BERSIH LAHIR BATHIN
فَطَهِّر وَثِيَابَكَ
“Dan
pakaianmu bersikanlah” (QS.Al
Muddatsir ayat: 4)
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ
وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya
Allah mencintai orang –orang yang bertaubat dan orang – orang
Bersihkanlah badan. Maka allah akan membersihkan kamu. Maka sesungguhnya
seorang ‘abdi (muslim )yang tidur dalam keadaan bersih /suci kecuali tidur
bersamanya, pada rambut-rambutnya, malaikat yang tidak ada hentinya mendoa
kannya, ya allah ampunilah, abdimu ini karena sesungguhnya ia tidur dalam ke
adaan bersih atau suci. (HR. Thabrani, ibnu hibban)
Muqaddimah
Agama dan
ajaran Islam menaruh perhatian amat tinggi pada kebersihan, baik lahiriah fisik
maupun batiniyah psikis. Kebersihan lahiriyah itu tidak dapat dipisahkan dengan
kebersihan batiniyah. Oleh karena itu, ketika seorang Muslim melaksanakan
ibadah tertentu harus membersihkan terlebih dahulu aspek lahiriyahnya. Ajaran
Islam yang memiliki aspek akidah, ibadah, muamalah, dan akhlak ada kaitan dengan
seluruh kebersihan ini. Hal ini terdapat dalam tata cara ibadah secara
keseluruhan. Orang yang mau shalat misalnya, diwajibkan bersih fisik dan
psikisnya. Secara fisik badan, pakaian, dan tempat salat harus bersih, bahkan
suci. Secara psikis atau akidah harus suci juga dari perbuatan syirik. Manusia
harus suci dari fahsya dan munkarat.
Tak perlu lagi
di perdebatkan mengenai manfaat menjaga kebersihan dalam hidup kita.
Membiasakan hidup bersih baik dari kotoran, najis, maupun hadas merupakan
pangkal kesehatan. Lebih khusus adalah bagi kesehatan jasmani dan rohani
seorang hamba Allah yang senantiasa beribadah kepada-NYA. Ingat, bersih
dan suci merupakan persyaratan ibadah. Bersuci dan membiasakan diri hidup
bersih pun merupakan sifat terpuji yang membuktikan bahwa derajat manusia lebih
tinggi disbanding makhluk lain.
Pikiran
melahirkan tindakan, tindakan melahirkan kebiasaan, dan kebiasaan melahirkan
karakter. Teori itu bisa diterapkan dimana saja. Tak terkecuali dalam bentuk
karakter “cinta kebersihan”. Nah, pertama, kita sdah memahami landasan yang
masuk akal sebagai motivasi untuk selalu menjaga kebersihan dan kesucian. Jadi
modal berupa pikiran sudah kita miliki. Selanjutnya, sebelum melahirkan
kebiasaan, mau tak mau kita harus memaksa diri untuk melakukannya. Agar
pikiran dapat terwujud dalam bentuk tindakan. Maka, hal
hal kecil
yang mendukung perilaku hidup bersih dan suci pun harus segera dilaksanakan
sebisa mungkin.
REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI)
mengeluarkan fatwa nomor 47 tahun 2014 tentang pengelolaan sampah untuk
mencegah kerusakan lingkungan.
Sekretaris
Komisi Fatwa MUI, Asrorun Ni'am Shaleh mengatakan fatwa ini dikeluarkan sebagai
wujud tanggung jawab sosial keulamaan untuk memlihara lingkungan hidup yang
didasari pada berbagai fenomena bencana dan kerusakan lingkungan.
Bencana dan kerusakan lingkungan hidup tersebut disebabkan perilaku masyarakat yang tidak ramah terhadap lingkungan. Salah satunya dengan membuang sampah sembarangan.
"MUI melakukan ikhtiar untuk memberikan kontribusi keagamaan di dalam menjaga kelestaraian lingkungan dengan melakukan aktifitas positif dengan kajian kegamaan terkait pengelolaan sampah. Ini salah satu latar belakangnya," ujar Asrorun Ni'am Shaleh kepada Republika, Rabu (7/1).
Bencana dan kerusakan lingkungan hidup tersebut disebabkan perilaku masyarakat yang tidak ramah terhadap lingkungan. Salah satunya dengan membuang sampah sembarangan.
"MUI melakukan ikhtiar untuk memberikan kontribusi keagamaan di dalam menjaga kelestaraian lingkungan dengan melakukan aktifitas positif dengan kajian kegamaan terkait pengelolaan sampah. Ini salah satu latar belakangnya," ujar Asrorun Ni'am Shaleh kepada Republika, Rabu (7/1).
Allah dan
Rasul-NYA memerintahkan kepada kita untuk bersuci dari najis dan hadas , serta
mencintai kebersihan. Kali ini kita mempelajari najis dan hadas, cara
mensucikannya, hikmah-hikmah bersuci , serta manfaat hidup bersih.
Bersih itu
indah. Tentu sejak kecil kita semua selalu mendapatkan ajaran seperti
itu. Secara bertahap , kita juga semakin paham bahwa kebersihan bukan hanya
berefek pada keindahan , melainkan juga pada kesehatan. Sangat masuk akal ,
mengigat banyak penyakit merembak karena kotoran. Maka, slogan yang muncul
setelah ‘bersih itu indah” adalah “kebersihan pangkal kesehatan”.
Lambat laun,
kita juga diajari tentang pemahaman agama. Dua semboyan diatas berlanjut
“kebersihan termasuk iman”. Jadi, sudut pandang kita bukan lagi sekedar
keindahan dan kesehatan , tapi juga keimanan kepada tuhan. Nah, semakin
“dalam”, bukan?
Mungkin
banyak mengira bahwa slogan “kebersihan termasuk iman” semata merupakan
buah kebijaksanaan para leluhur kita yang bijak bestari. Eit, jangan
salah ya, bukan main-main, slogan itu sebenarnya merupakan sabda Muhammad saw.,
nabi utusan allah. Jadi, perintah kepada kita untuk senantiasa menjaga
kebersihan benar-benar sangat terkait dengan upaya peningkatan kualitas iman
dan taqwa.
Anjuran Bersih Lahir –
Bathin
Menurut Prof
.Dr. M. Aburrahman MA bahwa kebersihan merupakan salah pokok dalam
memelihara kelangsungan eksistensinya, sehingga tidak ada satupun makhluk
kecuali berusaha untuk membersihkan dirinya, walaupun makhluk tersebut dinilai
kotor. Pembersihan diri tersebut, secara fisik misalnya, ada yang menggunakan
air, tanah, air dan tanah. Bagi manusia membersihkan diri tersebut dengan tanah
dan air tidak cukup, tetapi ditambah dengan menggunakan dedaunan pewangi,
malahan pada zaman modern sekarang menggunakan sabun mandi, bahkan untuk
pembersih wajah ada sabun khusus dan lain sebagainya. Pada manusia konsep
kebersihan, bukan hanya secara fisik, tetapi juga psikhis, sehingga dikenal
istilah kebersihan jiwa, kebersihan hati, kebersihan spiritual dan lain
sebagaianya.
الاسلام نظيف فتظفوا فانّه لايد خل الجنّة الاّ نظيف{رواه البهقي
Artinya:
islam itu agama yang bersih, maka jagalah kebersihan. Sesngguhnya tidak masuk
surge kecuali orang-orang yang bersih. {H.R.BAIHAQI}
Hadist rasulallah saw, menerangkan tentang betapa
pentingnya kebersihan dan perlunya usaha mewujudkan kebersihan, antara lain:
Kebersihan itu
sebagian dari iman ( HR Muslim )
Agama itu di
bangun diatas kebersihan ( HR. Al-Ghazali )
Sesungguhnya
islam itu bersih, hrndaklah kamu mewujudkan kebersihan karena sesungguhnya
tidak akan masuk sorga kecuali orang yang bersih (HR Khatib)
Sesungguhnya
Allah itu bersih, Ia cinta kebersihan ( HR Turmudzi )
Kebersihan
jasmani seorang muslim, tidak hanya menghilangkan najis, beristinja dan
berwudhu saja, tetapi harus membersihkan badan secara menyeluruh dengan mandi.
Membersihkan diri dengan mandi menjadi suatu kewajiban dalam rangka pelaksanaan
ibadah manakala seseorang junub. Selain dari itu, umat Islam dianjurkan untuk
mandi dalam hubungannya dengan pelaksanaan ibadah tertentu, misalnya :
1. Shalat
Jumat, Shalat Idul Fitri dan Idul Adha, Shalat Istisqa, Shalat Khauf dan
Shalat Khusuf
2. Orang yang usai memandikan mayat
3. Orang yang baru menganut agama Islam
4. Orang gila atau orang pingsan yang baru sadarkan diri
5. Orang yang akan memulai berihram (untuk ibadah haji atau
umrah)
6. Orang yang akan memasuki kota suci Mekah
7. Orang yang akan wukuf di Arafah
8. Orang yang akan mabit di Muzdalifah
9. Orang yang akan melontar jumrah
10. Orang yang akan thawaf
Artinya: “ Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.”
attaubah:103
Manfaat dan Hikmah
Bersuci dari Najis.
Najis adalah kotor lawan dari suci dan berkaitan
dengan dua hal yaitu hadats dan khubts. Sedangkan menurut bahasa penggunaan
istilah najis berlaku untuk sesuatu yang kotor baik bersifat hissy/dapat
diindera seperti kencing maupun yang bersifat maknawi/tidak dapat diindera
seperti dosa.
Bersuci dari najis memiliki manfaat dan hikmah antara
lain :
• Mendidik manusia agar senantiasa hidup bersih
• Menjaga kebersihan berarti menjaga diri dari
penyakit
• Menjadi sarana untuk lebih mendekatkan diri dari
penyakit
• Menjadi cermin keimanan seseorang
• Mendidik manusia berakhlak mulia
• Meningkatkan citra diri ddan kualitas hidup.
Manfaat dan Hikmah
Bersuci dari Hadats
Hadats adalah suatu kejadian atau perbuatan yang
menyebabkan seseorang secara hukum kotor/najis dan harus disucikan saat akan
melakukan ibadah mahdhah seperti shalat. Bersuci dari hadats berarti mensucikan
badan dari hadats besar maupun kecil dengan cara tertentu yang telah ditetapkan
oleh syari’at Islam. Bersuci dari hadats dilakukan dengan wudhu’, mandi, atau
tayammum.
Ikhtitam
Kebersihan merupakan suatu
yang amat fitri bagimakhluk hidum, utamanya makhluk bernyawa. Dalam ajaran
Islam kebersihan saja belum cukup, tetapi harus disertai kesucian, Dalam
kebrsihan yang ada kalanya menggunakan istilah thaharah atau tazkiyah
semuanya berkaitan dengan kebersihan dan kecusian, baik hissiyah maupun ma’nawwiyah,
bahkan digunakan lafal fitrah. Konsep kebersihan yang amat jami
(konprehensif) dalam Islam, belum dimaknasi secara kontekstual dalam rangkan
membangun kebersihan dalam raga dan jiwanya. Maka dalam upaya membangun
keseimbangan ini agaknya konseptualisasikebersihan dan kesucian harus
digalakkan. Adalah naïf jika hanya sebelah antara kebersihan dan kesucian. Ini
barangkali yang mengakibatkan mengaapa orang Islam sering bersuci tetapi tidak
bersih atau yang lain non-Muslim mereka tak suci tetapi bersih. Yang jelas
Rasul adalah “Tokoh Kebersihan, Kesucian, dan Pelestarian Lingkungan”
Oleh Karena itu kita sebagai
umat islam yang ajaran islam begitu banyak perhatiannya tenatang kebersihan,
selayajknya kita dapat merealisasikan Kebersihan tersebut dalam kehidupan yang
realitas yang kita jalani sehari-hari. Demi untuk mempetahankan kesehatan serta
memperindah kehidupan dalam bermasyarakat, sebab Manusia perlu menjaga
kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak malu,
tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri
maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi, menyikat gigi,
mencuci tangan,
dan memakai pakaian,maupun kebersihan tempat tinggal, lingkungan.
“Sesungguhnya Allah mencintai orang –orang yang
bertaubat dan orang – orang
yang mermbersikan diri”. ( QS. Al
baqoroh:222 ).
Jakarta 8/1/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar