).
- Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar’i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (H. R. Muslim).
- Melegakan hati suami bila dilihat. “Bagi seorang mukmin laki-laki, sesudah takwa kepada Allah swt, maka tidak ada sesuatu yang paling berguna bagi dirinya, selain istri yang shalehah. Yaitu, taat bila diperintah, melegakan bila dilihat, ridha bila diberi yang sedikit, dan menjaga kehormatan diri dan suaminya, ketika suaminya pergi.” (H. R Ibnu Majah).
- Amanah. “Ada tiga macam keberuntungan (bagiseorang lelaki) Pertama, mempunyai istri yang shalehah, kalau kamu lihat melegakan dan kalau kamu tinggal pergi ia amanah serta menjaga kehormatan dirinya dan hartamu …” (HR Hakim).
- Istri shalehah mampu memberikan suasana teduh dan ketenangan berpikir dan berperasaan bagi suaminya. “Di antara tanda kekuasaan-Nya, yaitu Dia menciptakan pasangan untuk diri kamu dari jenis kamu sendiri. Agar kamu dapat memperoleh ketenangan bersamanya. Sungguh di dalam hati yang demikian itu merupakan tanda-tanda (kekuasaan) Allah bagi kaum yang berpikir.” (Ar Rum : 21)
Wanita Ahli Surga ?
Tentunya
setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli
Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya
merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Diantara ciri-ciri wanita ahli
Surga adalah:
1. Bertakwa.
2. Beriman kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala,
Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan
beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak
disembah kecuali Allah Subhanallahu
wa Ta’ala, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji
bagi yang mampu.
4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala seakan-akan
melihat Allah Subhanallahu wa Ta’ala,
jika dia tidak dapat melihat Allah Subhanallahu
wa Ta’ala, dia meyakini bahwa Allah Subhanallahu wa Ta’ala melihat dirinya.
5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada
Allah Subhanallahu wa Ta’ala,
tawakkal kepada-Nya, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah Subhanallahu wa Ta’ala, mengharap
rahmat Allah Subhanallahu wa Ta’ala,
bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah Subhanallahu wa Ta’ala serta
mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.
6. Taat kepada suami (dalam hal ma’ruf/kebaikan)
7. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha
memahaminya, berdzikir mengingat Allah Subhanallahu
wa Ta’ala ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa
kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala
semata.
8. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi
mungkar pada keluarga dan masyarakat.
9. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga,
anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap
hewan ternak yang dia miliki.
10. Menyambung tali persaudaraan terhadap
orang yang memutuskannya, suka berderma, menjaga diri dari meminta-minta, dan
memaafkan orang yang mendhaliminya.
11. Berinfak, baik ketika lapang maupun
dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
12. Adil dalam segala perkara dan bersikap
adil terhadap seluruh makhluk
13. Menjaga lisannya dari perkataan dusta,
saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
14. Menepati janji dan amanah yang
diberikan kepadanya.
15. Berbakti kepada kedua orang tua.
16. Menyambung silaturahmi dengan karib
kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.
17. Menutup aurat dan menjaga kehormatan
dirinya.
18.
Menundukkan pandangan
19. Mendidik anak-anaknya dengan pendidikan
islami.
Demikian
beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang kami sadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu
Tamiyyah juz 11 halaman 422-423.
Ikhtitam
"Apabila seorang wanita shalat
lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada
suaminya, maka dikatakan kepadanya: Masuklah engkau ke dalam surga dari pintu
mana saja yang engkau sukai." (HR. Ahmad 1/191)
Jakarta 21/1/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar