“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.” (al-Ahzab: 21)
Sungguh
telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat
belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (at-Taubah: 128)
Dan
sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (al-Qalam: 4)
Muqaddimah
Jakarta (SI Online) - Presiden Joko Widodo menegaskan
dengan meneladani sifat Nabi Muhammad Saw maka bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa
yang maju dan sejahtera.
"Kalau kita bisa meneladani beliau dalam gaya hidup sehari-hari, saya yakin Indonesia bisa menjadi negara besar, makmur dan sejahtera," kata Presiden dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di Istana Negara, Jumat malam (03/01) seperti dikutip Antara.
Jokowi mengatakan sebagaimana tercatat dalam sejarah, Nabi Muhammad Saw diutus ke tengah masyarakat, bukan masyarakat modern tapi masyarakat yang kering dengan nilai-nilai peradaban.
"Dalam menyikapi masyarakat jahiliyah tersebut Nabi Muhammad Saw mengedepankan nilai-nilai agung dan mengajak ibadah serta senantiasa menjunjung tinggi kehormatan pada sesama," kata Presiden.
Dalam kesempatan itu Jokowi juga mengatakan peringatan Maulid Nabi juga diharapkan menjadi salah satu sarana umat Islam untuk terus meningkatkan kualitas diri.
"Memang begitulah kita membangun tata Islam yang penuh perdamaian serta menebarkan keadilan dan toleransi," paparnya.
"Kalau kita bisa meneladani beliau dalam gaya hidup sehari-hari, saya yakin Indonesia bisa menjadi negara besar, makmur dan sejahtera," kata Presiden dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di Istana Negara, Jumat malam (03/01) seperti dikutip Antara.
Jokowi mengatakan sebagaimana tercatat dalam sejarah, Nabi Muhammad Saw diutus ke tengah masyarakat, bukan masyarakat modern tapi masyarakat yang kering dengan nilai-nilai peradaban.
"Dalam menyikapi masyarakat jahiliyah tersebut Nabi Muhammad Saw mengedepankan nilai-nilai agung dan mengajak ibadah serta senantiasa menjunjung tinggi kehormatan pada sesama," kata Presiden.
Dalam kesempatan itu Jokowi juga mengatakan peringatan Maulid Nabi juga diharapkan menjadi salah satu sarana umat Islam untuk terus meningkatkan kualitas diri.
"Memang begitulah kita membangun tata Islam yang penuh perdamaian serta menebarkan keadilan dan toleransi," paparnya.
REPUBLIKA.CO.ID,
Dosen Program Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Ustaz Mulyadi Kosim
berbagi tiga kunci meneladani Rasul. Yaitu,
keikhlasan beribadah, kesungguhan, dan kesesuaian dengan sunah. Ibadah yang
dilakukan pun harus seimbang tidak hanya berhubungan dengan Allah SWT, tetapi
juga dengan sesama manusia. "Ibadah Rasul bukan ibadah yang
antisosial," kata dia.
Selain itu,
kata dia, agar sosok Rasul dapat hidup dalam kehidupan sehari-hari, jadikan figur
Rasul sebagai idola dan teladan. Perbanyak menelaah sirah Rasulullah, baik
lewat berbagai referensi buku maupun mendatangi majelis taklim.
dakwatuna.com - Akhlak adalah salah satu dasar dalam Islam. Orang
awam biasanya hanya mengenal 2 pondasi Islam, yaitu iman dan islam. Namun, ada
satu hal terpenting lagi yang menjadi pondasi dari Islam, yaitu ihsan.
Perbuatan baik, atau ihsan harus selalu kita ingat sebagai salah satu dasar
agama Islam. Dan dalam ihsan tersebut terselip akhlakul karimah, salah satu
sifat Rasulullah SAW.
Suatu hari, Rasul pernah ditanya oleh sahabatnya. “Ya
Rasul, apakah inti Islam?” Rasul menjawab, “Inti Islam adalah Akhlakul Karimah, Akhlakul Karimah, Akhlakul
Karimah”. Kemudian Rasul ditanya lagi, “Ya Rasul, apa inti akhlak?”, dijawab
oleh Rasul, ”1. Jangan berdusta, 2. Tepati janji, 3. Amanah, 4. Istiqomah”.
Tiga kali Rasul mengulang kata akhlakul karimah. Itu
menunjukkan bahwa akhlak sangat penting dalam perkembangan Islam. Dan hal itu
telah dibuktikkan oleh Rasul sendiri. Dalam suatu kisah, para pembesar kaum
Quraisy tetap menghormati Rasul sebagai orang yang mulia akhlaknya. Mereka
tetap menitipkan barang dagangannya walaupun mereka menentang Rasul yang
membawa risalah Islam. Dan saat Rasul hijrah ke Madinah bersama Abu Bakar,
Rasul pun menitipkan semua barang yang pernah dititipkan oleh kaum Quraisy
kepada Ali bin Abi Thalib untuk dikembalikan kepada Kaum Quraisy. Subhanallah,
bahkan Rasul pun tetap berbuat baik kepada kaum yang memusuhinya.
Rasulullah saw Teladan Ummat
Dari sejak
Nabi Muhammad lahir ke dunia, beliau selalu dapat dijadikan teladan baik bagi
siapapun. Bangsa Arab pun memberikan gelar kepercayaan tinggi kepada beliau
sebagai orang muda yang jujur dapat dipercaya (Al-Amīn). Sehingga Allah
sendiri menganugerahinya dengan julukan pemilik Akhlak yang agung (Ibn Hisyām,
1981):
وَإِنَّكَ
لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ (٤)
Dan
sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti (akhlak) yang agung (Q.S. Al-Qalam, 68:4).
Uswah ḥasanah dalam Islam ada dua:
- Uswah ḥasanah mutlak: Yang terjamin bersih dari berbagai kesalahan maupun kekeliruan, yaitu ada pada sosok Rasūl Alláh saw. sebagai suri teladan yang agung, luhur, pemilik kesempurnaan Akhlak, serta punya biografi yang menakjubkan.
- Uswah ḥasanah terbatas: adalah suri teladan yang ada pada makhluk Alláh yang lainnya, hal ini karena tidak ada jaminan seperti pada Nabi SAW. Orang-orang tersebut adalah orang-orang ṣaliḥin dan muttaqīn (Ḥumayd, 2011).
Pembelajaran Dengan Uswah ḥasanah adalah metode
pembelajaran yang paling efektif dibanding metode lainnya yang pernah ada.
Karena dalam pembelajaran Uswah ḥasanah paling mendekatkan pada
keberhasilan tujuannya.
Mengapa kita
wajib menteladani beliau saw ?
1. Akhlak
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasalam adalah Al-Qur’an
Ketika
Aisyah Radhiyallahu’anha ditanya tentang akhlak Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasalam, maka dia menjawab, “Akhlaknya adalah Al Qur’an.” (HR. Abu Dawud dan
Muslim)
2. Nabi
Shallallahu’alaihi Wasalam Diutus untuk Menyempurnakan Akhlak
Nabi
Shallallahu’alaihi Wasalam bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Al Bazzaar)
3. Kebaikan
itu adalah Akhlak yang Baik
Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasalam bersabda: “Kebajikan ialah akhlak yang baik dan
dosa ialah sesuatu yang mengganjal dalam dadamu dan kamu tidak suka bila
diketahui orang lain.” (HR. Muslim)
4.
Rasulullah adalah orang yang paling dermawan
Anas
Radhiyallahu’anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasalam adalah orang
yang paling baik, paling dermawan (murah tangan), dan paling berani”. (HR.
Ahmad)
5. Nabi
Shallallahu’alaihi Wasalam Selalu Ramah Pada Siapapun, Bahkan pada Maula
(Pembantu Rumah Tangga Beliau)
Anas
Radhiyallahu’anha, pembantu rumah tangga Nabi Shallallahu’alaihi Wasalam
berkata, “Aku membantu rumah tangga Nabi Shallallahu’alaihi Wasalam sepuluh
tahun lamanya, dan belum pernah beliau mengeluh “Ah” terhadapku dan belum
pernah beliau menegur, “kenapa kamu lakukan ini atau kenapa tidak kau lakukan
ini.” (HR. Ahmad)
6. Lebih
Mencintai Allah dan Rasul-Nya
Hadis
riwayat Anas Radhiyallahu’anha., ia berkata: Nabi Shallallahu’alaihi
Wasalam. bersabda: “Ada tiga hal yang barang siapa mengamalkannya, maka ia
dapat menemukan manisnya iman, yaitu orang yang lebih mencintai Allah dan
Rasul-Nya daripada yang lain, mencintai orang lain hanya karena Allah, tidak
suka kembali ke dalam kekufuran (setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia
tidak suka dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)
Nabi
Shallallahu’alaihi Wasalam bersabda: “Tiada seorang beriman hingga aku lebih
dicintai dari ayahnya, anaknya, dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari)
7.
Rasulullah Pembawa / Penyebar Rahmat
Nabi
Shallallahu’alaihi Wasalam bersabda: “Aku Muhammad dan Ahmad (terpuji), yang
dihormati, yang menghimpun manusia, nabi (penyeru) taubat, dan nabi (penyebar)
rahmat.” (HR. Muslim)
“Dan
tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.”(Al-Anbiya:
107)
Ikhtitam
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (berjumpa
dengan) Allah, (meyakini) Hari Akhir, dan banyak menyebut Allah (banyak
berzikir).” (Q.S. Al-Aḥzāb, 33:21)”.
Uswaħ ḥasanaħ dan tuntunan yang baik yang mesti diemban manusia
muslim mestinya memperhatikan hal-hal tindakan Akhlak sebagai berikut:
- Berakhlak baik yang sempurna (sesuai dengan misi Nabi):
- Memiliki Kesesuaian Ucapan dan Tindakannya.
- Menjauhi tempat-tempat dan sumber-sumber ketidak baikan bagi kemanusiaan yang menimbulkan berbagai kecurigaan/ tempat maksiat.
Jakarta 8/1/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar