يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
“Hai rasul-rasul, makanlah dari
makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mukminun: 51)
Rasulullah bersabda, “Tidaklah tumbuh
daging dari makanan haram kecuali neraka lebih utama untuknya" (HR. At Tirmidzi)
Muqaddimah
Mungkin sering kita mendengar orang yang berkata, “Mencari yang halal aja susah,
apalagi yang haram?” Tahukah bahwa Allah SWT mengharamkan sesuatu tidak lain
karena sayangnya kepada hamba-hamba-Nya dan tidak lain adalah untuk kebaikan
manusia itu sendiri. Oleh karena itu jika manusia melanggar hukum Allah pasti
akan mendapatkan dampak negatif dari pelanggarannya itu. Jika dokter berkata,
“Anda dilarang makan makanan yang berkolesterol tinggi!” Pasti anda akan
berusaha menjauhinya, bukan? Dan anda pasti tahu akibat dari pelanggaran
anjuran dokter tersebut. Itu baru anjuran dokter, sedangkan Allah SWT adalah
Maha Rajanya dokter. Kenapa masih ada saja yang tidak menurut perintah-Nya?
Sebagian
muslim tidak mempedulikan apa yang masuk dalam perutnya. Asal enak dan
ekonomis, akhirnya disantap. Tidak tahu manakah yang halal, manakah yang haram.
Padahal makanan, minuman dan hasil nafkah dari yang haram sangat berpengaruh
sekali dalam kehidupan seorang muslim, bahkan untuk kehidupan akhiratnya
setelah kematian. Baik pada terkabulnya do’a, amalan sholehnya dan kesehatan
dirinya bisa dipengaruhi dari makanan yang ia konsumsi setiap harinya. Oleh
karena itu, seorang muslim begitu urgent
untuk mempelajari halal dan haramnya makanan. Dan yang kita bahas kali ini
adalah seputar pengaruh makanan yang haram bagi diri kita.
Akibat Makanan Haram ?
Beberapa dampak buruk dan pengaruh dari mengkonsumsi makanan haram, antara
lain :
1.Mengeraskan hati
Apabila seseorang begitu sulit menerima kebenaran bisa jadi yang
bersangakutan adalah pelanggan makanan atau minuman haram.
Imam Ahmad ra pernah ditanya, "apa yang harus dilakukan agar
hati mudah menerima kesabaran, maka beliau menjawab, “dengan mekakan makanan
halal” (Thabaqat Al Hanabilah 1/219).
2.Mengikis keimanan pelakunya
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah peminum khamr, ketika ia meminum
khamr termasuk seorang mukmin" (HR Bukhari dan Muslim)
3.Tidak terkabulnya doa-doa
Rasulullah bersabda, “Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh rambutnya
kusut, mukanya berdebu menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan,
“Wahai Rabbku! Wahai Rabbku! Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan
dengan yang haram maka bagaimanakah akan diterimanya doa itu?" (HR
Muslim)
4.Tidak diterimanya amal ibadah oleh Allah SWT
Ibnu Abbas berkata bahwa Sa’ad bin Abi Waqash berkata kepada Nabi Muhammad
SAW, “ Ya Rasulullah, doakanlah aku agar menjadi orang yang dikabulkan
doa-doanya oleh Allah”. Apa jawaban Rasulullah, “Wahai Sa’ad perbaikilah
makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang
selalu dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang ada di tangan-Nya sungguh jika
ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan
diterima amalnya selama 40 hari dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari
hasil menipu dan riba, maka neraka lebih layak untuknya" (HR.
At-Thabrani)
Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu berkata,
“Allah tidak akan menerima shalat seseorang yang di dalam lambungnya terdapat
makanan haram.”
5. Mencampakkan pelakunya ke neraka
Rasulullah bersabda, “Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram kecuali
neraka lebih utama untuknya" (HR. At Tirmidzi)
6.Menyebabkan keturunannya rusak.
Sebaliknya, siapa yang mencukupkan diri dengan yang
halal maka Allah akan menjaga dan memberkahi keturunannya. Ibnu al-Munkadir
berkata, “Sesungguhnya Allah akan senantiasa menjaga anak dan cucu orang shalih
serta orang-orang disekitarnya dengan sebab dirinya. mereka senantiasa mendapat
perlindungan dan pengamanan dari Allah.”Wallahu Ta’ala A’lam.
Marilah kita membekali diri kita dengan pengetahuan yang memadai sekaligus
mewaspadai lingkungan sekitar kita dan asal usul harta dan makanan yang kita
makan dan nafkahkan pada keluarga, apalagi diakhir zaman seperti ini manusia
sudah hampir tidak menghiraukan lagi antara halal dan haram. Inilah yang telah
diisyaratkan oleh Rasulullah SAW :
“Akan ada suatu zaman, seseorang tidak akan lagi
peduli terhadap apa yang ia ambil apakah itu halal atau haram" (HR. Bukhari)
Janganlah dijadikan alasan bahwa kita tidak tahu, karena Allah telah
memerintahkan kepada kita untuk mencari ilmu dan berusaha sekuat tenaga menjaga
kita dan keluarga dari api neraka. Janganlah kesulitan membedakan halal dan
haram menjadi kendala, karena justru usaha kita ini akan membuahkan cinta Allah
SWT.
Ikhtitam
Wahb bin
Munabbih berkata,
العملُ
الصالحُ يبلغ الدعاء ، ثم تلا قوله تعالى : { إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ
الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُه }
“Amalan
sholeh akan memudahkan tersampainya (terkabulnya) do’a. Lalu beliau membaca
firman Allah Ta’ala, “Kepada-Nya-lah
naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya.”
(QS. Fathir: 10)
Dari ‘Umar,
ia berkata,
بالورع
عما حرَّم الله يقبلُ الله الدعاء والتسبيحَ
“Dengan
sikap waro’ (hati-hati) terhadap larangan Allah, Dia akan mudah mengabulkan
do’a dan memperkanankan tasbih (dzikir subhanallah).”
Dari Sahl
bin ‘Abdillah, ia berkata,
من
أكل الحلال أربعين يوماً أُجيبَت دعوتُه
“Barangsiapa
memakan makanan halal selama 40 hari, maka do’anya akan mudah dikabulkan.”
Semoga bermanfa'at,amiin.
Sumber:1.Al-Qur’an
Hadits 2.voa-islam.com 3.http://infoislamdaily.blogspot.com
4.http://rumaysho.com
Jakarta 19/1/2015
Produsen dan pengedar miras di negara demokrasi ini sejak JAman DahULu hingga Sekarang masih dibolehkan beroperasi. Sampai kapan yaa?? #mikir #Islam
BalasHapus