RUQIYAH SYAR'II ?
QS Al-Isra' 17:82
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
Artinya: Dan Kami turunkan dari Al
Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Hadits sahih riwayat
Ibnu Hibban dari Aisyah
عن عائشة رضي الله عنها أن رسول الله صلى الله عليه وسلم دخل عليها وامرأة تعالجها أو ترقيها فقال: عالجيها بكتاب الله
Artinya: Dari Aisyah, bahwasanya
Rasulullah suatu hari masuk ke rumahnya di mana seorang perempuan sedang
mengoabati atau memberinya jampi-jampi (ruqyah). Nabi bersabda: "Obati dia
dengan Al Quran."
Muqaddimah
Ruqyah adalah bacaan-bacaan yang diambil dari Al-Quran atau hadits yang digunakan untuk tujuan pengobatan, perlindungan diri dari gangguan jin dan setan serta untuk mencapai apa yang diinginkan baik perkara dunia atau akhirat.
Ruqyah berfungsi sebagai tawassul (perantara) untuk meminta sesuatu kepada Allah.
Muqaddimah
Ruqyah adalah bacaan-bacaan yang diambil dari Al-Quran atau hadits yang digunakan untuk tujuan pengobatan, perlindungan diri dari gangguan jin dan setan serta untuk mencapai apa yang diinginkan baik perkara dunia atau akhirat.
Ruqyah berfungsi sebagai tawassul (perantara) untuk meminta sesuatu kepada Allah.
Hadits Riwayat Abu Said Al-Khudri ra:
Artinya: Bahwa beberapa orangutan di ANTARA sahabat
Rasulullah SAW sedang berada hearts Perjalanan melewati shalat Satu Dari
Perkampungan Arab. Mereka Berharap DAPAT Menjadi
Tamu Penduduk kampung tersebut. Namun Ternyata Penduduk
kampung ITU TIDAK MENERIMA mau mereka. Tetapi ADA Yang menanyakan:
Apakah di ANTARA Kalian ADA Yang DAPAT menjampi? KARENA
kepala kampung terkena sengatan ATAU Terluka. Seorang
Dari para sahabat ITU Menjawab: Ya, ADA. Orang ITU Lalu mendatangi
kepala kampung Dan menjampinya DENGAN surat Al-Fatihah. Ternyata
kepala kampung ITU Sembuh Dan diberikanlah kepadanya beberapa ekor kambing.
Sahabat
ITU menolak untuk review menerimanya Dan Berkata: Aku akan menanyakannya PT
KARYA CIPTA PUTRA Kepada Kepada Nabi SAW. Dia
pun menemui Nabi SAW Pulang Dan menuturkan Peristiwa tersebut. Dia Berkata:
Ya Rasulullah! Demi Allah, aku Hanya
menjampi DENGAN surat Al-Fatihah. Mendengar penuturan ITU:
Rasulullah saw. Tersenyum Dan bersabda:
Tahukah Engkau bahwa Al-Fatihah ITU merupakan jampi? Kemudian
beliau melanjutkan: Ambillah Imbalan Dari mereka Dan sisihkan bagianku Bersama
Kalian. (HR Muslim)
Rasulullah saw
menyuruh Berobat ?
Rasulullah n pernah
memaparkan perihal berobat dalam beberapa haditsnya. Di antaranya:
1. Dari Jabir bin ‘Abdullah z, bahwa Rasulullah n bersabda:
1. Dari Jabir bin ‘Abdullah z, bahwa Rasulullah n bersabda:
“Setiap penyakit
pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan
sembuh dengan seizin Allah U.” (HR. Muslim)
2. Dari Abu Hurairah z, bahwa Rasulullah n bersabda:
2. Dari Abu Hurairah z, bahwa Rasulullah n bersabda:
“Tidaklah Allah
menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya.” (HR. Al-Bukhari
dan Muslim)
3. Dari Usamah bin Syarik z, bahwa beliau berkata:
3. Dari Usamah bin Syarik z, bahwa beliau berkata:
Aku pernah berada di
samping Rasulullah n. Lalu datanglah serombongan Arab dusun. Mereka bertanya,
“Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?” Beliau menjawab: “Iya, wahai para
hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah I tidaklah meletakkan sebuah penyakit
melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.” Mereka bertanya:
“Penyakit apa itu?” Beliau menjawab: “Penyakit tua.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari
dalam Al-Adabul Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi, beliau berkata
bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikhuna Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i menshahihkan
hadits ini dalam kitabnya Al-Jami’ Ash-Shahih mimma Laisa fish Shahihain,
4/486)
4. Dari Ibnu Mas’ud z, bahwa Rasulullah n bersabda:
4. Dari Ibnu Mas’ud z, bahwa Rasulullah n bersabda:
“Sesungguhnya Allah I
tidaklah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu
diketahui oleh orang yang bisa mengeta-huinya dan tidak diketahui oleh orang
yang tidak bisa mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, beliau
menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Al-Bushiri menshahihkan hadits
ini dalam Zawa`id-nya. Lihat takhrij Al-Arnauth atas Zadul Ma’ad, 4/12-13)
Tawassul dengan
al-Qur’an ?
Adapun dasar bolehnya
Al-Quran untuk tawassul meminta sesuatu atau meminta kesembuhan penyakit
sebagai berikut:
1. Hadits sahih riwayat Ahmad dari Imron bin Hushain, Nabi bersabda:
1. Hadits sahih riwayat Ahmad dari Imron bin Hushain, Nabi bersabda:
اقرؤوا القرآن وسلوا الله به قبل أن يأتي قوم يقرءون القرآن فيسألون به الناس
Artinya: Bacalah
Al-Quran dan bertawassul-lah pada Allah dengan bacaan tersebut sebelum suatu
kaum datang membaca Al Quran dan meminta pada manusia.
Maksudnya: boleh bertawassul kepada Allah dengan perantaraan baca Al-Quran, tidak boleh kepada sesama makhluk.
2. Hadits sahih riwayat Tirmidzi dari Imran bin Hushain Nabi bersabda:
Maksudnya: boleh bertawassul kepada Allah dengan perantaraan baca Al-Quran, tidak boleh kepada sesama makhluk.
2. Hadits sahih riwayat Tirmidzi dari Imran bin Hushain Nabi bersabda:
من قرأ القرآن فليسأل الله به، فإنه سيجيء أقوام يقرءون القرآن يسألون به الناس
Artinya: Barangsiapa
membaca Quran, maka mintalah pada Allah dengan bacaan tersebut. Akan datang
beberapa kaum yang membaca Al-Quran kemudian meminta pada manusia dengan
bacaannya itu.
Al-Mubarakpuri dalam kitab Tuhfadzul Ahwadzi menafsiri hadits di atas sebagai berikut:
Al-Mubarakpuri dalam kitab Tuhfadzul Ahwadzi menafsiri hadits di atas sebagai berikut:
فليسأل الله به أي فليطلب من الله تعالى بالقرآن ما شاء من أمور الدنيا والآخرة، أو المراد أنه إذا مر بآية رحمة فليسألها من الله تعالى، وإما أن يدعو الله عقيب القراءة بالأدعية المأثورة
Artinya: Dengan
bacaan Quran-nya itu seseorang hendaknya meminta pada Allah apapun yang dia mau
baik perkara dunia atau akhirat.
3. QS Al-Isra' 17:82
3. QS Al-Isra' 17:82
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
Artinya: Dan Kami
turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang
yang beriman.
4. Hadits sahih riwayat Ibnu Hibban dari Aisyah
4. Hadits sahih riwayat Ibnu Hibban dari Aisyah
عن عائشة رضي الله عنها أن رسول الله صلى الله عليه وسلم دخل عليها وامرأة تعالجها أو ترقيها فقال: عالجيها بكتاب الله
Artinya: Dari Aisyah,
bahwasanya Rasulullah suatu hari masuk ke rumahnya di mana seorang perempuan
sedang mengoabati atau memberinya jampi-jampi (ruqyah). Nabi bersabda:
"Obati dia dengan Al Quran."
5. Ibnu Muflih dalam kitabnya Al-Adabisy Syar'iyah menceritakan tentang kisah Shalih bin Ahmad putra Imam Ahmad bin Hanbal demikian:
5. Ibnu Muflih dalam kitabnya Al-Adabisy Syar'iyah menceritakan tentang kisah Shalih bin Ahmad putra Imam Ahmad bin Hanbal demikian:
ربما اعتللت فيأخذ أبي قدحاً فيه ماء، فيقرأ عليه، ويقول لي: اشرب منه، واغسل وجهك ويديك. ونقل عبد الله أنه رأى أباه (يعني أحمد بن حنبل) يعوذ في الماء، ويقرأ عليه ويشربه، ويصب على نفسه منه
Arti kesimpulan: Suau saat ketika saya sakit,
ayah saya--yaitu Ahmad bin Hanbali, pendiri madzhab Hanbali--mengambil sewadah
air kemudian membaca ayat Al-Quran di atas wadah itu dan berkata pada saya:
"Minumlah dan basuhlah wajah dan kedua tanganmu. Menurut Abdullah, dia
pernah melihat ayahnya --yaitu Ahmad bin Hanbal-- mengambil air memohon
perlindungan pada Allah kemudian membaca Al-Quran, kemudian meminum air itu dan
mengalirkan air itu pad` dirinya.
6. Hadits sahih riwayat Muslim: لا بأس بالرقى ما لم تكن شركاً
Artinya: Ruqyah itu boleh asal tidak mengandung syirik.
6. Hadits sahih riwayat Muslim: لا بأس بالرقى ما لم تكن شركاً
Artinya: Ruqyah itu boleh asal tidak mengandung syirik.
Beberapa bacaan ruqyah dan manfaatnya
yang berasal tuntunan Nabi Muhammad antara lain sebagai berikut:
1. Surat Al-Fatihah untuk penyembuhan orang sakit.
2. Berdasar hadits riwayat Bukhari, untuk menyembuhkan orang sakit, baca bacaan berikut:
1. Surat Al-Fatihah untuk penyembuhan orang sakit.
2. Berdasar hadits riwayat Bukhari, untuk menyembuhkan orang sakit, baca bacaan berikut:
بسم الله أُرْقِيكَ ِمن كُل شيء يُؤذِيك، وَمِن شَر كل نفس أو عين حاسد الله يشفيك، بسم الله أرقيك
Jika ada keluhan
sakit di salah satu badannya, letakkan tangan si sakit pada tempat yang sakit
dan baca: Bismillah 3x kemudian baca bacaan berikut 7x (berdasar hadits riwayat
Muslim):
أعوذ بعزة الله وقدرته من شر ما أجد وأحاذر
Ruqyah dapat
mengobati gangguan jin atau sihir dan penyakit fisik biasa.
3. Bacaan yang dapat melindungi seseorang dari sihir dan berbagai gangguan lain adalah:
- Ayat Kursi, Surat Al-Ikhlas, Surat An-Nas, Surat Al-Falaq -> baca setiap selesai shalat 5 waktu dan menjelang akan tidur.
- 2 ayat terakhir dari surat Al-Baqarah yaitu ayat 285 dan ayat 286 dibaca setiap malam. ِAyatnya sbb:
3. Bacaan yang dapat melindungi seseorang dari sihir dan berbagai gangguan lain adalah:
- Ayat Kursi, Surat Al-Ikhlas, Surat An-Nas, Surat Al-Falaq -> baca setiap selesai shalat 5 waktu dan menjelang akan tidur.
- 2 ayat terakhir dari surat Al-Baqarah yaitu ayat 285 dan ayat 286 dibaca setiap malam. ِAyatnya sbb:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِي
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Ruqiyah Syar’ii ?
Al-Hafizh Ibnu Hajar t berkata: “Para ulama
telah bersepakat tentang bolehnya ruqyah ketika terpenuhi tiga syarat:
1. Menggunakan Kalamullah atau nama-nama dan sifat-Nya.
2. Menggunakan lisan (bahasa) Arab atau yang selainnya, selama maknanya diketahui.
3. Meyakini bahwa ruqyah tidak berpengaruh dengan sendirinya, namun dengan sebab Dzat Allah I.
Mereka berselisih mengenai tiga hal di atas bila dijadikan sebagai syarat. Yang kuat adalah pendapat yang mengharuskan untuk memenuhi tiga syarat yang disebutkan.” (Fathul Bari, 10/237)
Dengan penjelasan di atas, berarti segala ruqyah yang tidak memenuhi tiga syarat itu tidak diperbolehkan. Jika kita rinci, ada tiga jenis ruqyah yang tidak diperbolehkan:
1. Ruqyah yang mengandung permo-honan bantuan dan perlindungan kepada selain Allah I.
Ruqyah-ruqyah seperti ini sering dipakai oleh para dukun, tukang sihir, dan paranormal. Mereka memohon bantuan dan perlindungan dengan menyebut nama-nama jin, malaikat, nabi, dan orang shalih. Terkadang mereka melakukan kesyirikan ini dengan kedok agama. Banyak orang awam yang terkecoh dengan penampilan sebagian mereka yang memakai atribut agama. Padahal ruqyah yang mereka lakukan dan ajarkan berbau mistik serta sarat dengan kesyirikan.
2. Ruqyah dengan bahasa ‘ajam (non Arab) atau sesuatu yang tidak dipahami maknanya.
Mayoritas ruqyah yang berbahasa ‘ajam mengandung penyebutan nama-nama jin, permintaan tolong kepada mereka, dan sumpah dengan nama orang yang meng-agungkannya. Oleh karena itu, para setan segera menyambut dan menaati orang yang membacanya. Keumuman ruqyah yang tersebar di tengah manusia dan tidak menggunakan bahasa Arab banyak mengandung syirik. Demikian yang ditegaskan oleh Syaikhul Islam. (Lihat Majmu’ Al-Fatawa, 19/13-16)
Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami berkata: “Adapun ruqyah yang tidak memakai lafadz-lafadz Arab, tidak diketahui maknanya, tidak masyhur, dan tidak didapatkan dalam syariat sama sekali, maka bukanlah perkara yang datang dari Allah I dan tidaklah berada dalam naungan Al-Quran dan As-Sunnah.
1. Menggunakan Kalamullah atau nama-nama dan sifat-Nya.
2. Menggunakan lisan (bahasa) Arab atau yang selainnya, selama maknanya diketahui.
3. Meyakini bahwa ruqyah tidak berpengaruh dengan sendirinya, namun dengan sebab Dzat Allah I.
Mereka berselisih mengenai tiga hal di atas bila dijadikan sebagai syarat. Yang kuat adalah pendapat yang mengharuskan untuk memenuhi tiga syarat yang disebutkan.” (Fathul Bari, 10/237)
Dengan penjelasan di atas, berarti segala ruqyah yang tidak memenuhi tiga syarat itu tidak diperbolehkan. Jika kita rinci, ada tiga jenis ruqyah yang tidak diperbolehkan:
1. Ruqyah yang mengandung permo-honan bantuan dan perlindungan kepada selain Allah I.
Ruqyah-ruqyah seperti ini sering dipakai oleh para dukun, tukang sihir, dan paranormal. Mereka memohon bantuan dan perlindungan dengan menyebut nama-nama jin, malaikat, nabi, dan orang shalih. Terkadang mereka melakukan kesyirikan ini dengan kedok agama. Banyak orang awam yang terkecoh dengan penampilan sebagian mereka yang memakai atribut agama. Padahal ruqyah yang mereka lakukan dan ajarkan berbau mistik serta sarat dengan kesyirikan.
2. Ruqyah dengan bahasa ‘ajam (non Arab) atau sesuatu yang tidak dipahami maknanya.
Mayoritas ruqyah yang berbahasa ‘ajam mengandung penyebutan nama-nama jin, permintaan tolong kepada mereka, dan sumpah dengan nama orang yang meng-agungkannya. Oleh karena itu, para setan segera menyambut dan menaati orang yang membacanya. Keumuman ruqyah yang tersebar di tengah manusia dan tidak menggunakan bahasa Arab banyak mengandung syirik. Demikian yang ditegaskan oleh Syaikhul Islam. (Lihat Majmu’ Al-Fatawa, 19/13-16)
Asy-Syaikh Hafizh Al-Hakami berkata: “Adapun ruqyah yang tidak memakai lafadz-lafadz Arab, tidak diketahui maknanya, tidak masyhur, dan tidak didapatkan dalam syariat sama sekali, maka bukanlah perkara yang datang dari Allah I dan tidaklah berada dalam naungan Al-Quran dan As-Sunnah.
Hukum Ruqiyah ?
Berikut Pendapat ulama Mengenai hukum melakukan ruqyah,
Yaitu:
1.Imam Nawawi mengatakan:
"Mustahab (dianjurkan) dibaca al-Fatihah orang Yang kena sengatan Dan orangutan sakit"
2.Sayyed 'Alawi al-Saqaf Berkata:
"Mustahab (dianjurkan) ruqyah Dan TIDAK Khusus Serta TIDAK tergantung Hanya Kepada orang sakit, khilaf DENGAN Yang berpendapat syaz. Yang LEBIH Afdhal Adalah ruqyah DENGAN Yang warid, kemudian DENGAN ucapan ta'awuz, KARENA kandungannya Minta Perlindungan Dari Segala HAL-HAL Yang TIDAK Menyukai SECARA global yang Dan rinci ".
1.Imam Nawawi mengatakan:
"Mustahab (dianjurkan) dibaca al-Fatihah orang Yang kena sengatan Dan orangutan sakit"
2.Sayyed 'Alawi al-Saqaf Berkata:
"Mustahab (dianjurkan) ruqyah Dan TIDAK Khusus Serta TIDAK tergantung Hanya Kepada orang sakit, khilaf DENGAN Yang berpendapat syaz. Yang LEBIH Afdhal Adalah ruqyah DENGAN Yang warid, kemudian DENGAN ucapan ta'awuz, KARENA kandungannya Minta Perlindungan Dari Segala HAL-HAL Yang TIDAK Menyukai SECARA global yang Dan rinci ".
Ruqiyah Nabi saw ?
Adapun doa-doa yang dibaca oleh Rasulullah n untuk
meruqyah juga merupakan
pengobatan yang mujarab. Rasulullah n memiliki kata-kata yang ringkas dan padat
(jawami’ul kalim) sehingga doa-doa yang beliau baca benar-benar barakah
Mengenai
doa-doa yang kami maksud adalah sebagai berikut:
1. Dari Anas bin Malik z bahwa beliau berkata kepada Tsabit Al-Bunani: “Maukah engkau aku ruqyah dengan ruqyah Rasulullah n?” Tsabit menjawab: “Ya”. Maka Anas membaca:
1. Dari Anas bin Malik z bahwa beliau berkata kepada Tsabit Al-Bunani: “Maukah engkau aku ruqyah dengan ruqyah Rasulullah n?” Tsabit menjawab: “Ya”. Maka Anas membaca:
“Ya Allah,
Rabb sekalian manusia, yang menghilangkan segala petaka, sembuhkanlah,
Engkaulah Yang Maha Penyembuh, tak ada yang bisa menyembuhkan kecuali Engkau,
sebuah kesembuhan yang tidak meninggal-kan penyakit.” (HR. Al-Bukhari)
Dalam riwayat lain dari ‘Aisyah x, beliau berkata: “Dahulu bila salah seorang dari kami mengeluhkan rasa sakit maka beliau n mengusapnya dengan tangan kanan beliau dan membaca:
Dalam riwayat lain dari ‘Aisyah x, beliau berkata: “Dahulu bila salah seorang dari kami mengeluhkan rasa sakit maka beliau n mengusapnya dengan tangan kanan beliau dan membaca:
“Ya Allah,
Rabb sekalian manusia, hilangkanlah petakanya dan sembuhkanlah dia, Engkaulah
Yang Maha Penyembuh, tak ada yang menyembuhkan kecuali Engkau, sebuah
penyembuhan yang tidak meninggal-kan penyakit.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Dari ‘Aisyah x, bahwa beliau berkata: “Dahulu Rasulullah n meruqyah dengan membaca:
2. Dari ‘Aisyah x, bahwa beliau berkata: “Dahulu Rasulullah n meruqyah dengan membaca:
“Hapuslah
petakanya, wahai Rabb sekalian manusia. Di tangan-Mu seluruh penyembuhan, tak
ada yang menyingkap untuknya kecuali Engkau.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
3. Dari ‘Aisyah x, bahwa beliau berkata: “Dahulu Rasulullah n bila meruqyah beliau membaca:
3. Dari ‘Aisyah x, bahwa beliau berkata: “Dahulu Rasulullah n bila meruqyah beliau membaca:
“Dengan nama
Allah. Tanah bumi kami dan air ludah sebagian kami, semoga disembuhkan
dengannya orang yang sakit di antara kami, dengan seizin Rabb kami.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
4. Dari Abu Al-‘Ash Ats-Tsaqafi z, bahwa beliau mengeluhkan sakit yang dirasakannya di tubuhnya semenjak masuk Islam kepada Rasulullah n. Rasulullah n bersabda kepadanya:
4. Dari Abu Al-‘Ash Ats-Tsaqafi z, bahwa beliau mengeluhkan sakit yang dirasakannya di tubuhnya semenjak masuk Islam kepada Rasulullah n. Rasulullah n bersabda kepadanya:
“Letakkanlah
tanganmu pada tempat yang sakit dari tubuhmu dan ucapkanlah, ‘Bismillah (Dengan
nama Allah)’ sebanyak tiga kali. Lalu ucapkanlah:
‘Aku berlindung
kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari keburukan sesuatu yang kurasakan dan
kuhindarkan,’ sebanyak tujuh kali.” (HR. Muslim)
5. Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas c, dari Nabi n, bahwa beliau bersabda:
5. Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas c, dari Nabi n, bahwa beliau bersabda:
“Barangsiapa
mengunjungi orang sakit selama belum datang ajalnya, lalu dia bacakan di
sisinya sebanyak tujuh kali:
‘Aku memohon
kepada Allah Yang Maha Agung, Pemilik ‘Arsy yang besar, semoga menyembuhkanmu,’
niscaya Allah akan menyembuhkannya dari penyakit itu.” (HR. Abu Dawud,
At-Turmudzi, dan dihasankan oleh Al-Hafizh dalam Takhrij Al-Adzkar)
6. Dari Sa’d bin Abi Waqqash z, beliau berkata: “Nabi n mengunjungiku (ketika aku sakit) dan beliau membaca:
6. Dari Sa’d bin Abi Waqqash z, beliau berkata: “Nabi n mengunjungiku (ketika aku sakit) dan beliau membaca:
“Ya Allah,
sembuhkanlah Sa’d.Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d. Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d.”
(HR. Muslim)
Sumber:1.http://asysyariah.com
2.http://kitab-kuneng.blogspot.co.id
3.http://www.alkhoirot.net
Jakarta 10/12/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar