Rabu, 16 Desember 2015

HIDUP BAHAGIA AKHIRAT





HIDUP MENITI JALAN YANG BENAR ?


قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya iti dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَتَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَالِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (QS. Al An’aam: 153)
Muqaddimah
SIAPA yang tidak ingin hidup bahagia di dunia? Seluruh manusia tentu sangat mendambakannya. Tetapi, sebagai Muslim, tentu saja tidak sekedar berharap bahagia di dunia, tetapi juga mulia di akhirat. Inilah harapan terdalam dari sanubari setiap insan beriman.
Akan tetapi, di era yang umat Islam terhegemoni oleh peradaban materialisme, tidak sedikit dari kalangan umat Islam yang mengalami disorientasi, sehingga iman di dadanya tidak lebih dari sekedar penguatan ritual semata. Belum sampai pada penguatan iman yang sesungguhnya, yakni bagaimana sejatinya hidup di dunia ini yang sesuai dengan tuntunan-Nya.
Jika memang sama-sama memiliki keinginan hidup bahagia di dunia dan mulia di akhirat, tidak mungkin seorang Muslim akan bertindak ceroboh atau gegabah dalam kehidupan sehari-harinya. Apalagi sampai melukai atau menjatuhkan orang lain dengan maksud-maksud yang tidak semestinya.
Akhirat yang Utama ?
Al-Qur’an telah memberikan bukti sejarah akan hal tersebut. Bagaimana orang yang berkuasa dan kaya ternyata harus mati dalam kondisi mengenaskan lagi terhina. Termasuk kehidupan kaum-kaum terdahulu, yang sangat gagah, canggih, modern, tetapi akhirnya binasa seketika.
Jelas, mereka memiliki kekuatan materi di dunia, tetapi mereka tidak bahagia. Sebaliknya, para Nabi dan Rasul, kecuali Nabi Sulaeman Alayhissalam, seluruhnya hidup biasa-biasa saja. Namun, mereka sangat bahagia. Bahkan Allah menyebut mereka semua yang mulia itu sebagai orang-orang yang beruntung. Mengapa demikian?
Ternyata hal ini Rasulullah Shallallahu Alayhi wasallam terangkan dalam satu haditsnya. “Barangsiapa yang kehidupan akhirat menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah akan meletakkan rasa cukup di dalam hatinya dan menghimpun semua urusan untuknya serta datanglah dunia kepadanya dengan hina. Barangsiapa yangkehidupan dunia menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah meletakkan kefakiran di hadapan kedua matanya dan menceraiberaikan urusannya dan dunia tidak bakal datang kepadanya, kecuali sekedar yang telah ditetapkan untuknya.” (HR. Tirmidzi).
Bahagia Dunia dan Akhirat ?
" Demi masa sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali orang yang beriman dan beramal soleh dan mereka pula, berpesan-pesan dengan kebenaran dan berpesan-pesan dengan kesabaran." (QS.al-"Asr: 1 - 3)
Untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, maka perlulah kita memiliki Iman yang teguh, dan amalan soleh, serta saling berpesan kepada kebenaran dan kesabaran.
Iman ialah keyakinan teguh, kepada Allah S.W.T. dan Rasulnya, sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran :
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, hanyalah orang yang percaya kepada Allah dan RasulNya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (QS al-Hujurat  :15)
Allah berfirman yang maksudnya: "Sesungguhnya manusia itu dalam kerugiaan, kecuali orang yang beriman dan beramal soleh,  dan mereka pula saling berpesan-pesan dengan kebenaran dan dan berpesan-pesan dengan kesabaran." (Qs.al-'Asr :1 - 3)
Amal soleh ialah ialah perbuatan manusia yang sesuai dengan petunjuk Allah S.W.T. Amal soleh adalah kesempurnaan iman seseorang.
Menegakkan kebenaran, didunia ini banyak amal perbuatan keji dan zalim, dilakukan oleh manusia, oleh itu perlulah ada orang-orang yang terus berusaha untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.
Menegakkan kesabaran. Sudah tentu dalam usaha untuk menegakkan kebenaran maka kita akan menghadapi berbagai halangan dan rintangan, hanya mereka yang sabar saja yang akan memperoleh kejayaan.
Jika di antara kita yang bertanya-tanya bagaimanakah cara untuk menjadi orang yang berbahagia, maka Alloh sudah memberikan jawabannya dengan firman-Nya,
ٌّفَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلاَ يَضِلُّ وَلاَيَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thoha: 123-124)
Dan juga dalam firman-Nya,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)
Ulama’ salaf yang lain mengatakan, “Aku berusaha memaksa diriku untuk bisa sholat malam selama setahun lamanya dan aku bisa melihat usahaku ini yaitu mudah bangun malam selama 20 tahun lamanya.”
Ikhtitam
Imam Ibnul Qoyyim bercerita bahwa, “Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: ‘Sesungguhnya dalam dunia ini ada surga. Barang siapa belum pernah memasukinya maka dia tidak akan memasuki surga diakhirat kelak.’” Wallahu a’laam.

Sumber:1.https://muslim.or.id
2.http://www.shiar-islam.com
3.http://www.hidayatullah.com
Jakarta 16/12/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Majelis Ulama Indonesia

Dunia Islam

Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan

Total Tayangan Halaman