أَيْنَمَا تَكُونُواْ يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ
كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ
Artinya: Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh(QS An Nisa 4:78)
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ
Artinya:
Katakanlah, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia
pasti menemui kamu. (Al Jum'ah 62:8)
فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
“Maka jika datang
waktu kematian mereka, tidak bisa mereka tunda dan dan mendahulukannya
sedetikpun,”[QS. An-Nahl: 61].
Dan janganlah kamu mengatakan
terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan
(sebenarnya) mereka itu h idup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (Al Baqarah
154)
Sabda Rasulullah SAW: “Kematian yang paling ringan
ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah
batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang
tersobek ?” (HR Bukhari)
Muqaddimah
Menurut data
statistik PBB, setiap tahunnya ada lebih dari 700.000 orang melakukan bunuh
diri, ada ratusan ribu tewas dalam kecelakaan kebakaran, kecelakaan lalu
lintas, pembunuhan. Ada jumlah tertentu yang mati akibat penyakit jantung, di
Amerika Serikat meninggal hingga 700.000 orang dan setengah dari jumlah
tersebut ada yang mati secara tiba-tiba, ada jumlah tertentu yang mati akibat
kanker kulit, kanker payudara dan kanker paru-paru. Seakan ada sistem tertentu yang
menentukan kematian, dan jika kita melihat statistik tahun demi tahun, kita
perhatikan bahwa ada rasio yang sangat dekat, selama sepuluh tahun misalnya,
bahwa persentase ini dekat dan berkembang seiring berjalannya waktu. Ini adalah
bukti bahwa kematian adalah ketetapan yang telah ditentukan waktunya, dan yang
menakjubkan Al-Quran telah menegaskan fakta ini, Allah SWT berfirman:
نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ
“Kami telah
menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan,” (QS.
Al-Waqi’ah:60).
Intinya mengingat maut sangat banyak manfaatnya, bahkan mendapatkan pahala,
menjadikan orang beruntung karena bersiap menghadapi kematian yang bisa datang
kapan saja, dan ikhlas karena telah bersiap menyambutnya
Abu Hurarra berkata, “Suatu ketika kami bersama Rasulullah SAW mengantar jenazah. Setibanya di tanah pekuburan Rasulullah SAW duduk di dekat sebuah kubur, lalu berkata, ‘Tidak berlalu satu hari pun di dalam kubur kecuali kubur akan mengatakan dengan fasih dan jelas, ‘Wahai anak Adam, mengapa kamu melupakan aku, padahal aku adalah tempat kesunyian, aku adalah rumah pengasingan, aku adalah tempat yang penuh ulat dan cacing. Aku adalah tempat yang sangat sempit kecuali bagi orang yang dikehendaki-Nya maka da menjadi luas. Kubur merupakan sebuah taman surga atau sebuah lembah dari lembah neraka’.”
Abu Hurarra berkata, “Suatu ketika kami bersama Rasulullah SAW mengantar jenazah. Setibanya di tanah pekuburan Rasulullah SAW duduk di dekat sebuah kubur, lalu berkata, ‘Tidak berlalu satu hari pun di dalam kubur kecuali kubur akan mengatakan dengan fasih dan jelas, ‘Wahai anak Adam, mengapa kamu melupakan aku, padahal aku adalah tempat kesunyian, aku adalah rumah pengasingan, aku adalah tempat yang penuh ulat dan cacing. Aku adalah tempat yang sangat sempit kecuali bagi orang yang dikehendaki-Nya maka da menjadi luas. Kubur merupakan sebuah taman surga atau sebuah lembah dari lembah neraka’.”
Perbanyaklah mengingat maut,
sekiranya kamu tahu apa yang terjadi pada dirimu setelah kematian, niscaya kamu
tidak berselera makan dan minum barang segelas air pun.
Siapa yang
banyak mengingat mati, hatinya akan hidup dan kematian menjadi mudah baginya,
bahkan Rasululullah SAW bersabda, “Orang yang cerdas adalah mereka yang selalu
banyak mengingat kematian.”
Definisi mati menurut
Al-Qur’an
Mati menurut pengertian secara umum adalah keluarnya Ruh dari jasad, kalau menurut
ilmu kedokteran orang baru dikatakan mati jika jantungnya sudah berhenti
berdenyut. Mati menurut Al-Qur’an adalah terpisahnya Ruh dari jasad dan hidup
adalah bertemunya Ruh dengan Jasad. Kita mengalami saat terpisahnya Ruh dari
jasad sebanyak dua kali dan mengalami pertemuan Ruh dengan jasad sebanyak dua
kali pula. Terpisahnya Ruh dari jasad untuk pertama kali adalah ketika kita
masih berada dialam Ruh, ini adalah saat mati yang pertama. Seluruh Ruh manusia
ketika itu belum memiliki jasad. Allah mengumpulkan mereka dialam Ruh dan
berfirman sebagai disebutkan dalam surat Al A’raaf 172:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?”
Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan
yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya
kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”,
(Al A’raaf 172)
Sakaratul Maut Bagi Orang Dhalim ?
Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang dzalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.
Kisah
ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan
apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari
tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh
(yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita
ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah
yang terbuat dari timah keras.
Itulah
wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari
tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun
maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan
sepanjang sisa hidup kita.
"Alangkah
dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam
tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya,
(sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan
siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah
(perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri
terhadap ayat-ayat-Nya." (QS Al-An’am 6:93)
"(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para
malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka
menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu
kejahatan pun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang telah kamu kerjakan”. Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu
kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan
diri itu." (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)
Di
akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua
Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang dzalim, si malaikat akan berkata, “Semoga
Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa
hadir di tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan
perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah
tidak memberimu balasan yang baik!“ Ketika itulah orang yang sekarat itu
menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.
Ketika
sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai
merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut
mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tak
seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah
diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau
di neraka”.
Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah
akhirat seorang dzalim di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak,
bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”. Naudzu bila min dzalik!
Sakaratul Maut Bagi Orang Bertaqwa ?
Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.
Dan
dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah yang telah diturunkan
oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “(Allah telah menurunkan) kebaikan”.
Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan
sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat
bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya,
mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala
apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang
yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para
malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Assalamu alaikum, masuklah kamu ke
dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (QS, An-Nahl, 16
: 30-31-32)
Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan
menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata
padanya, “Bergembiaralah, wahai
sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu”.
Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai
hidayah-Nya, berada dalam jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan,
dan termasuk umat yang dimudahkan-Nya, selama hidup di dunia, di akhir hidup,
ketika sakaratul maut, di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di jembatan jembatan
Sirath-al mustaqim, dan seterusnya.
Allahumma Amin.
Ikhtitam
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْت
“Setiap jiwa pasti
akan merasakan mati,” (QS. Ali Imran: 185).
Hakikat Al-Quran
yang sesuai dengan ilmu pengetahuan dan membuktikan akan kebenaran firman Allah
Yang Maha Kuasa. Karena itu renungkanlah. siapakah yang mengatur kerja dari jam
ketika sel-sel dalam tubuh manusia bekerja? Siapakah yang melindunginya dari
segala kerusakan yang mungkin terjadi? Siapakah yang mengawasi atas
pemeliharaannya,dan siapakah yang menyediakan dan membekalinya berupa energi
yang dibutuhkan. Semua karena kekuasaan Allah SWT.
Mudah2an kita tidak termasuk orang
yang lalai, seperti disebutkan dalam ayat Qur’an diatas. Mari kita persiapkan
perbekalan kita untuk menempuh perjalanan panjang yang tidak akan pernah berakhir
didunia dan akhirat. Penyesalan diakhirat kelak tidak ada gunanya, masa lalu
tidak akan pernah kembali, masa yang akan datang pasti terjadi. Bersiaplah
menghadap berbagai perubahan yang akan kita alami sepanjang perjalan hidup yang
amat panjang dan melelahkan ini. Berbekallah sebaik baik bekal adalah Taqwa.
Sumber:1.Al-QUR’AN Hadits 2.http://madrasahmassahar.blogspot.com
3.http://www.fadhilza.com
Jakarta 29/1/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar