MENINGKATKAN IMAN, ILMU
DAN AMAL ?
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Al Mujadalah ayat 11 :
يَرْفَعِ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Allah meninggikan beberapa
derajat (tingkatan) orang-orang yang berirman diantara kamu dan orang-orang
yang berilmu (diberi ilmu pengetahuan) dan Allah maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.
إِنَّمَا يَخْشَى
اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ ال لَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
“Sesungguhnya yang takut
kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama (orang berilmu)”. (Surat Fathir : 28)
Sabda rasulullah : “Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan
tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman”…. [HR. Ath-Thabrani]
Muqaddimah
Muqaddimah
Fenomena ini banyak mengelirukan segolongan kita yang kadang kala
terperangkap dalam himpitan kalam-kalam yang cuba membawa suatu motif tertentu.
Iman, Ilmu, Amal. Sebuah trilogi yang tidak dapat di pisahkan. Saling terkait.
Iman tanpa ilmu, sesat. Ilmu tanpa Amal, sesat. Amal tanpa ilmu, taklid. Secara
susunan nya kadang kala ia terlalu dipertikai akan kepentiangan untuk menyusun
nya. Ada menyatakan ilmu itu dahulu dari iman , dan ada menyatakan iman dahulu
dari amal. Apapun yang pasti ketiga ini berkait antara satu sama lain.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbahagialah bagi orang yang beriman dan terus bertambah kuat imannya dari hari ke hari dan juga senatiasa diiringi oleh penambahan ilmu, baik itu ilmu syar'i maupun kauniy. Mengapa demikian? Karena, Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat lebih tinggi seperti firman-Nya dalam Alquran surah al-Mujaadilah ayat 11: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." Subhanallah.
Namun, mengapa Allah SWT menggandengkan antara kedua kata ini, yaitu iman dan ilmu? Karena kedua kata tersebut memiliki hubungan satu sama lain yang sangat erat, di mana jika orang bertambah ilmunya maka semestinya bertambah jugalah imannya, mirisnya yang sedang banyak terjadi di zaman smartphone sekarang ini banyak orang yang berilmu tetapi iman mereka berkurang, mereka meniggalkan kewajiban mereka sebagai hamba Allah SWT terutama di poin salat lima waktu.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbahagialah bagi orang yang beriman dan terus bertambah kuat imannya dari hari ke hari dan juga senatiasa diiringi oleh penambahan ilmu, baik itu ilmu syar'i maupun kauniy. Mengapa demikian? Karena, Allah SWT akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat lebih tinggi seperti firman-Nya dalam Alquran surah al-Mujaadilah ayat 11: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." Subhanallah.
Namun, mengapa Allah SWT menggandengkan antara kedua kata ini, yaitu iman dan ilmu? Karena kedua kata tersebut memiliki hubungan satu sama lain yang sangat erat, di mana jika orang bertambah ilmunya maka semestinya bertambah jugalah imannya, mirisnya yang sedang banyak terjadi di zaman smartphone sekarang ini banyak orang yang berilmu tetapi iman mereka berkurang, mereka meniggalkan kewajiban mereka sebagai hamba Allah SWT terutama di poin salat lima waktu.
"Tuntutlah ilmu,sesungguhnya
menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza Wajalla, dan
mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sedekah.
Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat
dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan
di akhirat."
Sudahlah jelas firman dan sabda nabi-Nya, maka dari itu mari kita perbaiki iman dan ilmu kita untuk menjadi hamba Allah SWT yang dekat dan tinggi di sisi-Nya, dan akan mendapat surga Firdaus kelak di hari akhir nanti. Jadi tuntutlah ilmu mulai sekarang, kelak akan beguna bagi akhirat dan dunia kita di masa yang akan datang.
Sudahlah jelas firman dan sabda nabi-Nya, maka dari itu mari kita perbaiki iman dan ilmu kita untuk menjadi hamba Allah SWT yang dekat dan tinggi di sisi-Nya, dan akan mendapat surga Firdaus kelak di hari akhir nanti. Jadi tuntutlah ilmu mulai sekarang, kelak akan beguna bagi akhirat dan dunia kita di masa yang akan datang.
Iman pula melahirkan penyaksian mata hati (musyahadah) terhadap ketuhanan
Allah s.w.t pada setiap pandangan kepada segala perkara. Allah s.w.t berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman! Tetapkanlah iman kamu kepada Allah dan
Rasul-Nya… (Ayat 136 : Surah an-Nisaa’) Sabda rasulullah : “Allah tidak
menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa
iman”…. [HR. Ath-Thabrani]
“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima
amal perbuatan tanpa iman”…. [HR. Ath-Thabrani] kemudian dijelaskannya pula
bahwa: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”…. [HR. Ibnu Majah dari Anas,
HR. Al Baihaqi]
Selanjutnya, suatu ketika seorang sahabatnya, Imran, berkata bahwasanya ia
pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, amalan-amalan apakah yang seharusnya
dilakukan orang-orang?". Baginda Saw. menjawab: "Masing-masing
dimudahkan kepada suatu yang diciptakan untuknya"…. [HR. Bukhari]
“Barangsiapa mengamalkan apa yang diketahuinya, niscaya Allah mewariskan
kepadanya ilmu yang belum diketahuinya.”…. [HR. Abu Na’im] ”Ilmu itu ada dua,
yaitu ilmu lisan, itulah hujjah Allah Ta’ala atas makhlukNya, dan ilmu yang di
dalam qalb, itulah ilmu yang bermanfaat.” …. [HR. At Tirmidzi] ”Seseorang itu
tidak menjadi ‘alim (ber-ilmu) sehingga ia mengamalkan ilmunya.” …. [HR. Ibnu
Hibban]
Sekali peristiwa datanglah seorang sahabat kepada Nabi Saw. dengan
mengajukan pertanyaan: ”Wahai Rasulullah, apakah amalan yang lebih utama ?”
Jawab Rasulullah Saw.: “Ilmu Pengetahuan tentang Allah ! ” Sahabat itu bertanya
pula “Ilmu apa yang Nabi maksudkan ?”. Jawab Nabi Saw.: ”Ilmu Pengetahuan
tentang Allah Subhanaahu wa Ta’ala ! ” Sahabat itu rupanya menyangka Rasulullah
Saw salah tangkap, ditegaskan lagi “Wahai Rasulullah, kami bertanya tentang
amalan, sedang Engkau menjawab tentang Ilmu !” Jawab Nabi Saw. pula
“Sesungguhnya sedikit amalan akan berfaedah bila disertai dengan ilmu tentang
Allah, dan banyak amalan tidak akan bermanfaat bila disertai kejahilan tentang Allah”[HR.
Ibnu Abdil Birr dari Anas]
IMAN ?
"Wahai orang-orang yang beriman! Tetapkanlah iman kamu kepada Allah
dan Rasul-Nya…" (Ayat 136 : Surah an-Nisaa’)
Sabda rasulullah :
Sabda rasulullah :
“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan
tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman”. [HR. Ath-Thabrani]
Pengertian iman dari bahasa Arab yang
artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan
dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).
Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati
bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan
kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta
dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Jadi, seseorang dapat dikatakan
sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur
keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan
Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal
perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang
sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang
utuh dan tidak dapat dipisahkan.
Iman dalam
Dienul Islam menempati posisi amat penting dan strategis
sekali. Karena iman adalah asas dan dasar bagi seluruh amal perbuatan manusia.
Tanpa iman tidaklah sah dan diterima amal perbuatannya. Firman Allah SWT dalam
Qur’an Surah An-Nisa’ : 124 :
وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal
shaleh baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka
itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun”.
Juga dalam Qur’an Surah Al-Isra’ : 19 :
وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا
“Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan
akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah
mu’min, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dgn baik”.
Disebutkan dalam hadits dari Al-Bara’
ibn ‘Azib Radhiyallahu ‘Anhu bahwa ada seorang kafir datang dengan
bertopeng sambil membawa sepotong besi kemudian memohon kepada Rasulullah SAW
agar diperkenankan pergi bersama kaum Muslimin untuk ikut berperang. Maka
beliau bersabda kepadanya :
“Masuklah Islam kemudian pergilah berperang!”
Lalu ia pun masuk Islam dan ikut pergi berperang sehingga terbunuh. Nabi Saw
bersabda : “Dia beramal sedikit tetapi dibalas dengan pahala yang banyak”.
ILMU ?
Kata ilmu berasal dari kata kerja
‘alima, yang berarti memperoleh hakikat ilmu, mengetahui, dan yakin. Ilmu, yang
dalam bentuk jamaknya adalah ‘ulum, artinya ialah memahami sesuatu dengan
hakikatnya, dan itu berarti keyakinan dan pengetahuan. Jadi ilmu merupakan
aspek teoritis dari pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah manusia melakukan
perbuatan amalnya. Jika manusia mempunyai ilmu tapi miskin amalnya maka ilmu
tersebut menjadi sia-sia.
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu
merupakan pengetahuan khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada
persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai
persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada
lebih dahulu
Tentang keutamaan orang yang menuntut
ilmu dalam Al-Qur’an Surat Az-Zumar : 9, Allah SWT berfirman :
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا
وَقَائِمًا يَحْذَرُ الآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي
الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو
الألْبَابِ
“(Apakah kamu hai orang musyrik
yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan
sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan
rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran”.
Dan Alloh juga berfirman pada
Al-Qur’an Surat Al-Mujadilah : 11.
…يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“… Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.
Dan didalam hadist
juga banyak yang menerangkan tentang keutamaan orang yang berilmu diantaranya :
“Apabila Allah menghendaki
seseorang itu menjadi baik, maka dia beri pemahaman tentang agama, dan
mengilhamkan kebaikan kepadanya.” (HR. Bazzar
dan Tabrani ).
“Wahai Abu Dzar, engkau pergi
untuk mempelajari satu ayat Al-Qur’an itu lebih baik bagi kamu daripada
shalat seratus rakaat, dan apabila engkau pergi belajar satu ilmu baik engkau
amalkan atau tidak, hal itu lebih baik bagimu daripada engkau sholat seribu
rakaat.” (HR. Ibnu Majah).
AMAL ?
"Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta saling menasihati
untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (Surah Al-Asr : 1-3).
“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima
amal perbuatan tanpa iman”. [HR. Ath-Thabrani]
Secara bahasa "amal"
berasal dari bahasa Arab yang berarti perbuatan atau tindakan, sedangkan saleh
berarti yang baik atau yang patut. Menurut istilah, amal saleh ialah perbuatan
baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang
berlipat di akhirat.
Pengertian amal dalam pandangan Islam
adalah setiap amal saleh, atau setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh
Allah SWT. Dengan demikian, amal dalam Islam tidak hanya terbatas pada ibadah,
sebagaimana ilmu dalam Islam tidak hanya terbatas pada ilmu fikih dan
hukum-hukum agama. Ilmu dalam dalam ini mencakup semua yang bermanfaat bagi
manusia seperti meliputi ilmu agama, ilmu alam, ilmu sosial dan lain-lain.
Ilmu-ilmu ini jika dikembangkan dengan benar dan baik maka memberikan dampak
yang positif bagi peradaban manusia. Misalnya pengembangan sains akan
memberikan kemudahan dalam lapangan praktis manusia. Demikian juga pengembangan
ilmu-ilmu sosial akan memberikan solusi untuk pemecahan masalah-masalah di
masyarakat.
Ikhtitam
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ
مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang
siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki–laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan
yang baik, dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala
yang lebih baik dari apa yang mereka telah kerjakan.” (QS: An–Nahl : 97)
Alhasil
dalam ayat ini Allah SWT memberitakan dan menjanjikan bagi orang yang dapat
mengumpulkan antara ilmu, iman dan amal shaleh untuk mendapatkan kehidupan yang
baik di dunia ini dan balasan yang baik pula didunia dan akhirat.
Jakarta 8/1/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar